Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi baik berupa ucapan atau


tulisan yang didasarkan pada sistem simbol. Bahasa terdiri dari kosa kata yang
digunakan oleh sebuah komunitas dengan aturan yang bervariasi seperti tata
bahasa dan sintaks (Santrock, 2010).

Semua bahasa yang digunakan oleh manusia memiliki beberapa


karakteristik umum, termasuk infinite generativity atau generativitas tak terbatas.
Generativitas tak terbatas adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan kalimat
bermakna yang tidak terbatas jumlahnya dengan menggunakan serangkaian kata-
kata dan aturan yang tidak terbatas (Santrock, 2010). Menurut Laura E. Berk,
Perkembangan Bahasa adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa kata,
ucapan, gramatikal, dan etikanya dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur.

Menurut Santrock (2010), bahasa melibatkan 5 sistem aturan, yaitu:

a. Fonologi

Merupakan sistem bunyi dari sebuah bahasa, termasuk bunyi yang digunakan
dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut dapat dikombinasikan. Fonem adalah satuan
dasar dari bunyi dalam sebuah bahasa, fonem adalah satuan terkecil dari bunyi
yang mempengaruhi makna.

b. Morfologi

Sistem ini merujuk pada satuan makna yang terlibat dalam pembentukan kata.
Morfem adalah satuan minimal dari makna, morfem adalah sebuah kata atau
bagian dari sebuah kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil
yang mempunyai makna.
c. Sintaksis

Sistem ini melibatkan cara mengombinasikan kata-kata untuk menyusun frasa


dan kalimat yang dapat diterima.

d. Sematik

Sistem ini merujuk pada makna kata dan kalimat. Setiap kata mempunyai
seperangkat ciri semantik atau atribut yang dibutuhkan terkait dengan makna.

e. Pragmatik

Merupakan sistem dari penggunaan percakapan dan pengetahuan yang sesuai,


mengenai bagaimana menggunakan bahasa secara efektif dalam konteks.

2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa

Tahap perkembangan bahasa menurut Noam Chomsky :

1.1 Bahasa Awal/Early Languange (0-1 tahun)

Bayi telah diperkenalkan dengan bahasa. Mereka mengkomunikasikan


bahasa dengan gerakan tubuh dalam merespon kata-kata yang disampaikan orang
lain. Pada usia satu bulan, bayi mulai dapat mendengkur, sedangkan pada usia 6
bulan sampai dengan satu tahun mereka menggunakan bahasa babbling seperti "ba
ba ba" "da da da" sebagai respon terhadap pembicaraan orang.

1.2 Kalimat satu kata/Halofrastik (1-1,5 tahun)

Pada usia sekitar satu tahun, anak mulai mengucapkan kata-kata pertama.
Kata pertama yang diucapkan ini biasanya berupa satu kata. Satu kata ini dapat
berupa perintah, penolakan, pemberitahuan, dan lain-lain. Untuk mengerti apa
yang anak maksud, metode yang tepat untuk orang tua adalah dengan
mengobservasi dan memahami dengan apa yang dikerjakan anak pada saat itu.
Intonasi pun mendukung apakah anak itu memerintah, menolak, atau hanya
memberi tahu.

2
1.3 Tahap kalimat dua kata (1,5--2 tahun)

Kalimat kedua ini muncul sebagai perluasan ketika anak mengerti


terhadap sebuah kejadian dan mencoba untuk mengekspresikannya dan terjadi
ketika anak berusia sekitar 1 setengah tahun atau 18 bulan. Misalnya, makna
kepemilikan (mainanku). Namun pada tahap ini kata kerja yang digunakan tidak
mencangkup jumlah dan waktu.

