CAROLLYNE CAREPANY
Carollyne Carepany
NIM C34140052
__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ABSTRAK
CAROLLYNE CAREPANY. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Pedada
(Sonneratia caseolaris) berdasarkan Letak Daun pada Ranting. Dibimbing oleh
AGOES MARDIONO JACOEB dan NURJANAH.
ABSTRACT
CAROLLYNE CAREPANY. Antioxidant Activity of Pedada Leaf Extract
(Sonneratia caseolaris) based on the Leaf Position on the Branch. Suvervised by
AGOES MARDIONO JACOEB and NURJANAH.
Dilarang menguntip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan penguntipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
CAROLLYNE CAREPANY
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam selalu tercurah limpah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga akhir
zaman. Doa dan harapan penulis agar Allah SWT. selalu meridhoi segala aktivitas
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Pedada (Sonneratia caseolaris) berdasarkan Letak
Daun pada Ranting”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada:
1 Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl-Biol selaku dosen pembimbing
pertama, atas segala bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah
diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
2 Prof Dr Ir Nurjanah, MS selaku dosen pembimbing kedua, atas segala
bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis
selama penyusunan skripsi.
3 Dr Ir Iriani Setyaningsih, MS selaku Ketua Komisi Pendidikan Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
4 Dr Eng Safrina Dyah Hardiningtyas, SPi, Msi selaku dosen penguji atas
segala bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.
5 Dr Desniar, Sp, Msi selaku dosen gugus kendali mutu atas segala bimbingan
dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.
6 Dr Eng Uju, SPi, MSi selaku Ketua Departemen Teknologi hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
7 Kedua orang tua, ayah (Zaylani), ibu (Maimunah), kakak (Carolla Carepany),
dan Rynaldo Setiawan yang selalu memberikan doa, dukungan dan
pengorbanan baik secara moril maupun materil selama menempuh pendidikan
di IPB.
8 Rekan penelitian, teman-teman THP 51, serta teman-teman yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, dan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan.
Carollyne Carepany
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR . vii
DAFTAR LAMPIRAN .. viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 3
Waktu dan Tempat 3
Bahan dan Alat 3
Prosedur Penelitian 4
Prosedur Analisis 4
Analisis Data 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Morfometrik Daun Pedada 11
Histologi Daun Pedada 11
Komposisi Kimia Daun Pedada 11
Rendemen Ekstrak Daun Pedada 14
Komponen Aktif Ekstrak Daun Pedada 15
Kadar Total Fenol Ekstrak Daun Pedada 17
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Pedada 18
SIMPULAN DAN SARAN 20
Simpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 33
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi penelitian 29
2 Contoh perhitungan 30
3 Kurva standar 31
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
diharapkan dapat memberikan informasi baru yang berguna dan menjadi dasar
bagi penelitian selanjutnya.
METODE
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah sampel daun pedada
(Sonneratia caseolaris). Bahan lain yang digunakan yaitu akuades; HCl 0,1 N
(Merck); NaOH 40% (Merck); katalis selenium (Merck); H2SO4; H3BO3 2%
(Merck); kertas saring; kapas bebas lemak; bromcresol green 0,1%
(Merck);methyl red 0,1% (Merck); etanol 99,9% (J.T Baker); etanol 70%
(Merck); Folin-Ciocalteu 50% (Merck); Na2CO3 5% (Merck); asam galat
(Merck); DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (Sigma-Aldrich); CuCl2.2H2O 0,01
M (Merck); neukoproin etanolik 0,0075 M (Sigma-Aldrich) dan buffer
ammonium asetat pH 7.
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu alat-alat gelas (Pyrex), mikro
pipet (Gilson), vortex (VM-300), tanur pengabuan, rotary evaporator (RV 10
digital V), shaker, microplate reader, dan spektrofotometer UV-Vis (UV-2500).
Prosedur Penelitian
dihitung setelah pucuk daun (Rauf et al. 2017). Daun yang sudah dipisahkan
dibawa ke laboratorium dengan menggunakan wadah plastik.
- Pengukuran morfometrik
Daun pedada - Analisis histolog
muda atau tua - Analisis proksimat
Pengecilan ukuran
Pasta
daun pedada
Penyaringan
Filtrat Residu
Evaporasi dengan
rotary evaporator
(suhu 40oC, tekanan
1 atm)
Prosedur Analisis
Pengukuran morfometrik
Pengukuran morfometrik daun pedada dilakukan dengan mengambil daun
secara acak sebanyak 30 daun pedada muda dan 30 daun pedada tua dan diukur
morfometriknya yang meliputi panjang daun, panjang lamina, diameter tangkai
daun, dan berat daun. Berat daun diukur dengan neraca analitik, sedangkan
diameter tangkai daun diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0.1
mm. Panjang total daun dan panjang daun diukur menggunakan mistar dengan
ketelitian 0.1 cm. Pengukuran panjang lamina dimulai dari ujung daun sebelum
tangkai hingga ke ujung daun bagian yang meruncing. Pengukuran panjang daun
dihitung dari ujung tangkai daun hingga ujung lamina. Diameter tangkai daun
diperoleh dengan mengukur bagian terlebar tangkai daun dengan menggunakan
jangka sorong.
l- lanko x lx x xF
Kadar Protein (%) = x
mg amp l
Keterangan: FP = Faktor pengenceran = 10
Keterangan :
W1 = Berat sampel (gram)
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)
Sampel kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Kadar serat kasar dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
-a-
Kadar serat kasar (%) = x
o ot amp l g
Keterangan :
b = Berat kertas saring sebelum dioven
a = Berat kertas saring setelah dioven + sampel
c = Berat abu setelah ditanur
a o an i lanko a o an i amp l
nhi i i x
a o an i lanko
Analisis Data
Data yang dihasilkan dari penelitian berupa data kualitatif dan data
kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 kali ulangan. Data
kuantitatif berupa data morfometrik, proksimat, total fenol, dan aktivitas
antioksidan. Data kuantitatif diolah menggunakan program aplikasi Microsoft
Excel 2010 dengan menghitung nilai tengah dan standar deviasinya, dan disajikan
dalam bentuk tabel. Data kualitatif berupa data histologi dan data komponen aktif,
disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Rumus nilai tengah dan standar deviasi
yang digunakan adalah :
10
Keterangan:
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
n = banyak sampel (frekuensi)
Diameter Lebar
daun
Panjang lamina
Panjang daun
Gambar 2 Pengukuran morfometrik daun pedada
dinyatakan oleh Sukmadi et al. (2008) bahwa daun pedada merupakan daun
tunggal dan daun terletak saling berhadapan. Daun pedada memiliki warna hijau
kekuningan dan berbentuk telur memanjang (oblong). Daun pedada memiliki
panjang sekitar 5 - 13 cm x 2 - 5 cm. Tangkai dari daun pedada pendek dan
berwarna cokelat kemerahan.
A B
C D
Gambar 3 Jaringan daun pedada muda dengan perbesaran 1000x (B &D),
D), perbesaran 400x (A dan C). Keterangan: (a) : stomata (b) :
palisade (c) : sitoplasma, (d) : xilem, (e) : phloem, (f) : sklereid,
(g) : kalsium oksalat.
A B
C D
Gambar 4 Jaringan daun pedada tua dengan perbesaran 1000x (B dan D),
perbesaran 400x (A dan C). Keterangan : (a) : kutikula, (b): sel
palisade, (c): sitoplasma, (d) : epidermis pertama (e) : epidermis
kedua, (f) : sklereid, (g) : kalsium oksalat, (h) : pati
Daun pedada tua memiliki sel - sel epidermis yang mengalami penebalan
kutikula pada Gambar 4A(a). Sel-sel parenkim di bawah palisade mengalami
pertumbuhan sekunder dinding selnya menjadi sel-sel sklerenkim, yang
13
berdampingan atau menempel pada sel-sel phloem. Pada daun tua, jaringan
epidermis bisa tersusun atas dua lapisan sel, yakni lapisan epidermis pertama yang
ada di bagian luar pada Gambar 4A(d) dan lapisan epidermis kedua pada Gambar
4A(e), yang berada di bawah epidermis pertama. Sel parenkim pada daun pedada
mengandung kloroplas yang berfungsi dalam proses fotosintesis. Sel - sel
parenkim di bawah sel palisade juga sebagian berubah menjadi sel sklereid pada
Gambar 4C(f) dan mengandung kristal kalsium oksalat pada Gambar 4D(g), yang
diduga berperan dalam pembentukan gel dari pektin yang ada di sekitarnya. Butir-
butir pati pada Gambar 4D(h) lebih banyak dijumpai di jaringan palisade.
Perbedaan histologi pada daun pedada muda dan pedada tua, yakni pada
struktur palisade. Jaringan palisade pada daun pedada muda terdiri dari dua lapis
sel. Jaringan palisade pada daun pedada tua dipenuhi butir - butir pati yang lebih
banyak dibandingkan daun muda. Epidermis pada daun pedada muda hanya
tersusun satu lapisan sel, sedangkan pada daun tua tersusun atas dua lapisan. Sel
epidermis pada daun pedada tua mengalami penebalan kutikula. Stomata tidak
ditemukan pada daun pedada tua. Analisis histologi berkaitan dengan adanya
senyawa antioksidan pada daun dengan menunjukkan letak pigmen kloroplas pada
anatomi daun. Kloroplas merupakan pigmen klorofil yang memberikan warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil pada daun memiliki rantai fitol yang mempunyai
daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses reduksi (Dwidjoseputro 1994).
Semakin banyak klorofil, maka antioksidan .pada daun akan semakin kuat. Daun
pedada muda diduga memiliki antioksidan yang kuat karena klorofil pada daun
pedada muda lebih banyak ditemukan di dalam jaringan epidermis dan korteks.
Klorofil merupakan pigmen fotosintetik yang dapat dijadikan salah satu sumber
antioksidan (Christiana et al. 2008).
Tabel 3 menunjukkan hasil rendemen ekstrak dari daun pedada muda dan
daun pedada tua. Daun pedada muda menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
dibandingkan daun pedada tua. Rendemen pada daun pedada muda diduga terkait
dengan metabolisme dan penyimpanan komponen bioaktif daun. Jaringan muda
respirasinya lebih kuat, karena jaringan tersebut lebih aktif sehingga memerlukan
banyak energi dan lebih banyak menghasilkan komponen aktif sebagai metabolit
sekunder (Suseno 1974). Daun yang paling atas proses sintesisnya lebih aktif dan
mampu menangkap cahaya matahari secara maksimal. Semakin tinggi proses
sintesis, maka rendemen yang dihasilkan semakin banyak (Hariyani et al. 2015).
Lestari (2017) menghasilkan rendemen pada ekstrak etanol daun pedada sebanyak
4%. Ekstraksi maserasi pada penelitian ini menggunakan pelarut polar yaitu etanol
untuk mengekstraksi daun pedada. Dia et al. (2015) menjelaskan bahwa senyawa
yang paling banyak terekstrak dalam daun merupakan senyawa yang bersifat
polar, sehingga pelarut etanol dapat mengekstrak lebih banyak senyawa bioaktif
yang bersifat polar dari tanaman. Azis et al. (2014) menyatakan bahwa
penggunaan pelarut etanol 70% dalam ekstraksi daun salam menghasilkan
rendemen paling banyak, yaitu 8,33 - 16,66%.
Pelarut etanol 70% menurut Indraswari (2008) sangat efektif dalam
menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengganggu hanya
skala kecil yang turut dalam cairan pengekstraksi. Etanol 70% mudah ditemukan,
dan memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan etanol 90%. Nilai
rendemen dari hasil ekstraksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, yaitu
metode ekstraksi dan pelarut yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan
waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah sampel terhadap
jumlah pelarut dan jenis kepolaran pelarut yang digunakan (Chew et al. 2011).
dan diuretik. Prinsip uji flavonoid adalah pembentukan warna merah atau kuning
pada lapisan amil alkohol (Ngajow et al. 2013).
Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksinya
langsung melekat pada karbon cincin benzene. Fenol memiliki aktivtas
antioksidan yang baik bagi kesehatan tubuh. Fenol disebut juga asam karbolat
atau benzenol dapat membentuk kristal tak berwarna yang memiliki bau yang
khas (Hardiana et al. 2012).
Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis, memiliki
kerangka dasar terpenoid yang membentuk suatu cincin siklopentana
prehidrofenantrena. Fungsi senyawa steroid yang terdapat dalam tumbuhan
berperan sebagai pelindung untuk menolak serangan penyebab penyakit pada
tumbuhan dan hewan (Robinson 1995). Bangham dan Horne (2006) menyatakan
bahwa steroid dinilai berbahaya karena dapat berinteraksi dengan membran
fosfolipid sel yang bersifat impermeabel terhadap senyawa-senyawa lipofilik
sehingga menyebabkan integritas membran menurun, morfologi membran sel
berubah, dan akhirnya dapat menyebabkan membran sel rapuh dan lisis. Senyawa
aktif steroid banyak digunakan sebagai obat antibakteri, antiinflamasi, dan obat
pereda nyeri.
Tanin merupakan golongan polifenol yang ditemukan pada berbagai
tanaman. Tanin sangat efektif sebagai pendonor elektron dan atom hidrogen serta
pengkelat logam, sebab senyawa ini memiliki gugus hidroksil dan ikatan rangkap
terkonjugasi yang memungkinkan terjadinya delokalisasi elekron dan sebagai
antioksidan biologis (Hagerman 1998). Uji tannin menurut Seniwaty et al. (2009)
menggunakan FeCl3 dan menghasilkan positif apabila menunjukkan warna hijau
kecoklatan atau biru kehitaman. Juniarti et al. (2009) menyebutkan bahwa
senyawa steroid pada ekstrak daun saga (Arbus precatorius L.) tidak memiliki
aktivitas antioksidan.
Aktivitas antioksidan sampel daun pedada muda dan daun pedada tua lebih
rendah apabila dibandingkan dengan standar asam askorbat. Nilai IC50 asam
askorbat sebesar 4.34 ppm. Penelitan Dia et al. (2015) menyatakan bahwa nilai
IC50 asam askorbat adalah 3.59 ppm yang tergolong kedalam antioksidan sangat
kuat. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang berfungsi mengikat
O2 sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi (oxygen scavanger). Vitamin C
mudah larut dalam air, sangat sensitif terhadap kerusakan yang datang dari luar,
seperti suhu, gula, garam, pH, oksigen dan katalisator logam. Vitamin C pada
buah bisa hilang secara terus menerus selama proses pengolahan, pencucian,
pemotongan dan penggilingan (Sayuti dan Yenrina 2015).
Simpulan
Komposisi kimia tertinggi pada daun pedada terdapat pada kadar air.
Komponen aktif yang terdapat pada daun pedada terdiri dari senyawa flavonoid,
tannin, saponin, dan fenol hidrokuinon. Letak daun pedada pada ranting
mempengaruhi total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak daun pedada. Daun
yang menghasilkan total fenol dan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada
ekstrak daun pedada dalam kondisi masih muda, yakni daun yang terletak nomor
1 - 3 pada ranting. Total fenol ekstrak daun pedada muda adalah 287.65 mg
GAE/g dengan rendemen 5.14%. Aktivitas antioksidan kedua metode DPPH dan
CUPRAC pada ekstrak daun pedada muda yaitu 22.13 ppm (tergolong
antioksidan sangat kuat) dan 73.96 mg asam askorbat/gr ekstrak.
Saran
Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan
secara in vivo dan menentukan tingkat toksisitas dari ekstrak daun pedada
(Sonneratia caseolaris). Hal tersebut bertujuan agar mempelajari lebih lanjut
efektivitas antioksidan alami pada makhluk hidup. Saran lainnya yaitu perlu
dilakukan aplikasi dan pengembangan ekstrak dari daun pedada pada pengolahan
produk pangan maupun non pangan, misal bahan baku obat dan kosmetik.
DAFTAR PUSTAKA
Ai NS, Banyo Y. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan
air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): 166-173.
Angka SL, Mokoginta I, Hamid H. 1990. Anatomi dan Histologi Banding
Beberapa Ikan Air Tawar yang Dibudidayakan di Indonesia. Bogor (ID) :
Institut Pertanian Bogor
21
Dia SP, Nurjanah, Jacoeb AM. 2015. Komposisi kimia dan aktivitas antioksidan
akar, kulit batang dan daun lindur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 18(2) : 2015-219.
Dwidjoseputro D. 1994. Pigmen Klorifil. Jakarta (ID) : Erlangga.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2012. Scientific opinion on the re
evaluation of butylated hydroxytoluene BHT (E 321) as a food
additive. EFSA Journal. 10(3): 1-43.
Emilia I. 2010. Isolasidan identifikasi senyawa alkaloid dari daun tumbuhan
senggugu (Clerodendron serratum Spreng). Jurnal Sainmatika. 1(2):
01-10.
Fajriah S, Darmawan A, Sundowo A, Artanti N. 2007. Isolasi senyawa
antioksidan dari ekstrak etul asetat daun benalu (Dendrophthoe pentandra
L. Miq) yag tumbuh pada inang lobi - lobi. Jurnal Kimia Indonesia. 2(1) :
17- 20.
Farrah V. 2015. Kajian pengeringan gabah yang menggunakan sistem kendali
udara lingkungan dan penjemuran. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
FirdIyani F, gu tini T , Ma’ uf F Ek t ak i nyawa ioaktif sebagai
antioksidan alami Spirulina plantesis segar dengan pelarut yang berbeda.
Junal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 18(1): 28-37.
Fitter AH, Hay RKM. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta (ID) :
Gadjah Mada University Press.
Giri C, Ochieng E, Tieszen LL, Zhu Z, Singh A, Loveland T, Masek J, Duke
N. 2011. Status and distribution of mangrove forests of the world using
earth observation satellite data. Global Ecology and Biogeography.
20 : 154 - 159.
Hagerman AE. 1998. High molecular weight plant polyphenolics (tannins) as
biological antioxidants. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
46(1): 1887-1892
Handayani S. 2013. Kandungan flavonoid kulit batang dan daun pohon api -
api (Avicennia marina (Forksh.) Vierh)) sebagai senyawa aktif
antioksidan. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah. Bandung (ID) :
Institut Teknologi Bandung.
Hardiana R, Rudiyansyah, Zaharah TA. 2012. Aktivitas antioksidan senyawa
golongan fenol dari beberapa jenis tumbuhan famili malvaceae. Jurnal
Kimia Khatulistiwa. 1(1) : 8-13.
Hardiningtyas SD, Purwaningsih S, Handharyani. 2014. Aktivitas antioksidan dan
efek hepatoprotektif daun api-api putih (Avicennia marina). Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 17(1): 80-91.
23
LAMPIRAN
28
29
= x 100%
= 44.27%
Perhitungan regresi linier (IC50)
y = 0.641x + 37.71
50= 0.641x + 37.71
x =19.17
Nilai IC50 ekstrak daun pedada muda ulangan pertama yaitu 19.17 mg/mL
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
konsentrasi asam galat (ppm)
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi ekstrak sampel (ppm)
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi ekstrak sampel (ppm)
32
R² = 0.97
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6
konsentrasi asam askorbat (ppm)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Agustus 1996.
Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Zaylani dan Maimunah. Pendidikan
formal yang ditempuh oleh penulis yaitu SDN 3 Palapa, SMPN 10 Bandar
Lampung, dan SMAN 7 Bandar Lampung. Penulis melanjutkan studi di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN pada tahun 2014 di Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Selama perkuliahan aktif sebagai pengurus di Himpunan Profesi Mahasiswa
Teknologi Hasil Perairan (HIMASILKAN) divisi Pengembangan Sumberdaya
Manusia pada periode 2015-2016 sebagai anggota dan periode 2016-2017 di
divisi Teknologi Tepat Guna sebagai bendahara divisi. Penulis juga aktif
mengikuti Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung
(KEMALA). Penulis juga aktif di fakultas mengikuti kepanitiaan acara, yaitu
FMAC (Fisheries Marine and Art Sciences) sebagai Bendahara Divisi Humas.
Penulis pernah melakukan Praktik Lapangan di Mini Plant PT Kelola Mina
Laut, Brebes, Jawa Tengah m ng nai “Evalua i p n apan k layakan da a dan
penyusunan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Plan pada
Pengolahan Daging Rajungan Rebus Dingin di Mini Plant PT Kelola Mina Laut,
Brebes, Jawa Tengah” nuli m lakukan p n litian d ngan judul “ ktivita
Antioksidan Ekstrak daun pedada (Sonneratia caseolaris) bedasarkan letak daun
pada ranting” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dibawah bimbingan Dr Ir Agoes
Mardiono Jacoeb, Dipl-Biol dan Prof Dr Ir Nurjanah, MS.