Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HEMATOLOGI

“Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli”

Oleh :

Nama : Sri Wulantari


Nim : 18 3145 353 218
Kelas : 18 F
Kelompok : V (Lima)

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
2018/2019
Lembar Pengesahan

Judul Praktikum : Pemeriksaan Hb Metode Sahli


Nama Lengkap : Sri Wulantari
NIM : 18 3145 353 218
Kelas : 2018 F
Kelompok :V (Lima)
Nama Anggota : 1. Tazya Angrani Ruslan
2. Verinika Paddala
3. Nurfadhilla K
4. Nur Akmal Saputra
5. Rahma Wadjo

Penilaian :

Makassar, 25 Juni 2019

Disetujui oleh :

Asisten dosen Praktikan

Mutia Diniasti Sri Wulantari


NIM : 17 3145 353 051 NIM : 18 3145 353 218

Dosen Pembimbing :

A. Ulfa Ferdhyanti.S.SI.,M.Kes
NIDN : 09 180293 01
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu Trombosit, leukosit, dan
eritrosit. Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah yang mengandung
hemoglobin merupakan komponen hematologi utama dari transport oksigen.
Hemoglobin adalah protein pernafasan yang mengandung besi yg merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Hemoglobin berperan penting
dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan memberi warna merah
pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu bentuk sel
darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati pembuluh
darah, (Rosida dan Nur, 2016).
alah satu pemeriksaan laboratorium yang sering digunakan adalah
pemeriksaan hemoglobin. Di laboratorium kadar hemoglobin dapat di periksa
dengan dua metode yaitu metode Sahli dan metode cyanmethemoglobin.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan
sampel dengan warna batang gelas standar, (Rosida dan Nur, 2016).
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah
dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi
ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia yang paling
umum ditemukan di masyarakat adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia
gizi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan zat
besi dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat
rendah, adanya parasit dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita,
diare, kehilangan banyak darah akibat kecelakaan atau operasi karena penyakit,
(Rosida dan Nur, 2016).
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktikum kali ini adallah
menentukan hemuglobin atau Hb dengan menggunakan metode sahli.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin atau (Hb) pasien dengan
meggunakan metode sahli.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Eritrosit berbentuk bikonkaf, cekungan (konkaf) pada eritrosit
9digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat
oksigen, (Kurniasih dan Mulyani, 2018)
Darah di dalam tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat penting sebagai
alat untuk transportasi oksigen dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah
merupakan cairan tubuh yang berwarna merah, warna merah ini merupakan
protein pernafasan yang mengandung besi, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen yang disebabkan oleh hemoglobin. Dalam darah juga
terdapat kandungan seperti air, protein, mineral dan garam. Selain itu darah juga
dibedakan menjadi beberapa jenis. Pada masing-masing jenis darah juga memiliki
peranan penting dalam tubuh. Jenis-jenis darah manusia yakni sel darah merah, sel
darah putih serta kepingan darah, (khasanah dkk, 2016)
Menurut,(Asmadi, 2008. Hal.6) Darah memiliki fungsi diantaranya adalah
a) Sebagai alat transport maknan yang di serap dari saluran cerna dan di edarkan
ke seluruh tubuh.
b) Sebagai alat transport O2 yang diambil dari paru-paru untuk dibawah keseluruh
tubuh.
c) Sebagai alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti
paru-paru (gas) ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk
diteruskan kedalam empedu dan saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang
suka larut dalam air).
d) Sebagai alat transport antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh
suatu jaringan dibuat oleh jaringan lain misalnya, dalam transport lipoprotein
seperti lipoprotein densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL)
lipoprotein densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL) dan hormone.
e) Darah juga digunakan sebagai alat untuk mempertahnkan keseimbangan
dinamis (hemostasis) dalam tubuh termasuk didalamnya iyalah
mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan asam basa sehingga Ph
darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan normal.
f) Mempetahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya
selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.
g) Anemia adalah ketidakmampuan darah untuk mensuplai jaringan dengan
oksigen yang cukup untuk melakukan fungsi metabolisme yang sesungguhnya.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO),1 anemia adalah nilai
kadar Hb <13 g/dL pada laki-laki dan <12 g/dL pada wanita. Usia anak 6
bulan−6 tahun dianggap anemia jika nilai kadar Hb <11 g/dL dan usia antara
6−14 tahun kadar Hb sebesar <12 g/dL. Berdasar atas data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas)2 tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia tahun 2013