1.4 Tahap perkembangan tata bahasa (2--5 tahun)

Yang terlihat dari tahap ini adalah keterampilan anak dalam mengadakan
sebuah diferensiasi ketika menggunakan kata-kata dan kalimat. Namun masih
terdapat kesulitan pengucapan konsonan yang sedikit kompleks. Perbendaharaan
kata mulai berkembang sedikit demi sedikit. Adanya pembedaan antara kata
benda dan kata kerja dalam pemakaiannya yang ditandai dengan berbagai kata
depan, kata ganti, dan kata kerja bantu. Bahasa sebagai fungsi komunikasi benar-
benar telah berfungsi. Misalnya anak mulai membagikan pengalamannya kepada
orang-orang terdekatnya. Perkembangan morfologi mulai terjadi yang ditandai
dengan kata jamak, perubahan akhiran, perubahan kata kerja dan lain-lain.

1.5 Transformasi atau Tahap Perkembangan Tata Bahasa Menjelang Dewasa


(5-10 tahun)

Pada masa ini tata bahasa seorang anak berkembang secara pesat. Seorang
anak mengalami sebuah perubahan melibatkan gabungan kalimat yang sederhana.
Ketika anak telah memasuki usia 8 tahun, bahasa telah digunakan sebagai alat
yang benar-benar penting untuk proses penyampaian pikiran. Usia ini merupakan
usia yang sangat penting dalam kemampuan kompleks tata bahasa.

1.6 Tahap kompetensi lengkap (11 tahun -- dewasa)

Pada akhir masa anak-anak kemampuan berbahasa sudah cukup matang.


Hingga usia sekolah pertengahan atau biasa dikenal SMP, keterampilan bicara
anak lebih meningkat, sintaksis lebih lengkap disertai variasi-variasi struktur dan
variasi-variasi kata.

3
2.3 Tipe Perkembangan Bahasa

Menurut Yusuf (2014), perkembangan bahasa dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).


Fungsinya yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada
umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun.
b. Socialized Speech, terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan
temannya atau lingkungannya.
Dalam tipe ini, perkembangan bahasa anak dibagi menjadi lima bentuk
yaitu (a) adapted information, terjadinya saling tukar gagasan atau adanya
tujuan bersama yang dicari, (b) critism, menyangkut penilaian anak terhadap
ucapan atau tingkah laku orang lain, (c) command (perintah), request
(permintaan) dan threat (ancaman), (d) questions (pertanyaan), dan (e)
answers (jawaban). Fungsi dari socialized speech ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan penyesuaian social (social adjustment).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

Menurut Yusuf (2004), ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam


perkembangan bahasa anak, yaitu:

a. Faktor Kesehatan

Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa seorang anak.


Apabila pada dua tahun pertama kesehatan seorang anak sering terganggu, maka
perkembangan bahasanya akan terhambat.

b. Intelegensi

Perkembangan bahasa anak akan bisa diketahui dari intelegensinya. Anak


yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau di atasnya, biasanya
mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Sedangkan anak yang mengalami
kelambatan mental akan sangat miskin dalam berbahasa.

4
c. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Dalam beberapa penelitian tentang hubungan antara status sosial ekonomi


keluarga dan perkembangan bahasa menyatakan bahwa sebagian besar anak yang
berasal dari keluarga miskin akan mengalami kelambatan dalam perkembangan
bahasanya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecerdasan atau kesempatan
belajar pada anak dari keluarga miskin dibandingkan dengan anak yang berasal
dari keluarga yang mampu.

d. Jenis Kelamin (Sex)

Berdasarkan faktor jenis kelamin ini, sejak usia dua tahun ke atas, anak
perempuan mempuanyai perkembangan bahasa yang lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki.

e. Hubungan Keluarga

Anak yang menjalin hubungan dengan keluarganya secara sehat (penuh)


perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya) dapat memfasilitasi
perkembangan bahasanya. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tuanya tidak
sehat, maka perkembangan bahasa anak cenderung stagnasi atau mengalami
kelainan, seperti: gagap, kata-katanya tidak jelas, berkata kasar dan tidak sopan,
serta merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya.

