Anda di halaman 1dari 2

11 Standard Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI)


Pertama,  Kebersihan Tangan, yang langkah-langkahnya adalah cuci tangan
dengan air dan sabun jika tangan terlihat kotor, gosok tangan dengan
handrub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor.

Kedua,  Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), APD merupakan alat


kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung tangan, pelindung wajah,
sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari
kontaminasi penyakit infeksi, digunakan sesuai indikasi, segera dilepas jika
sudah selesai tindakan.

Ketiga,  kata dia, Penanganan Limbah, untuk limbah padat infeksius dibuang
kekantong plastik kuning dan limbah padat non infeksius dibuang kekantong
plastik hitam “biasanya di bak sampah itu di kasih warna kuning itu berarti
infeksius dan yang warna hitam itu non infeksius atau domestik, jangan
sampai salah ya,” pintanya. “untuk limbah jarum dan benda tajam lainnya
dibuang kewadah tahan tusuk dan tahan air, limbah cair infeksius kesaluran
khusus, kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan
injakan kaki.” paparnya.

Keempat,  Pengendalian Lingkungan, pertahankan kondisi lingkungan sehat.


“Udara bersih, sistem ventilasi bertekanan negatif, penyediaan air bersih,
permukaan lingkungan bersih, penataan peralatan sedemikian rupa sehingga
tampak rapi dan mudah dibersihkan, Binatang seperti kucing, tikus tidak ada
disekitar ruangan, termasuk lalat, nyamuk dan kecoak.” ujarnya.

Kelima,  Peralatan Perawatan Pasien, peralatan non kritikal peralatan yang


hanya dipermukaan tubuh pasien (pembersihan atau disinfeksi). Peralatan
semi kritikal, peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa (minimal
disinfeksi tingkat tinggi atau sterelisasi). Peralatan kritikal, peralatan yang
masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril (sterilisasi).
Keenam,  Penanganan Line, menyimpan linen bersih didalam lemari tertutup,
memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril, memisahkan
troley linen bersih dan linen kotor, memisahkan linen kotor ternoda darah
atau cairan tubuh dengan linen kotor tidak ternoda, menyimpan linen
dilemari tertutup, membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan
tertutp dan persediaan linen sesuai kebutuhan.

Ketujuh,  Perlindungan Kesehatan Karyawan, petugas dilakukan screening


setiap 5 tahun sekali dan dilakukan pemberian vaksin atau pada saat ada
kejadian yang membutuhkan pemeriksaan dan apabila ada kejadian tertusuk
jarum bekas paisen segera dilaporkan.

Kedelapan,  Penempatan Pasien, tempatkan pasien dengan jenis kuman yang


sama, beri jarak lebih dari 1 meter antar bed, lalukan kohorting bila tidak
memungkinkan untuk memiliki ruangan yang sesuai dengan standar,
kewaspadaan sesuai cara tranmisi penyebab infeksi.

Kesembilan,   Penyuntikan yang aman, tidak direkomendasikan


menggunakan spuit berulang kali (one needle, one shoot, one time),
menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan, bukan keranjang
plastik berlubang-lubang, memberikan suntikan dengan teknik aseptik.

Kesepuluh,  Etika Batuk atau Bersin, menutup mulut dan hidung saat batuk
atau bersin dengan menggunakan lengan bagian dalam, atau krah baju
bagian dalam, kemudian pakai tisu, buang ketempat sampah yang ada
warna kuning bila terkena sekret saluran napas dan lakukan cuci tangan
dengan sabun atau antiseptik dan gunakan air mengalir, alkohol handrub
setelah kontak dengan sekret, jaga jarak terhadap orang dengan gejala
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan demam.

Kesebelas,  Praktik Lumbal punksi, masker harus dipakai klinisi saat


melakukan lumbal pungsi, anestesi spinal atau epidural, pasang kateter vena
sentral. Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis
bakterial.

Anda mungkin juga menyukai