Anda di halaman 1dari 4

Materi Pelatihan – Ilmu Sungai dan Bangunan Hidraulika

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat penting, di satu pihak
mempunyai banyak manfaat, namun di lain pihak juga dapat menimbulkan ancaman bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Berbagai cara pemanfaatan sungai dan lahan di
sekitarnya, seperti pertanian, perikanan, irigasi, pembangkit tenaga, transportasi, dan lain-
lain; dan usaha pengamanan terhadap bahaya sungai, seperti pengendalian banjir,
pencegahan, perlindungan dan penanggulangan kerusakan sarana dan prasarana akibat
aliran sungai terus dilakukan untuk kesejahteraan umat manusia.

Untuk kepentingan yang bermacam-macam itu diperlukan upaya-upaya pembinaan sungai


yang efektif, optimal dan menyeluruh dengan memperhitungkan keterkaitan dari berbagai
kepentingan dan dengan memperhatikan kelayakan lingkungan. Oleh karena itu sungai
harus dikelola secara baik dengan pengelolaan yang seimbang antara fungsi dan manfaat
sungai yang beraneka ragam serta penanggulangan kendala/bahaya sungai secara optimal.

Pengalaman menunjukkan bahwa dalam hal melakukan kegiatan pemanfaatan dan


pengembangan potensi positif sumberdaya sungai, serta dalam menanggulangi bahaya
alam yang ditimbulkan oleh potensi negatifnya tidak jarang menimbulkan dampak negatif
berupa kerusakan lingkungan sungai.

Untuk memperoleh manfaat sumber daya morfologi sungai seefektif, seefisien dan
seoptimal mungkin, dan sekaligus menanggulangi bencana alam yang ditimbulkan oleh
potensi negatifnya, maka diperlukan kegiatan pengelolaan yang harus dilakukan secara
menyeluruh, terpadu, terencana, terdesain, terprogram dan pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap. Oleh karena itu diharapkan pengelolaan sumber daya morfologi sungai,
harus selalu dikaitkan dengan pengembangan wilayah Daerah Pengaruh Kendali Sungainya
(DPKS), diharapkan dapat menunjang Pembangunan yang Berkesinambungan Berwawasan
Lingkungan di segala bidang. Dengan demikian pembinaan sungai menyangkut seluruh
kegiatan dalam bentuk usaha perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
dalam rangka meningkatkan manfaat sungai untuk memenuhi berbagai kepentingan
masyarakat menurut waktu dan tempat yang diinginkan.

Untuk mencapai tujuan itu diperlukan perencanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan fisik,
pengoperasian dan pemeliharaan atas segala macam prasarana fisik yang teratur dan
serasi, dengan dukungan pengetahuan di bidang teknik sungai, yang bertumpu pada ilmu-

1
Materi Pelatihan – Ilmu Sungai dan Bangunan Hidraulika

ilmu persungaian antara lain ilmu tentang keberadaan sungai dengan parameter air dan
sedimen, termasuk aspek-aspek perubahan dan bangunan-bangunan yang ada di sungai.

1.2 Maksud dan Tujuan

Pengetahuan mengenai morfologi sungai sangat diperlukan dalam teknik hidraulik terutama
bidang teknik sipil agar dapat memberikan gambaran umum secara jelas dalam pengenalan
morfologi sungai dan rekayasa serta pengelolaan sungai, yang pada gilirannya dapat
digunakan sebagai dasar dalam merencanakan bangunan-bangunan pemanfaatan air di
sungai, antara lain bendung, bendungan, bangunan pengaman sungai, antara lain pelindung
tebing, normalisasi, sudetan dan bangunan konservasi, antara lain pengendali dasar sungai,
tanggul dan sebagainya.

Materi Pelatihan ini dipersiapkan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan
terapan bagi peserta pelatihan dalam mempelajari perilaku sungai sebagai fenomena alam
yang bersifat dinamik, bertujuan untuk:
a) mengetahui keberadaan sungai;
b) mengenal proses morfologi sungai dengan memperhatikan pengaruh geologi, iklim,
vegetasi;
c) mengenal berbagai tipe dan karakteristik sungai;
d) memprediksi respon sungai terhadap berbagai macam perubahan, baik perubahan
alamiah maupun akibat kepentingan manusia;

Penanganan sungai untuk memenuhi berbagai keperluan masyarakat, pada umumnya tidak
dilakukan secara terpisah-pisah, namun dalam suatu sistem penanganan yang terpadu.

1.3. Pengertian ”Sungai”

Definisi sungai berdasarkan undang-undang no. 11/74 mengenai Persungaian:

"Sungai" adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi kanan-kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh
garis sempadan.

Pada hakekatnya sungai merupakan torehan di permukaan atau di bawah permukaan bumi,
yang merupakan wadah dan penyalur aliran air dan material yang dibawanya, dari bagian
hulu yang lebih tinggi ke bagian hilir yang lebih rendah secara alamiah (gravitasi) dan dapat
bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut atau hilang di tengah perjalanannya

Daerah-daerah yang mengalirkan airnya ke sungai yang sama, membentuk daerah aliran
dari sungai itu. Apabila kemiringan lembah/lapangan daerah itu menuju ke berbagai arah,
2
Materi Pelatihan – Ilmu Sungai dan Bangunan Hidraulika

maka akan terbentuklah daerah-daerah aliran lagi untuk sungai-sungai yang lain. Batas
pemisahan antara dua daerah aliran adalah punggung yang terjadi atas pertemuan dua
lembah yang berlereng.

Sungai dalam fungsinya secara alamiah selalu mencari keseimbangan, sehingga berubah
baik dalam ruang/tempat ataupun fungsi waktu. Sebuah sungai dikatakan telah mencapai
keseimbangan dinamis apabila secara rata-rata dalam jangka waktu dan jarak tertentu
sungai tidak mengalami perubahan. Fenomena alam dan aktifitas manusia dapat
menyebabkan gangguan pada keseimbangan sungai yang mengakibatkan perubahan-
perubahan pada karakteristik sungai.

Berbagai kepentingan manusia dalam memanfaatkan potensi sungai memerlukan suatu


pengetahuan yang memadai mengenai persungaian dengan segala aspek perubahannya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lambat laun


mengakibatkan perubahan sifat-sifat alamiah sungai antara lain:

1) tanggul-tanggul yang dibangun untuk menanggulangi bahaya banjir, telah


mengakibatkan berkurangnya fungsi bantaran sungai sebagai peredam puncak
banjir;

2) usaha normalisasi sungai dengan cara diluruskan atau dipersempit bertujuan untuk
mengurangi luas daerah genangan banjir atau memperbaiki alur pelayaran;

3) bendungan dan bendung dibangun dalam usaha untuk menyadap air sungai yang
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan;

4) air limbah (kotoran) makin banyak dibuang ke sungai, sehingga kelestarian


lingkungan sungai sebagai ekosistem makin terganggu;

5) penggundulan hutan yang tidak dapat dikendalikan telah mengakibatkan


bertambahnya jumlah volume angkutan sedimen dan memperbesar aliran air
permukaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemanfaatan/pengelolaan/pembinaan


sungai telah menyebabkan perubahan yang mempengaruhi kondisi keseimbangan sungai
sehingga menimbulkan beberapa masalah antara lain:

1) agradasi/pengendapan pada suatu lokasi/ruas sungai dan degradasi/penggerusan


pada lokasi lain;

2) pencemaran air sungai dan terganggunya ekosistem di sekitar sungai;

3) kondisi batas beberapa bangunan yang telah dibangun berubah, antara lain

3
Materi Pelatihan – Ilmu Sungai dan Bangunan Hidraulika

sehubungan dengan degradasi yang terjadi pada sungai atau agradasi yang terjadi
pada saluran;

4) sejalan dengan perkembangan perubahan ini, timbul dampak dan pengaruh timbal
balik yang memerlukan beberapa tindakan pengamanan.

Oleh karena itu maka perubahan/pengaturan kondisi alamiah tersebut perlu diprediksi
dengan lebih baik dan seksama agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk
mengurangi dampak negatif/kerugian atau bencana yang ditimbulkannya. Selanjutnya untuk
dapat melakukan prediksi ini dibutuhkan pengetahuan yang mendalam terhadap sifat-sifat
dan beberapa perbedaan proses yang mempengaruhi terbentuknya suatu sistem sungai.

Proses morfologi sungai ditentukan oleh pengaruh timbal balik antara air yang mengalir di
sungai dan sedimen yang juga terangkut oleh air tersebut. Air dan sedimen yang terangkut
bersama dalam dimensi ruang secara tiga dimensi dengan adanya faktor keterkaitan waktu
merupakan faktor-faktor alamiah yang kompleks dan sukar diramalkan atau dijabarkan
dalam rumus-rumus matematis.

Juga oleh adanya vegetasi di sepanjang sungai telah memberikan pengaruh yang cukup
dominan, terutama pada sungai-sungai yang mempunyai daerah tangkapan kecil.

Kesalahan dalam penanggulangan masalah tidak hanya disebabkan oleh pengetahuan


mengenai proses perubahan morfologi sungai yang kurang memadai, tetapi juga sebagai
akibat sangat kompleks dan rumitnya proses pembentukan morfologi sungai. Pendekatan
yang paling memadai dapat dilakukan mulai dengan persamaan untuk gerak dan
keseimbangan, baik terhadap air maupun sedimen. Hal ini hanya mungkin dilakukan
terhadap sungai alluvial yaitu sungai yang mengalir dengan angkutan sedimen lepas yang
dibawa sendiri oleh sungai tersebut. Pendekatan yang berbeda untuk sungai alamiah yang
lain, misalnya apabila dasar alluvial mempunyai tahanan (lempung atau cadas).

Hal yang perlu diperhatikan adalah kenyataan bahwa suatu sungai merupakan sistem dari
fenomena alam yang dinamik, di mana keadaan fisik akan berkaitan dengan ekosistem dan
dipengaruhi oleh keadaan sebelum dan sesudah perubahan di sungai, termasuk perubahan-
perubahan cuaca dan geologi, juga perubahan akibat kegiatan manusia terhadap sistem
sungai. Suatu perubahan dari parameter pokok akan mempengaruhi perubahan waktu, baik
di udik atau di hilirnya.

Anda mungkin juga menyukai