Anda di halaman 1dari 18

Karya Ilmiah AIDS

HIV AIDS & Penyebarannya di ntb

Oleh :
Baiq Miftahul Fatia

HALAMAN PENGESAHAN
skah              : HIV AIDS dan Penyebarannya di NTB
Penulis                         : Baiq Miftahul Fatia
Kelas / NIS                 : XI SBI 1 / 11998
Sekolah                       : SMAN 1 Praya
Jalan Ki Hajar Dewantara  01 Praya
Telepon (0370) 654045
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Alamat                                    : Jl. Raya Kumbung Km. 14, Bagu ,Lombok Tengah.

Naskah tersebut :

1. Asli, ditulis oleh yang bersangkutan


2. Belum pernah dipublikasikan
3. Belum pernah diikutsertakan pada lomba penulisan lain.

Selanjutnya, naskah disahkan untuk diikutsertakan pada Lomba Karya Ilmiah Remaja
yang diselenggarakan oleh Yayasan Peduli AIDS.
Praya, 22 November 2008
Pembina KIR,
(   Haerudin,S.Pd.)
NIP.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena dengan izin–Nyalah
penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul HIV AIDS dan penyebarannya di
NTB.
                Tulisan yang berjudul HIV AIDS dan penyebarannya di NTB ini penulis
susun dalam rangka mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diadakan oleh Yayasan
Peduli AIDS.
                Penulisan karya Tulis ini dapat terlaksana atas bantuan dari berbagai pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yanng setinggi – tingginya kepada:
1.             Bapak Drs. M. Amir Muzain, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Praya
2.             Bapak Khaerudin M.Pd. selaku pembina KIR di SMA Negeri 1 Praya
3.             Bapak Abdullah selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Praya
4.             Ibu dan Bapak yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan motifasinya kepada penulis
5.             Serta berbagai pihak yang telah membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan hasil
penulisan.

                                                                                                                 Praya, 22


November 2008

                                                                   
                                                                                                                                                       
                                                                                                                       Penulis

ABSTRAK
              HIV AIDS adalah “hantu” yang akhir-akhir ini semakin menakutkan bagi
masyarakat.  Karena itulah penulisan ini dilakukan. Karya ilmiah yang berisi pembahasan
sederhana HIV AIDS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat luas akan
HIV AIDS. Hal ini akan mengurangi mitos-mitos yang`tidak bisa dipercaya.
              Sebutan fenomena gunung es memang sangat cocok disandang penyakit ini.
Peningkatan korban yang cepat dan belum ditemukan obatnya yang ampuh merupakan salah
satu masalahnya. Pengertian mengenai apa itu HIV AIDS, cara penularannya, masa
inkubasinya, dan cara menghadapi penderita HIV AIDS adalah hal yang kini dibutuhkan
masyarakat. Terlebih karena penyebarannya yang semakin meningkat.
              Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode pendekatan
deskriptif kualitatif, dimana penulis lebih banyak menjelaskan data  dalam bentuk narasi
daripada angka. Penulis mengumpulkan data melalui metode kepustakaan. Hal ini ditujukan
untuk mempermudah penulis mendapatkan data.
Penulis mengharapkan dengan suksesnya penulisan karya ilmiah ini akan memberikan
banyak manfaat.

DAFTAR  ISI
      Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….......... 1
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………....….....2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….......…3
ABSTRAK………………………………………………………..........................4
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…….....5
BAB I             PENDAHULUAN………………………………………………….. .
A.    Latar Belakang……………………………………………….…. .6
B.    Rumusan Masalah…………………………………………….….7
C.    Tujuan…………………………………………………………….7
D.    Manfaat……………………………………………..………….…7
BAB II            TELAAH PUSTAKA……………………………………………......8
BAB III           METODOLOGI PENELITIAN........….................................…..…..11
BAB IV          HASIL PENELITIAN................................................13
BAB V      KESIMPULAN DAN
SARAN..........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Fenomena  gunung es memang julukan yang paling tepat untuk HIV AIDS. Penyakit ini
dijuluki fenomena gunung es karena kasusnya yang sebenarnya termasuk kasus yang
memiliki deretan daftar korban yang sangat banyak, namun sangat sulit untuk di ungkapkan
keseluruhannya. Hasil darii pendataan korban yang terinfeksi HIV AIDS yang diketahui saja
sudah sangat banyak. Diperkirakan jumlah dari korban HIV AIDS yang belum teridentifikasi
pun cukup banyak.
HIV AIDS yang hingga saat ini belum ditemukan obat untuk membunuh virusnya pun
belum diketahui menambah kuat kesan gunung es pada HIV AIDS. Penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) ini menyebabkan melemahnya
sistem kekebalan tubuh. Dengan menyerang limfosit, virus ini terus merusak sistem dan
melemahkan daya tahan tubuh. Hingga dalam selang waktu beberapa tahun, virus ini
kemudian menimbulkan penyakit bernama AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
Syndrome ini merupakan kumpulan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur,
hingga virus-virus yang terkadang tidak menimbulkan efek pada manusia normal  menjadi
sangat berbahaya. Penyebarannya pun relatif mudah. Melalui seks bebas, penggunaan jarum
suntik yang sudah terinfeksi HIV, transfusi darah, hingga air susu ibu. Hal ini juga yang
menjadi penyebab mudahnya penyebaran penyakit ini di seluruh dunia.
Tidak dapat dipungkiri, penyakit yang mematikan ini akhirnya menunjukkan diri di bumi
pertiwi kita, termasuk di Nusa Tenggara Barat. Peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
ke tahun membuat masyarakat menjadi semakin resah (point real, masalah yang memicu
penelitian). Di NTB, bukan hanya kalangan pekerja seks dan pekerja pariwisata yang
menderita penyakit ini. Tukang ojek, petani asli, hingga ibu rumah tangga pun menjadi
korban. Terlebih lagi, masyarakat yang pengetahuannya tergolong rendah membuat
penyebaran dan penanganan penyakit ini menjadi lambat. Pengetahuan yang rendah
mengenai penularan HIV AIDS membuat masyarakat cenderung menjauhi korban AIDS.
Namun salah satu permasalahan yang signifikan adalah berkembangnya mitos-mitos
mengenai AIDS yang membuat penyakit ini semakin menjauhi titik terang dari sudut
pandang masyarakat luas.
B.    Perumusan Masalah
a.       Apakah HIV AIDS?
b.      Bagaimana cara perkembang biakannya?
c.       Bagaimana cara menanganinya?
d.      Bagaimana perkembangan kasusnya di dunia, khususnya di NTB?

C.     Tujuan Penelitian


a.       Mengetahui apakah HIV AIDS secara mendetail.
b.      Mengetahui cara perkembang biakannya.
c.       Mengetahui cara menanganinya penyakit ini.
d.      Mengetahui perkembangan kasusnya di dunia,khususnya di NTB.
D.    Manfaat Penelitian
a.       Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya masyarakat NTB (Nusa Tenggara Barat)
mengenai pengertian virus, HIV, dan AIDS.
b.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya masyarakat NTB mengenai penularan
dan gejala-gejala AIDS.
c.       Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya masyarakat NTB mengenai  cara-cara
penanggulangan terhadap penyakit dan korban penderita HIV AIDS.
d.      Mengetahui peningkatan jumlah penderita AIDS di Nusa Tenggara Barat.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A.      Virus
a.       Sejarah Singkat Penemuan Virus
Sebagaimana yang dituliskan oleh Pratiwi, dkk., (2006:22), virus awalnya ditemukan oleh
seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Lalu pada
tahun 1882 Adolf Mayer mulai menemukan titik terang pada virus, bahwa virus bisa menular
ke organisme lain. Medianya adalah tembakau yang terkena semacam penyakit yang
menimbulkan bintik kekuningan pada tembakau. Dmitri Ivanovski melanjutkan penelitian
dan menyimpulkan bahwa  partikel yang menyerang tembakau tersebut adalah bakteri
patogen yang sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut.
Pada tahun 1897, Martinus Bejerinck menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis
penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat
dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Pada tahun 1935, Wendell Stanley berhasil
mengkristalkan partikel tersebut.

b.      Ciri-ciri virus


Menurut Pratiwi (2007:22), virus memiliki ciri tersendiri. Salah satu cirri virus mirip dengan
organisme parasit obligat, yaitu hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup. Akan tetapi,
berbeda dengan organisme parasit virus hanya memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi
dan tidak melakukan aktivitas metabolisme di dalam tubuhnya. Ciri virus lainnya adalah
virus tidak dapat bergerak, tidak membelah diri,  tidak dapat di endapkan dengan sentrifugasi
biasa, dan dapat dikristalkan.
Berikut ini adalah struktur virus secara umum.
1.       Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel).
2.       Virus berukuran jauh lebih kecil daripada bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300
milimikro (1 mikron=1000 milimikron). Untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron
yang pembesarannya dapat mencapai 50000x.
3.       Virus hanya memiliki satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4.       Virus umumnya berbentuk hablur (kristal).
5.       Bentuk virus bervariasi. Ada virus berbentuk oval, silinder, polihedral, dan kompleks.
Bentuk virus yang kompleks terdiri dari kepala  yang berbentuk polihedral, ekor yang
berbentuk silinder, dan serabut ekor. Virus berbentuk kompleks misalnya bakteriofag, yaitu
jenis virus yang menginfeksi bakteri.
6.       Tubuh virus terutama tersusun atas asam nukleat yang diselubungi oleh protein yang
berbentuk kapsid.

B.      Human Immunodeficiency Virus (HIV)


Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan suatu virus RNA bentuk sferis
dengan diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari family  Lentivirus (Djauzi,
2006:272). Virus ini diyakini berasal  dari infeksi silang-spesies di sekitar wilayah Afrika
(Jawetz dkk, 2005:297). Selain itu, virus ini di indikasi pertama kali menimbulkan penyakit
di wilayah Haiti dan Amerika. Virus ini menyerang  manusia melalui  limfosit (sel darah
putih) manusia. Sel darah putih yang berfungsi sebagai antibody dirusak sistemnya.
Virus ini sudah mulai di indikasi pada tahun 1926 – 1946.
Pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus sarkoma kaposi dan penyakit
infeksi yang jarang terdapat dikalangan homoseksual. Hal ini menimbulkan dugaan yang kuat
bahwa transmisi penyakit ini terjadi melalui hubungan seksual.  
Pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama
sekali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai.
Pada tahun 1982–1983 mulai diketahui adanya transmisi diluar jalur hubungan seksual, yaitu
melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bersama–sama oleh penyalahguna
narkotik suntik. Pada tahun ini juga Luc Montagnier dari pasteur Institut, Paris menenmukan
penyebab kelainan ini adalah LAV atau Lymphadenophaty Associaterd Virus 
(http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli4.pdf).
Virus ini memiliki materi RNA dan memiliki seludang protein yang di dalamnya terdapat
enzim transkriptase dan RNA. Di luarnya terdapat lapisan lemak. Virus ini menginfeksi DNA
pada sel limfosit manusia dan di ubah menjadi replika DNA. Hal ini memudahkan virus
melekat pada limfosit lain dalam proses memperbanyak sel inang. Meskipun DNA replika
tidak bisa aktif, namun dapat di baca sebagai RNA yang bisa menghasilkan protein-protein
yang dibutuhkan. Virus ini menyebabkan sel limfosit mengalami lisis, sehingga virus bisa
memperbanyak inangnya.
HIV terbagi menjadi dua, yakni HIV-1 dan HIV-2 primata. Pasangan virus ini
berevolusi selama bertahun-tahun.
                Virus ini menyerang sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+
atau limfosit T penolong. Fungsi limfosit T penolong adalah untuk mengaktifkan dan
mengatur sel-sel lainnya yang tergabung dalam pengaturan sistem kekebalan tubuh. Fungsi-
fungsi sel ini sebagai penghancur organisme-organisme asing yang masuk ke dalam tubuh.
Beberapa sel yang pada mulanya dianggap  CD4 negatif ternyata dapat juga terinfeksi HIV
namun kemudian diketahui bahwa sel-sel tersebut mempunyai CD4 kadar rendah  (Djauzi,
2006:272). Pengaruh HIV pada limfosit CD4 adalah dengan menurunkan jumlah limfosit
tersebut sehingga fungsinya juga semakin menurun. Dengan berkurangnya fungsi utamanya
sebagai perangsang pengaktifan seluruh sistem imun, dengan begitu maka keseluruhan
respon atas imunitas tubuh tidak akan berlangsung normal.
                Virus HIV berkembang biak dengan cara lisogenik, yakni cara yang membutuhkan
waktu yang cukup lama. Berdasarkan sumber Pratiwi dkk. (2006:25), fase-fase infeksi
lisogenik adalah sebagai berikut.
a.       Fase Absorpsi dan Infeksi : Dengan serabut ekornya, fag melekat di bagian tertentu dari
dinding sel bakteri. Daerah itu disebut daerah reseptor. Dalam kasus HIV, reseptor yang
dimaksud adalah CD4. 
b.      Fase Penetrasi atau Injeksi : DNA fag masuk ke dalam sel bakteri.
c.       Fase Penggabungan                            : DNA (dalam virus HIV, yang dimaksud adalah RNA)
virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag.  Dalam bentuk profag, sebagian
besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen
aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen
profag tidak aktif.
d.      Fase Replikasi                            : Saat profag akan bereplikasi, itu artinya DNA atau RNA
fag juga ikut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri

C.      Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah penyakit yang ditimbulkan virus HIV. Virus
HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Hal ini menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Jadi, secara garis besar, AIDS adalah penyakit yang dimulai saat
virus HIV benar-benar mengurangi kadar CD4 dan menyebabkan berbagai penyakit mulai
menjangkiti tubuh. Namun, kasus kematian karena terinfeksi berbagai penyakit oportunistik
dan tumor.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian                      
Jenis penelitian atau pendekatan cenderung menggunakan metode deskriptif kualitatif karena
lebih banyak memunculkan penjelasan berupa narasi dan minim akan data-data berupa angka.
Lebih membahas mengenai teori dan konsep.
B.      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah perpustakaan, yakni metode dimana
penulis mengungkapkan suatu permasalahan dengan cara menganalisis sumber-sumber
seperti buku yang ada di perpustakaan. Namun, sumber-sumber tersebut dianggap kurang
untuk memenuhi kekurangan informasi baru. Untuk mengatasinya, penulis juga banyak
menggunakan media lain, yakni menggunakan internet.

C.      Teknik  Analisis Data


Penulis menggunakan teknik dengan cara deskriptif, dimana penulis menjabarkan informasi
atau fakta sesuai dengan sumbernya. Penulis juga mengolah dan menjabarkan materi dengan
lebih rinci agar lebih mudah diterima masyarakat umum.  Teknik sederhana yang dimulai
dengan pemahaman dari topik yang dikaji dengan harapan penulis lebih menguasai materi
yang akan disampaikan.
Tahapan-tahapan teknik  analisis :
a.       Mengumpulkan bahan atau sumber-sumber sebagai acuan untuk mengadakan penelitian
mengenai HIV AIDS.
b.      Membaca dan memahami data-data yang ada pada sumber-sumber tersebut.

D.      Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian sangat perlu dilakukan untuk menghasilkan karya ilmiah yang obyektif
dan tidak mengada-ada. Tahapan-tahapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a.       Tahap Persiapan
Penulis memulai tahap persiapan dengan menyiapkan judul yang berkaitan dengan tema yang
sudah di tetapkan. Setelah itu, penulis menyiapkan sumber-sumber yang akan dijadikan
acuan untuk menyajikan karya ilmiah remaja.
b.      Tahap Perencanaan
Penulis mempersiapkan out line yang akan dijadikan batasan-batasan penjelasan.
c.       Tahap Pelaksanaan
Tahapan ini menyempurnakan rancangan atau out line yang sudah disiapkan. Disini penulis
menyusun sumber-sumber sesuai dengan topik pembahasan.
d.      Tahap Penjelasan
Tahap penjelasan adalah tahapan akhir atau final. Penulis mulai menyajikan data dalam
bentuk tulisan karya ilmiah remaja.  Penyempurnaan karya juga dilakukan dalam tahap
penjelasan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

                                 Humman Immunodefciency Virus


A.      Penyebaran Human Immunodeficiency Syndrome dan gejalanya AIDS
Virus menyerang dengan  cara menempel pada sel darah putih (limfosit). Setelah itu, virus
menginfeksi sel DNA dengan cara memasukkan materi genetik ke dalamnya. Dalam hal ini,
virus menyerang sel limfosit yang memiliki reseptor CD4. Di dalam sel, virus berkembang
biak. Setelah itu, virus membawa sel dalam tahap lisis. Pada  tahapan ini, sel yang terinfeksi
akan pecah dan muncul lah virus-virus yang baru. Virus ini berkembang biak secara
lisogenik, sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama. Penderita akan benar-benar
merasakan efek dari virus ini dalam kurun waktu  sekitar delapan tahun.  
Berdasarkan data yang penulis peroleh di http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-
zulkifli4.pdf diketahui jenis-jenis penyakit dan gejala-gejalanya yang biasa menyerang
penderita HIV AIDS.
Nama Penyakit Penjelasan
Thrush Pertumbuhan berlebihan jamur Candida
di dalam mulut, vagina atau
kerongkongan, biasanya merupakan
infeksi yang pertama muncul.
Infeksi jamur vagina berulang yang sulit
diobati seringkali merupakan gejala dini
HIV pada wanita. Tapi infeksi seperti ini
juga bisa terjadi pada wanita sehat akibat
berbagai faktor seperti pil KB, antibiotik
dan perubahan hormonal.
Pneumonia pneumokistik Pneumonia karena jamur Pneumocystis
carinii merupakan infeksi oportunistik
yang sering berulang pada penderita
AIDS.
Infeksi ini seringkali merupakan infeksi
oportunistik serius yang pertama kali
muncul dan sebelum ditemukan cara
pengobatan dan pencegahannya,
merupakan penyebab tersering dari
kematian pada penderita infeksi HIV
Toksoplasmosis Infeksi kronis oleh Toxoplasma sering
terjadi sejak masa kanak-kanak, tapi
gejala hanya timbul pada sekelompok
kecil penderita AIDS.
Jika terjadi pengaktivan kembali, maka
Toxoplasma bisa menyebabkan infeksi
hebat, terutama di otak.
Tuberkulosis Tuberkulosis pada penderita infeksi HIV,
lebih sering terjadi dan bersifat lebih
mematikan.
Mikobakterium jenis lain yaitu
Mycobacterium avium, merupakan
penyebab dari timbulnya demam,
penurunan berat badan dan diare pada
penderita tuberkulosa stadium lanjut.
Tuberkulosis bisa diobati dan dicegah
dengan obat-obat anti tuberkulosa yang
biasa digunakan.
Infeksi saluran pencernaan Infeksi saluran pencernaan oleh parasit
Cryptosporidium sering ditemukan pada
penderita AIDS. Parasit ini mungkin
didapat dari makanan atau air yang
tercemar.
Leukoensefalopati multifokal progresif Leukoensefalopati multifokal progresif
merupakan suatu infeksi virus di otak
yang bisa mempengaruhi fungsi
neurologis penderita.
Gejala awal biasanya berupa hilangnya
kekuatan lengan atau tungkai dan
hilangnya koordinasi atau
keseimbangan.
Dalam beberapa hari atau minggu,
penderita tidak mampu berjalan dan
berdiri dan biasanya beberapa bulan
kemudian penderita akan meninggal.
Infeksi oleh sitomegalovirus Infeksi ulangan cenderung terjadi pada
stadium lanjut dan seringkali menyerang
retina mata, menyebabkan kebutaan.
Pengobatan dengan obat anti-virus bisa
mengendalikan sitomegalovirus.
Sarkoma Kaposi Sarkoma Kaposi adalah suatu tumor
yang tidak nyeri, berwarna merah
sampai ungu, berupa bercak-bercak yang
menonjol di kulit.
Tumor ini terutama sering ditemukan
pada pria homoseksual.
Kanker Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah
bening (limfoma) yang mula-mula
muncul di otak atau organ-organ dalam.
Wanita penderita AIDS cenderung
terkena kanker serviks.
Pria homoseksual juga mudah terkena
kanker rektum.

1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :


a.       Demam
b.      Kelemahan
c.       Nyeri sendi I Nyeri tenggorok
d.      Pembesaran kelenjaran getah bening
e.      Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis.
2. Stadium tanpa gejala
Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi
HIV.
3. Gejala stadium ARC

         Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus


          Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan
          Pembesaran kelenjar getah bening
          Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang
jelas
          Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik
          Keringat malam

4. Gejala AIDS

Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker
pembuluh
darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.
Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis,TBC, serta penyakit
infeksi
lainnya seperti teksoplasmosis.

5. Gejala gangguan susunan saraf


  Lupa ingatan
  Kesadaran menurun
  Perubahan Kepribadian
  Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak
  Kelumpuhan

B.Cara Penularan HIV


Kita mengetahui bahwa HIV hidup di dalam darah dan tidak mampu hidup dalam udara
bebas. Penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat
penusuk (tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi                 darah atau produk
darah yang mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya.
Meskipun bisa menular melalui saliva (air liur), penularan itu sangat sulit terjadi karena
konsentrasi virus yang relatif rendah dalam saliva.
Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin,
menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum,
tinggal serumah dengan penderita HIV, dan gigitan nyamuk. Tapi lantaran masih terbatasnya
informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang penyakit ini, banyak banyak penderita
HIV/AIDS yang dikucilkan dari lingkungannya.

C.      Data Penderita HIV AIDS di NTB dan Indonesia

No. Nama Provinsi


1 DKI Jakarta
2 Jawa Barat
3 Papua
4 Jawa Timur
5 Bali
6 Kalimantan Barat
7 Sumatera Utara
8 Jawa Tengah
9 Kepulauan Riau
10 Riau
11 Maluku
12 Sumatera Barat
13 Sulawesi Selatan
14 Sulawesi Utara
15 Sumatera Selatan
16 Lampung
17 Jambi
18 Yogyakarta
19 NTT (Nusa Tenggara Timur)
20 NTB (Nusa Tenggara Barat)
21 Bangka-Belitung
22 Papua Barat
23 Banten
24 Bengkulu
25 NAD (Nangroe Aceh Darussalam)
26 Kalimantan Selatan
27 Kalimantan Timur
28 Sulawesi Tenggara
29 Maluku Utara
30 Gorontalo
31 Kalimantan Tengah
32 Sulawesi Tengah
33 Sulawesi Barat
Jumlah/Total
Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
Dilapor s/d Desember 2007
Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI

D.                  Cara Penanganan Penderita HIV

            Penyebaran HIV tidak lah semudah yang kita bayangkan. Untuk itu, tidak ada
alasan untuk mengucilkan saudara-saudara kita yang menjadi penderita HIV AIDS. Bukan
keinginan mereka untuk terjangkit penyakit mematikan itu. Mereka membutuhkan dukungan
kita untuk dapat bertahan hidup lebih lama lagi. Perlu kembali kita ingat bahwa penyebaran
HIV tidak bisa melalui udara, berenang, dll. Sehingga kita cukup hanya menjaga jarak
dengan korban.
Banyak kejadian yang  tidak diinginkan dilakukan oleh mereka karena mereka merasa
dikucilkan.
Odha (Orang dengan HIV/AIDS) tidak bisa kita juhi begitu saja.  Kita bisa menghadapi
mereka dengan cara
•          Tidak memberi stigma negatif  : Selalu bersifat positif padanya. Hal itu bisa membuat
penderita tidak merasa dikucilkan dan meningkatkan semangatnya untuk hidup. Kita harus
membantunya menciptkan  hidup  yang berarti baginya.
Karena dengan member stigma negative, penderita akan merasa down dan itu tidak baik bagi
psikologisnya dan keadaan fisiknya.
•          Tidak mendiskriminasi  : Tindakan diskriminasi akan membuat penderita merasa rendah dan
dikucilkan. Hal ini bisa mendoronganya melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.
•          Berempati           : Tunjukan empati dankepedulian kita. Dengan begitu, penderita akan
merasa dirinya sangat berarti di mata yang lain, meskipun sudah terjangkit penyakit
mematikan.
•          Memberikan motivasi : Motivasi akan meningkatkan semangat hidupnya.
Bantuan kepada  Odha (Orang dengan HIV/AIDS ) bisa dilakukan dengan dukungan emosi
dan fisik.
a.       Dukungan emosi :
a.       Saling bertukar perasaan
b.      Mendengar perasaan
c.       Mendengar keinginannya
d.      Memberi semangat
e.      Memberikan bantuan keyakinan

b.      Dukungan Fisik :


a.       enuruti selera makan
b.      Memberikan waktu istirahat
c.       Memberikan dengan selalu mengingatkan waktu, tanggal dan tempat berada
d.      Memberi keyakinan keamanan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
a.       AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan penyakit yang muncul
karena rendahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.
b.      Masa inkubasi virus HIV selama kurang lebih delapan tahun.
c.       Penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk
(tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi darah atau produk darah yang
mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya. Meskipun
bisa menular melalui saliva (air liur), penularan itu sangat sulit terjadi karena konsentrasi
virus yang relatif rendah dalam saliva.
d.      Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin,
menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum,
tinggal serumah dengan penderita HIV, dan gigitan nyamuk. Tapi lantaran masih terbatasnya
informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang penyakit ini, banyak banyak penderita
HIV/AIDS yang dikucilkan dari lingkungannya.
e.      Nusa Tenggara Barat menduduki peringkat ke 20  dengan penderita AIDS terbanyak dari
seluruh jumlah provinsi di Indonesia.
B.      Saran
Kita diharapkan bisa menjadi lebih mawas diri terhadap lingkungan sekitar kita. Dengan
begitu, kita bisa terhindar dari virus HIV AIDS. Cara pencegahannya adalah sebagi berikut.
a.        Tidak berhubungan seks bebas atau yang tidak terjamin.
b.      Setia pada pasangan.
c.       Gunakan alat pengaman saat berhubungan.
d.      Tidak menggunakan Narkoba.
e.      Jaga kebersihan dan kesterilan lingkungan.
Kita juga harus memberikan dukungan kepada para  penderita dan jangan mengucilkannya.
Hal ini bisa menjadi semangat baru bagi penderita.

Anda mungkin juga menyukai