Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

IDENTIFIKASI FORMALIN PADA MAKANAN


(TAHU,BAKSO,MIE DAN PEMPEK)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman

DOSEN PEMBIMBING:

Jessy Novita Sari,S.Pd.,M.Si


NIP. 197311151994022001

DISUSUN OLEH :

Cahyani
Dede Tresna Ananda
Dewi Puspita Ambarwati
Nabila Hardini
Prihatin Nurhidayah
Rhayinda Anisa Putri
Shakila Ramadhania
Sylvia Julita

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Penyehatan makanan dan minuman.

Jenis Praktik : Identifikasi Formalin pada makanan(Tahu,Bakso,Pempek dan Mie)

Tanggal : Rabu, 4 Desember 2019

Laporan Praktek ini telah di setujui dan tandatangani oleh :

Mengetahui,

Dosen Pengampu Dosen Pembimbing

Jessy Novita Sari,S.Pd.,M.Si Muslina,S.Pd.,M.Si


NIP.197311151994022001 NIP. 19730415199832005

Koordinator Pendidikan

Sondang Siahaan,S.Pd.,M.Si
NIP. 196606171988032022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul Identifikasi
formalin pada makanan. Dalam makalah ini kami menyajikan informasi sebagai
wawasan tambahan dalam melihat kaitan ilmu yang dipelajari dengan
perkembangannya di dunia luar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan laporan ini. Dan kami berterima kasih kepada Ibu Jessy
Novita Sari,S.Pd,M.Si selaku dosen pengampu. Kami berharap laporan ini dapat
membantu pembaca lebih kompeten dalam mengetahui informasi tentang Identifikasi
formalin pada makanan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan. Karenanya, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Semoga bermanfaat.

Jambi, 4 desember 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan ringan adalah makanan yang bukan merupakan menu utama yang
dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu dan dapat
memberi sedikit suplai energi ke tubuh atau merupakan sesuatu yang dimakan untuk
dinikmati rasanya. Produk yang termasuk dalam kategori makanan ringan menurut
Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No.
HK.00.05.52.4040 tanggal 9 Oktober 2006 tentang Kategori Pangan adalah semua
makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari
umbi dan kacang) dalam bentuk krupuk, kripik, jipang dan produk ekstrusi seperti chiki-
chiki-an. Selain itu produk olahan kacang, termasuk kacang terlapisi dan campuran
kacang (contoh dengan buah kering) serta makanan ringan berbasis ikan (dalam
bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk kedalam kategori makanan ringan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang


Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/per/IX/1988 Tentang
Bahan Tambahan Makanan, bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan
adalah : Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya, Asam Salisilat dan garamnya
(Salicylic Acid and its salt), Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC), Dulsin
(Dulcin), Kalium Klorat (Potassium Chlorate), Kloramfenikol (Chloramphenicol), Minyak
Nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils), Nitrofurazon (Nitrofurazone),
Formalin (Formaldehyde), Kalium Bromat (Potassium Bromate)

Di dalam industri pangan, terutama industri rumah tangga yang pengetahuan mereka
masih terbatas, penggunaan bahan tambahan yang berbahaya masih sering dilakukan
(Anggrahini, 2007). Bahan tambahan berbahaya yang paling sering ditambahkan
produsen adalah zat pewarna Rhodamine B dan Methanyl yellow, pemanis buatan
siklamat dan sakarin, serta pembuat kenyal berupa formalin dan boraks.

1.2 MAKSUD

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu mengetahui identifikasi formalin dalam
makanan berupa bakso,mie,tahu dan pempek.

1.3 TUJUAN

Menentukan adanya formalin dalam makanan yaitu bakso,mie,tahu dan pempek.

1.4 MANFAAT

1. bagi mahasiswa
Untuk mengetahui formalin yang ada pada makanan ringan yaitu
bakso,mie,tahu dan pempek.

2. Bagi masyarakat

Mengetahui kandungan formalin pada makanan dan dampaknya bagi kesehatan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Formalin

Formalin, dengan rumus kimia CH2O merupakan suatu larutan yang tidak berwarna,
berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37% formaldehid dalam air dan biasanya
ditambahkan metanol 10-15% sebagai pengawet.

Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan


sebagai pengawet makanan, tetapi formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan
harga murah. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan dalam pengaturan
formalin, yaituUU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 7 tahun 1996
tentang Pangan, UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
Kepmenkes Nomor1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan Makanan, dan
SK Memperindag Nomor 254/2000 tentang Tataniaga Impor dan Peredaran Bahan
Berbahaya.

2.2 Ciri-Ciri Makanan Mengandung Formalin

Terdapat sejumlah produk yang secara sengaja ditambahkan formalin sebagai


pengawet. Untuk memastikan apakah sebuah produk pangan mengandung formalin
atau tidak   memang dibutuhkan uji laboratorium. Sebenarnya, tanpa dilakukan uji
laboratorium pun, tidak sulit untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung
formalin. Berikut ini,   bagaimana cara mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung
formalin,
a. Mie Basah : Tidak lengket, sangat kenyal, yang awet beberapa hari dan tidak
mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin, tidak rusak
sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), bau agak menyengat, tidak
lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal;
b. Tahu : Teksturnya yang terlampau keras, kenyal, tapi tidak padat, tidak mudah
rusak dalam waktu 3 hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan
lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), terlampau keras,
namun tidak padat, bau agak menyengat;
c. Ikan : Insang berwarna merah tua, tidak cerah atau bukan merah segar, tidak
berbau khas ikan asin, warna daging putih bersih, kenyal dan tak mudah rusak,
tidak mudah patah, agak keras serta tidak dihinggapi lalat
d. Bakso : Tekstur sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar, jika
dibelah di dalamnya tampak warna merah tua mencolok tidak wajar
e. Daging Ayam : tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius,
teksturnya kencang dan bau formalin tercium, serta tak disukai lalat.

2.3 Kegunaan Formalin

Formalin memiliki banyak kegunaan dan digunakan secara luas dalam berbagai bidang,
diantaranya:

1. Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal,


gudang, dan pakaian.
2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
3. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan
peledak.
4. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas.
5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
6. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
7. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak.
9. Bahan untuk insulasi busa.
10. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
11. Cairan pembalsam ( pengawet mayat )
12. Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci
piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet. (Fajar, 2013)

Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,
karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur
protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap kebagian dalamnya.
Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu
terasa lebih kenyal . Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri
pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya tahu atau makanan
berformalin lainnya menjadi lebih awet.

2.4 Bahaya Formalin pada kesehatan manusia.

Formalin adalah bahan kimia yang larut dalam air dan sangat cepat diproses oleh
tubuh ketika Anda menghirup atau menelannya. Bahkan, paparan dalam jumlah yang
sangat kecil saja dapat diserap melalui kulit Anda.  Berikut beberapa bahaya formalin
bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai:

1. Saluran pernapasan

Menghirup udara yang terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya ini dapat
menyebabkan saluran pernapasan Anda teriritasi. Akibatnya, Anda mungkin akan
mengalami berbagai gejala, seperti batuk-batuk, radang tenggorokan, nyeri dada,
dan mengi. Jika sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit asma dan bronkitis, Anda
lebih mungkin mengalami kekambuhan ketika menghirup senyawa ini.
Paparan senyawa ini dalam jangka pendek yang didapat melalui udara juga dapat
menyebabkan iritasi pada rongga mata, hidung, dan tenggorokan. Sementara itu,
paparan dalam jangka waktu lama atau bersifat kronis dapat menyebabkan luka parah
di paru-paru.
2. Sistem pencernaan

Formalin adalah salah satu bahan kimia yang sering digunakan untuk mengawetkan
makanan. Padahal, senyawa satu ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Ya,
mengonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia ini dalam jangka panjang dapat
merusak saluran pencernaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut hebat, diare,
serta peradangan di mulut, kerongkongan, lambung, dan usus.
Bahan kimia satu ini juga dapat menyebabkan perdarahan di lambung atau usus,
kerusakan pada hati, limpa, pankreas, dan ginjal. Dalam kasus yang parah, bahan
kimia satu ini juga dapat menyebabkan koma hingga kematian.

3. Kulit

Paparan jangka pendek pada kulit dapat menyebabkan gatal, iritasi, dan kulit terbakar.
Pada orang yang alergi dengan formalin, paparan rendah untuk waktu yang sebentar
saja dapat memicu iritasi kulit parah yang ditandai dengan kemunculan ruam, kulit
kering, dan dermatitis. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan
jaringan parut.

4. Kanker

Paparan formalin dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada manusia dan hewan, ada cukup bukti yang
menunjukkan bahwa bahan kimia satu ini dapat memicu kanker. Dalam dosis yang
cukup tinggi dan dengan periode paparan yang panjang (bertahun-tahun), formalin
adalah karsinogenik (bersifat menjadi penyebab kanker) pada manusia. Meski begitu,
sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan berapa kadar pasti formalin
yang dapat memicu kanker. Bahaya formalin bagi kesehatan  mungkin tidak dapat
dirasakan secara langsung. Namun seiring waktu, zat kimia satu ini dapat
menyebabkan bahaya kesehatan yang sangat mengkhawatirkan dan mengancam
nyawa.
BAB III

METODE KERJA

3.1 HARI DAN TANGGAL PRATIKUM

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 4 Desember 2019.

3.2 LOKASI PRATIKUM

Praktikum ini bertempat di laboratorium Kimia Kampus Kesehatan Lingkungan


Jambi.

3.3 Metode

Pratikum identifikasi formalin pada makanan menggunakan metode


kualitatif(Reaksi Perubahan Warna).

3.4 Alat dan Bahan yang digunakan

1. Tabung Reaksi
2. Lumpang (yang digunakan untuk menghancurkan makanan)
3. Kertas Saring
4. Neraca Kasar
5. Aquades H2O (untuk melarutkan sampel)
6. Regensia Kmno4 0,1 N.
7. Formalin 37%
8. Sampel (tahu,bakso,mie, dan pempek)

3.5 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.


2. Ambil masing-masing sampel, lalu haluskan menggunkan lumping sampai benar-
benar halus.
3. Timbang sampel yang telah dihaluskan menggunakan neraca kasar sebanyak 5
gram.
4. Lalu sampel dimasukkan ke tabung beker glass dan ditambahkan 10 ml aquades
di aduk-aduk sampai merata.
5. Setelah dicampurkan saring sampel menggunakan kertas saring( hasil saringan
disebut filtrat).
6. Hasil saringan atau filtrate dimasukan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1
ml atau 20 tetes KmnO4 0,1N.
7. Amati perubahan warna, jika hasilnya positif(+) dan warna merah muda menjadi
pudar/hilang berarti mengandung formalin, jika hasilnya negative(-) dan warna
merah muda tetap dan tidak berubah berarti tidak mengandung formalin.
Untuk perbandingan warna dengan membuat larutan, yaitu :
1. Membuat Larutan aquades
 Ambil tabung reaksi
 Masukan akuades sebanyak 5ml
 Masukkan Kmno4 sebanyak 1 ml atau 20 tetes
 Amati Perubahan warna ( Akan menghasilkan warna merah muda
keunguan).

2. Membuat Larutan formalin

 Ambil tabung reaksi


 Masukkan Formalin 37%
 Masukkan Kmno4 sebanyak 1ml atau 20 tetes
 Amati perubahan warna ( Akan menghasilkan warna coklat ke putih-
putihan)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari pratikum yang dilakukan, hasil yang di dapatkan pada identifikasi formalin pada
makanan,yaitu :

NO. JENIS MAKANAN KETERANGAN

1. MIE BAKSO PEMPEK TAHU = Mengandung


formalin
= Tidak
Mengandung
Formalin

4.2 Pembahasan

Dari pratikum identifikasi formalin pada makanan dapat dibuktikan bahwa beberapa
sampel makanan mengandung formalin dan tidak mengandung formalin.

1) Mie
Pada saat mengamati perubahan warna sampel, terdapat warna merah muda
menjadi warna pudar/hilang. Dapat di pastikan bahwa sampel makanan mie
tersebut positif(+) mengandung formalin.

2) Bakso
Pada saat mengamati perubahan warna pada sampel, terdapat warna merah
muda menjadi pudar/hilang. Dapat dipastikan bahwa sampel makanan bakso
tersebut positif(+) mengandung formalin.

3) Pempek
Pada saat mengamati perubahan warna pada sampel, terdapat warna merah
muda dan warna tersebut tetap tidak berubah. Dapat dipastikan bahwa sampel
makanan pempek tersebut negative(-) tidak mengandung formalin.
4) Tahu
Pada saat mengamati perubahan warna sampel, terdapat warna merah muda
menjadi warna pudar/hilang. Dapat di pastikan bahwa sampel makanan tahu
tersebut positif(+) mengandung formalin.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum pada identifikasi formalin pada makanan yaitu tahu, bakso, mie dan
pempek. Dapat disimpulkan bahwa beberapa makanan mengandung formalin dan tidak
mengandung formalin. Makanan yang mengandung formalin adalah bakso,tahu dan
mie. Makanan yang tidak mengandung formalin adalah pempek.

5.2 Saran

1. Masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan yang mengandung bahan
formalin.
2. Berikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai formalin tentang bahaya-
bahayanya apabila digunakan pada makanan dan tidak digunakan sesuai dengan
fungsinya.
3. Kesadaran masyarakat untuk membantu dalam mencegah formalin agar tidak
digunakan dalam produk makanan.
DOKUMENTASI

GAMBAR KETERANGAN

SAMPEL MAKANAN BAKSO YANG


MENGANDUNG FORMALIN

SAMPEL MAKANAN TAHU YANG


MENGANDUNG FORMALIN

SAMPEL MAKANAN MIE YANG


MENGANDUNG FORMALIN
SAMPEL MAKANAN PEMPEK YANG
TIDAK MENGANDUNG FORMALIN

SEMUA SAMPEL MAKANAN DAN


LARUTAN PEMBANDING

Anda mungkin juga menyukai