Anda di halaman 1dari 3

KOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

1. Definisi

Menurut Steel dan McGhee (1985), koagulasi diartikan sebagai proses

kimia fisik dari pencampuran bahan kimia (koalgulan) ke dalam aliran limbah dan

selanjutnya diaduk cepat dalam bentuk larutan tercampur. Flokulasi adalah

proses penambahan flokulan pada pengadukan lambat untuk meningkatkan

saling hubung antar partikel yang goyah sehingga meningkatkan

penyatuannya (aglomerasi).

Koagulan adalah bahan kimia yang mempunyai kemampua

menetralkan muatan koloid dan mengikat partikel tersebut sehingga

siap/mudah membentuk flok atau gumpalan (Hammer, 1986). Bahan kimia

yang dapat digunakan sebagai koagulan adalah kapur, alum, dan polielektrolit

(organik sintesis) (Hammer, 1986), koagulan anorganik [poly alumunium

chloride (PAC)] (Wenbin et al., 1999), dan garam-garam besi seperti feri

klorida dan besi sulfat (Davis dan Cornwell, 1991).

Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang sangat berkaitan erat

dimana keberhasilan proses flokulasi sangat bergantung dari proses koagulasi

yang merupakan rangkaian proses pembentukan flok-flok. Pada kedua proses

ini dibutuhkan flocculating agent yaitu bahan kimia tertentu yang membantu

proses pembentukan flok. (Weber,1972)


2. Mekanisme

Skematika proses pengolahan air limbah dengan metoda koagulasi dapat

dilihat pada gambar dibawah. Pengolahan terdiri dari 2 tahap dalam 2 bak atau

drum yang terpisah. Tahap pertama merupakan proses koaglsi dan flokulasi yang

dilakukan pada tangki 1. Pada tahap kedua adalah proses pemisahan dengan cara

penyaringan atau pengendapan dalam tangki 2.

Gambar 1. Skematika Pengolahan Limabah dengan Metoda Koagulasi dan Filtrasi

Proses saling mengikat antar partikel atau terjadinya pembentukan flok

dapat dijelaskan dalam berbagai macam teori. Pertama, pembentukan flok

terjadi karena adanya tumbukan partikel koloid dengan koagulan (sweep

coagulation). Kedua, pembentukan flok terjadi karena terjadi

penetralan/pemuatan partikel koloid yang dilanjutkan dengan adanya gaya

tarik menarik antar partikel. Ketiga, pembentukan penghubung polimer (inter


particle bridging). Pemahaman terjadinya proses pembentukan flok tersebut

tergantung dari macam koagulan yang ditambahkan dalam proses tersebut.

3. Penerapan dalam Industri

Selama ini proses koagulasi – flokulasi dalam pengolahan limbah cair

umumnya ditempatkan pada pengolahan primer (primary treatment) dan

pengolahan tersier (tertiary treatment). Penggunaan proses koagulasi –

flokulasi pada pengolahan tersier biasanya ditujukan untuk menurunkan

kekeruhan yang masih tersisa pada efluen limbah cair yang akan dibuang ke

lingkungan. Pada beberapa pengolahan limbah cair industri, menurunnya

kekeruhan akibat proses koagulasi – flokulasi ditujukan juga untuk

mengurangi warna dalam limbah cair sebelum masuk ke tahap pengolahan

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai