Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


“SISTEM RANGKA”

OLEH :
KELOMPOK V
KELAS PEMANTAPAN 2017

IRING MANGAPE 17.01.215


AMITA PUTRI RANNU 17.01.232
CRISNA DWIPAYANI B. 17.01.187
VIRA YUNIRA 17.01.216
RAHMANINGSIH 17.01.127
HERLINA 17.01.157

ASISTEN : NURPADILLAH

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup atau organisme adalah bergerak.
Gerak adalah perubahan posisi sebagian atau seluruh tubuh makhluk
hidup. Manusia yang merupakan bagian dari makhluk hidup juga
melakukan gerakan dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan
pergerakan seseorang membutuhkan tulang dan otot untuk bergerak
yaitu, tulang tidak dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakkan oleh
otot. Gerakan adalah hasil interaksi antar tulang, otot dan persendian
tulang. Pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya fungsi gerak
dilaksanakan oleh sistem gerak. Sistem ini terdiri atas rangka dan otot.
Tulang termasuk dalam alat gerak pasif sedangkan otot termasuk
kedalam alat gerak aktif. Keduanya saling bekerjasama membentuk
sebuah sistem gerak. Karena lingkungan hidup, kebiasaan serta perilaku
yang berbeda-beda maka alat gerak pada hewan dan manusia memiliki
struktur yang berbeda.
Sistem rangka manusia adalah suatu sistem organ yang memberikan
dukungan fisik pada makhluk hidup khususnya manusia. Sistem rangka
umumnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu eksternal, internal, dan basis
cairan (rangka hidrostatik). Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal
atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti
ligament, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa
memiliki 206 tulang. Dengan adanya rangka maka manusia termasuk
kedalam kelompok vertebrata. Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari
peran rangka. Tinggi badan seeorang dipengaruhi oleh panjang dan
ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya
otot dan persendian, maka tubuh manusia adapt bergerak. Sebagian
besar pembentukan sel darah juga terjadi di dalam sum-sum tulang.
Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral kalsium paling
banyak diantara organ tubuh lainnya.
Kerangka manusia tersusun atas tulang-tulang, baik tulang panjang
maupun tulang pendek. Tulang-tulang tersebut membentuk rangka dalam
(endoskeleton). Endoskeleton terbagi atas 2 bagian yaitu rangka aksial
dan rangka apendikular. Rangka aksial terdiri atas 80 tulang antara lain
rangka tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
Sedangkan rangka anggota apendikular terdiri atas 126 tulang yaitu tulang
anggota gerak atas, tulang anggota gerak bawah, rangka anggota dalam,
dan tulang sekitar pinggul.
Dalam bidang farmasi, mempelajari anatomi fisiologi manusia sangat
penting untuk mengetahui bagaimana jalannya obat dalam tubuh.
I.2. Tujuan dan Maksud Percobaan
I.2.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Mengetahui sistem rangka pada manusia dan dapat menjelaskan
letaknya.
2. Mengetahui fungsi tulang tubuh manusia.
I.2.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu :
1. Mengamati dan memahami sistem rangka pada tubuh manusia beserta
letaknya.
2. Mengamati dan memahami fungsi-fungsi tulang tubuh manusia
I.3. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menyebutkan dan
menunjukkan bagian dari rangka tubuh manusia dengan bantuan torso
rangka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


Sistem rangka merupakan rangkaian tulang yang berfungsi untuk
mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, membantu dalam
pergerakan dan tempat melekatnya beberapa otot. Alat gerak pada
manusia adalah tulang dan otot, dimana tulang disebut sebagai alat gerak
pasif dan otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi
sehingga dapat menggerakkan tulang. Rangka manusia dewasa dibangun
oleh 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan fungsinya dan secara umum rangka manusia dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu apendikular dan aksial
(Setiadi, 2016) :
1. Rangka apendikular merupakan kelompok tulang yang menyusun
anggota gerak atas dan bawah, terdiri dari 126 ruas tulang.
2. Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu
tubuh yaitu pada tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan
tulang dada terdiri dari 80 tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat
lainnya yang terdiri atas hamper 50% air dan bagian padat, selebihnya
terdiri dari bahan mineral terutama calcium kurang lebih 67% dan bahan
seluler 33%. Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga
sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Fungsi dari tulang
adalah sebagai berikut (Lidia, 2015).;
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberi bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
c. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Memberikan sel-sel darah, darah merah didalam sumsum tulang
e. (hematopoesis).
f. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, dan
flour)
Secara histology, tulang merupakan bagian jaringan ikat yang
khusus. Dalam hal ini matriks tulang disusun oleh garam organik yang
dimineralisasi, terutama kalsium posfat. Jaringan tulang mempunyai suatu
sistem kanal (saluran). Melalui saluran-saluran ini suple darahuntuk
masing-masing sel tulang dapat tercukupi. Tulang memperlihatkan suatu
corak pertumbuhan yang khusus dan mempunyai daya regenerasi yang
besar. Oleh karena itu, jika tulang mengalami cedera atau infeksi akan
terjadi penyembuhan. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang
menyusun rangka tubuh manusia dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu tulang pipah, tulang pendek, tulah pipih dan tulang tidak beraturan
(Irianto, 2013).
Sistem alat gerak manusia terdiri dari dua unsur yaitu tulang dan otot.
Keduanya merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh
manusia. karena strukturnya yang kaku, tulang merupakan jaringan tubuh
yang berfungsi menopang tubuh dan bagian-bagiannya. Sedangkan otot
merupakan alat untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh seperti sendi,
organ tubuh, ataupun khusus untuk menopang jantung. Tulang dan otot
memiliki struktur yang saling berhubungan, keduanya memiliki serak
collagen yang merupakan serabut sangat kuat. Tulang dibentuk jaringan
utama yang terdiri dari kalsium dan sifatnya kaku. Sementara otot terdiri
atas serabut otot yang dapat berkontraksi (Elly, 2011).
Sistem muskuloskeletan terdiri atas tulang rangka (skeleton),
sendinya dana otot rangka (volunteer) yang menggerakkan tubuh.
Walaupun tulang sering dianggap statis atau permanen, struktur tulang
yang kaya vascular terus mengalami pemodelan kembali. Fungsi tulang
meliputi (Ross, 2011).;
1. memberikan kerangka tubuh
2. memberikan pelekatan pada otot dan tendon
3. memungkinkan gerakan tubuh, dengan membentuk sendi yang
digerakkan oleh otot
4. hemopoiesi, produksi sel darah dalam sumsum merah
5. menyimpan mineral, khususnya kalsium fosfat-resevoir mineral dalam
tulang penting untuk pemelihara kadar kalsium darah, yang harus
dikontrol tetap
Perkembangan tulang (osteogenesis) pertumbuhan dan
perkembangan tulang merupakan suatu proses pembentukan tulang
dalam tubuh.karena adanya matriks yang keras dalam tulang, maka
pertumbuhan interstisial (dari dalam), seperti yang terjadi pada kartilago,
tidak mungkin terjadi dan tulang terbentuk melalui pergantian jaringan
yang sudah ada (Sloane, 2012).
Otot merupakan jaringan febrosa yang menopang sendi. Jaringan
otot memiliki karakteristik yang unik mengenai kontrakilitas, oksensibilitas,
dan iritabilitas. Karena otot bersifat elastis, maka dalam bekerja otot-otot
ini berpasangan namun memiliki aksi yang berlawanan. Ketika suatu otot
berkontraksi, maka otot yang lain akan berelaksasi (antagonis). Jaringan
otot terdiri atas otot polos (otot invalunter atau otot tidak bergaris), otot
jantung, serta otot rangka/skeletal (Luklukaningsih, 2014)
Manusia bisa bergerak karena adanya rangka dan otot. Rangka
tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot.
Dengan adanya kerjasama antara rangka dan otot, manusia dapat
melompat, berjalan, bergoyang, dan sebagainya (Luklukaningsih,2014).
Osifikasi adalah istilah lain untuk pembentukan tulang. Osifikasi
(osteogenesis) berdasarkan asal embriologisnya terdapat dua jenis
osifikasi, yaitu (Luklukanningsih,2014):
a. Osifikasi intramembran Pada osifikasi intramembran, perkembangan
tulang terjadi secara langsung. Selama ossifikasi intramembran, sel
mesenkim berproliferasi ke dalam area yang memiliki vaskularisasi
yang tinggi pada jaringan penghubung embrionik dalam pembentukan
kondensasi sel atau pusat osifikasi primer. Sel ini akan mensintesis
matriks tulang pada bagian periperal dan sel mesenkimal berlanjut
untuk berdiferensiasi menjadi osteoblas. Setelah itu, tulang akan
dibentuk kembali dan semakin digantikan oleh tulang lamela
matang/dewasa. Proses osifikasi ini merupakan sumber pembentukan
tulang pipih, salah satu diantaranya yaitu tulang pipih kepala. Pada
awal perkembangan tulang pipih atap kepala, tulang yang baru
dibentuk diendapkan pada pinggir dan permukaan tulang tersebut.
Untuk tetap menjaga adanya ruang bagi pertumbuhan otak, rongga
kranium harus membesar yaitu dengan cara resorpsi tulang pada
permukaan luar dan permukaan dalam oleh osteoklas, bersamaan
dengan terjadinya pengendapan tulang yang terus menerus pada
kedua permukaan tulang
b. Osifikasi endokondral Semua sel tulang lainnya di dalam tubuh
dibentuk melalui proses osifikasi endokondral. Proses ini terjadi secara
tidak langsung yaitu melalui pembentukan model tulang rawan terlebih
dahulu dan kemudian mengalami penggantian menjadi tulang dewasa.
Ossifikasi endokondral dapat dilihat pada proses pertumbuhan tulang
panjang. Pada proses pertumbuhan tulang panjang akan terbentuk
pusat osifikasi primer dimana penulangan pertama kali terjadi yaitu
proses dimana kartilago memanjang dan meluas melalui proliferasi
kondrosit dan deposisi matriks kartilago. Setelah pembentukan
tersebut, kondrosit di daerah sentral kartilago mengalami proses
pemasakan menuju hypertropic kondrosit. Setelah pusat osifikasi
primer terbentuk maka rongga sumsum mulai meluas ke arah epifise.
Perluasan rongga sumsum menuju ke ujung-ujung epifisis tulang rawan
dan kondrosit tersusun dalam kolom-kolom memanjang pada tulang
dan tahapan berikutnya pada osifikasi endokondral berlangsung pada
zona-zona pada tulang secara berurutan.
Kontraksi otot secara kimia (Sloane, 2012)
1. Diawal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala myosin disisi
enzim yang menghidrolisis ATPase.
2. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya
tetap melekat di kepala myosin (ATP ADP+P+energi).
3. Energi yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepala
myosin kedalam posisi yang condong, siap mengikat aktin.
4. Ion-ion kalsium, yang telah dilepas reticulum sarkoplasma berikatan
dengan troponin yang melekat pada tropomiosin dan aktin.
5. Kompleks troponin-ion kalsium mengalami perubahan susunan yang
memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya.
6. Sisi pengikat-miosin pada aktin kemudian terbuka untuk
memungkinkan terjadinya perlekatan pada sisi pengikat-aktin di
kepala myosin.
7. Saat pengikatan, ADP dan fosfat anorganik dilepas dari kepala
myosin, dan kepala myosin bergerak dan berputar kea rah yang
berlawanan untuk menarik filamen aktin yang melekat menuju pita H.
Peristiwa ini disebut power stroke kepala myosin.
8. Kepala miosin tetap terikat kuat pada aktin sampai sebuah molekul
baru ATP melekat padanya dan melemahkan ikatan antara aktin dan
miosin.
9. