Anda di halaman 1dari 1

2.

Religious Skills sebagai dialektika Ilmu Barat (Sekuler) dengan Ilmu Agama

Religious skills adalah kemampuan untuk mengaitkan materi pelajaran


dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh masing-masing siswa. Religious skills
sangat penting bagi siswa karena dalam kehidupan sehari-hari siswa harus melakukan
kegiatan berlandaskan pada agamanya. Namun, pemerintah menghapuskan religious
skills dalam kurikulum 2013 revisi tahun 2017 pada semua mata pelajaran kecuali
Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Padahal,
religious skills tidak hanya menjadi beban bagi Pendidikan Agama, karena di
dalamnya, siswa tidak bisa mendapatkan religous skills secara utuh apalagi
Pendidikan Agama cenderung hanya mengajarkan tentang ibadah. Penghapusan
religious skills ini dapat dimaklumi apabila dalam pelaksanaannya, religious skills
hanya dilaksanakan dalam bentuk berdo’a ketika akan memulai dan mengakhiri
pelajaran. Akan tetapi, yang dimaksud religious skills bukan hanya demikian. Dalam
pelaksanaannya, religious skills harus dapat membuat siswa mengaitkan segala
kegiatan dan pengetahuan dengan agama.

Contoh dari religious skills tercermin dalam Pancasila sebagaimana sila


pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dimana sila pertama menjiwai sila-sila
lainnya, yang artinya agama menjadi landasan dalam menjalankan kehidupan serta
dalam mempelajari ilmu duniawi yang sering diberi label sekuler. Ilmu sekuler
dengan ilmu agama berkaitan erat sehingga siswa harus bisa mengaitkan keduanya.
Ilmu sekuler mengajarkan kita berpikir logis, sistematis, kritis, kritis, analisis, dan
evaluatif. Pada tahap evaluatif kita bisa mengaitkan ilmu sekuler dengan ilmu agama
dalam rangka memberi makna pada pengetahuan. Dengan demikian, penghapusan
religious skills dalam Kurikulum 2013 Revisi merupakan sebuah kesalahan. Memang
dalam Kurikulum 2013 tetap mempertahankan keterampilan religius dalam
kompetensi intinya, namun guru tidak mengembangkannya dalam perangkat
pembelajaran karena dapat menambah beban guru. Hal ini dapat diatasi apabila buku
pelajaran disusun berdasarkan nilai-nilai religius dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai