KONSTRUKSI
Modul 1
R I YA N N Y P R AT I W I
T E K N I K S I P I L U N TA N 1
Sumber : Luziana wijaya
2
Berdasarkan Fungsinya
n Bangunan permukiman
n Bangunan gedung (institutional & commercial building)
n Bangunan rekayasa sipil (civil engineering construction)
Klasifikasi Konstruksi
Berdasarkan kepemilikan
n Pemerintah
n Dimiliki dan dibiayai oleh pemerintah
n Pengembang/investor
n Dimiliki oleh pemerintah, dibiayai oleh swasta sebagai
pengembang/investor BOT, dll.
n Misalnya
3 jalan tol, dll.
Industri konstruksi adalah kumpulan kegiatan ekonomi berupa
kegiatan produksi dan konsumsi diberbagai aspek konstruksi, mulai
dari penyiapan lahan dan proses konstruksi, perubahan, perbaikan
terhadap bangunan, struktur, dan fasilitas terkait lainnya.
DEFINISI
(Hukum)
5
SISTEM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
PEMERINTAH LEMBAGA
(REG., FAS., WAS.) INDEPENDEN
PENGGUNA
LPJK
JASA
APBN/
BPJT
(UU 18, 1999)
APBD
Dana (+ 75 T)
BPPSPAM
Swasta
(+ 85 T)
Proc.
Proc.
MASYARAKAT PROF.
PENYEDIA JASA Asosiasi Asosiasi
PT LSM
KONSTRUKSI Perusahaan Profesi
6
PIHAK-PIHAK DI PROYEK KONSTRUKSI
7
SIKLUS PROYEK KONSTRUKSI
Project Engineering Use
Planning Construction Disposal
Need formulation
process
and design
process
management
process
process process process
8
TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI
9
JENIS HUKUM DAN PEMBENTUKANNYA 1. Hukum yang dibuat oleh institusi kenegaraan (The State Law)
contoh : Undang-undang, peraturan pemerintah, dsb.
Hukum dibedakan
2. Hukum yang dibuat oleh masyarakat dan sesuai dinamika kehidupan
masyarakat (The People’s Law)
menjadi :
contoh : hukum adat
4. Hukum yang berkembang dalam praktek dan melibatkan peranan para professional
dibidangnya (The Proffessional’s Law)
contoh : UU Jasa Konstruksi, sertifikasi, Standar Kontrak Konstruksi.
Menurut Tata urutan perundangan tingkatan sumber hukum di Indonesia adalah sebagai berikut
q UUD 1945
q Ketetapan MPR (TAP MPR)
q Undang-undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
q Peraturan Pemerintah (PP)
q Keputusan Presiden (Keppres)
q Peraturan Menteri (Permen)
q Instruksi Menteri (Inmen)
10
Bangunan konstruksi memegang peranan yang sangat penting sebagai tempat dimana manusia
melakukan kegiatannya sehari-hari
11
12
HUKUM TANAH
orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya → dapat menimbulkan suatu sengketa tanah di dalam
masyarakat → Sengketa timbul akibat adanya perjanjian antara 2 pihak atau lebih yang salah satu pihak melakukan
wanprestasi.
Hukum Tanah
Keseluruhan peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang merupakan lembaga-lembaga
hukum yang hubungan-hubungan hukum yang konkret
13
Hukum pertanahan merupakan hukum yang berkaitan dengan :
• Kepemilikan tanah
• Penggunaan / pemakaian tanah
ASPEK HUKUM PERTANAHAN
• Bangunan yang berada diatas tanah
UU Pokok Agraria
Hak milik adalah hak turun-temurun, Keputusan Menteri
q No. 6/1998 : Pemberian Hak Tanah untuk Rumah Tinggal
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
q No. 1/1998 : Pemberian HM Tanah untuk RSS
orang atas tanah dengan mengingat hak atas Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN
tanah mempunyai fungsi sosial. q No. 5/1998 : Perubahan HGB untuk Rumah Tinggal
q No. 9/1999 : Tata Cara Pemberian & Pembatalan Hak atas tanah & hak pengelolaan
Hak pakai
Adalah hak untuk menggunakan dan/ atau memungut
hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara
atau tanah milik orang lain.
Hirarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional adalah:
1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah
2. Hak menguasai dari Negara atas tanah
3. Hak ulayat masyarakat atas hukum adat
4. Hak-hak perseorangan, meliputi:
• Hak-hak atas tanah
• Wakaf tanah hak milik
• Hak jaminan atas tanah (hak tanggungan)
• Hak Milik atas satuan rumah susun
Dalam kaitannya dengan hubungan hukum antara pemegang hak dengan hak atas tanahnya, ada 2 macam asas
dalam Hukum Tanah, yaitu:
Yaitu peraturan yang berlaku sebelum terjadinya kontrak. yaitu peraturan yang menyangkut perjanjiannya untuk
melakukan pekerjaan
Menyangkut peraturan pelelangan bangunan di Indonesia
ditetapkan oleh penguasa, baik bangunan Pemerintah Diatur dalam bab yang mengatur tentang perjanjian khusus
maupun swasta. dalam KUHPer.
Pengaturan
bangunan
pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang
konstruksi
menurut hukum sah sebagai pemilik bangunan gedung.
UU No. 28 Tahun 2002 fungsi bangunan : fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. IMB
tentang Bangunan Gedung
Persyaratan bangunan : persyaratan administratif dan teknis bangunan
Persyaratan administratif bangunan konstruksi yaitu:
• persyaratan status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah
PERSYARATAN BANGUNAN
Sanksi
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Penutup 20
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan
jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi.
Badan Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang
berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau pengawasan suatu
kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam
pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan
BUJK
22
BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 1 angka 1 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (UU Jasa Konstruksi),
penyedia jasa konstruksi adalah orang perseorangan atau badan, yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa konstruksi.
Pasal 1 angka 3 jo. angka 4 UU Jasa Konstruksi, dijelaskan bahwa badan adalah:
Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah :
• Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :
a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT)
b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Firma, PD, Koperasi, dsb.
• Bukan badan usaha (baik Indonesia maupun asing) tetapi dipersamakan, seperti
instansi dan lembaga pemerintah
23
BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi menurut UU No.
18 Tahun 1999, yaitu :
1. Perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam konstruksi
yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi
pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini
umumnya disebut Konsultan Perencana.
2. Pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang
umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.
3. Pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik
sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan
Pengawas.
24
JENIS USAHA BENTUK USAHA BIDANG USAHA
§ JASA PERENCANAAN KONSRUKSI ORANG PERSEORANGAN § PEKERJAAN ARSITEKTUR
§ JASA PELAKSANAA KONSTRUKSI (ASING/ NASIONAL)
§JASA PENGAWASA KONSTRUKSI §PEKERJAAN SIPIL
BADAN USAHA NASIONAL :
CATATAN : - BENTUK BADAN HUKUM §PEKERJAAN MEKANIKAL
1.D A L A M L A Y A N A N J A S A -TIDAK BERBENTUK BADAN
P E R E N C A N A N ATAU P E N G AWA S A
HUKUM §PEKERJAAN ELEKTRIKAL
MENCAKUP :
- JASA MANAJEMEN PROYEK BADAN USAHA ASING §PEKERJAAN TATA LINGKUNGAN
- JASA MANAJEMEN KONST.
- JASA PENILAIAN KUALITAS,
KUANTITAS & BIAYA PEK.
2 . L AYA N A N J A S A M E N C A K U P
PELAYANAN JASA PERENC ANAAN,
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
SECARA TERINTEGRASI
25
* PERENCANAN KONSTRUKSI
* PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
* PENGAWASAN
KONSTRUKSI
ORANG PERORANGAN :
BENTUK BADAN USAHA - P E R E N C A N A A N D A N
- MEMENUHI KETENTUAN PERIZINAN PENGAWASAN HARUS MEMILIKI
USAHA SERTIFIKAT KEAHLIAN & YANG
BEKERJA DALAM BADAN USAHA
- MEMILIKI SERTIFIKASI,
KLASIFIKASI, DAN KUALIFIKASI - PELAKSANAAN HARUS MEMILIKI
PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI SERTIFIKAT KETERAMPILAN DAN
KEAHLIAN KERJA & YANG
BEKERJA DALAM BADAN USAHA
26
BIDANG
BANGUNAN
SIPIL
BIDANG
BIDANG
INSTALASI
BANGUNAN
ME
GEDUNG
KLASIFIKASI PENYEDIA
JASA PELAKSANA
KONSTRUKSI
BIDANG
BIDANG JASA
JASA PELAKSANA
PELAKSANA LAINNYA
KHUSUS
BIDANG JASA
PELAKSANA
KETERAMPILAN
konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi
satu unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi. 27
28
KUALIFIKASI PENYEDIA
JASA PELAKSANA
KONSTRUKSI
K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2
kualifikasi perusahaan atau badan Resiko yang mencakup Teknologi yang mencakup
K1 0 s/d 1 M usaha jasa pelaksana konstruksi pekerjaan konstruksi yang pekerjaan konstruksi yang
yang mampu melaksanakan pelaksanaannya dan pelaksanannya menggunakan
K2 0 s/d 1,75 M pekerjaan dengan resiko kecil, pemanfaatan bangunan- banyak peralatan kerja
berteknologi sederhana tinggi dan konstruksinya sederhana dan
biaya yang kecil. tidak membahayakan tidak memerlukan tenaga ahli.
