Anda di halaman 1dari 2

7.

Penatalaksanaan Medis

RICE merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini


biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain,
dan memar). Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera, yaitu
antara 48 sampai 72 jam segera setelah cedera terjadi.
a. R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh yang tidak
cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera adalah:
1.       Mencegah cedera lebih lanjut
2.       Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau istirahatkan
total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera hilang, atau hingga 48 jam. 
b. I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
·         Membatasi pembengkakan
·         Mengurangi nyeri
·         Mengurangi spasme otot
Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area
cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian
ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung
es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera
selama 15 – 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan
selama 24 jam pertama setelah cedera.
c. C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan untuk
membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor utama untuk
mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling
penting dari RICE. Aplikasi kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera,
yaitu dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan
pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala
seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus selama 24
jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat
membantu menghentikan perdarahan.
d. E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung
sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan. Elevasi juga akan
membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga
mencegah terjadinya akumulasi ataupooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera
diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga
pembengkakan menghilang.
Itu merupakan penanganan dalam cedera olahraga, adapun hal-hal yang tidak dibenarkan dalam
menangani cedera yang baru, yang itu kita tidak boleh melakukan HARM, yaitu:

a. H = Heat                  

Hal yang panas-panas tidak disarankan melakukannya, karena ini akan meningkatkan aliran
darah ke daerah cedera sehingga mengakibatkan pembengkakan yang parah.

b. A = Alkohol            

Meminum atau merendam daerah cedera dengan alkohol maka akan memperparah daerah
cedera dan pembengkakan akan bertambah.

c. R = Running           

Jangan memcoba berlatih pada saat cedera, kondisi seperti ini akan memperparah cedera.

d. M = Massage           

Mindset pertama seorang atlet di Indonesia pada saat terkena cedera. Cedera dibawa tukang
urut atau pijet. Ini merupakan penanganan yang sangat tidak dianjurkan karena pijet pada cedera yang
baru akan merusak jaringan yang sudah cedera dan ini akan memperparah cedera. Penyembuhannya
pun tidak akan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai