Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA MATERI VIRUS CORONA (COVID-19)

BAB I PENGENALAN TENTANG VIRUS


A. Sejarah Penemuan Virus
Virus berasal dari bahasa Latin, yaitu virion, yang artinya racun. Lalu, bagaimana awal mula
virus ditemukan?
1. Adolf Meyer
Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883, setelah seorang ilmuwan asal Jerman, Adolf
Meyer, menemukan adanya bintik-bintik kuning pada daun tembakau. Mengetahui hal itu, Meyer
mencoba mengekstraksi getah tembakau tersebut lalu menyemprotkannya pada tembakau yang
masih sehat. Ternyata, tembakau yang sehat tersebut juga mengalami bintik-bintik kuning. Lalu,
Meyer meneliti getah tembakau tersebut menggunakan mikroskop, ternyata tidak ditemukan
adanya bakteri, sehingga ia berkesimpulan bahwa makhluk yang menyerang tembakau tersebut
berukuran lebih kecil dari bakteri.
2. Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, ilmuwan asal Rusia, Dmitri Ivanovsky melakukan penelitian yang sama
dengan Meyer, yaitu menyaring getah tembakau yang sakit. Perbedaannya, Dmitri menyaring
getah tersebut dengan saringan bakteri. Lalu hasil saringan tersebut disemprotkan pada tembakau
yang sehat, ternyata tembakau juga menjadi sakit.
3. Martinus Beijerinck
Beijerinck merupakan ilmuwan asal Belanda yang melakukan penelitian sama dengan dua
peneliti sebelumnya, bedanya Beijerinck mencoba untuk menonaktifkan makhluk penyebab
penyakit tersebut menggunakan alkohol. Hasilnya alkohol tidak bisa menonaktifkan makhluk
tersebut. Beijerinck menyebutnya sebagai virus lolos saring.
4. Wendell Meredith Stanley
Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, Stanley, berhasil mengristalkan makhluk penyebab
penyakit pada tembakau pada tahun 1935. Kemudian, penyakit tersebut diberi nama Tobacco
Mosaic Virus(TMV).
B. Ciri-ciri Virus
Adapun ciri-ciri yang dimiliki virus adalah sebagai berikut.
1. Virus bisa bersifat seperti benda hidup, contohnya bisa berkembang biak jika berada di
dalam sel hidup.
2. Memiliki satu asam nukleat, DNA atau RNA saja.
3. Virus bisa bersifat seperti benda mati, contohnya tidak melakukan metabolisme, tidak
bernapas, tidak bergerak, dan berbentuk kristal jika berada di luar sel hidup.
4. Berukuran sangat kecil, yaitu antara 20 dan 300 nm.
C. Bentuk Virus
Ternyata, virus bermacam-macam bentuk, lho. Ingin tahu apa saja?
1. Berbentuk batang, contohnya TMV (Tobacco Mosaic Virus).
2. Berbentuk batang dan berujung oval seperti peluru, contohnya Rhabdovirus.
3. Berbentuk bulat, contohnya HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Orthomyxovirus.
4. Berbentuk filamen atau benang, contohnya virus Ebola.
5. Berbentuk polihedral, contohnya Adenovirus.
6. Berbentuk seperti huruf T, contohnya bakteriofag, yaitu virus yang menyerang
bakteriEscherichia coli.
Berikut ini gambarnya.

D. Struktur Virus
Virus tidak digolongkan dalam organisme seluler karena tidak memiliki bagian-bagian sel
seperti, dinding sel, membran sel, sitoplasma, serta organel sel lainnya. Adapun struktur tubuh
virus bakteriofag adalah sebagai berikut.
1. Kepala
Kepala bagian dalam mengandung asam nukleat, sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh
kapsid. Untuk virus bakteriofag, kepalanya berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleatnya
DNA.
2. Kapsid
Kapsid merupakan selubung luar virus yang mengandung banyak subunit protein yang disebut
kapsomer. Kapsid terdiri dari beberapa bentuk, sehingga berpengaruh pada bentuk virusnya.
3. Asam nukleat
Asam nukleat yang dimiliki virus hanya satu, yaitu DNA atau RNA saja. Asam nukleat inilah
yang nantinya berfungsi sebagai informasi genetik untuk replikasi.
4. Leher
Leher merupakan penghubung antara kepala dan ekor. Leher berfungsi sebagai saluran keluarnya
asam nukleat menuju ekor.
5. Ekor
Ekor virus terdiri dari serabut ekor dan lempeng dasar. Ekor ini berfungsi untuk menempel pada
inang.
Berikut ini merupakan struktur virus selain bakteriofag yang telah ditemukan.

E. Cara Hidup Virus


Virus tergolong dalam parasit intraseluler obligat karena hanya dapat hidup di dalam sel yang
hidup. Artinya, jika sel tersebut mati, virus tidak akan mati melainkan mengristal. Sel hidup yang
ditumpangi virus disebut sel inang. Bagaimana cara virus mengenali inangnya? Yaitu
menggunakan sistem lock key atau kesesuaian. Berdasarkan jenisnya, sel inang dibagi menjadi
dua, kisaran inang luas dan kisaran inang sempit. 
Virus dengan kisaran inang luas bisa menginfeksi beberapa inang, contohnya virus flu burung
bisa menginfeksi unggas, babi, dan manusia. Sedangkan virus dengan kisaran inang sempit
hanya bisa menginfeksi inang tertentu saja, contohnya virus flu hanya menginfeksi sel-sel di
saluran pernapasan dan virus bakteriofag hanya bisa menginfeksi bakteri Escherichia coli.
Penularan virus dari satu inang ke inang yang lain bisa melalui udara, lendir, air, darah, atau
melalui perantara seperti nyamuk.
F. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakan virus dikenal dengan istilah replikasi atau perbanyakan diri. Bagi virus, sel
inang merupakan sumber energi untuk sintesis protein. Perkembangbiakan virus dibagi menjadi
dua, yaitu daur litik dan lisogenik.
1. Daur litik
Terjadinya daur litik disebabkan oleh ketahanan sel inang lebih lemah daripada daya infeksi
virus. Akibatnya sel inang akan pecah dan mati, serta akan menghasilkan virion-virion baru.
Adapun tahapan pada daur litik adalah adsorpsi, penetrasi, sintesis dan replikasi, pematangan
atau perakitan, dan lisis.
2. Daur lisogenik
Daur lisogenik terjadi jika pertahanan tubuh inang lebih kuat daripada daya infeksi virus. Pada
daur ini sel inang masih bisa bereproduksi dengan normal dan tidak akan langsung pecah. Akan
tetapi, DNA virus bakteriofag akan berinteraksi dengan kromosom sel inang membentuk profag.
Saat sel inang yang mengandung profag tersebut membelah diri, barulah profag akan diwariskan
ke sel berikutnya. Adapun tahapan pada daur lisogenik adalah adsorpsi dan infeksi, pemetrasi,
penggabungan, pembelahan, sintesis. Untuk memahami lebih lanjut, silakan Quipperian simak
gambar berikut ini.

G. Klasifikasi Virus
Klasifikasi virus tergolong cukup banyak, yaitu berjumlah enam. Semuanya didasarkan pada
persamaan ciri yang dimiliki. Ingin tahu lebih lanjut?
1. Klasifikasi virus berdasarkan ada tidaknya selubung pada nukleokapsid
Terdapat dua kelompok virus dalam klasifikasi ini, yaitu sebagai berikut.
 Virus berselubung yaitu virus yang selubungnya terdiri dari lipoprotein dan
glikoprotein, contohnya Poxyvirus, Herpesvirus, Togavirus,
Rhabdovirus, dan  Paramyxovirus.
 Virus telanjang yaitu virus yang tidak memiliki selubung pada nukleokapsidnya,
contohnyaPapovirus, Adenovirus, Picornavirus, dan Reovirus.
2. Klasifikasi virus berdasarkan jumlah kapsomernya
Terdapat lima kelompok virus dalam klasifikasi ini, yaitu sebagai berikut.
1. Virus dengan 32 kapsomer, contohnya Parvovirus.
2. Virus dengan 60 kapsomer, contohnya Picornavirus.
3. Virus dengan 72 kapsomer, contohnya Papovirus.
4. Virus dengan 162 kapsomer, contohnya Herpesvirus.
5. Virus dengan 252 kapsomer, contohnya Adenovirus.
3. Klasifikasi virus berdasarkan jenis sel inangnya
Berdasarkan jenis sel inangnya, virus dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Virus penyerang bakteri, misalnya virus T.
2. Virus penyerang tanaman, misalnya TMV dan Tungro.
3. Virus penyerang hewan, misalnya virus rabies dan flu burung.
4. Virus penyerang manusia, misalnya polio, HIV, dan flu.
4. Klasifikasi virus berdasarkan tipe genom dan metode replikasinya
Berdasarkan tipe genom dan replikasinya, virus dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu sebagai
berikut.
1. Virus tipe I memiliki DNA utas ganda dan reproduksinya dengan cara replikasi,
contohnyaHerpesvirus.
2. Virus tipe II memiliki DNA utas tunggal dan reproduksinya dengan cara replikasi,
contohnya virus MVM.
3. Virus tipe III memiliki RNA utas ganda dan reproduksinya secara replikasi,
contohnya Reovirus.
4. Virus tipe IV memiliki RNA utas tunggal (+) dan reproduksinya secara replikasi,
contohnya virus polio.
5. Virus tipe V memiliki RNA utas tunggal (-) dan reproduksinya secara replikasi,
contohnya virus rabies.
6. Virus tipe VI memiliki RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara dan reproduksinya
secara transkriptasi balik, contohnya virus AIDS.
7. Virus tipe VII memiliki RNA utas ganda dengan RNA perantara dan reproduksinya
secara transkriptasi balik, contohnya Heparnavirus.
5. Klasifikasi virus berdasarkan jenis asam nukleatnya
Berdasarkan asam nukleatnya, virus dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Virus DNA yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA, contoh Parvovirus.
2. Virus RNA yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA, contoh Picornavirus.
6. Klasifikasi virus berdasarkan bentuk dasarnya
Berdasarkan bentuk dasarnya, virus dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Virus bentuk iksohedral memiliki sumbu rotasi ganda dan tata ruangnya dibatasi oleh 20
segitiga sama sisi, contohnya virus polio.
2. Virus helikal memiliki satu sumbu rotasi, bentuknya menyerupai batang panjang,
nukleokapsid tidak kaku, dan berbentuk heliks, contohnya virus flu.
3. Virus kompleks memiliki struktur lebih kompleks daripada jenis virus lainnya, contoh
virus cacar.
H. Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
Adapun penyakit yang disebabkan oleh virus, baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan adalah
sebagai berikut.
1. Cacar variola disebabkan oleh virus jenis Orthopoxvirus.
2. Campak disebabkan oleh Morbilivirus.
3. AIDS disebabkan oleh HIV, yaitu Human Immunodeficiency Virus.
4. Flu disebabkan oleh virus influenza atau parainfluenza.
5. Flu burung disebabkan oleh HPAIV yaitu High Pathogenic Avian Influenza Virus.
6. Rabies disebabkan oleh Rhabdovirus.
7. Tetelo disebabkan oleh virus NCD.
8. Mosaik disebabkan oleh TMV atau Tobacco Mosaic Virus.

BAB II PENGENALAN VIRUS CORONA


A. LATAR BELAKANG
Apa yang disebut dengan Virus Corona?
Virus Corona adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian
virusnya dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit
umum seperti flu, hingga penyakit-penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Bagaimana proses penyebaran Virus Corona?
Seringkali virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari mulut dan
hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan
penyakit flu. Tetes cairan dari mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh dan tertinggal pada
mulut dan hidung orang lain yang berada di dekatnya, bahkan dihisap dan terserap ke dalam
paru-paru orang tersebut melalui hidungnya.
B. GEJALA TERINFEKSI VIRUS CORONA
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
• Hidung beringus.
• Sakit kepala.
• Batuk.
• Sakit tenggorokan.
• Demam.
• Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh 2019-nCoV) , yang
menyebabkan gejala seperti:
• Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
• Batuk dengan lendir.
• Sesak napas.
• Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya orang dengan
penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.
Diagnosis Infeksi Coronavirus
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk
membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan
melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Komplikasi Infeksi Coronavirus


Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan
masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS
juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Pengobatan Infeksi Coronavirus
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan pulih
dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala
infeksi virus corona. Contohnya:
• Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di
bawah empat tahun.
• Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
• Perbanyak istirahat.
• Perbanyak asupan cairan tubuh.
• Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien. Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS
Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk
karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
• Isolasi
• Serial foto toraks sesuai indikasi.
• Terapi simptomatik.
• Terapi cairan.
• Ventilator mekanik (bila gagal napas)
• Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
D. CARA PENYEBARAN VIRUS CORONA

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan cara penyebaran virus corona dari satu orang
ke lainnya. Menurut WHO, ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau bernapas,
mereka melepaskan seperti tetesan cairan yang juga terdapat virus corona.
Kebanyakan tetesan atau cairan itu jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya -seperti meja,
meja, atau telepon.
Orang bisa terpapar atau terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang
terkontaminasi - dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Jika Anda berdiri pada jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan COVID-19, Anda dapat
terjangkir melalui batuk termasuk saat mereka menghembuskan napas.
Dengan kata lain, COVID-19 menyebar serupa cara untuk flu. Sebagian besar orang yang
terinfeksi COVID-19 mengalami gejala ringan dan sembuh.
Namun, beberapa kasus virus corona berlanjut dengan mengalami penyakit yang lebih serius dan
mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Risiko penyakit atau terinfeksi virus corona kian meninggkat meningkat bagi Anda dengan usai
50 ke atas. Usia tersebut disebut lebih rentan daripada mereka yang di bawah 50.
Orang dengan melemah sistem kekebalan tubuh dan orang-orang dengan kondisi seperti
diabetes, penyakit jantung dan paru-paru juga lebih banyak rentan terhadap virus corona.
inkubasi virus MERS.
E. PENCEGAHAN VIRUS CORONA

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya
yang bisa dilakukan:
• • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
• • Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
• • Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
• • Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
• • Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
• • Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.
• • Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
• • Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.

BAB III PROTOKOL PENANGANAN VIRUS CORONA


Protokol Internasional untuk respons COVID-19
Respon Global & Langkah Selanjutnya
1. Virus COVID-19 adalah patogen baru yang sangat menular, dapat menyebar dengan cepat,
dan harus dianggap mampu menyebabkan dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial yang sangat
besar di lingkungan mana pun. Ini bukan SARS dan itu bukan influenza. Membangun skenario
dan strategi hanya atas dasar patogen yang terkenal risiko gagal mengeksploitasi semua langkah
yang mungkin untuk memperlambat transmisi virus COVID-19, mengurangi penyakit dan
menyelamatkan nyawa.
COVID-19 bukan SARS dan bukan influenza. Ini adalah virus baru dengan karakteristiknya
sendiri. Misalnya, penularan COVID-19 pada anak-anak tampaknya terbatas dibandingkan
dengan influenza, sementara gambaran klinis berbeda dari SARS. Perbedaan seperti itu,
meskipun berdasarkan data yang terbatas, mungkin memainkan peran dalam kemanjuran yang
nyata dari tindakan kesehatan masyarakat non-farmasi yang diterapkan secara ketat untuk
memutus rantai penularan dari manusia ke manusia dalam berbagai rangkaian di Cina. Virus
COVID-19 adalah unik di antara virus corona manusia dalam kombinasi transmisibilitas tinggi,
hasil fatal yang substansial dalam beberapa kelompok berisiko tinggi, dan kemampuan untuk
menyebabkan gangguan sosial dan ekonomi yang besar. Untuk tujuan perencanaan, harus
diasumsikan bahwa populasi global rentan terhadap virus ini. Karena asal hewan dari virus
COVID-19 saat ini tidak diketahui, risiko reintroduksi ke daerah yang sebelumnya terinfeksi
harus selalu dipertimbangkan. Sifat novel, dan pemahaman kita yang terus berkembang, tentang
coronavirus ini menuntut kelincahan luar biasa dalam kapasitas kita untuk dengan cepat
beradaptasi dan mengubah kesiapan kita dan perencanaan tanggapan seperti yang telah dilakukan
secara terus menerus di Cina. Ini adalah prestasi luar biasa bagi negara berpenduduk 1,4 miliar
orang.

2. Penggunaan langkah-langkah non-farmasi China yang tanpa kompromi dan keras untuk
mengandung penularan virus COVID-19 dalam berbagai pengaturan memberikan pelajaran
penting bagi respons global. Respon kesehatan masyarakat yang agak unik dan belum pernah
terjadi sebelumnya di Cina membalikkan kasus yang meningkat di kedua Hubei, di mana telah
terjadi penularan masyarakat luas, dan di provinsi impor, di mana kelompok keluarga tampaknya
telah mendorong wabah. Meskipun waktu wabah di Cina relatif sama di seluruh negeri, rantai
transmisi didirikan dalam beragam pengaturan, dari kota-kota besar di utara dan selatan negara
itu, hingga masyarakat terpencil. Namun, adaptasi dan penyesuaian strategi China yang cepat
menunjukkan bahwa pengendalian dapat diadaptasi dan berhasil dioperasionalkan dalam
berbagai pengaturan. Pengalaman Tiongkok sangat mendukung kemanjuran dan efektivitas
penahan kesiapan COVID19 dan rencana respons cepat dalam penilaian menyeluruh risiko lokal
dan pemanfaatan strategi penahanan berbasis risiko yang dibedakan untuk mengelola wabah di
daerah tanpa kasus vs. kasus sporadis vs. kelompok dari kasus vs transmisi tingkat komunitas.
Strategi semacam itu sangat penting untuk memastikan pendekatan berkelanjutan sambil
meminimalkan dampak sosial-ekonomi.

3. Banyak komunitas global belum siap, dalam pola pikir dan material, untuk
mengimplementasikan langkah-langkah yang telah digunakan untuk mengandung COVID-19 di
Cina. Ini adalah satu-satunya langkah yang saat ini terbukti mengganggu atau meminimalkan
rantai transmisi pada manusia. Yang mendasari langkah-langkah ini adalah pengawasan yang
sangat proaktif untuk segera mendeteksi kasus, diagnosis yang sangat cepat dan isolasi kasus
segera, pelacakan yang ketat dan karantina kontak dekat, dan tingkat pemahaman dan
penerimaan populasi yang sangat tinggi terhadap tindakan-tindakan ini. Untuk mencapai kualitas
tinggi dari implementasi yang dibutuhkan untuk menjadi sukses dengan langkah-langkah
tersebut membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan yang tidak biasa dan belum pernah
terjadi sebelumnya oleh para pemimpin puncak, ketelitian operasional oleh sistem kesehatan
masyarakat, dan keterlibatan masyarakat. 20 Mengingat kerusakan yang dapat disebabkan oleh
penularan virus tingkat komunitas yang tidak terkendali, pendekatan semacam itu dijamin untuk
menyelamatkan nyawa dan untuk mendapatkan minggu dan bulan yang dibutuhkan untuk
pengujian terapi dan pengembangan vaksin. Selain itu, karena sebagian besar kasus baru di luar
China saat ini terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah, komitmen yang kuat
untuk memperlambat transmisi dalam pengaturan tersebut dengan langkah-langkah non-farmasi
sangat penting untuk mencapai garis pertahanan kedua untuk melindungi negara-negara
berpenghasilan rendah yang memiliki sistem kesehatan yang lebih lemah dan kapasitas koping.
Waktu yang dapat diperoleh melalui penerapan penuh langkah-langkah ini - bahkan jika hanya
berhari-hari atau berminggu-minggu - dapat sangat berharga dalam mengurangi penyakit dan
kematian COVID-19. Ini terlihat dalam peningkatan besar dalam pengetahuan, pendekatan dan
bahkan alat yang telah terjadi hanya dalam 7 minggu sejak virus ini ditemukan melalui karya
ilmiah cepat yang telah dilakukan di Cina.

4. Waktu yang diperoleh dengan menerapkan secara ketat langkah-langkah penahanan COVID-
19 harus digunakan secara lebih efektif untuk segera meningkatkan kesiapan global dan secara
cepat mengembangkan alat khusus yang diperlukan untuk menghentikan virus ini.

A. PROTOKOL AREA INSTITUSI PENDIDIKAN


1. Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengetahui
rencana atau kesiapan daerah setempat dalam menghadapi COVID-19.
2. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
3. Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan menggunakan air dan sabun
atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya seperti:
makan jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, Olahraga yang teratur, tidak
merokok, membuang sampah pada tempatnya.
4. Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1 kali sehari) dengan
desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain
yang sering terpegang oleh tangan. Memonitor absensi (ketidakhadiran) warga sekolah, Jika
diketahui tidak hadir karena sakit dengan gejala demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak
napas disarankan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri.
5. Memberikan himbauan kepada warga sekolah yang sakit dengan gejala demam/ batuk/ pilek/
sakit tenggorokan/ sesak napas untuk mengisolasi diri dirumah dengan tidak banyak kontak
dengan orang lain.
6. Tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena sakit, serta tidak
memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika ada). (dalam hal ini bukan
kewenangan Kementerian Kesehatan untuk menetapkan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak
memberikan masukan).
7. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan dengan
pernapasan, Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
8. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada tenaga kependidikan
lain yang mampu. (dalam hal ini bukan kewenangan Kementerian Kesehatan untuk menetapkan,
sehingga Kementerian Kesehatan tidak memberikan masukan).
9. Pihak institusi pendidikan harus bisa melakukan skrining awal terhadap warga pendidikan
yang punya keluhan sakit, untuk selanjutnya diinformasikan dan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan setempat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
10. Memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan yang sehat dan sudah
dimasak sampai matang.
11. Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman, termasuk
peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko terjadinya
penularan penyakit.
12. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik langsung
(bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb).
13. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar
sekolah (berkemah, studi wisata).
14. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua tamu yang datang
ke institusi pendidikan.
15. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dengan transmisi lokal Covid-19
(Informasi daftar negara dengan transmisi lokal COVID-19 dapat diakses di
www.covid19.kemkes.go.id) dan mempunyai gejala demam atau gejala pernapasan seperti
batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak

B. MENANGGAPI SECARA BIJAK SAAT ADA STIGMA DIMASYARAKAT


TENTANG VIRUS CORONA
Beberapa orang khawatir dengan penyakit ini. Ketakutan dan kecemasan dapat menyebabkan
stigma sosial, misalnya, terhadap orang Cina atau orang Amerika Asia lainnya atau orang-orang
yang berada di karantina..
Orang dapat melawan stigma dan membantu, tidak menyakiti orang lain dengan memberikan
dukungan sosial. Atasi stigma dengan mempelajari dan berbagi fakta. Mengkomunikasikan fakta
bahwa virus tidak menargetkan kelompok ras atau etnis tertentu dan bagaimana sebenarnya
COVID-19 menyebar dapat membantu menghentikan stigma.

C. CARA PENANGANAN SAAT SAKIT


Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Sakit
Jika Anda merasa terpapar COVID-19 dan mengalami demam dan gejala, seperti batuk atau
kesulitan bernapas, hubungi dokter Anda untuk mendapatkan saran medis.
Langkah-langkah untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19 jika Anda sakit
Jika Anda sakit dengan COVID-19 atau mencurigai Anda terinfeksi virus yang menyebabkan
COVID-19, Anda harus mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah penyebaran
penyakit ke orang-orang di rumah dan komunitas Anda.
Jika Anda merasa telah terpajan COVID-19 dan mengalami demam dan gejala, seperti batuk atau
kesulitan bernapas, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk mendapatkan saran medis.
Tetap di rumah kecuali untuk mendapatkan perawatan medis
 Tetap di rumah: Orang yang sakit ringan dengan COVID-19 dapat pulih di
rumah. Jangan pergi, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis. Jangan mengunjungi
tempat umum.
 Tetap berkomunikasi dengan dokter Anda . Hubungi sebelum Anda mendapatkan
perawatan medis. Pastikan untuk mendapatkan perawatan jika Anda merasa lebih buruk
atau Anda pikir ini darurat.
 Hindari transportasi umum: Hindari menggunakan transportasi umum, berbagi
perjalanan, atau taksi.
Pisahkan diri Anda dari orang lain di rumah Anda, ini dikenal sebagai isolasi rumah
 Tinggal jauh dari orang lain: Sebisa mungkin, Anda harus tinggal di "kamar sakit"
tertentu dan jauh dari orang lain di rumah Anda.Gunakan kamar mandi terpisah, jika
tersedia.
 Batasi kontak dengan hewan peliharaan & hewan: Anda harus membatasi kontak
dengan hewan peliharaan dan hewan lain, seperti yang Anda lakukan pada orang lain.
o Meskipun belum ada laporan tentang hewan peliharaan atau hewan lain yang sakit
dengan COVID-19, masih disarankan agar orang dengan virus membatasi kontak
dengan hewan sampai lebih banyak informasi diketahui.
o Jika memungkinkan, mintalah anggota rumah tangga Anda yang lain merawat
hewan-hewan Anda saat Anda sakit dengan COVID-19. Jika Anda harus merawat
hewan peliharaan Anda atau berada di dekat binatang saat Anda sakit, cuci tangan
Anda sebelum dan setelah Anda berinteraksi dengan mereka. 
Hubungi dulu sebelum mengunjungi dokter Anda
 Telepon ke depan: Jika Anda memiliki perjanjian medis, hubungi kantor dokter Anda
atau departemen darurat, dan beri tahu mereka bahwa Anda memiliki atau mungkin
memiliki COVID-19. Ini akan membantu kantor melindungi diri mereka sendiri dan
pasien lain.
Kenakan masker wajah jika Anda sakit
 Jika Anda sakit: Anda harus mengenakan sungkup muka ketika Anda berada di sekitar
orang lain dan sebelum Anda memasuki kantor penyedia layanan kesehatan.
 Jika Anda merawat orang lain: Jika orang yang sakit tidak dapat memakai sungkup
muka (misalnya, karena menyebabkan kesulitan bernapas), maka orang yang tinggal di
rumah harus tinggal di ruangan yang berbeda. Ketika pengasuh memasuki ruangan orang
yang sakit, mereka harus memakai masker wajah. Pengunjung, selain pengasuh, tidak
disarankan.
Tutupi batuk dan bersin Anda
 Penutup: Tutupi mulut dan hidung Anda dengan tisu ketika Anda batuk atau bersin.
 Buang: Lempar tisu bekas ke tempat sampah.
 Cuci tangan: Segera cuci tangan Anda dengan sabun dan air setidaknya selama 20
detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, bersihkan tangan Anda dengan pembersih tangan
berbahan dasar alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
Sering-seringlah membersihkan tangan Anda
 Cuci tangan: Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik. Ini
terutama penting setelah meniup hidung, batuk, atau bersin; pergi ke kamar mandi; dan
sebelum makan atau menyiapkan makanan.
 Pembersih tangan: Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis
alkohol dengan setidaknya 60% alkohol, yang menutupi semua permukaan tangan Anda
dan gosok-gosokkan bersama-sama hingga terasa kering.
 Sabun dan air: Sabun dan air adalah pilihan terbaik, terutama jika tangan tampak kotor.
 Hindari menyentuh: Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan
yang tidak dicuci.

BAB IV CARA HIDUP SEHAT


Langkah-Langkah Hidup Sehat
Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan adalah harus bisa memenuhi kebutuhan
tubuh, untuk itu anda harus mengetahui tentang makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
KONSUMSI MAKANAN
Umumnya, banyak yang belum memperhatikan masalah ini. Bahkan banyak makanan yang
sebenarnya sangat berbahaya bagi kesehatan sangat diminati, seperti makanan yang mengandung
pengawet, junkfood, makanan cepat saji/makanan instan.

A. MENJAGA KEBERSIHAN DIRI


Sering-seringlah membersihkan tangan Anda
 Cuci tangan: Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik. Ini
terutama penting setelah meniup hidung, batuk, atau bersin; pergi ke kamar mandi; dan
sebelum makan atau menyiapkan makanan.
 Pembersih tangan: Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis
alkohol dengan setidaknya 60% alkohol, yang menutupi semua permukaan tangan Anda
dan gosok-gosokkan bersama-sama hingga terasa kering.
 Sabun dan air: Sabun dan air adalah pilihan terbaik, terutama jika tangan tampak kotor.
 Hindari menyentuh: Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan
yang tidak dicuci.
B. MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKITAR
Jika ingin menikmati kesehatan yang optimal maka selayaknya lingkungan harus dipelihara
dengan baik. Lingkungan itu adalah termasuk iklim, air, tanah, tumbuhtumbuhan, dan atmosfir.
Memelihara lingkungan dengan baik berarti tidak mengotori lingkungan dengan segala macam
kotoran seperti membuang sampah sembarangan, asap rokok, sisa bahan bakar industri, asap dari
mobil ataupun pembakaran sampah dl

C. CARA MENJAGA KESEHATAN


Istirahat yang cukup akan memberikan bagi tubuh kita yang letih untuk memulihkan diri dan
memberikan cukup waktu bagi tubuh untuk mengembalikan tenaga yang telah dipakai
OPTIMIS
Tidak ada sesuatupun yang bisa menghalangi langkah seorang yang selalu optimis memandang
hidup. Hambatan dan kegagalan bukanlah suatu halangan untuk terus maju, akan tetapi dianggap
sebagai pelajaran untuk langkah berikutnya. Bahkan optimisme juga berdampak baik bagi
kesehatan tubuh. Ini erat kaitanya dengan sistem imun tubuh. Seorang yang optimis akan
memandang hidup seperti alunan nada, naik turun mengikuti irama, selalu cerah dan sangat
mudah tertawa. Sikap seperti inilah yang mendukung kesehatan secara menyeluruh
MENCIPTAKAN UDARA YANG BERSIH
Bagi yang tinggal di kota besar, tinggal di daerah yang terbebas dari polusi hampir tidak
mungkin. Walaupun demikian kita harus berusaha meminimalisir hal tersebut, setidaknya tidak
menambah buruk kondisi udara. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan cara seperti menanam
tanaman di pot disekeling rumah, dan menyisakan lahan untuk ditanami pohon walaupun lahan
itu hanya cukup untuk satu pohon
PRIBADI YANG KUAT
Pribadi yang kuat juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan secara menyeluruh. Pribadi yang
hidupnya. Ada dua komponen penting berkaitan dengan pengendalian diri. Pertama, pantang
mengkonsumsi apapun yang bersifat merusak, seperti tembakau, alkohol, narkoba, makanan
yang mengandung pengawet dll. Kedua tidak berlebihan dalam menjalan

D. OLAHRGA
Olahraga yang teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti akan lebih giat,
menurunkan tekanan dara tinggi, menguatkan tulangtulang, meningkatkan HDL(kolesterol yang
baik), mencegah kencing manis, menurunkan resiko kanker, mengurangi stress dan depresi, dan
juga akan memberikan kebugaran. Olahraga adalah kegiatan yang mudah dilakukan tetapi
banyak yang mengabaikannya, pada hal olahraga merupakan sumber kesehatan bagi seluruh
tubuh.

BAB V BERSOSIALISASI DI MASYARAKAT


A. CARA MEMBERI SALAM SAAT TATAP MUKA
Berikut adalah alternatif dari berjabat tangan yang bisa dilakukan untuk memberi salam pada
orang lain, seperti dihimpun Suara.com. 1. Melambaikan tangan Melambaikan tangan ketika
bertemu seseorang adalah cara paling umum yang dilakukan orang-orang. Cara ini tidak
membutuhkan kontak fisik satu sama lain, sehingga potensi untuk bertukar bakteri dan virus
pantang terjadi.
menyapa dengan mengepalkan salah satu tangan dan mempertemukannya dengan telapak tangan
lain yang terbuka. Lawan bicara pun akan melakukan hal yang sama sebagai bentuk balasan
salam. Tentu saja, cara ini tidak membutuhkan kontak fisik satu sama lain. 5. Menunduk atau
membungkukkan badan Membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan dan salam sering
dijumpai di negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea. Selain untuk menyapa, sikap
membungkukkan badan ini juga digunakan sebagai ucapan terima kasih atau permisi. 6. Senyum
Cara termudah untuk menyapa tanpa harus berjabat tangan adalah dengan ekspresi wajah yaitu
tersenyum. Selain sebagai bentuk salam, tersenyum menunjukkan keramahan dan bisa membuat
lawan bicara merasa senang. 

B. BIJAK MUNGGUNAKAN MEDIA SOSIAL (MENGAKSES MAUPUN


MENYEBARKAN INFORMASI)
Menyebarkan informasi yang penting dan bermanfaat
Mengerti Penggunaannya
Meski komunikasi berada di dunia maya, saat bersosial media perlu memahami kepada siapa
berinteraksi. Hal ini penting karena komentar di sosial media merupakan jejak digital yang dapat
ditelusuri dan disimpan dan berpotensi untuk diviralkan.
''Kalau sama teman beda cara komunikasinya, dengan ke guru atau ke orang tua,'' kata Enda.
3. Mengerti Sisi Hukum
Adanya  Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) perlu diketahui agar
pengguna sosial media tak terjerat hukum.
''Hampir setiap bulan ada kasus hukum yang melibatkan penggunaan sosial media,'' katanya.
''Selain ranah hukum, juga perhatikan ranah etika dalam media sosial. Sanksi sosial di-bully oleh
netizen.''
4. Hati-Hati Dengan Emosi
Saat emosi, biasanya pengguna sosial media tidak berpikir ulang tentang apa yang ditulis atau
diunggah. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengunggah sosial media saat tengah emosi.
5. Gunakan Akal Sehat
Enda juga mewanti-wanti agar pengguna sosial media tidak mengumbar informasi pribadi,
seperti alamat rumah di akun sosial media mereka. Apalagi mengunggah KTP, yang sering kali
dilakukan oleh remaja untuk memamerkan bahwa mereka sudah dewasa. Namun, hal ini justru
dapat dijadikan celah untuk melakukan kejahatan.
Bedakan pula antara fakta dan opini. Konten negatif juga perlu dihindari, seperti SARA. Enda
menekankan untuk lebih sensitif dengan identitas orang lain, termasuk latar belakang budaya.
Etika lainnya dalam bersosial media yang harus diketahui adalah tidak menjadikan sosial media
tempat berkeluh kesah. "Jangan terlalu banyak mengeluh di sosial media, juga bullying, apalagi
menjelek-jelekkan secara fisik,"

Anda mungkin juga menyukai