KELAS : X DPIB 3
NO @ : 30
A. Cerita
C. Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.
D. Pembelajaran
Video yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap
dan dapat dimainkan ulang.
E. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan
Untuk membedakan presentasi video dengan jenis video yang lain, maka presentasi
video secara khusus memiliki ciri khas yang unik. Ciri khas presentasi video antara
lain:
1. Presentasi video cenderung mudah dibuat, bersifat spontan, dan
mengakomodasi keinginan pembuat
2. Presentasi video tidak memerlukan teknik pengambilan gambar yang rumit,
namun teknik pengambilan gambar dalam presentasi video harus menjamin
efektivitas komunikasi
3. Presentasi video biasanya hanya memerlukan alat pengambilan gambar yang
sederhana dan mudah dijangkau
4. Dalam presentasi video, pencetus ide harus terlibat dalam proses, baik sebagai
sutradara, pemain, atau bahkan sebagai editor.
5. Tujuan akhir dari presentasi video adalah harus bisa mengakomodasi kelebihan
produk dan ide yang disampaikan
6. DEFINISI BRANDING DAN MARKETING
Branding.
Marketing
Marketing berasal dari kata Market yang artinya adalah pasar. Lalu apa itu
marketing? Marketing adalah sebuah aktifitas pemasaran atau penjualan produk-
produk dari suatu perusahaan. Kegiatan marketing lebih menitikberatkan pada
aktifitas jual-beli dimana hasil atau nilai penjualan adalah target Branding berasal
dari kata Brand yang biasa kita kenal dengan sebutan merk. Brand itu sendiri
memiliki arti identitas perusahaan yang di dalamnya menyangkut nama, logo dan
lain sebagainya yang mewakili produk-produk yang di tawarkan oleh perusahaan
itu sendiri. Lalu apa itu branding? Branding adalah sebuah aktifitas komunikasi
perusahaan terhadap publik untuk memperkenalkan suatu brand perusahaan
dengan perencaan yang matang guna membangun atau memperbesar brand
tersebut. Kegiatan Branding lebih menitikberatkan pada aktifitas komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen dimana target utama branding adalah
terciptanya sebuah image/reputasi yang baik atau sesuai dengan visi misi
perusahaan di mata konsumen.
Dari kedua pengertian di atas, tentu kamu sudah dapat mengira-ngira apa
perbedaan antara branding dan marketing. Dalam kegiatan branding, perusahaan
akan lebih memfokuskan kegiatannya untuk membuat suatu image perusahaan
yang baik, sedangkan dalam kegiatan marketing, perusahaan akan lebih
memfokuskan kegiatannya untuk berjualan atau meraup keuntungan dari produk-
produknya.
Lalu apakah hubungan dari kedua kegiatan ini? Kedua kegiatan ini memiliki tujuan
yang sama, yaitu keuntungan bagi perusahaan. Hanya saja, branding lebih
mengutamakan reputasi sedangkan marketing lebih mengutamakan financial.
Kedua kegiatan ini memiliki hubungan yang saling menguntungkan dan
merupakan dua hal utama yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan
berkembang.
Dalam kegiatan marketing, branding memiliki pengaruh yang cukup besar karena
tentunya, kita akan lebih mudah menjual atau memasarkan suatu produk yang telah
memiliki nama yang baik atau dikenal masyarakat. Dan kegiatan branding juga
membantu kegiatan marketing untuk mendapatkan loyalitas konsumen sehingga
dapat mencapai “repeat buyer” atau konsumen yang akan membeli produk yang di
pasarkan berulang kali. Oleh karena itulah kegiatan branding dan marketing harus
berjalan seiring untuk mencapai hasil yang maksimal. (DA)
2. Produksi
Produksi dimulai dari merekam video dengan script dan konsep yang sudah
dirancang dari awal. Kemudian proses rekaman baik Visual maupun audio
dilakukan, dan
seluruh elemen bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi kita
harus
menyiapkan:
- Komputer (personal computer)/laptop
- Alat pengambil gambar (camera), handphone atau webcam
- Screen video
- Microphone
Suara
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone,
kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan
mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
Peraturan 10 detik
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih
lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam
satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk
mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap
menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa
lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
Panning dan Tilting
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal)
dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan
secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi
gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita
memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa
dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis
pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik
mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita
ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan
terlalu
lama (antara 3 sampai 5 detik).
Fokus, Exposure and keseimbangan warna (White Balance)
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat
fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan
ketika
kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom
pada
objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan
(contohnya
hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya
perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat
penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi
tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang
sama
dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar
terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini
menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
Tanggal danWaktu
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang
terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan
tanggal
dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat
yang
tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak
menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang
merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara
kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut
direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat
merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini
sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana
persisnya
sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk
menunjukkan
lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar
belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan
bukti.
Sinopsis.
Dalam praktek, sinopsis ini diperlukan untuk memberikan gambaran
secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan
digarap. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap
konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang
ingin di capai dan menentukan persetujuannya.
Dalam istilah yang lebih sederhana sinopsis dapat diartikan sebagai
ringkasan cerita. Konsep sinopsis juga sering digunakan untuk kegiatan
seni yang lain, misalnya dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan
teater, novel, media audio, media slide dan sebagainya. Pada dasarnya
konsep sinopsis untuk film/video hampir sama dengan istilah siposis untuk
yang lainnya. Dalam penulisannya, tidak diuraikan dengan kalimat yang
panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja, namun tercakup didalamnya :
tema, even dan alur yang dikemas dengan kalimat yang sederhana dan
mudah di pahami.
Contoh Sinopsis.
Contoh-1
“Episode menggambarkan suatu kecelakaan kapal ‘Impian’. Dua orang,
seorang kakek dan cucu gadisnya, berhasil menyelamatkan diri ke pantai
pulau karang”.
( Film : “Terdampar di Pulau Karang”.)
Contoh-2
“Visualisasi video ini memperlihatkan proses pembuatan patung realistik
(patung kepala manusia) dengan teknik cetak ulang atau cor bagan
semen. Dimulai dengan pengenalan alat dan bahan, desain, pembuatan
model, pembuatan cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan
penyelesaiaan akhir.
(film pembelajaran Judul : Patung realistik Dengan Bahan Semen)
Contoh-3
Film ini menggambarkan perjuangan seorang lelaki muda yang berusaha
bertahan hidup dan berusaha keluar dari sebuah pulau terpencil akibat
kecelakaan pesawat terbang, hingga akhirnya dia selamat.
(film Layar Lebar “Case Away”).
2. Treatment.
Agak berbeda dengan sinopsis, treatment mencoba memberikan uraian
ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu
episode ceritera atau rangkaian peristiwa pembelajaran (instructional
event) nantinya akan digarap. Kalau pada sinopsis penulisannya dibuat
sedemikian singkat, akan tetapi dalam treatment semua alur cerita yang
akan ada dalam video tersebut diuraikan dari awal kemunculan gambar
sampai program berakhir diuraikan secara deskriptif. Secara sederhana,
penulisan treatmen sama dengan kita menceritakan kembali pengalaman
menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita bagaimana
kronologis jalan cerita film tersebut. Namun demikian dalam pembuatan
storyboard belum menggunakan istilah-istilah teknis dalam teknik video,
penggunaan istilah teknis baru dilakukan pada pembuatan shooting skript.
Sebagai ilustrasi pembanding, di bawah ini akan anda lihat suatu tratment
yang dikembangkan dengan tema yang sama.yaitu “‘Terdampar di Pulau
Karang”.
Contoh Treatment
“Ceritera diawali dengan fajar menyingsing di ufuk timur sebuah pulau
karang yang, sepi dan gersang. Di kejauhan masih nampak samar-samar
bangkai, kapal “Impian” yang terdampar. Dua Bosak tubuh kelihatan
bergelantungan pada sebilah papan yang terapung-apung tidak jauh dari
temp at kejadian. Dengan susah payah mereka, mulai berenang-renang
menempuh gelombang dan berjalan tersuruk-suruk menuju pantai pulau
karang yang gersang diiringi gemericiknya riak gelombang air laut yang
kini telah mulai reda, dan seterusnya”.
Contoh Storyboard pembelajaran :
Judul : Patung Realistik Dengan Bahan Semen
Visualisasi diawali dengan penayangan judul program, kemudian tampak
ruang studio patung yang memperlihatkan berbagai jenis patung, khusus
pada patung yang dibuat dari bahan semen ditayangkan lebih lama.
Setelah itu, tayangan berganti pada alat-alat dan bahan-bahan yang ada
disekitar studio, ditata dengan rapi di atas meja peraga. Berikutnya kata
pengantar disampaikan oleh presenter pengetahuan dasare-dasar
mematung dan langkah-langkah mematung. Visualisasi berikutnya
sebagai kegiatan ini ditayangkan peragaan oleh presenter tentang cetak
ulang atau teknik cor. Kegiatan ini ini diawali dengan kegiatan desain,
pembuatan model, cetakan, pengecoran, hingga penyempurnaan dan
Rangkaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian
divisualkan dalam perangkat gambar atau sketsa sederhana pacta kartu
berukuran lebih kurang 8 x 12 em. Tujuan pembuatan storyboard ini
antara lain adalah untuk melihat apakah tata urutan peristiwa yang akan
divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot) maupun sekuens
belajarnya. Di samping itu juga untuk melihat apakah kesinambungan
(kontinuitas) arul ceriteranya sudah lancar. Storyboard juga dapat di
pergunakan sebagai moment-moment pengambilan (shots) menggantikan
apa yang lazim disebut “shooting breakdown”. Bagi sebagian pembuat
film terkadang storyboar tidak dilakukan, cukup diakomodasi dalam
naskah atau skrip. Storboard ini terlebih diperlukan dalam pembuatan
media sound slide dan pembuatan film animasi.
4. Skrip atau naskah program.
Keterangan-keterangan yang didapat dari basil eksperimen coba-coba
dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau
naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Dalam
pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program irii
merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi
gambar dan penuturan demi penuturan menuju tujuan perilaku belajar
yang ingin dicapai. Format penulisan skrip untukprogram film dan program
video pacta prinsipnya sarna, yaitu dalam bentuk skontro atau halaman
berkolom dua; sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya
dansebelah kanan untuk segal a sesuatu yang berhubungan dengan
suara termasuk dialog, narasi, musik maupun efek suara. Tujuan utama
suatu skrip atau naskah program adalah sebagai peta atau bal1an
pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi
materi ke dalam suatu program. Karena itu skrip yang baik akan
dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinopsis, treatment. Yang terpenting
dalam sebuah storyboar termuat unsur video dan audio, memudahkan
bagi pemain, sutradara danka meramen dalam kegiatan latihan dan
persiapan shooting. Para pemain yang berperan dalam video tersebut
menghapalkan naskah dan dialog berdasarkan naskah.