Pencemaran Makanan
Akibat Udara Bebas
DI SUSUN OLEH :
Dosen pembimbing:
Daria BR Ginting, Spd., Msi
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Rabb semesta
alam, karena berkat rahmat dan taufik-Nya akhirnya kelompok kami dapat
menyelesaikan penyusunan tugas mengenai pencemaran makanan yang berjudul
“Pencemaran Makanan Akibat Udara Bebas”. Sholawat teriring salam semoga
tetap tercurah kepada suri teladan bagi umat manusia sepanjang zaman, Nabi
besar Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan pengikutnya hingga
akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Daria
BR Ginting, Spd., Msi dosen pembimbing mata kuliah pencemaran lingkungan
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan
penelitian ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Terakhir kami juga
berterima kasih kepada orang tua, teman-teman seperjuangan, serta semua pihak
terkait yang telah membantu kami yang tentu saja tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu namanya disini. Semoga apa yang telah kalian berikan kepada kami
senantiasa dibalas Allah SWT dengan balasan yang setimpal.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini, masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak dalam rangka penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga karya kecil
kami ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................
Latar Belakang
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.
a. Bahan Pewarna
Bahan pewarna yang terdapat dalam bahan tambahan makanan
dibedakan menjadi bahan pewarna alami dan buatan. Bahan pewarna
alami seperti warna kuning dari kunyit dan warna hijau dari daun
suji tidak membahayakan kesehatan. Bahan pewarna buatan dapat
bersifat racun (toksik) dan dapat menimbulkan kanker (karsinogen).
b. Bahan Penyedap
Bahan penyedap rasa dan aroma yang masih bagi kesehatan
ialah vetsin atau monosodium glutamate (MSG). Meskipun masih
pada batas aman, penggunaan MSG yang berlebihan dapat
menimbulkan rasa pusing dan sedikit mual. Gejala ini disebut
Chinese restaurant syndrome. Sebagai pengganti rasa gurih,
sebenarnya pada makanan cukup ditambahkan garam dan rempah-
rempah.
c. Bahan Pemanis
Bahan pemanis buatan ialah bahan pemanis yang dihasilkan
melalui reaksi-reaksi kimia organic di laboratorium dalam skala
industri. Pemakaian bahan pemanis buatan yang berlebihan dengan
dosis tinggi dapat mengakibatkan gejala-gejala kanker dalam waktu
relatif lama. Efek pemakaian pemanis buatan tidak langsung, tetapi
mungkin menunggu 20-30 tahun kemudian. Contoh bahan pemanis
buatan ialah sakarin, siklamat, dan aspartam.
d. Bahan Pengawet
Tim riset Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor
berhasil menemukan bahan alami sebagai pengawet makanan yang
dibuat dari limbah udang dan rajungan. Bahan pengawet alami
tersebut dinamakan chitosan. Chitosan berupa Kristal berwarna putih
yang dapat larut dalam larutan asam organic seperti asam asetat.
Beberapa bahan kimia yang disalahgunakan untuk pengawetan
bahan makanan ialah asam borat (boraks) dan formalin.
e. Bahan Antikempal
Bahan tambahan pangan lain yang digunakan ialah antikempal.
BTP ini biasanya digunakan pada produk tepung-tepungan seperti
terigu dan susu bubuk. Tujuannya agar tepung-tepung tersebut tidak
menggumpal. Antikempal yang diizinkan antara lain aluminium
silikat, kalsium silikat, magnesium oksida, dan magnesium silikat.
Menurut Badan POM, bahan kimia yang umum digunakan pada bahan
makanan antara lain formalin, rodhamin, methanil yellow, dan boraks.
Formalin
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan
luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan
disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air.
Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet.
Kulit : Saraf :
Mata : Ginjal :
Organ Reproduksi :
3. Ikan:
a. Warna putih bersih.
b. Kenyal.
c. Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
d. Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak
mudah busuk.
e. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
4. Bakso:
a. Kenyal.
b. Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
5. Ikan asin
a. Ikan berwarna bersih cerah.
b. Tidak berbau khas ikan.
c. Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat
C).
d. Liat (tidak mudah hancur).
Boraks
1. Bakso
a. Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
b. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
c. Tahan lama atau awet beberapa hari
d. Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-
abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun
tengah.
e. Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
f. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
2. Gula Merah
a. Sangat keras dan susah dibelah.
b. Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Pewarna Textile
Penyakit Penyebab
Viral :
Diare Rotavirus
Hepatitis Virus Hepatitis A
Bakterial
Cholera Vibrio cholerae
Dysentrie bacillaris Shigella sp.
Thypus abdominalis Salmonella typhi
Tuberculosa (usus) Mycobacterium tuberculosa
Protozoa :
Dysentrie amoeba Entamoeba histolytica
Metazoa :
Ascariasis Ascaris lumbricoides
Oxyuriasis Enterobius vermicularis
Trichinosis Trichinella spiralis
Trichuriasis Trichuris trichiura
Ancylostomiasis Ancylostoma duodenale
Dracontiasis Dracunculus medinensis
Diphyllobothriasis Diphyllobothrium latum
Cysticercosis Cysticercus cellulusae
Taeniasis Taenia saginata
Taenia solium
Fasciopsiasis Fasciolopsis buski
Sumber : Benenson, Abram S., (1970)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. kejadian muntah-muntah yang dialami setelah mengkonsumsi
makanan mengindikasikan bahwa jajanan di sekolah perlu diadakan
pengawasan.
2. Ketika ditanya mengenai peranan yang pernah dilakukan pihak sekolah
terhadap pengawasan jajanan anak, dari pihak sekolah mengatakan
bahwa terkadang mereka melakukan pembinaan kepada para
muridnya, selain itu dari sekolahnya sendiri sebenarnaya sudah ada
kantin tetapi tidak ada sumber daya manusia yang mengelola kantin
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Conant, Jeff dan Pam Fadem. 2008. Panduan Masyarakat untuk Kesehatan
Lingkungan. Yayasan Tambuhak Sinta, Kalimantan Tengah.
Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Setiowati, Tetty & Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Azka Press.
Suci, Eunike Sri Tyas. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di
Jakarta. Hlm, 29-38.