Anda di halaman 1dari 11

Nama: Luluk mufidatur rohmah

NIM : 52.17.2115

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah genetika disebut juga ilmu keturunana. Ilmu genetika adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada keturunannya. Serta variasi yang
mungkin timbul didalamnya.

Ilmu genetika tidak cocok disebut sebagai ilmu kebakaan, karena :

 Sifat gen (keturunan) tidak bersifat baka


 Gen selalu mengalami perubahan, baik berangsur atau mendadak. Manfaat genetika
adalah dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita serta makhluk hidup yang berada
dilingkungan kita.

Ilmu genetika dapat digunakan sebagai :

 Ilmu pengetahuan murni, tetapi harus ditunjang oleh ilmu dasar lainnya seperti
kimia,fisika, dan biologi
 Ilmu pengetahuan terapan, banyak menunjang bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan
kebutuhan masyarakat seperti : kedokteran hewan dan peternakan, pertanian,psikologi
dan antropologi.

Seiring perkembangan teknologi, hal ini semakin menarik untuk dibahas. Sehingga tidak
sedikit ilmuan yang mau mengembangkan ilmu Genetika ini. Dan pada akhirnya munculah hal –
hal baru yang berasal dari ilmu genetika. Sering perkembangan zaman dan teknologi, ilmu
tersebut sudah bisa menentukan keturunan siapakah kita ini dan bagaimana keturunan kita kelak.
Bahkan karena kemajuan teknologi tersebut, tanpa adanya proses pembuahan pun bisa
melahirkan individu baru yang diinginkan dengan proses bayi tabung atau kloning yang sudah
sering kita dengar.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana Pengertian genetika?
1.2.2 Bagaimana Fungsi genetika?
1.2.3 Bagaimana Penurunan sifat (hereditas)?
1.2.4 Bagaimana Cara beternak lovebird sesuai ilmu genetika dasar?
1.2.5 Bagaimana Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian genetika.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi genetika.
1.3.3 Untuk mengetahui Penurunan sifat (hereditas).
1.3.4 Untuk mengetahui Cara beternak lovebird sesuai ilmu genetika dasar.
1.3.5 Untuk mengetahui Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian genetika


Genetika berasal dari Bahasa Latin GENOS yang berarti suku bangsa atau asal usul.
Genetika berarti ilmu yang mempelajari bagaimana sifat keturunan ( hereditas ) yang di wariskan
kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya (keturunan). Menurut sumber
lainnya, Genetika berasal dari Bahasa Yunani GENNO yang berarti melahirkan. Kesimpulannya
berarti genetika adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat
dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).

2.2 Fungsi genetika


Genetika manusia (Human Genetics) penting untuk dipelajari untuk berbagai tujuan, antara lain :
1. Agar kita dapat mengetahui sifat – sifat keturunan kita sendiri, serta setiap mahkluk yang
hidup di lingkungan kita
2. Mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta berbagai usaha untuk
menanggulanginya
3. Menjajagi sifat keturunan seseorang, misalnya golongan darah, yang kemungkinan
diperlukan dalam kepentingan kehidupan. Prinsip genetika perlu dikuasai untuk
mempelajari sifat kejiwaan atau persarafan seseorang yang ditentukan oleh sifat
keturunan, misalnya kelebihan satu jenis kromosom yang ada hubungannya dengan
kelainan jiwa, bersifat asosial, dan kriminal.

Sifat – sifat gen antara lain :


a. Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom
b. Mengandung informasi genetika
c. Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
d. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
e. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
f. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.
Simbol-Simbol Gen
a. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya
terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf
besar, misalnya A.
b. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan) sehingga
sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
c. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A) dan sel
telur (a).
d. Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
e. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua sel
kelamin. Misalnya aa.
f. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa
dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
g. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti tinggi,
rendah, warna, dan bentuk.
h. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan aa.

2.3 Penurunan sifat (hereditas)


Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang
paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada
tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas.
Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsipprinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang
dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel menghasilkan hukum
Mendel I dan II.
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini
untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan
hukum segregasi.
Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti
berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan
gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama,
yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak
adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta
perbandingannya.
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 :
2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum
Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes). Sedangkan persilangan
dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan
bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas
(The Law Independent Assortment of Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan
Mendel, 3 baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita
simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui
gamet.
Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu
sifat atau tanda beda. Sedangkan persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu
dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu
bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan
dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali
terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa
hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya.
Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel. Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya “Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman”. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum


Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

2.4 Cara beternak lovebird sesuai ilmu genetika dasar

Ada 9 spesies love bird:

1. Madagaskar lovebird ( Agapornis cana )


2. Nyasa lovebird (Agarponis lilianae)
3. Masked lovebird (Agapornis personata)
4. Peach-faced (Agapornis rosseicollis)
5. Fischeri lovebird (Agapornis fischeri)
6. Black-collared lovebird (Agapornis swindernia)
7. Redfaced lovebird (Agapornis pullaria)
8. Abyssinian lovebird (Agapornis taranta)
9. Black-cheeked lovebird (Agapornis nigrigenis)

Perbedaan Lovebird klep dan Lovebird non Klep

Mengetahui perbedaan jenis dari Lovebird kacamata dan non kacamata, tentu sangat mudah
dilihat dari bentuk dan ukuran tubuhnya. dan untuk lebih jelasnya berikut adalah beberapa
perbedaannya :

1. Melihat dari lingkar mata lovebird. Lovebird kacamata memiliki lingkaran mata
berwarna putih yang sangat tebal, sementara untuk lovebird non klep lingkaran putih
tersebut terlihat tipis (semi klep / barong) atau tidak ada sama sekali (non klep).
2. Melihat Bentuk tubuhnya. Ukuran tubuh lovebird kacamata dan non kacamata pun sangat
jauh berbeda, untuk ukuran tubuh lovebird kacamata biasanya bertubuh lebih kecil
dibanding lovebird non kacamata yang rata-rata memiliki ukuran tubuh lebih panjang dan
besar.
3. Melihat warna paruh. Rata-rata lovebird kacamata memiliki paruh berwarna merah,
sedangkan lovebird non kacamata berwarna putih gading, meski ada juga yang berwarna
kuning. Namun hal ini tidak mejadi patokan karena ada juga lovebird klep atau non klep
yang memiliki mutasi warna paruh yang berwarna keduanya.
4. Melihat dari proses bertelur. Lovebird kacamata secara umum akan masuk masa birahi
dan siap bertelur pada usia 8 bulan hingga satu tahun, sedangkan lovebird non kacamata
secara umum memiliki birahi yang begitu cepat sehingga pada usia dibawah 8 bulan saja
ia sudah bisa berproduksi.
5. Mendengarkan suaranya. Suara kicauan yang paling banyak disukai oleh penggemar
burung di indonesia adalah dari jenis lovebird kacamata, karena suaranya yang memiliki
ciri khas yaitu panjang dan cepat gacor, sehingga banyak mengundang minat untuk
memelihara dan melombakannya, sedangkan untuk jenis lovebird non kacamata (non
klep) hanya burung dengan warna tertentu saja yang bisa mempunyai suara kicauan yang
panjang.
6. Melihat warna dari bulu-bulunya. Untuk lovebird kacamata ini ia memiliki warna bulu
dari yang standar berwarna hijau hingga yang memiliki warna yang indah dan mewah,
sedangkan lovebird non klep memiliki warna yang sangat beragam, sehingga mereka
tidak dapat diberi nama sesuai dengan warna bulunya karena saking banyaknya, pada
akhirnya sebutan nama untuk mereka adalah dengan melihat warna dominan dari
mukanya saja seperti : Lovebird hijau muka merah, Lovebird Biru Muka putih, dsb.

Dalam beternak lovebird tidak boleh sekedar mengawinkan atau sembarangan mengawinkan
jantan dan betina, namun harus tau dan memahami jenis-jenis lovebird yang akan diternakan
tersebut, dasar ilmu genetika penting dipahami oleh peternak lovebird atau bagi pemula yang
akan menternakan lovebird, seperti contoh jenis Masked lovebird (Agapornis personata)
dikawinkan dengan jenis Fischeri lovebird (Agapornis fischeri), hal ini tidak boleh dilakukan
karena dapat menghasilkan anakan/ keturunan hibrid atau generasi hasil persilangan antara dua
atau lebih jenis atau populasiyang berbeda baik fenotipe maupun genotipenya.

Hasil dari persilangan tersebut akan menghasilkan jenis baru yaitu kombinasi anatara induk
dan pejantan, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam menentuka jenis spesies apa burung
tersebut, atau bisa dibilang mengacaukan spesies karena sulit diketahui secara visual atau
fisiknya.
Jika ingin beternak lovebird harus memahami terlebih dahulu jenis atau arahan ilmu genetika
pada burung, sebagai peternak jangan sampai merusak spesies-spesies yang telah ada dan harus
menghasilkan ternakan atau anakan burung yang berkualitas baik secara jenis, warna, visual
maupun fisiknya.

Jika ingin menghasilkan keturunan yang baru dan berbeda jenispun juga harus memahami
konsep mutasi genetika atau teori genetika, oleh sebab itu perlu adanya kajian yang teliti
pencatatan atau observasi.

2.5 Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari-hari

1. Bidang kedokteran: pembuatan insulin manusia oleh bakteri, Desember 1980. Pembuatan
vaksin terhadap virus AIDS pada tahun 1979 di Amerika serikat dikenal penyakit baru
yang menyebabkan seseorang kehilangan kekebalan tubuh.
2. Bidang pertanian dan pangan: ditemukannya tomat Flavr savr, ditemukannya atanaman
berpestisida, ditemukannya kopi super, varietas jagung yang memiliki kandungan protein
tinggi.
3. Bidang kesehatan dan farmasi: diproduksinya insulin dengan cepat dan mudah, produksi
interferon, produksi beberapa hormon pertumbuhan.
4. Bidang industri: terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar,
bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan yang tidak berbahaya,
bakteri pembuat aspartik.
5. Bidang perkebunan, kehutanan, dan florikultur: perkebunan kelapa sawit yang kadar
karotennya lebih tinggi mulai dirintis perkembangannya, dibidang kehutanan telah
dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki struktur kayu lebih baik,
florikultur yaitu budidaya bunga atau tanaman dengan kualitas yang lebih baik dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk melawan dampak lingkungan.
6. Lingkungan: rekayasa genetika berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya
penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang
sudah terlanjur rusak.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Sifat – sifat yang
terbentuk pada individu baru tersebut. Orang yang dianggap sebagai Bapa genetika adalah
Gregor Johan Mendel.

Mendel menyatakan bahwa Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua
jantan dan satu dari tetua betina. Dia juga menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas. Dan kromosom adalah
strukur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal penurunan sifat (hereditas).

Ilmu genetika dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti kedoketan, peternakan,
pangan, lingkungan, industri, kesehatan, pertanian, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

https://mediaronggolawe.id/tips-membededakan-lovebird-klep-dan-non-klep/

https://duniapertanianpeternakan.wordpress.com/2012/03/06/ilmu-genetika/

https://youtu.be/3WVHJiA3sxw
https://www.academia.edu/14783808/GENETIKA

Anda mungkin juga menyukai