Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI


(SADARI)

PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI FK UNUD


SEMESTER GENAP 2015/2016
LAPORAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI FK UNUD
SEMESTER GENAP 2015/2016

A. JUDUL
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

B. LATAR BELAKANG
• Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam payudara yang
berasal dari kelenjar, saluran, dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak
termasuk kulit payudara.
• Kanker payudara dapat menyebabkan kematian karena mempunyai sifat
menyebar ke bagian tubuh lainnya melelui pembuluh darah maupun
pembuluh getah bening..
• Menurut laporan WHO (Badan Kesehatan Dunia), kanker payudara
menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah kanker servik (mulut
rahim).
• Kanker payudara biasanya menyerang wanita berusia di atas 35 tahun.
• Setiap perempuan berisiko terkena kanker payudara.

C. LANDASAN TEORI
Penyebab Kanker Payudara
 Walaupun secara pasti belum ada penemuan yang jelas mengenai penyebab dari
kanker payudara, tetapi para ahli telah mengidentifikasi faktor apa saja yang berisiko
yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara.
 Beberapa faktor risiko kaker payudara tersebut adalah:
1. Wanita yang pertama kali mendapat haid kurang dari umur 12 tahun.
2. Umur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan kanker payudara, risiko tersebut bertambah sampai umur 5 tahun,
serta menopause.
3. Menopause setelah umur 50 tahun.
4. Wanita yang tidak kawin (tidak pernah melahirkan anak) dan tidak pernah
menyusui anak mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara..
5. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun atau lebih mempunyai risiko 2
kali lebih besar untuk terjadinya kanker payudara..
6. Tidak pernah menyusui anak.
7. Pernah mengalami operasi pada payudara, yang disebabkan karena kelainan
tumor jinak atau tumor ganas payudara.
8. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara mempunyai
risiko 2-3 kali lebih tinggi untuk terjadinya kanker payudara.
Deteksi Dini
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara yang efektif untuk mendeteksi
sedini mungkin. Para wanita disarankan untuk melakukannya sendiri karena mereka
sendiri yang benar-benar mengenal struktur payudara normalnya. Oleh karena itu
jika ada benjolan atau ada hal normal lainnya, maka mereka akan langsung
menyadarinya.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala setiap bulan agar
benjolan dapat ditemukan pada stadium dini dan dapat dilakukan tindakan yang cepat
apabila ditemukan benjolan maupun kelainan lainnya pada payudara. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan oleh wanita setelah berusia 20 tahun.
Saat yang paling tepat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah hari ke 5-7 setelah
menstruasi, dimana payudara tidak mengeras, membesar atau nyeri lagi. Untuk
wanita yang telah menopause dapat melakukan pemeriksaan ini kapan pun dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini setiap awal atau akhir bulan.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Melihat payudara.
a. Pemeriksaan ini dilakukan di depan cermin.
b. Buka seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdiri di depan
cermin yang besar.
c. Kedua lengan diletakkan disamping tubuh.
d. Perhatikan payudara.
- Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris?
- Apakah payudara membesar dan mengeras?
- Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah?
- Apakah puting tertarik ke arah dalam?
- Apakah ada puting yang mengalami luka atau lecet?
- Apakah ada perubahan kulit?
- Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar menyerupai
kulit jeruk?
- Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau
cekungan?
e. Ulangi semua pengamatan diatas dengan kedua tangan lurus keatas.
f. Setelah itu ulangi kembali pengamatan tersebut dengan posisi kedua
tangan terletak di pinggang, dada dibusungkan dan siku tertarik ke
arah belakang.
2. Meminjat payudara.
a. Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi ke arah
puting.
b. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu.
3. Meraba payudara.
a. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring.
b. Lakukan perabaan payudara satu persatu.
c. Untuk pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal atau handuk
yang dilipat dibawah bahu kanan. Lengan kanan direntangkan
disamping kepala atau diletakkan dibawah kepala.
d. Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kiri
yang saling dirapatkan.
e. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar, naik turun dan pilah-
pilah dari tepi payudara hingga ke puting susu.
f. Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi dengan gerakan sebelumnya
dari tepi payudara hingga ke puting susu.
g. Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudara.
h. Lakukan hal yang sama pada payudara sisi lainnya.
i. Perabaan dilakukan dengan tiga tingkat tekanan, yaitu: tekanan ringan
untuk meraba adanya benjolan di permukaan kulit, tekanan sedang
untuk memeriksa adanya benjolan di tengah jaringan payudara dan
tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang melekat
pada tulang iga.
j. Pemeriksaan dapat menggunakan pelicin agar pemeriksaan menjadi
lebih sensitif.
k. Ulangi langkah-langkah perabaan pada posisi berdiri, sebaiknya
dilakukan pada saat mandi dengan menggunakan sabun.

D. TUJUAN
Tujuan umum: meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya wanita tentang
kanker payudara dan metode SADARI sebagai usaha untuk deteksi dini kanker
payudara.
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang kanker payudara
2. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang cara deteksi dini kanker
payudara dengan metode SADARI.
3. Mendorong para peserta agar senantiasa menyebarluaskan pengetahuan
tentang kanker payudara dan metode SADARI pada anggota keluarga lain
dan masyarakat sekitar sehingga tujuan umum bisa tercapai.

E. METODA KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Ruang tunggu loket Laboratorium PA RS Sanglah Denpasar, pada tanggal 06 Juni
2016

G. ORGANISASI PELAKSANA
Tenaga Pelaksana :
1. Dokter Spesialis Patologi Anatomi
 dr. A.A.A.N Susraini, Sp.PA(K)
 dr. I Wayan Juli Sumadi, Sp.PA
 dr. Ni Putu Ekawati, Sp.PA
 dr. Ni Wayan Winarti, Sp.PA
 Prof. dr. I Gusti Alit Artha, MS, Sp.PA(K), MIAC
 dr. I Ketut Mulyadi, Sp.PA(K)
2. Residen Patologi Anatomi
 dr. Yolanda Isabela Simon
 dr. I.B. Caka Gunantara
 dr. Herlina Eka Shinta
 dr. Putu Ratna Darmayani
 dr. Suhendro
 dr. Kristianti Tresnasari, Ph.D
 dr. Rosalina Susantio
 dr. I.G.A. Ari Kusumawati

H. MANFAAT KEGIATAN
Melalui penyuluhan dan pelatihan ini diharapkan agar wanita secara sadar mau
melakukan SADARI secara rutin setiap bulan, sehingga dapat menurunkan dan
mengurangi risiko kanker payudara.
MASALAH
Pengetahuan tentang kanker payudara rendah
Pengetahuan tentang SADARI rendah

PENYULUHAN
Kanker payudara dan cara deteksinya

HASIL
Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kanker payudara

I. SASARAN STRATEGIS
Pasien dan penunggu pasien terutama wanita yang mengunjungi poliklinik patologi
anatomi.

J. HASIL
Kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2016 bertempat di
depan laboratorium patologi anatomi RSUP Sanglah Denpasar. Peningkatan
pengetahuan pasien mengenai materi ditunjukkan dengan pasien serta penunggu
pasien yang dapat menjawab pertanyaan dari presenter dengan benar setelah
presentasi.

K. SIMPULAN DAN SARAN


Tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku wanita tentang SADARI sebagai metode
deteksi dini kanker payudara masih rendah, sehingga perlu dilakukan penyuluhan
dan pelatihan yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai