Anda di halaman 1dari 38

PERAN GURU BIOLOGI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS X SMA RAUDLATUSSALAM GLENMORE


DI MASA PANDEMI

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945
Banyuwangi

Oleh
LULUK MUFIDATUR ROHMAH
52172115

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
2021
PERSETUJUAN
PERAN GURU BIOLOGI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS X SMA RAUDLATUSSALAM GLENMORE
DI MASA PANDEMI

Oleh

Luluk Mufidatur Rohmah


NIM: 52.17.2115

Telah Disetujui Pembimbing:

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Totok Hari Prasetiyo , M.Pd Ifa Muhimmatin, M.Pd


NIP.196905182005011001 NIDN.0711068801

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Dr, Susintowati, S.Si M.Sc.

NIP.197502032005012001

ii
Untag Banyuwangi
PERSETUJUAN

PERAN GURU BIOLOGI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA KELAS X SMA RAUDLATUSSALAM GLENMORE
DI MASA PANDEMI

Oleh

Luluk Mufidatur Rohmah


NIM: 52.17.2115

Telah diseminarkan dan di setujui untuk dilaksanakan penelitian

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Totok Hari Prasetiyo , M.Pd Ifa Muhimmatin, M.Pd


NIP.196905182005011001 NIDN.0711068801

Mengetahui,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Dr, Susintowati, S.Si M.Sc.


NIP.197502032005012001

iii
Untag Banyuwangi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.1 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian...................................................................................................4
1.3 Manfaat Penelitian.................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................6


2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................................6
2.2 Landasan Teori......................................................................................................7
2.3 Kerangka Berpikir...............................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................18


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................18
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian..........................................................................18
3.3 Data dan Sumber Data.........................................................................................18
3.4 Teknik Pengambilan Sampel...............................................................................19
3.5 Teknik pengumpulan Data...................................................................................19
3.6 Teknik Uji Validitas............................................................................................20
3.7 Teknik Analisis Data...........................................................................................21
3.8 Prosedur penelitian..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................25

LAMPIRAN...................................................................................................................27

iv
Untag Banyuwangi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Penyakit ini
berkembang pesat dan menyebar ke berbagai provinsi lain di Cina, bahkan
menyebar hingga ke Thailand dan Korea Selatan dalam kurun waktu kurang dari
satu bulan. Pada 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO)
mengumumkan nama penyakit ini sebagai Virus Corona Disease (Covid-19) yang
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang sebelumnya disebut 2019-nCoV, dan
dinyatakan sebagai pandemik pada tanggal 12 Maret 2020 (Susilo dkk., 2020).
Berdasarkan laporan WHO, pada tanggal 30 Agustus 2020, terdapat 24.854.140
kasus konfirmasi Covid-19 di seluruh dunia dengan 838.924 kematian (CFR
3,4%).
Kekhawatiran terhadap Covid-19 bukan hanya terjadi di negara lain saja,
melainkan di Indonesia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan
kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret
2020, Indonesia sudah melaporkan 790 kasus konfirmasi Covid-19 dari 24
Provinsi. Kondisi Darurat Kesehatan Masyarakat karena COVID-19 ditetapkan
dengan Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Wabah Corona Virus Disease tahun 2019 (Covid-19) tidak hanya
dirasakan pada sektor kesehatan, tapi juga merambah ke seluruh sendi kehidupan,
termasuk dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar
Makarim dalam siaran pers tanggal 12 Maret 2020, menyampaikan Surat Edaran
Sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 pada 24 Maret 2020 tentang
Implementasi Kebijakan Pendidikan di Masa Darurat. Surat edaran tersebut
menjelaskan bahwa proses pembelajaran dilakukan di rumah melalui daring
(dalam jaringan/online) atau pembelajaran jarak jauh untuk memberikan siswa
pengalaman belajar yang bermakna. Sesuai dengan minat dan kondisi pribadi,
Serta mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas belajar / belajar di

1
Untag Banyuwangi
2

rumah, situasi belajar siswa dalam kegiatan dan tugas belajar di rumah dapat
berbeda dari siswa ke siswa. Selain itu, pembelajaran di rumah dapat difokuskan
pada pendidikan kecakapan hidup, termasuk konten tentang pandemi Covid-19.
SMA Raudlatussalam merupakan SMA berbasis pondok
pesantren yang berada di Kecamatan Glenmore dan memiliki dua jurusan yaitu
IPA (Ilmu pengetahuan Alam) serta IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). SMA
Raudlatussalam merupakan salahsatu sekolah yang mengalami perubahan
kebijakan akibat adanya wabah Covid-19. Selama pandemi, SMA
Raudlatussalam membatasi jam pelajaran, yaitu di mulai jam 7 sampai jam 9 pagi,
setiap hari Senin sampai Kamis. Di satu sisi, dengan waktu yang singkat guru
harus dapat mengelola waktu agar materi tersampaikan kepada siswa. Namun
disisi lain, waktu yang singkat tersebut ternyata membuat siswa menjadi
meremehkan jam pelajaran. Mereka berfikir waktu yang singkat hanya membuang
waktu, sehingga banyak siswa yang malas atau tidak masuk ke sekolah, terutama
siswa yang berasal dari luar pondok pesantren.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi
diperoleh informasi bahwa di kelas X IPA pada saat pembelajaran di kelas ada
yang giat dan ada yang bermalas-malasan, berbuat gaduh, mengantuk, dan
ngobrol sendiri di dalam kelas saat guru menjelaskan materi. Siswa bisa saja tidak
memahami apa yang disampaikan guru, kurang tertarik pada pelajaran biologi,
atau kurang tertarik pada penyampaian guru.
Proses pembelajaran biologi di sekolah dipengaruhi beberapa hal yang
berkaitan dengan kemampuan, semangat, maupun motivasi untuk belajar
(Sardirman 2012). Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan yang berasal dari
dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya
(Uno, 2017). Menurut Kartono (1996:32) motivasi diartikan sebagi dorongan
adanya rangsangan untuk melakukan tindakan, motivasi belajar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor Eksternal dan Internal, faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
dari luar individu itu sendiri.

Untag Banyuwangi
3

Motivasi belajar siswa terdapat 6 indikator yang mendukung yang bisa


dilihat indikator motivasi belajar siswa yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-
cita masa depan, adanya penghargaan belajar, adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif (Zeprika, 2016). Motivasi
belajar sangat diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajarannya untuk
meningkatkan hasil belajar, terutama hasil belajar pada mata pelajaran biologi.
Motivasi dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kunci
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan guru biologi di SMA Raudlatussalam untuk dapat menguatkan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Guru biologi dapat menggunakan cara
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui cara mengajar yang di
pergunakan, teknik atau metode secara tepat akan memperbesar motivasi belajar
siswa dan diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Guru biologi dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang
tepat, seperti metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning),
Jigsaw, yang tidak hanya diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif,
afektif, dan kemampuan psikomotor, tetapi juga membantu guru mengaitkan
antara materi yang di ajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
mereka di kehidupan sehari-hari (Syaiful Sanggala, 2006: 87). Dengan demikian,
jam pelajaran yang pendek di SMA Raudlatussalam tidak akan mempengaruhi
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran biologi. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran guru
biologi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Raudlatussalam
Glenmore di masa pandemi.

Untag Banyuwangi
4

1.1 Rumusan masalah


1.1.1 Bagaimana peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran biologi?
1.1.2 Apa hambatan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Biologi?

1.1 Tujuan Penelitian


1.1.1 Mengetahui peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran biologi
1.1.2 Mengetahui hambatan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran biologi

1.2 Manfaat Hasil Penelitian


1.2.1 Manfaat teoritis
Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan dan
pengembangan kegiatan belajar di sekolah guna membantu memahami
peran Guru Biologi dalam memahami dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.

1.2.2 Manfaat Praktis


a. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui peran Guru Biologi dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
b. Bagi Universitas
Dapat dijadikan tambahan koleksi perpustakaan dan menambah reverensi
karya ilmiah mengenai peran Guru Biologi dalam memotivasi belajar
siswa.

Untag Banyuwangi
5

c. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai referensi dalam
penerapan pembelajaran biologi yang tepat untuk diterapkan dimasa
pandemi Covid-19.

Untag Banyuwangi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu digunakan untuk bahan perbandingan dan acuan
peneliti dalam melakukan penelitian, selain itu digunakan untuk menghindari
anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang pertama
adalah penelitian oleh Kartika (2016) yang berjudul peran guru dalam memotiasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di SMP PGRI 2 Ciledug. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui
peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada proses pembelajaran. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran guru IPS dalam pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah keterampilan guru membuka
pelajaran, penggunaan variasi metode dan teknik pembelajaran, kualitas variasi
stimulus, keterampilan bertanya, penggunaan media, atau alat bantu pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran guru memiliki keterkaitan
dengan penumbuhan motivasi belajar maupun minat siswa itu sendiri di dalam
proses pembelajaran.
Penelitian Ahmat (2019) berjudul tentang peran guru biologi dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran lintas minat biologi kelas
XI IPS di SMA Negeri 9 Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan metode kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui peran guru
biologi dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan
bahwa peran yang dilakukan guru pendidikan biologi dapat meningkatkan minat
belajar siswa dengan kategori sangat tinggi yang sesuai dengan indikator peran
guru yaitu sebagai demonstrator dengan presentase 85%, guru sebagai pengelola
kelas dengan presentase 80%, guru sebagai motivator dengan presentase 100%,
guru sebagai fasilitator dengan presentase 100%, serta guru sebagai evaluator
sebesar 100%.
Penelitian terdahulu tersebut dapat digunakan sebagai referensi atau
sumber dokumen penelitian dan sebagai landasan dalam melakukan penelitian

6
Untag Banyuwangi
7

karena adanya penelitian-penelitian lain yang relevan. Dengan adanya penelitiana


terdahulu tersebut hal yang dapat di ambil dalam penelitian nanti yaitu, guru
berperan dalam penumbuhan motivasi belajar maupun minat siswa di dalam
proses pembelajaran, melalui kemampuan guru dalam mengelola kelas, serta
menguasai indikator peran guru yaitu sebagai demonstrator, pengelola kelas,
motivator, fasilitator, serta evaluator. Selain itu guru juga harus memiliki
keterapilan mengajar yaitu dalam membuka pelajaran, penggunaan variasi metode
dan teknik pembelajaran, kualitas variasi stimulus, keterampilan bertanya,
penggunaan media, atau alat bantu pembelajaran

2.1 Landasan teori


2.1.1 Peran Guru
Menurut Mujtahid (2011:52) guru adalah titik sentral pendidikan, pengajar
maupun pengabdian guru ada pada peserta didik. Peran ini mendorong guru untuk
tahu banyak tentang kondisi peserta didik di tiap jenjang. Selain itu, kesuksesan
guru ditentukan pula oleh penguasaan materi, cara mengunakan pendekatan dan
strategi yang tepat, serta dukungan sumber, alat dan media pembelajaran yang
cukup.
Dalam kaitannya peran guru dalam proses pembelajaran, Gaghe dan
Berliner (dalam Suryono dan Hariyanto, 2014:187) melihat ada tiga fungsi utama
guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan
pengelola (organizer) dan penilai (evaluator). Sementara itu, Makmur (2000)
dalam kaitan dengan pendidikan sebagai media dan wahana transfer sistem nilai
berpendapat bahwa ada lima peran dan fungsi guru, yaitu sebagai konservator
(pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma-norma kedewasaan,
innovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan, sebagai transmitor
(penerus) sistem nilai tersebut kepada peserta didik, transformator (penerjemah)
sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilaku, serta
organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukasi yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam proses transformasi sistem nilai.

Untag Banyuwangi
8

Hamalik (2009:33) dalam bukunya psikologi belajar dan mengajar menulis


peran guru yang pertama sebagai pengajar, salah satu tugas guru yang harus
dilaksanakan di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada para siswa agar
mereka menjadi siswa atau peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.
Kedua sebagai pembimbing, guru memberikan bimbingan bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Menurut Usman (1992:62-64), peranan guru dianggap dominan
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan
atau materi belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal
ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas
merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga
guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber
belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan
proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah,
ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak,
apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa, dan
apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

Untag Banyuwangi
9

Peran guru menurut Djamarah (2008) yang dikutip oleh Sutirna, peran guru
sebagai berikut:
a. Korektor
b. Inspirator
c. Organisator
d. Motivator
e. Inisiator
f. Fasilitator
g. Pembimbing
h. Demonstrator
i. Pengelola kelas
j. Mediator
k. Supervisor
l. Evaluator
Mulyasa (2005:36) menyatakan bahwa perkembangan terhadap sistem belajar
mengajar membawa konsekuensi untuk guru agar meningkatkan peranan dan
kompetensi karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan
kualitas pribadi peserta didik.

2.1.2 Motivasi Belajar


a. Pengertian Motivasi
Motivasi secara harfiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:756).
Menurut Handoko (2009:52) motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-

Untag Banyuwangi
10

kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang
merupakan kekuatan pendorong yang akan menwujudkan suatu perilaku guna
mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Sardiman (2012:75) motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka itu. Menurut Uno (2011:9), dorongan yang timbul tersebut
adalah karena adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
atau aktivitas tertentu yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengertian yang dikemukakan para ahli tentang pengertian motivasi diatas
menunjukkan bahwa motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang menjadi
penggerak bagi individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan yang
mengarah pada tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa
motivasi merupakan faktor yang penting bagi individu atau kelompok untuk
dapat melakukan suatu tindakan yang mengarah pada ketercapaian suatu tujuan
yang ditentukan.
Dengan demikian motivasi menjadi faktor penting bagi siswa dalam usaha
mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikannya, dimana motivasi tersebut akan
menjadi pendorong bagi siswa untuk terus berusaha dan bersemangat meraih
prestasi dan cita-cita yang mereka tentukan, maka untuk dapat meraih tujuan
tersebut diperlukan motivasi yang tinggi baik dari dalam diri maupun dari luar diri
seseorang.

b. Pengertian belajar
Menurut Uno (2011:15), perubahan perilaku dari hasil belajar ini bersifat
relatif menetap. Pendapat sedikit berbeda dikemukakan oleh Djamarah (2011:13),
bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

Untag Banyuwangi
11

psikomotorik. Sedangkan menurut Sardiman (2012:21), belajar menyangkut


unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan pendapat tentang pengertian belajar yang telah dikemukakan
di atas, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang yang
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya dan mencapai suatu
perubahan tingkah laku baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian belajar tersebut, belajar
adalah proses perubahan tingkah laku, maka perubahan tersebut dapat dimasukkan
dalam ciri-ciri belajar.
Menurut Djamarah (2011: 15) ciri-ciri belajar sebagai proses perubahan
tingkah laku adalah sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

c. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar siswa yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai (Sardiman, 2012:75). Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan
gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam
kegiatan belajar, mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, dan dipengaruhi oleh
tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Ketiga komponen kegiatan atau perilaku
belajar tersebut saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut
sebagai proses motivasi belajar (Uno, 2011:23).

Untag Banyuwangi
12

d. Macam-Macam Motivasi
Menurut Djamarah (2011: 149-152) motivasi ada dua, yaitu:
1) Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah
informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil,
menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.
2) Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, misalnya karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
lain sehingga siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Hal seperti hadiah,
pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu.

e. Pentingnya Motivasi
Menurut Sardiman (2012:85) pentingnya motivasi belajar memiliki
peranan yang sangat penting diantaranya yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.

Untag Banyuwangi
13

f. Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran


Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
Menurut Sardiman (2012: 27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar dan pembelajaran antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,
(c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan
ketekunan belajar. Secara rinci peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan,
dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah
dilaluinya.
2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang
dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya
bagi anak.
3. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya
apabila seseorang kurang atatu tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka
dia tidak tahan lama belajar.

g. Indikator Motivasi Belajar


Menurut Uno (2011:23) indikator motivasi belajar meliputi:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4. Adanya penghargaan dalam belajar.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Untag Banyuwangi
14

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

h. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri
yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu
sendiri yang terdiri dari :
a. Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat,
tetangga, teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah.
b. Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak
sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar,
kondisi ekonomi orang tua dan lain-lain (Syah, 2014:108).

i. Strategi Meningkatkan Motivasi


1) Kebermaknaan, siswa termotivasi belajar apabila hal-hal yang
dipelajari mengandung makna tertentu baginya.
2) Modeling, siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila
disaksikan dan ditirunya.
3) Komunikasi terbuka, siswa lebih suka belajar bila penyajian
terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan
siswa.
4) Prasyarat, apa yang telah dipelajari oleh siswa sebelumnya
merupakan faktor penting yang menentukan hasil/gagalnya siswa
belajar.
5) Novelty, siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh
penyajian-penyajian yang baru yang masih asing.
6) Latihan yang bermanfaat, siswa lebih senang belajar, jika mengambil
bagian yang aktif dari latihan/praktik untuk mencapai tujuan
pengajaran.

Untag Banyuwangi
15

7) Latihan terbagi, siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi


menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek.
8) Mengurangi secara sistematik paksaan belajar, pada waktu mulai
belajar siswa perlu diberi paksaan, tetapi bagi siswa yang sudah mulai
menguasai pelajaran, secara sistematik paksaan itu dikurangi dan
lambat laun siswa bisa belajar sendiri.

2.2 Kerangka Berpikir


Belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan-kebiasaan rutin
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti makan, minum, tidur, apabila
tidak ada motivasi dalam belajar. Motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam proses
belajar dan pembelajaran yang teratur, baik di rumah maupun di sekolah.
Proses belajar mengajar seharusnya terdapat suatu timbal balik antara guru
dengan siswanya, yaitu sebelum memulai pembelajaran guru memberikan suatu
motivasi yang dapat membangun bagi siswanya agar dapat semangat dan
konsentrasi dalam pelajaran tersebut saja dan teralihkan ke pokok permasalahan
lainnya. Siswa dengan adanya dorongan yang diberikan oleh guru, dapat menjadi
semangat dan memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung tanpa diselingi
dengan apa pun seperti misalnya ngobrol dengan teman sebangku, mengantuk,
melamun, atau menggambar sendiri, atau melakukan apa pun yang menyimpang
dengan pelajaran yang sedang berlangsung.
Tinggi rendahnya motivasi belajar seseorang tergantung dari beberapa
unsur yang mempengaruhinya. Apabila motivasi belajar tinggi maka dalam
kegiatan belajar akan terlaksana dengan optimal. Sebaliknya apabila dalam
motivasi belajar rendah maka dalam pembelajaran tidak akan terlaksana dengan
baik. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik harus berperan ekstra untuk
memulihkan motivasi belajar siswa yang rendah.
Menurut Uno (2011:23) indikator motivasi belajar meliputi:
• Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
• Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
• Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Untag Banyuwangi
16

• Adanya penghargaan dalam belajar.


• Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
• Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar muncul dari lingkungannya
baik dari lingkungan dalam dirinya sendiri maupun muncul dari luar
lingkungannya. Contoh faktor lingkungan dalam diri siswa yaitu kodisi siswa,
kemampuan siswa. Contoh faktor lingkungan luar diri siswa yaitu unsur dalam
belajar, pengaruh teman sebaya, keadaan keluarga yang kurang beruntung, dll.
Menurut Usman (2016:62-64), peranan guru dianggap dominan
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan
atau materi belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena
hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas
merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang
berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa
tidak, apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa,
dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

Untag Banyuwangi
17

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

GURU SISWA

• Guru sebagai demonstrator • Adanya hasrat dan keinginan berhasil.


• Guru sebagai pengelola kelas • Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
• Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
• Guru sebagai mediator dan fasilitator • Adanya penghargaan dalam belajar.
• Guru sebagai evaluator • Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
• Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

FAKTOR-FAKTOR YANG
DAPAT MEMPENGARUHI
MOTIVASI BELAJAR

FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL

 Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan  Sikap

masyarakat, tetangga, teman, orangtua/keluarga dan  Minat

teman sekolah.  Bakat

 Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung  Kepribadian


 Pendidikan
sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan
 Pengalaman
sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orang
 cita-cita.
tua dan lain-lain.

PERAN GURU
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Untag Banyuwangi
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di kelas X IPA SMA Raudlatussalam Glenmore.
Penelitian ini mulai dilakukan bulan Juni hingga Juli 2021.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini mempunyai ciri khas yang
terletak pada pemahaman akan proses, yakni mendeskripsikan tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan fokus penelitian mengenai peran guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X di SMA
Raudlatussalam. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.

3.2 Data dan Sumber Data


Menurut Arikunto (2006:129), sumber data adalah subyek darimana data
diperoleh. Lofland dan Lofland dalam Moleong (2007:157) menyebutkan bahwa
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam
penelitian ini, data yang diperlukan ada tiga yakni, data tentang kualitas motivasi
belajar siswa, data tentang peran guru dalam meningkatkan motivasi siswa, dan
data tentang hambatan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran biologi.
Sumber data adalah seluruh siswa kelas X IPA yang berjumlah 30 siswa,
guru mata pelajaran Biologi SMA Raudlatussalam, serta wakil kepala bidang
kurikulum SMA Raudlatussalam.

18
19

3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Sugiyono (2016:80) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan
suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam
melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa
dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan
sempel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
benar-benar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (mewakili). Dalam penelitian
ini teknik yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi, angket,
wawancara, dan dokumentasi. Berikut penjelasan tiap teknik tersebut.
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang motivasi belajar siswa di SMA Raudlatussalam dalam mata pelajaran
biologi kelas X. Selain itu observasi juga digunakan untuk mendukung data
primer yang dihasilkan dari teknik penelitian yang lain. Peneliti melakukan
observasi secara mendalam tentang aktivitas siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
b. Kuisioner/Angket
Lembar angket digunakan untuk mengukur kualitas motivasi belajar
biologi siswa kelas X SMA Raudlatussalam. Angket merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden). Angket disini berisi pertanyaan – pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006:82). Angket yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan angket tertutup, karena
menyajikan pertanyaan dan pilihan jawaban sehingga responden hanya dapat
memberikan tanggapan terbatas pada pilihan yang diberikan. Jumlah angket

Untag Banyuwangi
20

yang digunakan adalah 15 butir pernyataan, serta berisi tentang indikator


untuk mengukur kualitas motivasi belajar biologi siswa kelas XI SMA
Raudlatussalam.
c. Wawancara
Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung
antara dua orang atau lebih dalam situasi saling berhadapan. Wawancara
bertujuan untuk menambah pengetahuan peneliti tentang hal-hal yang akan
diteliti. Dalam wawancara ini, peneliti mewawancarai guru biologi kelas X IPA
sebagai responden untuk mendapatkan data tentang peran guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, mengetahui hambatan-hambatan yang
dialami oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, serta
wawancara dengan siswa secara purposive sampling untuk cek silang.
d. Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar (foto), arsip data dan
sebagainya yang memberikan informasi bagi proses penelitian. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi, kuisioner dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini, dokumen yang melengkapi penelitian yakni arsip
lembar angket yang diberikan pada siswa, gambar (foto) dan rekaman pada saat
melakukan wawancara serta arsip data berupa nilai siswa pada mata pelajaran
biologi dan juga data diri siswa yang didapatkan dari sekolah.

3.5 Teknik Uji Validitas Data


Pengujian validitas data pada penelitian ini menggunakan bahan referensi dan
juga trianggulasi. Bahan referensi sendiri merupakan teknik uji validitas data yang
merupakan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Dalam hal ini data hasil wawancara yang didukung dengan adanya
rekaman wawancara dan data interaksi manusia didukung oleh foto-foto. Alat-alat
bantu perekam data dalam penelitian kualitatif seperti camera, handycam, alat

Untag Banyuwangi
21

rekam suara, sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah
ditemukan oleh peneliti.
Sedangkan trianggulasi dalam pengujian ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Ada
beberapa macam triangulasi yakni, triangulasi teknik, triangulasi sumber,
triangulasi waktu. Dalam hal ini, peneliti memilih menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi waktu. menurut Sugiyono (2012:327) Triangulasi sumber
berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama. Sedangkan triangulasi waktu yaitu peneliti melakukan pengecekan
data melalui guru mata pelajaran biologi serta melakukan perpanjangan waktu
untuk pengamatan langsung kepada beberapa subyek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif, konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi
dikembangkan atas dasar “kejadian” yang diperoleh ketika kegiatan lapangan
berlangsung. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data
tidak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara
simultan, prosesnya berbentuk siklus dan interaktif, bukan linier. Miles dan
Huberman (2005) menggambarkan proses analisis data penelitian kualitatif
sebagai berikut.
a. Pengumpulan data
Pada saat pengumpulan data, peneliti mendapatkan data yang diperoleh dari
hasil wawancara, dan dokumentasi dicatat pada catatan lapangan yang terdiri
dari 2 bagian yaitu: a. Bagian deskriptif yaitu catatan alami (merupakan catatan
mengenai apa yang disaksikan, didengar, dilihat, dan dialami sendiri oleh
peneliti tanpa adanya penafsiran dan pendapat dari peneliti terhadap fenomena
yang dialaminya). b. Catatan reflektif adalah catatan yang isinya kesan,
pendapat, komentar, serta tafsiran peneliti mengenai penemuan yang dijumpai.
Selain itu merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap selanjutnya.

Untag Banyuwangi
22

b. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama
penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul
sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi,
dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data meliputi:
(1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur tema, (4) membuat gugus-
gugus. Caranya: seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang


didapatkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti mereduksi data
yang diperoleh, serta membuang atau dengan kata lain mereduksi informasi atau
data sumber penelitian yang tidak menyangkut masalah atau tujuan penelitian.

c. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,


sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif
berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk
ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi,
apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Penyajian data kan memberikan kemudahan peneliti dalam mengambil
kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian
naratif, dengan menyajikan data dapat mempermudah dalam memahami apa
yang terjadi dan didapatkan dalam penelitian.

Untag Banyuwangi
23

d. Penarikan Kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus- menerus


selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan
teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab
akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap
terbuka, dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum
jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh.
Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung, dengan cara: (1) Memikir ulang selama penulisan, (2) Tinjauan
ulang catatan lapangan, (3) Tinjauan kembali dan tukar pikiran antarteman
sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif, (4) Upaya-upaya
yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data
yang lain. Dalam penyajian data tentang motivasi belajar siswa disajikan dalam
bentuk presentase, sedangkan data tentang peraan guru disajikan dalam bentuk
deskriptif.

3.7 Prosedur Penelitian


a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan peneliti menentukan lokasi penelitian yaitu di SMA
Raudlatussalam Glenmore. Kemudian menentukan narasumber atau sumber data
yaitu diperoleh dari siswa kelas XI IPA, dan wawancara kepada Guru Biologi.
Setelah peneliti mendapatkan informasi yang akan digunakan sebagai penelitian,
langkah selanjutnya yakni menyusun proposal penelitian. Dalam penyusunan
proposal penelitian diantaranya yakni, menyusun lembar angket yang akan
diberikan kepada siswa dan juga daftar pertanyaan untuk wawancara pada Guru
Biologi.

Untag Banyuwangi
24

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini diusahakan untuk memahami setting atau latar penelitian.
Segala usaha yang dimiliki dipersiapkan benar-benar dalam menghadapi lapangan
penelitian. Tahap pelaksanaan ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri


Saat meneliti tentang peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar
biologi siswa dengan memberikan angket kepada siswa, sedangkan wawancara
dilakukan dengan guru biologi. Persiapan diri sebelum melakukan penelitian
adalah persiapan mental dan fisik, serta etika dan penampilan dengan
menyesuaikan waktu luang dari para informan sehingga dapat memanfaatkan
waktu penelitian secara efektif dan efisien.

2. Memasuki lapangan
Ketika memasuki lapangan penelitian yaitu datang ke sekolah untuk
mendapatkan data tentang gambaran umum sekolah SMA Raudlatussalam,
kemudian masuk kelas guna membagikan angket dan memperhatikan siswa agar
siswa mampu menjawab dengan keadaan siswa yang sebenar benarnya. Setelah
itu, langkah selanjutnya adalah uji validitas data dengan cara menggunakan bahan
referensi dan juga triangulasi. Dan yang terakhir adalah analisis data.

c. Tahap akhir
Pada tahap akhir penelitian yakni adalah penyusunan hasil penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan dan saran.

Untag Banyuwangi
25

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Osin. 2019. Peran Guru Biologi Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Lintas Minat Biologi Kelas XI IPS di SMA 9
Ambon. Ambon: Institut Agama Islam Negri Ambon.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah.2008. Guru dan Anak didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2014. Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


Dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Handoko. T. Hani. 2009. Managemen. Yogya: Bpfee

Hamalik, oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: bumi aksara.

Kartika, S.D. 2016. Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu di SMA 2 Ciledug. Jakarta: Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Makmur, A.M. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maysaroh. (2020). Analisis Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa di
SMAN 1 Wongsorejo. Diorientasi tidak diterbitkan. Banyuwangi:
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Miles, M.B, Huberman, A.M. 2005. Qualitative Data Analysis (terjemahan).


Jakarta: UI Press.

Moleong, J.L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Maliki press.

Untag Banyuwangi
26

Sanggala, Syaiful. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran: Alfabeta.

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers.

Slameto, 2003. Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak. Salatiga: Satya Widya.

Suparlan, 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susilo, dkk. 2020. Corona Virus Disease 2019. Jurnal Penyakit Dalam Indinesia:
Tinjauan Literatur Terkini

Suryono Dan Hariyanto. 2014. Belajar Dan Pengajaran Teori Dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.

Syah, M. 2014. Psikologi pendidikan. Bandung: remaja rosda karya.

Uno, B.H. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uzer Uzman, Moh. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Zeprika, A.U. 2016. Analisis Motivasi Belajar Siswa Dukungan Orang Tua
Terhadap Penilaian Terhadap Penilaian Autentik Matematika Siswa Kelas
VII SMP Negri 2 Jetis Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016.
Skripsi Universitas Ponorogo.

Untag Banyuwangi
27

LAMPIRAN 1. MATRIKS

Judul Masalah Indikator Sumber Data Metode Analisis Data


1 2 3 4 5 6
Peran Guru Biologi dalam 1. Bagaimana peran guru 1. Peran guru sebagai sumber 1. Guru mata pelajaran 1. Observasi Deskriptif
Meningkatkan Motivasi dalam meningkatkan belajar biologi di SMA 2. Wawancara kualitatif
Belajar Siswa Kelas X SMA motivasi belajar siswa 2. Peran guru sebagai Raudlatussalam 3. Angket
Raudlatussalam Glenmore pada mata pelajaran motivator 2. Siswa kelas XI SMA 4. Dokumentasi
di Masa Pandemi biologi? 3. Peran guru sebagai Raudlatussalam
2. Apa hambatan guru fasilitator
dalam meningkatkan 4. Peran guru sebagai
motivasi belajar siswa demonstrator
pada mata pelajaran 5. Peran guru sebagai
Biolog? Pembimbing
6. Peran guru sebagai
Motivator
7. Peran guru sebagai
evaluator

Banyuwangi, Juni 2021


Menyetujui,
Pembimbing utama Pembimbing Anggota Mahasiswa

TOTOK HARI PRASETYO, M.Pd IFA MUHIMMATIN, M.Pd LULUK MUFIDATUR ROHMAH

Untag Banyuwangi
28

LAMPIRAN 2. KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR

Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir


Positif Negatif
Motivasi belajar  Adanya hasrat dan  Tidak lekas putus asa 1 2
keinginan berhasil  Tidak lekas puas
dengan hasil yang 3
dicapai
 Ulet dalam
menghadapi 4

kesulitan belajar
 Adanya dorongan  Rasa ingin tahu 6 5
dan kebutuhan  Minat dalam belajar 7
dalam belajar
 Adanya harapan dan  Upaya untuk cita- 8
cita-cita masa depan cita
 Ketekunan dalam 9
belajar
 Adanya penghargaan  Ganjaran dan 10 12

Untag Banyuwangi
29

belajar hukuman
 Mendapat pujian 11

 Adanya kegiatan  Kreatif dalam 13


yang menarik penyampaian materi
dalam bealajar
 Adanya lingkungan  Suasana tempat 14 15
belajar yang belajar
kondusif
Jumlah 10 5

Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya tidak mudah putus asa saat mengalami kesulitan

belajar biologi
2. Ketika mendapat nilai yang jelek saya mudah menyerah

dan malas belajar lebih giat lagi.


3. Saya akan mempertahankan dan belajar lebih giat saat

Untag Banyuwangi
30

mendapat nilai yang memuaskan.


4. Saya akan mempelajari berulang kali jika belum paham

saat dijelaskan.
5. Saya malas mencari informasi yang berhubungan dengan

pelajaran biologi dari berbagai sumber.


6. Saya tidak malu bertanya jika tidak paham saat belajar

biologi.
7. Saya tertarik untuk menyelesaikan soal-soal biologi

yang diberikan guru.


8. Saya belajar biologi dengan sungguh-sungguh agar

mudah menggapai cita-cita di masa depan.


9. Saya belajar biologi dengan giat walaupun tidak ada

ujian.
10. Saya mendapat hadiah ketika nilai ulangan biologi

saya bagus.
11. Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan biologi

Untag Banyuwangi
31

maka guru akan memberikan pujian.


12. Saya malas belajar biologi meskipun orangtua

memberi hukuman jika mendapat nilai jelek.


13. Saya tidak suka permainan/kuis dalam pelajaran

biologi.
14. Ruang belajar di rumah sangat nyaman sehingga saya

dapat berkonsentrasi saat belajar biologi.


15. Saya tidak bisa belajar biologi dengan baik meskipun

dalam suasana tenang dan nyaman.

Untag Banyuwangi
32

LAMPIRAN 3. KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA PERAN GURU

Variabel Indikator Butir soal Jumlah


Peran guru  Demonstrator 1-3 3
 Guru sebagai pengelola 4-6 3
kelas
 Guru sebagai mediator dan 7-8 2
fasilitator
 Guru sebagai evaluator 9-10 2
Jumlah 10

No. Indikator Pertanyaan Jawaban


1. Demonstrator 1. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru memeperagakan materi
pembelajaran yang di ajarkan agar mudah di mengerti
peserta didik?
2. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru menunjukan sikap baik

Untag Banyuwangi
33

dan ramah saat pembelajaran?


3. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru mampu menahan emosi
atau menahan amarah jika siswa melakukan
kesalahan/keributan di dalam kelas?
2. Pengelola kelas 4. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru mengkondisikan kelas
sebelum memulai pelajaran?
2. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan ketika proses belajar mengajar
berlangsung?
3. Apakah Bapak/Ibu guru selalu memperhatikan peserta
didik yang belum hadir di kelas?
3. Mediator 4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menggunakan media/alat
peraga saat menyampaikan materi pembelajaran?
5. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru menyikapi kegiatan
diskusi yang dilakukan oleh siswa, saat diskusi tersebut
tidak berjalan dengan baik?
4. Evaluator 6. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan tes/kuis diawal
pembelajaran?
7. Apakah Bapak/Ibu guru memberi tes/kuis diakhir?

Untag Banyuwangi
34

Pembelajaran
8. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMA Raudlatussalam?
9. bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan yang ditemukan dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMA Raudlatussalam?
10. Apakah terdapat evaluasi dari pihak sekolah terhadap
kinerja guru-guru di sekolah ini?
11. langkah strategis apa yang dapat memberikan kontribusi
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?

Untag Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai