Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NARKOBA SEBAGAI PENCETUS MASALAH KEJIWAAN

Disusun untuk menyelesaikan Tugas Praktik Klinik Profesi


Stase Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. Defi Malini Herawati, S.Kep. 19.14901.10.18

2. Yuliana, S.Kep. 19.14901.11.47

3. Kus Endang Maya Sari, S.Kep. 19.14901.11.22

4. Rohaini, S.Kep. 19.14901.11.46

Pembimbing Klinik : Iwan Andhyantoro, SKM, M.Kes.

PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN
NARKOBA SEBAGAI PENCETUS MASALAH KEJIWAAN

Topik : Narkoba sebagai Pencetus Masalah Kejiwaan


Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2020
Waktu : 08.30 WIB s.d selesai
Tempat : Poli Rawat Jalan RS dr. Ernaldi Bahar Palembang
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

A. Latar Belakang

Gangguan Kejiwaan Rentan Narkoba. Di sana saya


mempresentasikan tentang Komorbiditas Gangguan Medis pada Pasien
Bipolar. Selain gangguan medis sebenarnya pasien gangguan bipolar juga
rentan mengalami gangguan kejiwaan lain (berkomorbid dengan gangguan
kejiwaan lainnya) dan salah satunya adalah penyalahgunaan zat. Pada
beberapa penelitian yang telah dilansir dikatakan bahwa pasien dengan
gangguan kejiwaan memang banyak yang mengalami gangguan
penyalahgunaan zat juga. Beberapa gangguann kejiwaan yang rentan
terhadap penyalahgunaan zat narkotika seperti Gangguan Bipolar, Gangguan
Skizofrenia, Gangguan Depresi, Gangguan Cemas dan Gangguan
Kepribadian. Beberapa di antaranya bahkan mempunyai potensi rentan untuk
mengalami gangguan penyalahgunaan zat misalnya Gangguan Bipolar. Ada
beberapa hal yang terkait dengan masalah gangguan kejiwaan dan
penyalahgunaan zat narkotika. Kondisi kejiwaan terkait dengan perilaku,
perasaan dan pikiran dari orang tersebut.
Beberapa gangguan kejiwaan seperti gangguan bipolar dan gangguan
kepribadian (misalnya salah satunya gangguan kepribadian ambang) sangat
sering penderitanya melakukan tindakan berisiko tinggi salah satunya
penggunaan zat. Selain itu masalah perasaan dari penderita gangguan
kejiwaan juga sangat berperan. Kondisi pasien sering sulit digambarkan
sendiri oleh mereka. Pada penderita gangguan bipolar, suasana perasaan
yang labil, mudah berubah, kadang sedih berlebihan dan di saat lain gembira
luar biasa menjadi faktor risiko penggunaan zat narkotika. Apalagi bagi
penderita yang tidak mendapatkan pengobatan profesional. Tidak
mengherankan dalam strategi pengobatan pasien seperti Gangguan Bipolar,
tata laksana bukan hanya terkait kondisi pasien yang berhubungan dengan
gejala-gejala sakitnya tetapi juga berhubungan dengan pencegahan dari
penyalahgunaan zat. Hal ini karena kita menyadari adanya suatu kerentanan
yang tinggi pada pasien-pasien gangguan kejiwaan khususnya beberapa
kondisi khusus seperti gangguan Bipolar. Tata laksana kenyataan yang ada
memang ada orang-orang yang terkena dan terlibat narkoba bukan hanya
semata-mata kenakalan remaja tetapi juga karena mengalami gangguan
kejiwaan. Tatalaksana dari mulai upaya pengenalan diagnosis dini pada
penderita gangguan jiwa, pengobatan yang tepat dan rehabilitasinya
membuat faktor risiko bisa dikurangi.
Upaya pencegahan dini tentunya memerlukan kerjasama dan
pengetahuan dari para orang tua dan individu dalam keluarga. Adanya
perubahan tingkah laku, perasaan dan pikiran yang berlangsung lama dari
anggota keluarga harus dianggap serius dan jika perlu diberikan penanganan
profesional di bidang kesehatan jiwa. Jangan terlalu stigmatis kepada orang-
orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Menjauhkan mereka dan
mengisolir meraka adalah sesuatu yang rasanya kurang bijak. Mereka
memerlukan pengobatan yang sesuai dan segera. Akar permasalahan yang
menjadi penyebabnya harus ditangani dan mendapatkan perhatian terus
menerus. Hal ini agar mencegah mereka lebih jauh menderita karena
berbagai masalah terkait dengan gangguan kejiwaannya.

Penggunaan narkoba erat kaitannya dengan ancaman gangguan


jiwa karena zat-zat yang terkandung di dalamnya.
"Erat sekali narkoba dengan gangguan jiwa karena efek metafetaminnya,"
katanya dalam diskusi yang bertajuk "Mungkinkah Rehabilitasi Pecandu
Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan". Zat metafetamin biasanya
ditemukan di narkoba jenis sabu yang bisa menyebabkan halusinasi dan
disorientasi pancaindera. "Jangankan narkoba, obat diet pun kalau
digunakan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan halusinasi,".
Penanganan penyalahgunaan narkotika sebaiknya direhabilitasi medis
dan sosial ketimbang dihukum pidana. Namun, dia mengakui penanganan
dengan rehabilitasi belum optimal diimplementasikan di Indonesia
dibandingkan dengan di negara-negara lain yang sudah ada penanganan
rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan. Berdasarkan data Badan Narkotika
Nasional (BNN), hingga saat ini terdapat empat juta korban penyalahgunaan
narkoba yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya
sekitar 18.000 atau 0,47 persen yang mendapatkan layanan terapi dan
rehabilitasi. Dari jenis narkoba, tercatat 21 macam narkoba jenis baru yang
ditemukan di laboratorium BNN yang diciptakan sindikat narkoba dan
didukung oleh tenaga ahli farmasi. Bahkan, telah ditemukan sebanyak 251
narkoba jenis baru yang sengaja dibuat untuk menghindari jerat hukum yang
telah diatur oleh undang-undang masing-masing negara.
Hubungan penggunaan narkoba, psikotropika dan jenis obat terlarang
lainnya, menjadi penyebab terjadinya gangguan kejiwaan, ternyata benar
adanya. Faktor seseorang sakit jiwa bisa bermacam. Mulai dari bawaan
sampai depresi tinggi, tapi kebanyakan pasien sakit jiwa yang diterima di
Rumah Sakit Jiwa, dikarenakan pemakaiaan narkoba. Untuk itu peran Rumah
Sakit Jiwa tidak hanya mengobati, tetapi mengantisipasi dan juga
merehabilitasi pasien.

Dalam penanganan awal bagi pasien sakit jiwa. Diharapkan kepada


masyarakat, kalau mengetahaui ada pasien sakit jiwa jangan lah di pasung,
segera laporkan ke pihak rumah sakit, mulai ditingkat kecamatan atau
kabupaten untuk dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa, dan itu tidak dipungut biaya
sepeser pun.

Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem


pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien
berada di rumah. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran penting di dalam
upaya merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan. Melihat
fenomena di atas, maka kerluga perlu mempunyai pemahaman mengenai
cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa khususnya
perilaku kekerasan ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat
dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga.

Oleh karena itu, kami akan melakukan penyuluhan mengenai peran


keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menyebabkan narkoba
sebagai pencetus masalah kejiwaan di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit
dr. Ernaldi Bahar Palembang.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana


cara merawat anggota keluarga yang menyalahgunakan narkoba
sehingga menyebabkan kejiwaan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan masyarakat /


keluarga di ruang poli rawat jalan RS Ernaldi Bahar Palembang
mampu :
a. Menjelaskan pengertian narkoba
b. Menjelaskan jenis-jenis narkoba
c. Menjelaskan tanda dan gejala narkoba
d. Menjelaskan peran keluarga dalam merawat pasien dengan
masalah narkoba dengan pencetus kejiwaan
C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Peran keluarga pada proses kesembuhan pada penderita penyebab


narkoba pencetus masalah kejiwaan.
2. Sasaran dan Target

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien


Target : Pasien dan keluarga pasien RS Ernaldi Bahar yang
mempunyai anggota keluarga yang menyebabkan narkoba sebagai
pencetus masalah kejiwaan.
3. Metode

a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
b. Banner
5. Materi (Terlampir)

6. Pengorganisasian Kelompok

Moderator :

Penyaji :

Fasilitator :

Observer :

Dokumentasi :

Notulen :

7. Setting Tempat
BAB II
MATERI PENYULUHAN NARKOBA SEBAGAI
PENCETUS KEJIWAAN

1. Pengertian dan Jenis-jenis Narkoba

Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan
pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin
meresahkan. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa
memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah
diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis
narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang
bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa
menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai
merasakan efek yang menyenangkan.
Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa
mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba
sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah
pemakainya. Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut memang
bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti menggunakannya
sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.
Penggunaan Narkotika, Psikotropika, Zat-zat Adiktif dan Obat
berbahaya lainnya ( NAPZA atau narkoba) tidak hanya dalam bidang farmasi
saja tetapi sudah terjadi penyalahgunaan. Penyalahgunaan narkotika adalah
pola perilaku yang bersifat patologik dan biasanya dilakukan oleh individu
yang mempunyai kepribadian rentan atau mempunyai risiko tinggi. Jika
penyalahgunaan narkotika dilakukan dalam jangka waktu tertentu akan
menimbulkan gangguan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada orang
yang menggunakannya. Penyalahgunaan narkoba sering ditemukan di
kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa. Mereka menggunakan
narkoba dengan berbagai alasan.
Alasan memakai narkoba Dikutip dari situs resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut ini beberapa alasan seseorang
memakai narkoba: Memuaskan rasa ingin tahu atau coba-coba Ikut-ikutan
teman Solidaritas teman Mengikuti tren dan ingin terlihat gaya Menunjukkan
kehebatan Merasa sudah dewasa Baca juga: Kenalkan Bahaya Narkoba
pada Anak Sejak Dini Gejala penyalahgunaan narkoba Berikut ini gejala awal
penyalahgunaan narkoba yang nampak : Menjadi malas Kurang
memperhatikan badan sendiri Hidup tidak teratur Tidak dapat memegang
kepentingan orang lain Mudah tersinggung Egosentrik Tanda-tanda dini
pengguna narkoba Berikut ini tanda-tanda dini pengguna narkoba: Hilangnya
minat bergaul dan olahraga Mengabaikan perawatan dan kerapihan diri
Disiplin pribadi mengendur Suka menyendiri Menghindar dari perhatian orang
lain Cepat tersinggung dan cepat marah Berlaku curang, tidak jujur dan
menghindari tanggung jawab Sering berlama-lama di tempat tak biasa seperti
kamar mandi, WC, gudang dan lainnya Suka mencuri barang di rumah
Prestasi sekolah atau kerja menurun Ciri-ciri fisik pengguna narkoba Orang
yang memakai narkoba dapat terlihat dari ciri-ciri fisiknya.
Berikut ini ciri-ciri fisik pengguna narkoba: Berat badan turun drastis
Mata cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman Sembelit atau sakit
perut tanpa alasan jelas Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk
Ada bekas luka sayatan Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas
suntikan Mengeluarkan air mata yang berlebihan Mengeluarkan keringat
yang berlebihan Kepala sering nyeri, persendian ngilu Banyaknya lendir dari
hidung, diare, bulu kuduk berdiri Sukar tidur, menguap. Jumlah Anak Muda
Pemakai Narkoba Terus Meningkat, Ini Penjelasan Wakapolri Dampak
narkoba Ketergantungan terhadap narkoba baik secara fisik dan psikis
apabila berlangsung lama akan menimbulkan keadaan kecanduan yang
sangat besar. Maka penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak negatif
yang berbahaya dan luas akibatnya.
Penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak yang berbahaya
terhadap fisik, kejiwaan dan lingkungan sosial. Berikut ini beberapa bahaya
narkoba: Dampak narkoba terhadap fisik Beberapa bahaya penyalahgunaan
narkoba terhadap fisik antara lain: Menimbulkan ketagihan atau
ketergantungan Mengganggu mental Mengganggu kesehatan Kerusakan
fungsi sistem syaraf pusat (otak) Cenderung menjadi pelaku kejahatan
Mengakibatkan kematian Memupus iman dan takwa Dampak narkoba
terhadap kejiwaan Beberapa bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap
kejiwaan antara lain: Bersikap labil Cepat memberontak Tertutup (introvert)
dan penuh rahasia Sering berbohong dan suka mencuri Menjadi sensitif,
kasar dan tidak sopan Memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap semua
orang Menjadi malas dan prestasi belajar menurun Akal sehat tidak berperan,
berpikir irasional
Cara menghindari narkoba Agar remaja tidak terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba, bisa melakukan kiat atau tips untuk menghindari
penyalahgunaan narkoba. Berikut ini kiat-kiat menghindari narkoba: Pererat
diri dengan keimanan dan ketakwaan serta berbudi pekerti luhur
Membiasakan diri berpola hidup sehat Menolak bujukan untuk
menyalahgunakan narkoba Belajar dengan sungguh-sungguh Mengisi waktu
luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat Hindari tindakan yang tidak
bermanfaat Sanksi penyalahgunaan narkoba Penyalahgunaan narkoba akan
terkena sanksi hukum, sanksi sosial dan sanksi moral. Di Indonesia,
penyalahgunaan narkoba akan mendapat sanksi hukum yang berdasarkan
Undang-undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009

Pengertian Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan
kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa
terkena sanksi hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba
bagi kesehatan, simak ulasannya berikut ini.

Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)

Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa


memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan.
Menurut Undang Undang tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi
3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.
Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat


berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek
kecanduan.

Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan


asalkan sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada
85 jenis, beberapa diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain.
Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.

Narkotika Golongan 3

Narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup


ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa jenis narkoba yang bisa
didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses kimia.
Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut di
antaranya adalah:

Narkotika Jenis Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit.
Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga
penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin,
Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika Jenis Semi Sintetis

Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang


kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya.
Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.

Narkotika Jenis Alami

Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan
langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya
yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat.
Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk bagi
kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah kematian.
Bahaya dan Dampak Narkoba pada Kesehatan dan Kejiwaan

Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan.


Mudahnya mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya
semakin meningkat. Tak kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko
mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini. Meski ada
beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan,
namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter.
Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya
adalah :

a. Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan


elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus
terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif,
dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

b. Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna
narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa
menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan
kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan
terus-menerus.

c. Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang


berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran
berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-
bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu,
sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup
berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan
sekitar.
d. Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai


menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang
dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa
menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan
kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

e. Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh,


penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup
misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan,
hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar
hukum. Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan
medis sesuai dengan pengawasan dokter dan juga untuk keperluan
penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut tidak memberikan dampak positif
bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu, relasi dengan
keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah
menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-coba memakai barang
berbahaya tersebut karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan kesehatan.

2. Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Dengan Masalah Narkoba


Dengan Pencetus Kejiwaan
Peran keluarga sangatlah penting bagi perawatan dan penyembuhan
pasien, keluarga perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
mengoptimalkan ketenagan jiwa bagi klien. Tujuan dari perawatan yaitu untuk
meningkatkan kemampuan klien, meningkatkan pemecahan masalah di
dalam keluarga mengenai klien dengan masalah narkoba sebagai pencetus
kejiwaan.
Keluarga dapat melakukan perawatan kepada anggota keluarganya
yang mengalami kejiwaan akibat dari narkoba yaitu :
a. Tingkatkan kesadaran diri klien dengan menjalin hubungan yang baik
b. Bantu klien menetapkan tujuan yang realistis dengan beridksusi dengan
klien tentang pengertian dan jenis narkoba.
c. Menggali kelebihan klien dengan mendorong klien mengungkapkan
pikiran, perasaan, mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki oleh
klien.
d. Mengevaluasi diri klien dengan memotivasi klien mengungkapkan upaya
yang biasa dilakukan bila menghadapi masalah, dengarkan setiap
keluhan klien dan bantu mencari alternatif pemecahan masalah yang
lebih baik.
e. Buatlah jadwal kegiatan harian klien dan berikan pujian jika dapat
melakukan dengan baik.
f. Fasilitasi dan pantau penggunaan obat
g. Secara bertahap bantu klien melakukan kegiatan bersama orang
lain/masyarakat.
h. Bila klien mengalami kegagalan selama melakukan berbagai pekerjaan
jangan menyalahkan tetapi bimbing untuk melakukan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai