Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

STEP STEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ATAU PROBLEM SOLVING

Disusun Oleh :

Ach Rofiqi Azaer ( 191141056 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

PRODI S1-ILMU KEPERAWATAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui ilmu kimia yang
khususnyaakan membahas tentang “STEP-SETEP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ATAU PROBLEM SOLVING”. Dalam mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan meskipun jauh dari kesempurnaan.
Kami minta maaf jika ada kekurangan dalam makalah ini dan kami mohon
kritik dan sarannya kepada para pembaca agar kami bisa memperbaiki kesalahan
dan untuk mempermudah kami dalam menyusun makalah yang lainnya dimasa
mendatang.

                                                                             Surabaya, 21 maret 2020

                                                               Rofiqi

ii
DAFTAR ISI

Disusun Oleh :...............................................................................................................i


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA........................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................1
1.2 Rumus masalah........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan Jenis-jenisnya.......2
2.2 PROBLEM SOLVING........................................................................................3
2.3 Tujuan Problem Solving.......................................................................................4
2.4 Ada 3 Langkah Mengatasi Problem Solving.......................................................4
2.5 Tahapan Problem Solving Dalam Konseling.......................................................4
2.6 Evaluasi dan Pengujian Solusi..............................................................................6
BAB III...........................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................7
3.2 KRITIK DAN SARAN...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul


dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi
dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas
pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir
keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga
hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang
keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.

Kajian tentang pengambilan keputusan atau problem soving juga banyak


berbasis metode. Basis kajian tersebut, dipandang lebih menarik daripada domain
pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan kajian metode, keputusan terpecah
menjadi empat, yaitu, metode keputusan rasional, metode keputusan tawar menawar,
metode keputusan agregatif, dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan
dengan pendekatan metode berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji
keputusan. Aliran-aliran yang dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik,
hubungan kemanusiaan, rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem

1.2 Tujuan

A. Untuk memahami model pengambilan masalah dan step-setep pengambilan


keputusan Atau problem solving menurut para akhli

1.2 Rumus masalah

A. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran penyelesaian masalah (problem


solving) ?

B. bagai mana carapengambilan keputusan (decision making) dan jenis-jenisnya 

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan Jenis-jenisnya 

Dalam Kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapi dengan berbagai masalah


ataupun pilihan sehingga kita perlu mengambil keputusan yang terbaik untuk
menghadapi masalah tersebut. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi,
Pengambilan Keputusan atau Decision Making merupakan suatu hal yang hampir
tidak bisa dihindari. Kegagalan ataupun Keberhasilan suatu Organisasi pada dasarnya
sangat tergantung pada Keputusan yang diambil oleh pihak manajemennya. Tanpa
pengambilan keputusan, Fungsi-fungsi dasar Manajemen seperti Perencanaan,
Pengorganisasian, Pemimpinan dan Pengendalian tidak akan dapat dilaksanakan.

A. Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Ahli

1. Pengertian Keputusan menurut Irham Fahmi (2014:233), Keputusan


adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi.
Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman
basis dalam pengambilan keputusan.

2. Pengertian Pengambilan keputusan menurut Sondang P. Siagian,


Pengambilan Keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling cepat.
B. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (Decision Making) dan Pemecahan masalah (Problem


Solving) merupakan suatu proses yang berkesinambungan (continuous process) untuk
menganalisis dan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam berbagai kondisi,
memilih tindakan-tindakan yang paling tepat dan mengikuti perkembangan penerapan
tindakan tersebut hingga masalah yang dihadapinya diselesaikan.

C. Keputusan yang diprogramkan (Program Decision)

Keputusan yang diprogramkan atau Program Decision adalah Keputusan yang


dibuat pada kondisi ataupun hal-hal yang bersifat rutin dan sering terjadi dengan

2
menggunakan prosedur operasi standar atau biasanya dikenal dengan SOP (Standard
Operation Procedure)

2.2 PROBLEM SOLVING

Solving adalah suatu cara untuk menemukan jalan yang sesuai dalam suatu
pencapaian tujuan ketika tujuan tersebut belum tercapai.

A. Menurut Oemar Hamalik

Problem Solving menurut Hamalik adalah suatu proses mental dan intelektual
dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang
akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan dengan tepat dan cermat.

Ciri-Ciri Prolem Solving

Karakteristik khusus pendekatan kepada siswa dalam memecahan masalah


adalah sebagai berikut:

1. Adanya interaksiyang baik antar siswa dan interaksi antara guru dan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah.

2. Adanya dialog matematis dan konsensus antar siswa dan antar siswa dan guru
dalam 3. menyelesaikan suatu masalah.

3. Guru menyediakan sebuat informasi yang cukup untuk siswa mengenai masalah
yang belum terpecahkan, dan siswa mengklarifikasi, menginterpretasi, dan mencoba
mengkonstruksi penyelesaian masalah tersebut.

4. Guru menerima jawaban “ya” atau “tidak” dan tujuannya bukan untuk
mengevaluasi.

5. Guru membimbing, melatih dan menanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan


berwawasan dan berbagi solusi dalam proses pemecahan suatu masalah.

6. Sebaiknya guru mengetahui kapan campur tangan dan kapan mundur membiarkan
siswa menggunakan caranya sendiri tanpa harus merugikan dan membahayakan
siswa.

3
Karakteristik lanjutan adalah bahwa pendekatan problem solving dapat
membuat rajin dan giat pada siswa untuk melakukan generalisasi aturan dan konsep,
dalam sebuah proses sentral.

2.3 Tujuan Problem Solving

1. Melatih kemampuan berfikir si anak dalam menghadapi suatu masalah.

2. Melatih si anak menemukan langkah-langkah yang di tempuh bila menemukan


masalah yang ada kemiripannya dan mencari solusi nya.

3. Melatih si anak bagaimana cara bertindak dan berbuat dalam situasi yang baru
ditemukannya.

4. Melatih si anak bagaimana cara nya menemukan jalan keluar dari masalah yang
sulit di pecahkan.

5. Melatih si anak mengambil suatu keputusan yang menurut nya benar.

Dengan mempergunakan metode problem solving si anak bisa menghadapi masalah-


masalah.yang dihadapinya sehari-hari .

2.4 Ada 3 Langkah Mengatasi Problem Solving

1. Mengidentifikasi masalah

2. Mengetahui seberapa susah atau pada tingkat berapa masalah tersebut,agar bisa
menyelesaikannya.

3. Menentukan sumber dan akar dari masalah dan akar dari suatu masalah secara
menyeluruh,kemudian menemukan solusi dari masalah tersebut.

2.5 Tahapan Problem Solving Dalam Konseling

Dalam situasi konseling, penggunaan keterampilan memecahkan masalah dpat


memandu konseli melewati tahap-tahap pemecahan masalah. Hal inidiharapkan dapat
memberikan pembelajaran mengenai cara-cara memecahkanmasalah. Keterampilan
ini menjadi aset yang tak ternilai yang memungkinkankonseli untuk mengatasi

4
masalahnya dengan membuat pilihan dan keputusan yangterbaik yang tersedia.
Berdasarkan pendapat para ahli tahapan problem solving dapat diringkas sebagai
berikut.

A. Menemukan Permasalahan

Sebelum mengambil langkah-langkah untuk memecahkan masalah, hal yang


perlu dilakukan konselor adalah yakin tentang apa masalah yang
sesungguhnya.Problem solvers harus menentukan seputar akibat dan menggambarkan
langkah apa yang akan dipilih. Pertama problem solver harus meminimalisir bias yang
mungkin ditimbulkan. Tahap ini menuntut konseli untuk menyusun info sebaik
mungkin, meminimalisir bias terhadap apa yang dipilih.

B. Identifikasi Permasalahan
Problem solver mengidentifikasi objek yang dipelajari dan menentukan
kendala dan penghalang yang mungkin menjadi penyebab permasalahan.
Brainstorming sangat dibutuhkan pada tahap ini, dengan tujuan mengelompokkan
aspek-aspek penting dari permasalahan kemudian menentukan asosiasi dan
hubungan. Terdapat dua cara yakni fleksibel dan fluency. Fleksibel adalah konstruksi
dari keragaman solusi. Fluency adalah konstruksi dari banyaknya solusi yang
ditawarkan. Cara efektif lain adalah memecah permasalahan menjadi bagian-bagian
kecil, dimana bisa jadi lebih terorganisir dan akan lebih mudah diselesaikan

C. Merancang Beberapa Alternatif Hipotesis

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam menyeesaikan permasalahan. Studi


yang dilakukan oleh Chi, Gaser, dan farr (1989) menemukan bahwa fisikawan
profesional menentukan hubungan antara konsep dan delevop, refine, dan simulasi
multipel test dari hipotesis. Untuk membangun hipotesis problem solver harus
mengakses prior knowledge dan menggunakan pengetahuan baru (dari ahli dan
sumber lain) untuk menggeneralisasi ide dan mengidentifikasi solusi potensial.
Setelah menentukan solusi yang berpotensi, problem solver harus menentukan
pilihan.

5
D. Membuat Penilaian dan Keputusan Mengenai Hipotesis Yang Akan
Digunakan.
Problem solver harus mempertimbangkan kembali karakter dari tujuan
problem solving mereka dalam rangka memastikan apakah penyelesaian mereka
tetap pada jalur. Problem solver harus menghasilkan argumen-argumen pendukung
untuk mendukung pilihan mereka. Peneliti meyakini bahwa scaffolding dapat
meningkatkan kualiats dari argumen yang diajukan. Scaffolding bisa juga jadi
pilihan bagaimana menerapkan solusi yang dipilih.

2.6 Evaluasi dan Pengujian Solusi

Ketika mencoba efisiensi dari solusi, problem solver harus menganalisis dan
acces hasil dan menjelaskan mengapa solusi bekerja atau tidak. Jika solusi yang
dipilih tidak berhasil atau kurang, problem solver harus memilih alternatif lain
dengan mempertimbangkan apa yang sudah di lakukan dan mengulangi proses
hingga solusi ditemukan.

A. Stimulus

Berbagai macam stimulus fisik dapat digunakan sebagai bagian dari bantuan
untuk problem solving. Namun tidak mungkin untuk mengklasifikasikan stimulus
fisik seperti apa yang dapat membantu problem solving. Selain stimulus fisik,
stimulus lingkungan seperti kebisingan, temperatur yang ekstrim, tekanan oksigen,
dan kondisi lain di sekitarnya juga dapat diperkirakan berpengaruh dalam problem
solving.

B. Petunjuk Verbal

Bagian lain dari kondisi yang dapat membantu problem solving adalah
petunjuk verbal. Petunjuk verbal bertujuan untuk menghadapkan individu kepada
masalah yang dihadapi. Petunjuk verbal disini berbeda dengan instruksi, yang
akandibahas selanjutnya. Petunjuk verbal hanya memberikan beberapa hal penting
tentang problem solving.Namun tidak menyampaikan isi dari masalah, seperti halnya
instruksi.

C. Instruksi

6
Instruksi berbeda dengan petunjuk verbal.Instruksi memiliki fungsi
memunculkan proses mediasi untuk pemecahan masalah. Instruksi dapat merangsang
ingatan mengenai konsep-konsep, mengaitkan konsep satu dengan yang lain, atau
menentukan strategi yang berperan dalam penemuan solusi untuk suatu masalah.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, maka dapat disimpulan


bahwa :

1. Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran


dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam
usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa.

2. Ciri-ciri model problem solving yaitu : ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan siswa, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah,
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara
ilmiah. Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan
menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungking sehingga
permasalahan dapat dituntaskan

3.2 KRITIK DAN SARAN

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ernie T. S. dan Kurniawan S., Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2010.

Susmaini dan Muhammad Rifa’i, Teori Manajemen Menuju Efektivitas Pengelolaan


Organisasi, Bandung: Citapustaka Media, 2014

Mesiono, Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012.

Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan¸ Jakarta: Toko


Gunung Agung, 2015

Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.

Anda mungkin juga menyukai