Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Shalat dalam perspektif Kesehatan dan hikmahnya

Disusun oleh:
Nadia
Putri Amaliyah (3119038)
Rahman Sidiq M (3119031)
201 A
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2019
Kata Pengatar
I. Latar Belakang
Salat merupakan kewajiban yang dilakukan umat muslim setiap hari lima waktu sehari sebagai wujud
rasa syukur dan keimanan kepada Allah SWT. yang merupakan tiang agama, termasuk rukun Islam yang
lima. Dalam istilah fikih salat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Hidayatullah, 2000: 635). Mengapa Allahu Akbar, artinya di
dunia ini tidak ada yang maha besar kecuali Allah. Ruku’ intiqal, semoga Allah mendengar doa-doa kita.
Allahu Akbar selalu dibaca dalam setiap perpindahan gerakan salat. Salat menjadi kebutuhan apaila
diketahui manfaat apa yang diperoleh dengan menegakkan salat itu. Dalam hukum Islam diketahui
bahwa salat merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salat merupakan pernyataan rasa
syukur yang mendalam atas segala karunia dan rahmat Allah SWT. dengan salat dapat mendeklarasikan
sebagai makhluk ciptaan Allah yang tunduk dan taat pada setiap perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya Perintah salat dan sekaligus hikmah yang dikandung di dalamnya terdapat pada firman Allah SWT.
Dalam QS. QS al-Ankabut.29: 45.

II. Rumusan masalah


Mengetahaui Apa yang di maksud dengan shalat

Apa manfaat shalat

Bagaimana tinjauan maqasid al-Syariah terhadap salat dan kesehatan

III. Tujuan
1. Pengertian Shalat
Shalat berasal dari bahasa arab yang artinnya ''do'a''. Sedangkan menurut isltilah shalat adalah
ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan mengucap salam
dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan perbuatan yang termasuk rukun
sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk mendekatkan hamba dengan
Penciptannya.
 
Berbagai dalil Mengenai Solat

Artinya : Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. Surah Taha [20:14]
Dalam surat Taha (20:14) tersebut menjelaskan bahwa tujuan sholat adalah agar setiap hambanya
senangtiasa selalu berdzikir kepada Allah. Arti berdzikir disini adalah selalu mengingat Allah
dimanapun dan kapanpun. Seperti ketika kita takbir membaca '' Allahuakbar'' yang beratri Allah
maha besar menjelaskan tentang keagungan Allah. Ketika hati kita selalu mengingat Allah
membuat jiwa kita menjadi tenang dan tentram.
Allah berfirman:

Artinya : Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain).
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surah Al-'Ankabut [29:45]
Sedangkan dalam surat Al Ankabut (29:45) menyebutkan bahwa sholat mampu menghindarkan
kita dari perbuatan keji dan mungkar. Dalam ayat tersebut berarti jika sholat kita baik, benar dan
khusyuk, hal tersebut membuat nurani kita paham akan segala larangan yang diperintahkan
untuk tidak dilakukan yang bisa disebut dengan kualitas ketaqwaan seseorang. Karena kualitas
ketaqwaan seseorang akan selalu menjaga hati, lisan dan perbuatan dari niat menyakiti dan
mendzalimi seseorang.
Dasar Hukum Sholat Wajib dan Sunah
Sholat adalah kewajiban kita sebagai manusia kepada Tuhan penciptanNya, dan pada dasarnya
manusia yang membutuhkan Ibadah Sholat. Yang jikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan mendapat dosa. Pahala sholat akan lebih banyak jika dikerjakan berjamaah daripada
sendirian. Kewajiban ini menjadi pondasi seperti tiang. Jika tiangnya roboh maka seluruh amalan
kita juga tidak sempurna.
Artinya :Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(QS. Adz Dzariyat: 56)
Sholat Wajib
Sholat adalah kewajiban yang mempunyai hukum wajib dan sunah tergantung jenis sholatnya.
Solat yang termasuk fardu ada dua yaitu fardu ain yaitu sholat yang wajib dikerjakan dan tidak
boleh digantikan oleh orang lain seperti sholat 5 waktu dan sholat jum'at bagi laki-laki sedangkan
fardu kifayah adalah sholat yang wajib dikerjakan dan tidak berkaitan dengan dirinnya seperti
solat jenazah. Sholat Wajib ada 5 yaitu ; Sholat Subuh, Sholat Dzuhur, Sholat Ashar, Sholat
Magrib, Sholat Isya.
Sholat Sunah
Sedangkan sholat sunah adalah sholat yang dianjurkan jika dikerjakan mendapat pahala jika
ditinggalkan tidak berdosa. Contoh Sholat sunah yang biasanya dilakukan setiap hari yaitu
Sholat Dhuha, Sholat Tahajud dll. Sholat sunah ada dua yaitu sunah muakkad yaitu sholat yang
dianjurkan dengan penekanan kuat seperti sholat di hari raya idul fitri dan idul adha sedangkan
sholat sunah ghairu muakkad adalah solat yang dianjurkan tetapi tidak dengan penekanan kuat
seperti sholat rawatib.
 
Macam-Macam Shalat
1. Shalat Fardu (Shalat Lima Waktu)

Adapun waktu bagi masing-masing shalat yang 5 waktu tersebut (Fiqih Islam. 2001: 61-62)
adalah sebagai beikut:
1. Shalat Dzuhur. Awal waktunya adalah setelah tergelincir matahari dari pertengaahan langit.
Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya selain dari
bayang-bayang ketika matahari menonggak (tepat diatas ubun-ubun).
2. Shalat Ashar. Waktunya dimulai dari habisnya waktu dzuhur; bayang-bayang sesuatu lebih
dari pada panjangnya selain dari bayang-bayang ketika matahari sedang menonggak, sampai
terbenam matahari.
3. Shalat Maghrib. Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq (mega) merah.
4. Shalat Isya. Waktinya mulai dari terbenamnya syafaq merah (sehabis waktu maghrib) sampai
terbit fajar kedua
5. Shalat Shubuh. Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.
b. Syarat wajib shalat 5 waktu

o Islam
o Suci dari haid (Kotoran dan nifas)
o Berakal
o Baligh
o Telah sampai dakwah (perintah rasul kepadanya)
o Melihat atau Mendengar
o erjaga (tidak tidur dan tidak lupa)

c.Syarat Sah Shalat

o Suci dari hadats besar dan hadats kecil


o Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
o Menutup aurat
o Mengetahui masuknya waktu shalat
o Menghadap ke kiblat (ka'bah)

d. Rukun Shalat

o Niat
o Berdiri bagi yang mamapu
o Takbiratul ihram
o Membaca surat Fatihah
o Ruku serta tuma'ninah
o I'tidal serta tuma'ninah
o -Sujud dua kali dengan tuma'ninah
o Duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah
o Duduk akhir
o Membaca Tasyahd akhir
o Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad
o Memberi salam yang pertama (kanan)
o Menertibkan rukun

e. Hal-hal yang membatalkan Shalat

1) Meninggalkan salah satu rukun


2) Meninggalkan salah satu syarat
3) Sengaja berbicara
4) Banyak bergerak
5) Makan dan minum

f. Niat dalam shalat


Shalat (Fiqih Niat. 2006: 260) merupakan ibadah yang tidak bisa di nalar dan para Ulama telah
menyepakati atas kewajiban ibadah ini.
Tidak sedikit Ulama yang mengatakan secara ijma' tentang kewajiban niat dalam shalat. Mereka tidak
membedakan antara shalat fardhu dengan shalat lainnya., bahkan niat di wajibkan dalam sujud tilawah
dan sujud syukur karena kedua sujud tersebut merupakan suatu ibadah.
Ada yang berpendapat bahwa shalat berbeda bentuknya dengan amalan biasa dan ibadah lain, lalu
kenapa juga harus memakai niat?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah niat dalam shalat bukanlah untuk membedakan shalat dengan
kebiasaan atau ibadah yang lain, namun untuk membedakan jenis shalat antara shalat fardhu dan shalat
tidak fardhu.
Imam syafi'i mengatakan bahwa Allah mewajibkan shalat, ada shalat fardhu dan ada shalat tidak fardhu,
Allah berfirman,
" dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."(al-Israa': 79)

Niat berfungsi untuk membedakan jenis shalat dan tingkatan shalat tersebut, sehingga shalat dngan
memakai niatlah yang di terima olah Allah.
2. Shalat Sunnah
shalat fardhu itu adalah agar menjadi penambah shalat fardhu yang mungkin kurang tanpa di sengaja
seperti kurang adabnya dan shalat sunnah sebelum shalat fardhu agar lebih konsentrasi dalam
memasuki shalat fardhu itu dengan hati yang lapang mengerjakannya dan siap menghadapinya.
Sengaja di syariatkan shalat sunnat juga ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada
shalat-shalat fardhu, juga karena shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-
ibadah lain.
Dari Abu Hurairah r.a. diceritakan bahwa Nabi SAW bersabda, yang artinya:
"sesungguhnya yang pertama-tama akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat atu
ialah shalat. Tuhan berfirman kepada Malaikat, sedangkan Ia adalah Maha Lebih Mengetahui:
"periksalah shalat hamba-Ku, cukupkah atau rangkah?" maka jiakalau terdapat cukup, dicatatlah cukup.
Tetapi jikalau terdapat kekerangan, tuhan berfirman pula; "periksalah lagi, apakah hambah-Ku itu
mempunyai amalan shalat sunnah ? Jikalau terdapat ada shalat sunahnya, lalu tuhan berfirman lagi: '
cukupkanlah kekurangan shalat fard hambahku itu dengan shalat sunnahnya" selanjutnya
diperhitungkanlah amal pebuatan itu menurut cara demikian".

Macam-macam Shalat Sunnah:

A Shalat 'Idain
Shalat 'idain (Shalat dua hari Raya) termasuk sunah muakadah yang disyari'atkan berdasarkan al qur'an,
as-sunnah, dan ijma'. Dalil al-Qur'an dapat dijumpai dalam Q.S Al Kautsar ayat 2 yang artinya:" maka
dirikanlah shalat, karena tuhanmu; dan berkorbanlah."

Hadits Nabi Saw.:


Artinya: Dari Aisyah r.a. dia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda : Fithri itu ialah hari orang-orang berbuka
puasa dan Adha itu ialah hari orang-orang berqurban. (H.R.At Turmudziy)
Dalam Hadits tersebut terkandung dalil bahwa yang perlu di perhatikan dalam penetapan hari raya itu
ialah kesepakatan orang banyak dan orang yang hanya sendirian mengetahui Hari raya dengan melihat
Bulan, harus atasnya di cocokkan dengan oranglain dan dia harus mengikuti keputusan orang banyak
dalam penentuan shalat Hari raya, berbuka dan berkurban. (Terjemahan Subulus salam. 1991: 259)
Pelaksanaan shalat 'Idain (Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 48) ini, menrut kesepakan ulama,
dituntut secara berjama'ah. Abu Hanifah dan ulama lainnya mengatakan tuntutan melakukan shalat 'id
hanya ditunjukan kepada orang yang bertempat tinggal di kota. Namun, menurut Syafi'i, tuntutan itu
berlaku secara luas, meliputi orang musafir, perempuan dan budak bahkan orang yang sedirian. Waktu
shalat 'id itu sejak matahari sampai kepada waktu zawal, dan sebaiknya dilaksanakan setelah matahari
naik setinggi tombak.
B. Shalat Istisqa
Shalat istisqa (Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 49) dilakukan dalam rangka memohon turunnya
hujan. Ulama sepakat, bila kebutuhan akan air menjadi sulit karena lama tidak turun hujan, disunahkan
melakukan istisqa, pergi keluar kota, berdo'a, memohon agar Allah menurunkan hujan. Mayoritas
mereka memasukan shalat sebagai istisqa dari upacara istisqa itu, namun Abu Hanifah tidak
memandang demikian.Hukum shalat Istisqa adalah sunnah muakkad, yaitu apabila shalat itu
dilaksanakan ketika membutuhkan air, dengan tata cara- tata caranya. ( Fiqih empat Madzhab. 1994:
318) Dalam kitab "al hudan nabawiy" telah dihitung macam-macam cara nabi saw, melakukan minta
hujan itu.
Pertama : keluarnya Nabi saw. menuju tempat shalatnya dan khutbahnya sambil memohon.
Kedua : beliau meminta hujan itu pada hari jum'at di atas mimbar sewaktu tengah khutbahnya.
Ketiga : beliau berdo'a minta hujan di atas mimbar di madinah, dengan do'a minta hujan saja bukan
pada hari jum'at tanpa melakukan shalat meminta hujan.
Keempat : bahwa beliau meminta hujan sewaktu beliau duduk dalam mesjid, beliau mengangkat
tangannya sambil berdo'a kepada Allah SWT.
Kelima : bahwa nabi saw. Pernah berdo'a minta hujan itu dengan duduk pada batu licin dekat zaura
(nama tempat yang menjadi pasar pada masa utsman) yaitu suatu tempat di luar pintu mesjid
Keenam : beliau pernah berdo'a minta hujan pada suatu peperangan, karena sumber mata air sudah
dahulu dikuasai oleh kafir musyrik (musuhnya). Lalu mulai saat itu juga pada daerah yang dikuasai Nabi
saw. diturunkan hujan. (Terjemahan Subulus salam. 1991: 316)

C. Shalat Tahiyat masjid


Orang yang masuk masjid disunatkan melakukan salat dua raka'at, sebelum duduk, sebagai
penghormatan (tahiyat) masjid, sesuai hadits Nabi:" jika seseorang diantara kamu datang ke masjid,
maka hendaklah ia melakukan shalat dua raka'at.'' Tatapi, jika ia masuk ketika shalat jama'ah akan
dimulai, ia tidak di tuntut lagi melakukannya. Lagipula, penghormatan terhadap masjid itu telah tercapai
dengan melekukan shalat wajib tersebut.
Jika seseorang masuk ke masjid pada hari jum'at ketika Imam sedang menyampaikan khotbah,
hendaklah ia melakukan shalat tahiyatul masjid dengan ringkas. Dalam suatu riwayat dikatakan:" apabila
seseorang diantara kamu datang ketika Imam sedang berkhotbah, maka hendaklah ia shalat dua raka'at,
dan hendaklah ia melakukannya dengan ringkas." (Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 50)
Sabda Rasulullah Saw:

Dari Abu Qatadah, "Rasulullah Saw. Berkata, 'Apabila salah seorang diantara kamu masuk ke mesjid,
maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat dahulu'." (Riwayat Bukhari dan Muslim) dalam (Fiqih
Islam. 2001: 146)
D. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha ialah shalat sunnat dua rakaat atau lebih. Sebanyak-banyaknya dua belas rakaat. Shalat ini
dikerjakan ketika waktu dhuha, yaitu waktu matahari naik setinggi tombak yaitu kira-kira pukul 8 atau
pukul 9 sampai tergelincir matahari.
E. Shalat Tahajud
Shalat sunnah tahajud utama dilakukan pada waktu malam setelah tidur terlebih dahulu. Keutamaan ini
terkait dengan beratnya melakukan shalat setelah tidur dan juga terkait dengan pelaksanaannya pada
saat manusia sedang tidur dan lalai mengingat Allah. Waktu yang terbaik baginya pada akhir malam
sesuai dengan ayat 17-18 dari Surat Al-dzariyyat." Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di
akhir malam-malam mereka memohon (kepada Allah)."
Bila malam dibagi tiga, maka sepertiga bagian setelah tengah malam merupakan waktu terbaik.
Sebagaimana diriwayatlkan Umar bahwa shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Nabi Daud. Ia
tidur sepuluh malam, kemudin bangkit berdiri (shalat) sepertiganya, dan tidur lagi seperenamnya.
(Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 49)
Sabda Rasulluh Saw.:

Dari Abu Hurairah, tatkala Nabi Saw. Ditanya orang,' Apakah shalat yang lebih utama selain dari shalat
fardhu yang lima?' Jawab Beliau," Shalat pada waktu tengah malam." (Riwayat Muslim dan lainnya)
dalam ( Fiqih islam. 2001: 148)

F. Shalat Rawatib

Shalat Sunnah Rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Seluruh
shalat sunnah rawatib ini ada 22 raka'at, yaitu:
a) 2 raka'at sebelum shalat shubuh (sebelum shalat shubuh tidak ada sunnah ba'diyah)
b) 2 raka'at sebelum shalat zhuhur, 2 atau 4 ra'kaat sesudah shalat dzuhur)
c) 2 raka'at atau 4 raka'at sebelum shalat ashar (sesudah shalat ashar tidak ada sunnah ba'diyah)
d) 2 raka'at sesudah shalat maghrib
e) 2 raka'at sebelum shalat isya
f) 2 raka'at sesudah shalat isya
Di antara shalat-shalat tersebut ada yang di namakan "sunnah muakkad" artinya sunnah yang sangat
kuat, yaitu:
a) 2 raka'at sebelum shalat dzuhur, dengan niatnya:
Artinya:
" aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua raka'at karena Allah Ta'ala. Allahu akbar."
b) 2 raka'at sesudah dzuhur
c) 2 raka'at sebelum ashar
d) 2 raka'at sesudah maghrib
e) 2 raka'at sebelum isya
f) 2 raka'at sesudah isya
Shalat-shalat tersebut, yang dikerjakan sebelum shalat fardhu dinamakan "Qabliyyah", dan yang
dikerjakan sesudah shalat fardhu dinamakan "Ba'diyyah".
Ketentuan-ketetuan shalat Rawatib:
a) Niatnya menurut macam shalatnya
b) Tidak dengan adzan dan iqamah
c) Dikerjakan tidak dengan berjama'ah
d) Bacaannya tidak dinyaringkan
e) Jika lebih dari dua raka'at, tiap-tiap dua raka'at satu salam
f) Diutamakan sebaiknya tempat mengerjakan pindah bergeser sedikit dari tempat shalat fardhu yang
baru dikerjakan. (Risalah Tuntunan shalat lengkap. 2011: 80-83)
2. Pengertian Kesehatan.

Jurnal Khatulistiwa – Journal of Islamic Studies Volume 6 Nomor 1 Maret 2016 [ 78 ] Kesehatan dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan saniter yang mempunyai makna berkaitan dengan usaha perbaikan
kesehatan, berkenaan dengan kesehatan. Ilmu kesehatan merupakan cara untuk mendapatkan
informasi tentang metode, sistimatika, pengamatan dan penyampaian mengenai suatu hal yang terkait
dengan status kesehatan. Kesehatan adalah suatu rangkaian proses yang saling terkait antara satu
dengan yang lainnya. Namun dimaksudkan saling terkait disini adalah keterkaitan antara salat dan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai