Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KIMIA ANALISIS

OLEH:

NI KADEK PUTRI KRISMAWATI (1909482010094)


NI KETUT KARMINI SARI (1909482010095)
I PUTU WINDRA GUNAWAN (1909482010096)
I MADE DENY SAPTA GIRI (1909482010097)
NI KADEK INDAH ARY KUSUMA (1909482010098)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Jawaban:

1. Prinsip dasar identifikasi senyawa organik menggunakan FTIR yaitu apabila suatu
frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada sampel suatu senyawa
organik maka akan terjadi penyerapan frekuensi oleh senyawa tersebut. Detektor yang
ditempatkan pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi frekuensi yang dilewatkan
pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi yang melewati
senyawa (yang tidak diserap) akan diukur sebagai persen transmitan (Dachriyanus,
2004)
Dengan kata lain Ketika FTIR digunakan, inframerah akan melewati celah ke
sampel. Celah ini berfungsi sebagai pengontrol jumlah energi yang akan diberikan
kepada sampel. Sampel kemudian menyerap beberapa inframerah yang masuk,
sedangkan inframerah lain yang tidak terserap akan dipindah melalui permukaan sampel.
Tujuannya agar sinar inframerah tersebut bisa lolos hingga ke detektor. Sinyal yang
terukur lalu dikirim ke komputer untuk kemudian direkam
2. Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu vibrasi ulur (stretching), tekuk (bending),
a. Vibrasi ulur adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara dua
atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Contoh vibrasi
ulur, yaitu uluran simetri dan asimetri.

b. Vibrasi tekuk adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya.
Contoh dari vibrasi tekuk adalah wagging, rocking, twisting, dan scissoring
 Vibrasi Wagging
Terjadi apabila suatu unit non linier yang terdiri dari tiga atom berosilasi ke
depan dan ke belakang dalam suatu bidang yang terbentuk antara tiga atom
tersebut dan dua ikatannya (lihat gambar). Vibrasi ini diberi simbol omega ,
ω(CH2).
 Vibrasi Rocking
Terjadi apabila suatu unit atom berosilasi ke depan dan ke belakang keluar
bidang equalibrasi yang terbentuk antara ketiga atom dan dua ikatannya (lihat
gambar). Diberi simbol rho, ρ(CH2).
 Vibrasi Twisting
Terjadi apabila unit atom berotasi sepanjang ikatan yang menghubungkan unit
atom tersebut dengan sisa molekul (lihat gambar) diberi simbol tau, τ(CH2)
 Vibrasi scissoring
Terjadi apabila dua atom terikat pada atom yang sama bergerak menjauh dan
mendekat ke arah yang sama (lihat gambar). Diberi simbol scissoring, s(CH2).
Dari keempat vibrasi tekuk, vibrasi scissoring dan rocking terletak pada satu
bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar bidang. Tanda + dan –
pada vibrasi twisting menunjukkan arah tegak lurus dengan bidang, + arahnya ke
muka, dan – arahnya ke belakang.

(Suarsa, 2016)
3. Spektrofotometer infra merah terdiri atas lima bagian utama, yaitu sumber radiasi, wadah
sampel, monokromator, detektor dan rekorder (Suarsa, 2016) :
a. Sumber Radiasi
Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanassan suatu sumber radiasi
dengan listrik sampai suhu antara 1500 -2000 K. Sumber radiasi yang biasa
digunakan berupa Nernst Glower, Globar dan kawat Nikhrom. Filamen Nernst
dibuat dari campuran oksida zirkom (Zr) dan Yitrium (Y), yaitu ZrO 2 dan Y2O3,
atau campuran oksida thorium (TH) dan serium (Ce). Nernst Glower berupa
silinder dengan diameter 1-2 mm dan panjang 20 mm. Pada ujung silinder dilapisi
platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi
maksimun pada panjang gelombang 1,4 m atau bilangan gelombang 7100 cm-1.
Globar merupakan sebatang silikon karbida (SiC) biasanya dengan
diameter 5 mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar pada panjang
gelombang 1,8-20 m atau bilangan gelombang 5500-5000 cm-1. Kawat nikhrom
merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat nikhrom ini berbentuk
spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan
Globar tetapi umurnya lebih panjang.
b. Wadah Sampel
Wadah sampel sell tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk
gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 mm. Hal ini
dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat
memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.Wadah sampel untuk
sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai berkas radiasi kurang dari 1 mm,
biasanya dibuat dari lapisan tipis (film) diantara dua keping senyawa yang
tranparan terhadap radiasi infra merah. Senyawa yang biasa digunakan adalah
natrium klorida (NaCl), kalsium fluorida (CaF2), dan kalsium iodida (CaI2).
Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berka radiasi kurang dari 1
mm. Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat pelet, pasta atau lapis tipis
c. Monokromator
Berkas radiasi dari sumber terbagi dua, sebagian melewati sampel dan
sebagian lagi melewati blangko (reference). Setelah dua berkas tersebut
bergabung kembali kemudian dilewatkan ke dalam monokromator. Pada
pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter, prisma atau
grafting. Untuk tujuan analisis kuantitatif biasa digunakan filter sebagai contoh
filter dengan panjang gelombang 9,0 m untuk penentuan asetaldehida.
Prisma yang terbuat dari kuarsa digunakan untuk daerah infra merah dekat
(0,8-3 m). Prisma yang paling umum digunakan adalah terbuat dari kristal
natrium klorida dengan daerah frekuensi 2000-670 cm-1 (5-15 m). Contoh prisma
lainnya kristal kalium bromida dan cesium bromida. Sebagian kristal tersebut
dapat menyerap air, sehingga kristal ini harus benar-benar dijaga agar tidak
kontak dengan air karena dapat meleleh atau menjadi buram/keruh. Selain itu air
adalah senyawa yang dapat mengabsorpsi infra merah dengan kuat. Beberapa
merek spektrofotometer infra merah menggunakan prisma atau lensa dari kristal
natrium klorida atau kalium bromida. Oleh karena itu monokromator harus
dilindungi dari kelembaban udara dan disekitanya harus selalu diberi bahan
penyerap air misalnya silika gel.
d. Detektor
Setelah radiasi infra merah melewati monokromator kemudian berkas
radiasi ini dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor.
Detektor pada spektrofotometer infra merah merupakan alat yang bisa mengukur
atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan detektor
lainnya (misal phototube) pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena
intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya
signal dari detektor infra merah kecil sehingga dalam pengukurannya harus
diperbesar.
Terdapat dua macam detektor yaitu thermocouple dan bolometer. Detektor
yang paling banyak digunakan adalah thermocouple.
 Thermocouple merupakan alat yang mempunyai impedans rendah dan
seringkali dihubungkan denga preamplifier dengan impedans tinggi.
Detektor thermocouple terdiri atas dua kawat halus terbuat dari logam
seperti platina (Pt) dan perak (Ag) atau antimon (Sb) dan bismuth (Bi).
Energi radiasi infra merah akan menyebabkan terjadinya pemanasan pada
salah satu kawat dan panasnya ini sebanding dengan perbedaan gaya gerak
listrik (emf) yang dihasilkan dari kedua kawat.
 Bolometer merupakan semacam termometer resistans terbuat dari kawat
platina atau nikel. Dalam hal ini akibat pemanasan akan terjadi perubahan
tahanan pada bolometer sehingga signal tidak seimbang. Signal yang tidak
seimbang ini kemudian diperkuat sehingga dapat dicatat atau direkam.
Saat ini bolometer jarang digunakan dalam spektrofotometer inframerah.
e. Rekorder
Signal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum
infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini
menunjukkan hubungan antara absorpsidan frekuensi atau bilangan gelombang
atau panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (cm-1) atau panjang
gelombang (m) atau bilangan gelombang (cm-1) dan sebagai ordinat adalah
transmittans (%) atau absorbans.

. Tabel dan ringkasan spektra hasil FTIR pada sabun cair A

Bilangan
Bentuk Pita Intensitas Dugaan Gugus Fungsi
Gelombang (cm-1)
3610,74 Tajam Sangat Kuat O-H
2931,80 Tajam Lemah -CH alkana
2858,51 Tajam Lemah -CH alkana
2347,37 Tajam Lemah C≡C
1683,86 Tajam Sedang >CO (Keton)
1462,04 Tajam Lemah -C-NO2 (Nitro Aromatik)
1255,66 Tajam Sedang C-O-C
1026,13 Tajam Lemah C-O
443,63 Tajam Lemah -(CH2)n

Ringkasan:
Dalam spectra IR pada sabun cair A, bilangan gelombang 3510,7 cm-1 dengan bentuk
pita tajam diduga merupakan gugus fungsi O-H (3580-3650 cm -1), bilangan gelombang
2931,80 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus -CH (Alkana) (2853-2962 cm -1),
bilangan gelombang 2858,51 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi CH
(Alkana ( 2853-2962 cm-1)), 2347,37 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi
C≡C, bilangan gelombang 1683,86 cm-1 intensitas sedang diduga merupakan gugus fungsi
>CO (Keton) (1675-1725 cm-1), bilangan gelombang 1462,04 cm-1 intensitas lemah diduga
merupakan gugus fungsi -C-NO2 (Nitro Aromatik (1300-1570 cm-1), bilangan gelombang
1255,66 cm-1 intensitas sedang diduga merupakan gugus C-O-C (1230-1270 cm-1),
bilangan gelombang 1026,13 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi C-O
dan bilangan gelombang 443,63 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi -(CH 2)n
(-772 cm-1 ).

. Tabel dan ringkasan spektra hasil FTIR pada sabun cair C

Bilangan Bentuk Pita Intensitas Dugaan Gugus Fungsi


Gelombang cm-1
3616,53 Tajam Sangat Kuat O-H
2864,29 Tajam Lemah C-H alkana
2314,58 Tajam Lemah C≡C
1683,86 Tajam Sedang C=O
1024,20 Tajam Lemah Alkil halida
858,32 Tajam Lemah C-H aromatic /alkena
430,13 Tajam Lemah -(CH2)n

Ringkasan:
Dalam spectra IR pada sabun cair C, bilangan gelombang 3510,7 cm-1 intensitas sangat
kuat merupakan gugus fungsi O-H (3580-3650 cm -1), bilangan gelombang 2864,29 cm-1
intensitas lemah diduga merupakan gugus -CH (Alkana) (2853-2962 cm-1), bilangan
gelombang 2314,58 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi C≡C, 1683,86
cm-1 intensitas sedang diduga merupakan gugus fungsi C=O, bilangan gelombang 1024,20
cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi Alkil halide, bilangan gelombang
858,32 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus fungsi C-H aromatic/alkena,
bilangan gelombang 430,13 cm-1 intensitas lemah diduga merupakan gugus -(CH2)n.
DAFTAR PUSTAKA

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Sumatera Barat;
Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas
Andalas

Suarsa, I.W. 2016. Analisis Gugus Fungsi Pada Bensin Dengan Spektrofotometri Infra Merah.
Denpasar. [skripsi]. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana

Anda mungkin juga menyukai