Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN DAN PENGEMBANGAN TEORI TENTANG HIPOTESIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Biostatistika

Dosen Pembimbing: Sumy Dwi Antono, S.Kep, Ns, S.H, M.Kes

Kelas / semester: 3A / VI

Disusun oleh :

Octa Miranda (P17321173018)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

2019/2020
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara/lemah
kebenarannya dan thesis artinya pernyataan/teori. Dengan demikian, hipotesis adalah
pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran
sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis. Hipotesis
adalah pernyataan spesifik yang bersifat memprediksi hubungan antar variabel.
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah rumusan masalah. Hipotesis
disusun harus berdasarkan bukti, teori, dan fakta serta dapat diuji dan harus memuat
variabel yang akan diteliti. Secara statistik, hipotesis menyatakan parameter populasi
dari suatu variabel yang terdapat dalam populasi dan dihitung berdasarkan statistik
sampel. Karena hipotesis hanya merupakan pernyataan sementara atau dugaan logis
maka hipotesis mungkin benar mungkin juga tidak benar.
Didalam pengujian hipotesis dijumpai dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol
(Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol (Ho) menyatakan tidak ada
perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok, atau hipotesis yang menyatakan
tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Contoh : tidak ada
perbedaan berat badan bayi antara mereka dilahirkan dari ibu yang merokok dengan
mereka dilahirkan dari ibu yang tidak merokok. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan
ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok atau variabel satu dengan
yang lainnya. Contoh : ada perbedaan berat badan bayi yang dilahirkan dari ibu yang
merokok dandilahirkan dari ibu yang tidak merokok. Tidak semua penelitian
membutuhkan hipotesis. Penelitian yang bersifat deskriptif tidak memerlukan
hipotesa, sebaliknya penelitian yang membutuhkan verifikasi suatu masalah teori
membutuhkan hipotesa.
B. Kegunaan Hipotesis
Berikut adalah beberapa kegunaan dari hipotesa :
1) Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan dan kerja penelitian
2) Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan kaitan antarfakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti
3) Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-berai kedalam
suatu kesatuan penting dan menyeluruh
4) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta
Sedangkan menurut Ary Donald dalam buku Metodologi Penelitian karangan
W.Gulo, fungsi dari hipotesis adalah :

1) Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan


pengetahuan dalam suatu bidang, artinya hipotesis memberikan jawaban yang
bersifat sementara atas masalah yang dikemukakan peneliti.
2) Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara
langsung diuji dalam penelitian. Hasil analisis data yang menyatakan apakah
hipotesis diterima atau ditolak, didasarkan pada pengujian hipotesis yang
memperlihatkan apakah suatu hipotesis didukung atau tidak didukung oleh
pembuktian dalam pengujian.
3) Memberi arah penelitian. Hipotesis penelitian yang dikemukakan oleh peneliti
menjadi acuan ke arah mana penelitian, atau jenis penelitian apa yang
dikerjakan. Apakah penelitian kita ingin menguji perbedaan sesuatu, atau
hipotesis kita mengarahkan apa ada hubungan antar variabel.
4) Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian. Hasil pengujian
atau pembuktian hipotesis menjadi rujukan untuk membuat keputusan dan
kesimpulan penelitian terkait dengan analisis data. Kerangka acuan berkenaan
dengan besar kecil atau kuat lemahnya hubungan, jika penelitian
menggunakan rancangan korelasional, dan ada tidaknya perbedaan skor rata-
rata jika penelitian menggunakan rancangan eksperimen.

Agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif, maka ada faktor-faktor
yang perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis yaitu hipotesis disusun dalam
kalimat deklaratif, bersifat positif dan tidak normatif, variabel dalam hipotesis harus
variabel yang operasional dalam arti dapat diamati dan diukur, dan hipotesis
menunjukkan hubungan tertentu diantara variabel-variabel.

C. Ciri-ciri Hipotesis
Seperti yang telah diuraikan, hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau
jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis mempunyai
landasan teoritis, bukan hanya sekedar dugaan yang tidak mempunyai landasan
ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Hipotesis mempunyai
beberapa ciri-ciri yaitu :
1) Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (Statement), bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2) Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang
sedang atau akan diteliti.
3) Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat
dibandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukurannya akan sulit mencapai
hasil yang objektif.
4) Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis tidak akan
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.

Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu


dipertimbangkan sebagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan
digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik
tertentu dalam rumusan hipotesis sudah diterapkan, maka bentuk hipotesis yang
dibuat dapat digunakan dalam penelitian.

D. Jenis-jenis Hipotesis
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi :
1) Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Sering disebut
hipotesis alternatif karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif
didalamnya. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan “Jika........,
maka..........” artinya jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada
suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan. Hipotesis
alternatif biasanya dirumuskan dengan simbol Ha : x > y. Contoh :
- Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di
daerah tersebut tinggi
- Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum terlatih, maka angka
kematian bayi di daerah tersebut tinggi
- Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan status kesehatan

2) Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik


Hipotesis nol yang mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika Fisher,
dirumuskan untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini selalu ada
implikasi “tidak ada perbedaan”, yang rumusannya adalah “Tidak ada
perbedaan antara.... dengan.....”. dengan kata lain hipotesis nol dibuat untuk
menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya perbedaan yang bermakna antara
kedua kelompok mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Hipotesis nol ini
dirumuskan dengan maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan
atau diramalkan terjadi oleh peneliti. Contoh sederhana dari hipotesis ini
adalah :
- Tidak ada perbedaan antara angka kematian akibat penyakit jantung antara
penduduk kota dengan penduduk desa.
- Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI
pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada
waktu bayi.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan


adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapatkan ASI sama
dengan status gizi balita yang tidak mendapatkan ASI. Bila hal tersebut
dirumuskan dengan “selisih” maka akan menunjukkan hasil dengan nol.
Hipotesis nol biasanya menggunakan rumus Ho, misalnya Ho : x > y.

3) Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan


Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua
variabel. Misalnya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktik
pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat diperjelas menjadi “Makin tinggi
pendidikan ibu, makin sering memeriksakan kehamilannya”. Sedangkan
hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan diantara
dua variabel, misalnya “Praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan X berbeda
dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan Y” hipotesis ini lebih
dielaborasi menjadi “Praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan X lebih tinggi
bila dibandingkan dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan Y”.

Berdasarkan isinya, hipotesis dapat digolongkan menjadi :

1) Hipotesis Mayor (hipotesis umum)


Hipotesis ini lebih sulit dibuktikan tetapi hasil pengujian hipotesis ini lebih
menghasilkan teori atau kesimpulan yang bermakna. Hipotesis mayor sering
disebut hipotesis induk atau hipotesis utama adalah hipotesis yang menjadi
sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain. Contoh dari hipotesis ini adalah
“Motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa kebidanan berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar akademiknya”.
2) Hipotesis Minor (Subhipotesis)
Hipotesis minor, penunjang, atau anak hipotesis yaitu hipotesis yang
dijabarkan dari hipotesis mayor. Didalam pengujian statistik, hipotesis ini
sangat penting karena dengan menguji hipotesis minor pada hakikatnya adalah
menguji hipotesis mayornya. Contoh dari hipotesis minor adalah :
a) Motivasi intrinsik mahasiswa kebidanan berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar akademiknya.
b) Motivasi ekstrinsik mahasiswa kebidanan berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar akademiknya.

Berdasarkan jenisnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi :

1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan dugaan terhadap nilai suatu variabel dalam
satu sampel walaupun didalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Dalam
hipotesis ini jawaban sementara yang disusun dalam bentuk kalimat biasa, harus
didukung oleh argumentasi yang kuat berdasarkan teori, konsep, hukum, dan
lain-lain yang relevan, dan tidak berdasarkan trial and error.
Contoh kasus : Seorang peneliti ingin mengetahui apakah mahasiswa prodi
UN PGRI Kediri menggunakan sepatu “Adidas” saat pergi ke kampus.
Rumusan masalah : Apakah mahasiswa suka menggunakan sepatu “Adidas”
saat pergi ke kampus?
Ho : Mahasiswa tidak suka menggunakan sepatu “Adidas” saat pergi ke
kampus.
Ha : Mahasiswa suka menggunakan sepatu “Adidas” saat pergi ke
kampus.
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dari dua
sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari jenis-jenis
hipotesis. Contoh kasus : Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada
perbedaan kecepatan lari 100 m mahasiswa UNP kediri sebelum dan sesudah
latihan.
Ho : Tidak terdapat perbedaan kecepatan lari 100m sebelum dan sesudah
diberi latihan.
Ha : Terdapat perbedaan kecepatan lari 100m sebelum dan sesudah diberi
latihan.
3) Hipotesis Asosiasi
Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau
lebih. Contoh kasus :
Seorang peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara motivasi dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa UNP Kediri.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK)
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK)

Berdasarkan arah/bentuk uji hipotesis, ada dua macam jenisnya yaitu :

1) Hipotesis Direksional/Terarah/One-Tailed Hypotheses


Bila hipotesis alternatifnya menyatakan adanya perbedaan dan ada pernyataan
yang mengatakan hal yang satu lebih tinggi / rendah dari hal yang lain. Secara
spesifik mendeskripsikan hipotesis yang berarah. Sesuai dengan namanya
menyatakan arah atau kecenderungan suatu hubungan atau perbedaan dua
variabel. Biasanya arah atau kecenderungan itu dinyatakan dengan “...lebih
tinggi...,” “...lebih besar...,” hipotesis ini menyatakan bahwa salah satu variabel
memiliki kecenderungan lebih tinggi, lebih baik, lebih besar, dan sebagainya.
Hipotesis ini juga disebut hipotesis alternatif. Contoh : berat badan bayi dari ibu
hamil yang merokok lebih kecil dibandingkan berat badan bayi dari ibu hamil
yang tidak merokok. 
2) Hipotesis Nondireksional/Tidak Berarah/Two-Tailed Hypotheses.
Merupakan hipotesis alternatif yang hanya menyatakan perbedaan tanpa
melihat apakah hal yang satu lebih tinggi / rendah darihal yang lain. Hipotesis
ini menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara dua variabel. Hipotesis
ini mempunyai prediksi yang tidak berarah. Hubungan variabel itu dinyatakan
dengan rumusan, misalnya “ada hubungan antara.....,” “ada perbedaan
antara......”. Contoh : berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok berbeda
dibandingkan berat badan bayi dari ibu yang tidak merokok. Atau dengan kata
lain: ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu
yang merokok dibandingkan dari mereka yang tidak merokok.
E. Macam-macam Pengujian Hipotesis
Bermacam-macam pengujian hipotesis dapat dilakukan bergantung pada
berbagai faktor, seperti pengujian dua pihak atau satu pihak, besarnya sampel, statistik
yang digunakan, besarnya populasi, kesalahan baku dan perbedaan dua populasi, dan
sampel berpasangan atau tidak.
Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi.
Misalnya pengujian rata-rata satu populasi yang besarnya tak terhingga, sampel besar,
dan kesalahan baku diketahui. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengujian
hipotesis perlu dijawab dahulu pertanyaan dibawah ini :
a) Pengujian dua pihak atau satu pihak
b) Satu atau dua populasi
c) Populasi terbatas atau tak hingga
d) Sampel besar atau kecil
e) Varian diketahui atau tidak
f) Statistik sampel yang akan diuji (rata-rata atau proporsi)
g) Besarnya derajat kemaknaan

Berdasarkan parameter yang digunakan pengujian hipotesis mengenai rata-rata


dibedakan atas dua jenis :

1) Pengujian hipotesis tentang rata-rata


Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Pengujian hipotesis satu rata-rata
Sampel besar (n≥30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n≥30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya
sebagai berikut :
- Perumusan hipotesis
a) H0 : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0  uji dua arah
b) H0 : µ ≤ µ0
H1 : µ > µ0  uji arah kanan
c) H0 : µ ≥ µ0
H1 : µ < µ0  uji arah kiri
- Penentuan nilai α
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari
tabel
- Uji statistik
a) Simpangan baku populasi (δ) diketahui :

b) Simpangan baku populasi (δ) tidak diketahui :

- Kriteria Pengujian
a) Uji dua arah
b) Uji arah kanan

c) Uji arah kiri

Sampel Kecil (n ≤ 30)

Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30)


statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya sebagai
berikut :

- Perumusan hipotesis
d) H0 : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0  uji dua arah
e) H0 : µ ≤ µ0
H1 : µ > µ0  uji arah kanan
f) H0 : µ ≥ µ0
H1 : µ < µ0  uji arah kiri
- Penentuan nilai taraf nyata (α)
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu
db = n-1, kemudian nilai tα atau tα/2 ditentukan dari tabel.
- Uji statistik
a. Simpangan baku populasi diketahui :
b. Simpangan baku populasi tidak diketahui :
- Kriteria Pengujian

a) Uji dua arah

b) Uji arah kanan

c) Uji arah kiri

2) Pengujian Hipotesis tentang proporsi


Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita menemui bahwa orang mengambil
kesimpulan dengan cara menggunakan presentase (proporsi). Misal kasus
keracunan makanan di wilayah Surakarta sebesar 30%. Kasus seperti ini dapat
diselesaikan dengan pengujian proporsi.
Pengujian Satu Proporsi
a. Formula hipotesis
- Ho : P = Po
Ha : P > Po
- Ho : P = Po
Ha : P < Po
- Ho : P = Po
Ha : P ≠ Po
b. Taraf nyata α dan nilai Z tabel berupa Zα atau Zα/2
c. Kriteria pengujian
1) Bila Ho : P = Po dan Ha : P > Po maka
Ho diterima jika Zo ≤ Zα
Ho ditolak jika Zo > Zα
2) Bila Ho : P = Po dan Ha : P < Po
Ho diterima jika Zo ≥ - Zα
Ho ditolak jika Zo < - Zα
3) Bila Ho : P = Po dan H1 : P ≠ Po
Ho diterima jika – Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
Ho ditolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
d. Uji statistik

n = banyaknya ukuran sampel


X = banyaknya ukuran sampel dengan karakteristik tertentu
Pengujian Beda dua Proporsi
Prosedur pengujian untuk kasus ini adalah sebagai berikut :
a) Formulasi hipotesis
b) Taraf nyata α dan nilai Z tabel berupa Zα atau Zα/2
c) Kriteria pengujian

d) Uji statistik

Anda mungkin juga menyukai