Terkait dengan faktor biologis dan lingkungan yang memengaruhi


perkembangan Bahasa peserta didik, seorang ahli bahasa terkenal, Noam
Chomsky (1957) menyatakan bahwa manusia mempunyai susunan syaraf dan
otak untuk belajar bahasa pada waktu tertentu dan dalam cara tertentu. Beberapa
ahli bahasa melihat adanya kemiripan yang luar biasa dalam cara anak-anak
menyerap bahasa diseluruh dunia, meskipun ada variasi yang sangat luas dalam
input bahasa yang diterima, sebagai bukti kuat bahwa bahasa mempunyai dasar
biologis. Anak-anak juga bervariasi dalam akuisisi bahasa mereka dengan cara
yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor lingkungan saja. Roger Brown (1973),
seorang pelopor peneliti bahasa, mencari bukti bahwa orang tua mendorong anak-
anak mereka untuk berbicara dengan tata bahasa yang benar. Ia menemukan
bahwa pada orang tua kadang tersenyum dan memuji anak-anak mereka karena

5
mengucapkan kalimat-kalimat yang gramatikal, tetapi mereka juga menguatkan
kalimat-kalimat yang tidak gramatikal. Brown menyimpulkan bahwa proses yang
terjadi di dalam seorang anak lebih penting daripada penguatan faktor lingkungan
(Santrock, 2010).

2.5 Gangguan Perkembangan Bahasa dan Bicara Anak

Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:

1. Disfasia

Gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan


kemampuan anak seharusnya. Ditengarai gangguan ini muncul karena adanya
ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada di otak. Anak dengan gangguan ini
pada usia setahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna,
misalnya mama atau papa.

Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain) sudah baik tapi
kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan suatu maksud) mengalami
keterlambatan. Karena organ bicara sama dengan organ makan, maka biasanya
anak ini mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.

2. Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative


Disorder/CDD)

Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal, kemudian
kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik. Anak berkembang
normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan komunikasi, sosial, bermain
dan perilaku. Namun kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun, yang
terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.

3. Sindrom Asperger

Gejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi sosial ditambah gejala
keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas. Anak dengan
gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi sosial. Ditandai
dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi nonverval (mata, pandangan,

6
ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan anak sebaya, kurang
menguasai hubungan sosial dan emosional.

4. Gangguan multisystem development disorder (MSDD)

MSDD digambarkan dengan ciri-ciri mengalami problem komunikasi, sosial, dan


proses sensoris (proses penerimaan rangsang indrawi). Ciri-cirinya yang jelas
adalah reaksi abnormal, bisa kurang sensitif atau hipersensitif terhadap suara,
aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan sensasi indra lainnya. Sulit berpartisipasi dalam
kegiatan dengan baik, tetapi bukan karena tertarik, minat berkomunikasi dan
interaksi tetap normal tetapi tidak bereaksi secara optimal dalam interaksinya. Ada
masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin
lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan seseorang
dalam menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Perkembangan kemampuan ini memengaruhi bagaimana seseorang
dapat mengasah intelektual dan kematangan emosionalnya.
2) Perkembangan bahasa dimulai dari anak lahir. Selama masa hidup
seorang individu, perkembangan bahasa dialami secara bertahap.
Perbedaan kemampuan berkomunikasi bisa terlihat jelas ketika
seseorang masih anak-anak dan beranjak dewasa.
3) Anak-anak mengembangkan kemampuan linguistiknya bisa dengan
cara melakukan kontak langsung dengan lingkungan disekitarnya
ataupun melakukan monolog, yaitu berbicara dengan dirinya sendiri.
Dengan monolog, anak-anak juga dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya.
4) Kemampuan berbahasa anak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
baik secara internal maupun eksternal. Salah satu contoh faktor
internal yaitu kemampuan linguistik anak-anak yang mempunyai
kualitas intelegensi normal dan di atasnya dapat berkembang lebih
cepat. Sedangkan contoh faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi dan
status sosial anak yang memengaruhi kesempatan belajar dan
mengembangkan kemampuan bahasa.
3.2 Saran

Untuk mengetahui perkembangan bahasa pada peserta didik maka


diperlukan banyak kajian literatur untuk memahami materi. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai