Anda di halaman 1dari 9

34 Peraturan Perpajakan Terbaru yang Terbit Di Tahun

2016
 1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 16/PMK.010/2016.
 Tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
154/PMK.03/2010 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan
Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang Impor Atau
Kegiatan Usaha Di Bidang Lain

 2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.07/2016.


 Tentang Pencabutan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.07/2010
Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan Di Bidang
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

 3. Pengumuman Nomor PENG - 01/PJ.09/2016.


 Tentang Penipuan Yang Mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak

 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 26/PMK.010/2016.


 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51/KMK.04/2001
Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta
Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

 5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 29/PMK.03/2016.


 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
191/PMK.010/2015 Tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan
Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016

 6. Pengumuman Nomor PENG - 02/PJ.09/2016.


 Tentang Waspada Meterai Tempel Palsu

 7.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2016.


 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
Pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

 8. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2016.


 Tentang Pendaftaran dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui
Tempat Tertentu Dalam Rangka Pengampunan Pajak

 9. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2016


 Tentang Petunjuk Terkait Pengemasan dan Penyampaian Dokumen Pengampunan
Pajak Ke Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

 10. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2016.


 Tentang Petunjuk Penerimaan dan Tindak Lanjut Surat Pernyataan Harta Untuk
Pengampunan Pajak Di Tempat Tertentu

 11. Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor INS-03/PJ/2016


 Tentang Kebijakan Pemeriksaan Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak

 12. Pengumuman Nomor PENG-06/PJ.09/2016


 Tentang Pelayanan Amnesti Pajak

 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 122/PMK.08/2016.


 Tentang Tata Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak Ke Dalam Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan Pada Investasi Di Luar Pasar
Keuangan Dalam Rangka Pengampunan Pajak

 14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 123/PMK.08/2016


 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.08/2016
Tentang Tata Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak Ke Dalam Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan Pada Instrumen Investasi Di Pasar
Keuangan Dalam Rangka Pengampunan Pajak

 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2016


 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah
dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan Beserta Perubahannya

 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 124/PMK.02/2016


 tentang Petunjuk Teknis Akuntansi Penerimaan Negara Bukan Pajak Dari Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016
 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
Pada Kementerian Pertanian

 18. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 656/KMK.03/2016


 tentang Penetapan Tempat Tertentu Sebagai Tempat Penyampaian Surat Pernyataan
Harta Untuk Pengampunan Pajak Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 658/KMK.03/2016 tentang Penetapan Kantor Pusat Dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Sebagai Tempat Tertentu Untuk Tempat Penyampaian Surat
Pernyataan Harta Dalam Rangka Pengampunan Pajak

 19. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 658/KMK.03/2016


 tentang Penetapan Kantor Pusat Dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Sebagai Tempat Tertentu Untuk Tempat Penyampaian Surat Pernyataan Harta Dalam
Rangka Pengampunan Pajak

 20. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2016.


 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-07/PJ/2016
Tentang Dokumen dan Pedoman Teknis Pengisian Dokumen Dalam Rangka
Pelaksanaan Pengampunan Pajak

 21. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S - 302/PJ/2016


 Tentang Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan Harta Untuk Pengampunan Pajak
Di Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

 22. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 127/PMK.010/2016


 Tentang Pengampunan Pajak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pengampunan Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memiliki Harta Tidak Langsung
Melalui Special Purpose Vehicle

 22. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-1025/PJ.09/2016


 Tentang Layanan Terkait Dengan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
302/PJ/2016

 23. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2016


 tentang Pengaturan Lebih Lanjut Mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
 24. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-978/PJ.09/2016
 tentang Survei Pengukuran Kepuasan Pelayanan, Dan Efektivitas Penyuluhan Dan
Kehumasan Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2016

 25. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2016


 tentang Tata Cara Pengadministrasian Laporan Gateway Dalam Rangka
Pengampunan Pajak

 26. Pengumuman Nomor Peng-167/PJ.01/2016


 tentang Jasa Konsultasi Pengampunan Pajak (Amnesti Pajak)

 27. Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor INS-08/PJ/2016


 tentang Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan Dalam Rangka Pengampunan
Pajak Dalam Keadaan Darurat Atau Gangguan Teknis

 28. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2016


 tentang Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan Pada Minggu Terakhir Periode
Pertama Penyampaian Surat Pernyataan

 29. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 141/PMK.03/2016


 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak

 30. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 142/PMK.010/2016


 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.010/2016
tentang Pengampunan Pajak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pengampunan Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memiliki Harta Tidak Langsung
Melalui Special Purpose Vehicle

 31. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2016


 Tentang Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan Dalam Hal Terjadi Gangguan Pada
Jaringan dan/atau Keadaan Luar Biasa Pada Akhir Periode Penyampaian Surat
Pernyataan

 32. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-44/PJ/2016


 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengawasan Laporan Gateway Di Direktorat
Jenderal Pajak Dalam Rangka Pengampunan Pajak

 33. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2016


 Tentang Petunjuk Penerimaan Surat Pernyataan Dalam Hal Terjadi Gangguan Pada
Jaringan Dan/Atau Keadaan Luar Biasa Pada Akhir Periode Penyampaian Surat
Pernyataan

 34. Surat Edaran Nomor SE-41/PJ/2016


 Tentang Pemberitahuan Berlakunya Protokol Persetujuan Antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok Mengenai
Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak Yang Berhubungan
Dengan Pajak-Pajak Atas Penghasilan
BEA MATERAI

Tarif Bea Materai


Tarif Bea Materai Rp 6000 dikenakan diatas dokumen :

1. surat perjanjian dan surat surat lainya yang dibuat dengan tujuan digunakan sebagai
mana alat pembuktian mengenai perbuatan kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata.
2. akta akta termasuk salinannya
3. akta akta yang dibuat pejabat pembuat akta tanah termasuk rangkap rangkapannya
4. surat yang memuat jumlah yang mempunyai harga nominal lebih dari RP 1,000,000
(satu juta rupiah) yang menyebutkan pnerimaan uangyang menyatakan pembukuan
uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank yang berisi pemberitahuan.
5. surat surat berharga seperti :weel promes dan aksep yang berharga nominalnya lebih
dari 1.000.000,-
6. dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari
1.000.000
7. dokumen dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan.
8. surat surat biasa dan surat sur kerumah tanggan
9. surat surat yang semula tidak dikenakan bea materai berdasarkan tujuanya jika
digunaan untuk tujuan lain atau atau digunakan untuk orang lain, di maksud semula.

Tarif Bea Materai RP 3000 diatas dokumen

1. surat yang memuat jumlah uang yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp
250.000. tetapi tidak lebih dari 1.000.000 (satu juta rupiah) yang menyebutkan
penerimaan uang.
2. Yang menyatan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank
3. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank
4. Yang berisi pengakuan bahwa hutang uang sebagian atau seluruhnya telah dilunasi.
5. surat surat berharga seperti:wewl ,promes dan aksep yang harga nominalnya lebih dari
250.000 tetapi tidak lebih dari 1.000.000
6. efek dengan nama dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya leih dari RP
250.000 tetapi tidak lebih RP 1.000.000
7. cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapa pun.

Apabila suatu dokumen mempunyai nominal tidak lebih dari Rp 250.000,- maka atas
dokumen tersebut tidak terutang bea materai / tidak dikenakan bea materai.

Yang tidak dikenakan bea materai dokumen yang berupa ,antara lain

1. surat penyimpanan barang


2. konosemen
3. surat angkutan penumpang dan barang
4. keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana dimaksud
dalam nomor 1, 2, 3
5. bukti pengiriman dan penerimaan uang
6. surat pengiriman barang untuk dijual natas tanggungan pengurim
7. surat surat lainya yang dapat disamakan dengan surat surat tersebut di atas
8. segala bentuk izasah yang termasuk dalam pengertian ini adalah surat tanda tamat
belajr ,tanda lulus ,surat keterangan telah mengikuti suatu pendidikan,latihan ,kursus
dan penataran.
9. tanda terima gaji ,uang tunjangan dan pembayaran lainya yang ada kaitanya dengan
hubungan kerja serta surat menyurat di serahkan untuk mendaatkan pembayaran itu
10. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara ,kas pemerintah daerah dan
bank.
11. kuitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan lainya yang dapat di samakan
dengan itu dari kas Negara kas pemerintah daerah dan bank
12. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi
13. dokumen yang menyebutkan tabungan , pembayaran uang tabungn kepada penabung
oleh bank koprasi dan badan badan usaha lainya yang bergerak di bidang tersebut
14. surat gadai yan diberikan olej perum pengadaian
15. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek ,dengan nama dan dalam bentuk
apapunsaat terutang
16. dokumen yan dibuat oleh lebih dari satu pihak,adalah pada saat dokumen itu di
serahkan dan diterima oleh pihak untuk siapa saja dokumen itu dibuat jadi bukan pada
saat di tanda tangani.
17. dokumen yng di buat oleh lebih dari satu pihak adalah pada saat dokumenitu telah
selesai dibuat yang di tutup dengan penumbuhan tanda tangan dari bersangkutan.

PPH (Pajak Penghasilan)

  TARIF WP ORANG PRIBADI

   Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000 (Berlaku sampai dengan 31 Desember 2008)


 No. Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d Rp 25.000.000,- 5%
2. Di atas Rp25.000.000,- s.d. Rp 50.000.000,- 10%
3. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000 15%
4. Di atas Rp100.000.000,- s.d.Rp200.000.000,- 25%
5. Di atas Rp200.000.000,- 35%
  
     Keputusan Perubahan (Berlaku mulai 1 Januari 2009):
No. Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%

 TARIF WP BADAN

      Ketentuan UU No. 17 Tahun 2000 (Berlaku sampai dengan 31 Desember 2008):
Lapisan Penghasilan Tarif
s.d Rp50.000.000,- 10%
Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp100.000.000,- 15%
Di atas Rp100.000.000,- 30%

Keputusan Perubahan (Berlaku mulai 1 Januari 2009):


·    Tarif tunggal 30%
·    Diturunkan menjadi 28% pada tahun 2009, dan menjadi 25% pada tahun 2010.
·    Untuk WP Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku.

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Baru Mulai


2013
Untuk pribadi Wajib Pajak semula besarnya PTKP setahun adalah Rp 15.840.000, sekarang
menjadi Rp 24.300.000. Ketentuan mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) baru
tahun 2013 tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012
tanggal 22 Oktober 2012.
Berikut disampaikan besar PTKP yang baru serta perbandingannya dengan PTKP yang lama.
Keterangan        PTKP Baru PTKP Lama
Diri Sendiri       24.300.000,00  15.840.000,00
Tambahan WP Kawin         2.025.000,00    1.320.000,00
Tambahan Istri Bekerja       24.300.000,00  15.840.000,00
Tambahan Tanggungan         2.025.000,00    1.320.000,00

PBB (Pajak Bumi Bangunan)

Tarif PBB

Besarnya tarif PBB adalah 0,5%


Rumus Penghitungan PBB

Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP

1. Jika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB


o = 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)
o = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)
2. Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB
o = 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
o = 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)

Anda mungkin juga menyukai