K3 0 s/d 2,5 M keselamatan umum
dan harta benda
M1 0 s/d 10 M kualifikasi perusahaan atau badan Resiko yang mencakup Teknologi yang mencakup
usaha jasa pelaksana konstruksi pekerjaan konstruksi yang pekerjaan konstruksi yang
M2 0 s/d 50 M atau KONTRAKTOR yang mampu pelaksanaannya dan pelaksanannya menggunakan
melaksanakan pekerjaan dengan pemanfaatan bangunan- banyak peralatan berat serta
resiko tinggi, berteknologi tinggi konstruksinya sangat banyak memerlukan tenaga
dan biaya yang besar. membahayakan keselamatan ahli dan tenaga terampil.
umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan.
B1 0 s/d 250 M kualifikasi perusahaan atau badan Resiko yang mencakup Teknologi yang mencakup
usaha jasa pelaksana konstruksi pekerjaan konstruksi yang pekerjaan konstruksi yang
B2 tidak terbatas atau KONTRAKTOR yang mampu pelaksanaannya dan pelaksanannya menggunakan
melaksanakan pekerjaan dengan pemanfaatan bangunan- banyak peralatan berat serta
resiko tinggi, berteknologi tinggi konstruksinya sangat banyak memerlukan tenaga
dan biaya yang besar. membahayakan keselamatan ahli dan tenaga terampil.
umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan.
30
1. Proses pendirian perusahaan jasa konstruksi yang pertama kali harus dilakukan
adalah mendirikan badannya terlebih dahulu. Pendiriannya bergantung pada
bentuk badan hukum yang hendak Anda pilih
2. Jika badan usaha ingin bergerak di bidang jasa konstruksi, maka badan usaha
tersebut wajib menjalani proses sertifikasi sesuai klasifikasi dan
kualifikasi usahanya, sebagaimana diatur dalam Pasal 8 PP No. 4 Tahun 2010
tentang Perubahan atas PP No. 28 Tahun 2008 tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (PP No. 4 Tahun 2010).
• Sertifikasi ini dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK), atau oleh asosiasi yang telah mendapat akreditasi dari LPJK
Nasional (Pasal 6 Peraturan LPJK No. 11 Tahun 2006 tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi).
• Dalam proses sertifikasi ini dilakukan klasifikasi dan kualifikasi keahlian badan
usaha tersebut, yang kemudian dituangkan dalam Sertifikat Badan Usaha
(SBU).
• Setelah mendapatkan SBU, perusahaan selanjutnya wajib melakukan proses
registrasi kepada LPJK. Hal ini diatur dalam Pasal 12 PP No. 28 Tahun
2000. Pasal 3 Peraturan LPJK No. 11 Tahun 2006.
SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Perencana dan Jasa Pengawas Konstruksi (konsultan)
Setiap perusahaan jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan
Registrasi Badan Usaha baik untuk golongan Kecil, Menengah atau Besar harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA)
sebagai persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK).
32
SKT atau Sertifikat Keterampilan adalah sertifikat yang diterbitkan LPJK dan
diberikan kepada tenaga terampil konstruksi yang telah memenuhi persyaratan
kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keterampilan tertentu.
33
B ADAN USAHA JASA
KONSTRUKSI PERENC ANA, BERTANGGUNG JAWAB ATAS
P E L A K S A N A & P E N G AWA S HASIL PEKERJAANNYA
KONSTRUKSI :
ORANG PERSEORANGAN
PERENC ANA & PENGAWAS
KONSTRUKSI
SISTEM PERTANGGUNGAN
34
PENGEMBANGAN USAHA
DUKUNGAN
PENGEMBANGAN JENIS
IKLIM USAHA YANG
PERLUASAN & USAHA
KONDUSIF
PENINGKATAN AKSES PERTANGGUNGAN
TERHADAP SUMBER
DANA DAN KEMUDAHAN
PERSYARATAN DALAM
MEMPEROLEHAN
PENDANAAN
35
36