untuk usia >1 tahun sebesar 27,1%. Di Indonesia, wanita memiliki prevalensi
anemia 23,9% lebih tinggi dibanding dengan laki laki 18,4%. Anemia dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia kehamilan, sosial ekonomi
rendah, usia (20–30 tahun), dan jenis kelamin (perempuan lebih berisiko
dibanding dengan laki-laki), (ardianti dkk, 2017)
h) Terdapat beberapa klasifikasi anemia tersering antara lain anemia defisiensi
besi, anemia aplastik, anemia hemolitik, dan anemia megaloblastik. Anemia
defisiensi besi adalah tipe anemia dengan gambaran morfologi apus darah tepi
hipokromik mikrositer dan merupakan anemia yang tersering terjadi di dunia.
Anemia defisiensi besi lebih umum terjadi pada wanita dengan kelompok usia
21−30 tahun, (ardianti dkk, 2017)
i) Berdasarkan tempat tinggal pasien, anemia jenis ini sering terjadi di daerah
perdesaan dibanding dengan daerah perkotaan.1,2 Anemia aplastik merupakan
penyakit yang jarang terjadi dengan tipe gambaran morfologi normokromik
normositer. Sebagian besar kasus terjadi pada tiga dekade pertama dari
kehidupan dan sering terjadi di daerah industri. Hampir seluruh studi
menunjukkan rasio anemia aplastik untuk perempuan dan laki-laki adalah 1:1,
(ardianti dkk, 2017)
j) Terdapat dua kelompok usia yang paling sering mengalami anemia ini yaitu
kelompok usia dewasa muda dan usia lanjut.1,2 Anemia hemolitik merupakan
anemia dengan gambaran morfologi apus darah tepi normokromik normositer.
Insidensi puncak terjadinya anemia hemolitik yaitu antara usia 2130 tahun.,
(ardianti dkk, 2017)
k) Perempuan lebih berisiko dibanding dengan laki-laki, yaitu dengan rasio
2,2:1.1,3,4 Anemia megaloblastik umumnya disebabkan defisiensi vitamin B12
dan asam folat dengan gambaran morfologi apus darah tepi hiperkromik
makrositer. Pada anemia jenis ini, laki-laki lebih berisiko dibanding dengan
perempuan dengan rasio 1,64:1. Mayoritas pasien terjadi pada kelompok usia
11−14 tahun (48,8%) dan 11% kasus terjadi pada infant. Anemia megaloblastik
umum terjadi di negara berkembang dan pada kelompok sosial ekonomi
rendah, (ardianti dkk, 2017)
Batas waktu pemeriksaan darah EDTA darah EDTA dapat dipakai untuk
beberapa macam pemeriksaan hematologi, seperti penetapan kadar hemoglobin,
hitung jumlah leukosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, hematocrit, penerapan laju
endap darah menurut westergren wintrobe, tetapi tidak dapat dipakai untuk
percobaan hemoragik dan pemeriksaan faal trombosit, (gandasoebrata,2015)
Pemeriksaan dengan memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan
segarah,hanya kalau perlu boleh disimpan dalam lemari es (4℃). Dara EDTA
yang disimpan pada 4℃ selama 24 jam memberikan nilai hematocrit yang lebih
tinggi. Untuk membuat sediaan ampus darah tepi dapat dipakai darah EDTA yang
disimpan paling lama 2 jam.Pada umumnya,darah EDTA dapat disimpan 24 jam
di dalam lemai es tanpa mendatangkan penyimpangan yang bermakna, kecuali
untuk jumlah trombosit dan nilai hematocrit, (gandasoebrata, 2015)
Ketelitian yang biasanya dicapai oleh ± 100% kadar hemoglobin yang
ditentukan dengan cara sahli dan cara-cara kolorimetri visual lain hanya patut dil
aporkan dengan meloncat-loncat ½g/dl,sehingga laporan menjadi ump,11, 11½,
12, 12½, 13 g/dl. Janganlah melaporkan hasil dengan memakai angka decimal
seperti 8,8, 14,0, 15,5 g/dl dsb; ketelitian dan ketepatan cara sahli yang kurang
memadai tidak membolehkan laporan seperti itu, (gandasoebrata,2015)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Hari : Kamis
Tanggal : 20, Juni 2019
Jam : 14:00 - selesai
2. Tempat
Paktikum Hematologi kali ini di laksanakan di laboratorium mikrobiologi
gedung D lantai satu Universitas Mega Resky Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Haemocytometer
b) Gelas kimia
c) Torniquet
d) Pipet hemoglobin
2. Bahan
a) Aquadest
b) Darah venah
c) Spoit 3cc
d) Tabung EDTA
e) HCl 0,1 N
f) Alkohol swab
C. Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan
larutan Hcl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan
warna yang terjadi dengan warna standard memakaimata biasa.
D. Prosedur Kerja
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dimasukkan kira-kira 5 tetes HCl 0,1 N kedalam tabung pengencer
hemometer sampai tanda 2.
3) Diisaplah darah kapiler atau darah vena dengan pipet hemoglobin sampai
garis tanda 20 ul atau 0,02 ml.
4) Dihapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
5) Disegeralah alirkan darah dari pipet ke dasar tabung pengencer yang berisi
HCl 0,1 N. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
6) Diangkatlah pipet itu sedikit, lalu isap HCl kedalam pipet 2-3 kali untuk
membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.
7) Dicampurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa homogen
sehingga warna campuran menjadi coklat tua.
8) Ditambahkan aquades tetes demi tetes tiap kali diaduk dengan batang
pengaduk. Persamaan warna campuran dan batang standar harus dicapai
dalam waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCl dicampur, dan dibaca
pada cahaya terang. TinggiLarutansesuaidenganskala
9) Dibacalah kadar Hb dalam satuan gram/100 ml darah atau g/dl atau g%
(Lihatpadadasarmeniskus).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pecamputan Darah
dan HCL 0,1 N

Hasil Akhirdi
Pembacaan
Penambahan
Pencampuran
Cahaya
Darah Terang
Aquadest
dan HCL
B.

Pengambilan Pemipetan
PemipetanHCL
Darah dimasukkan 0,1
Darah
Pembahasan Darah Vena SampaiTanda
ke tabung Sampai Tanda20
2
Pada praktikum Hematologi 1 kali ini adalah menentukan hemogobin
(Hb) dengan metodeh sahli yang dilakukan di labolatorium Patologi Klinik
lantai dua gedung D universitas Mega Rezky Makassar.
Prinsip dari pemeriksaan hemoglobin yaitu hemoglobin diubah menjadi
hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
tanda dalam alat itu.
Hal pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
kemudian masukan kira-kira 9-10 tetes larutan HCl 0,1N kedalam tabung
pengencer hemoglobin sampai tanda dua. Setelah itu ambil darah vena denagn
pipet hemoglobin sampai garis tanda 20μl atau 0,02 ml, kemudian hapuslah
darah bawah ujung pipet.
Setelah itu alirkan darah dari pipet kedalam tabung pengenceran yang
berisi larutan HCl 0,1N. Hati-hati jangan sampai terdapat gelembung udara
karena jika terdapat gelembung udara maka akan terjadi kesalahan dalam
penetapan kadar hemoglobin.
Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu angkatlah pipet itu sedikit demi
sedikit , lalu hisap HCl kedalam pipet tetes 2-3 kali untuk membersihkan darah
yang masih tinggal dalam pipet, kemudian campurkan isi tabung itu supaya
darah dan asam dihomogenkan sehingga warna campuran menjadi coklat tua.
Kemudian tambahkan aquadest tetes demi tetes tiap kali diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Aquades ini digunakan karena aquades
bersifat netral dimana dia tidak akan bereaksi dengan HCl maupun hemoglobin
dan menggangu pembentukn asam hematin melainkan sifatnnya hanya sebagai
pengencer.
Persamaan warna campurang dan batang standar harus dicapai dalam
waktu 3-5 menit setelah sesaat darah dicampur dengan HclI
Metode yang digunakan untuk menentukan hemoglobin atau Hb yaitu
metode sahli, metode sanmethemoglobin. Pada metode sahli hemoglobin
dihidrolisis dengan HCl menjadi asam hematin yang berwarna coklat, warna
yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar. Perubahan warna asam
hematin dibuat dengan cara pengenceran, sehingga warna sama dengan warna
standar.
Kesalahan yang sering terjadi selama prosedur pemeriksaan, misalnya:
1. Mengisi larutan HCl 0,1N kurang atau lebih dari yang diminta
2. Kesalahan dalam pengisapan darah perifer, misalnya berupa terhisapnya
udara ke dalam pipet sehingga sulit menentukan jumlah darah yang diambil
apa sudah cukup atau tidak. Jika terjadi hal demikian, sebaiknya prosedur
pengambilan darah diulang dan pastikan mulut pipet sepenuhnya terbenam
dalam darah di ujung jari.
3. Kesalahan lupa mengusap sisa darah di ujung pipet sebelum dicelup ke
dalam tabung Sahli
4. Pipet menyentuh dinding tabung sebelum dicelup ke dalam larutan HCl
sehingga sebagian darah tertinggal di dinding pipet sebelah atas dan tak
pernah menyentuh HCl.
5. Salah menginterpretasi warna larutan yang terbentuk.
Kesalahan seperti disebutkan di atas sangat potensial mengubah hasil
pemeriksaan Hb sehingga tidak akurat. Jika jumlah darah yang dilarutkan
kurang dari ketentuan, alat bisa memberi hasil seolah pasian menderita anemia.
Jika terjadi hal yang sebaliknya, hasil Hb pasien bisa tampak seolah normal
atau melebihi normal. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa diatasi dengan
memperbanyak berlatih. Kesalahan pengambilan darah misalnya bisa diatasi
dengan berlatih melakukan pemipetan cairan dengan memakai cairan
berwarna. Selanjutnya dilanjutkan dengan belajar memasukkan cairan dalam
tabung tanpa tertumpah. Apabila praktikan sudah mahir, praktikan selanjutnya
boleh meminta volunteer untuk menyumbang darahnya. Kemudian jika perlu,
praktikan melakukan tes Hb dengan cara lain yang lebih akurat terlebih dahulu
di laboratorium standar yang ada. Hasilnya lalu dicocokkan dengan prosedur
pemeriksaan metode Sahli. Dengan berlatih seperti demikian, para praktikan
lainnya agar dapat lebih terampil dan lebih akurat dalam memeriksa Hb pasien.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan hasil yang didapatkan dari pasien A,
jenis kelamin laki-laki, dengan umur 19 tahun. kadar hemoglobinnya yaitu 10
g/dl. Kadar tersebut terbilang tidak normal karena hemoglobin laki-laki
normalnya berkisar antara 13-17 g/dl.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai hemoglobin yaitu, kecukupan
besi dalam tubuh, metabolisme besi dalam tubuh, keasaman/PH, tekanan
parsial O2, temperatur atau suhu, reagen yang digunakan, metode yang
digunakan dan lingkungan pemeriksaan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pengukuran hemoglobin yang didapat dari sempel pasien didapatkan
kadar yaitu 15 g/dl. Dimana kadar hemoglobinnya menunjukkan nilai normal
yaitu 12-16 yang menandakan pasien tersebut memiliki kadar hemoglobin yang
normal (normal).
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar menggunakan alat APD yang
lengkap pada saat prakrikum berlangsung dan selalu menjaga kenersihan lep
pada saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Ardianti dkk, 2017. Gambaran Morfologi Apus Darah Tepi dan Karakteristik
Pasien Anemia di Laboratorium RS Al-Islam Periode Juni−Desember
2016. Vol.1, No.1. Bandung : UIB.

Asmadi, 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salamba
Medika

Gandasoebrata, 2015. Penuntun Laboratorium. Jakarta : Dian Rakyat.


Khasanah dkk, 2016. Klasifikasi Sel Darah Putih Berdasarkan Ciri Warna dan
Bentuk dengan Metode K-Nearest Neighbor (K-NN). Vol,5. No,2.
Yogyakarta : UGM
Kurniasih Yulvina dan Mulyani Reskiani, 2018. Gambaran Eritrosit Pada
Sediaan Darah Tepi Pasien Malaria Di Puskesmas Sungai Pancur.
Vol.3, No.2 Batam : STIKes Karimun

Anda mungkin juga menyukai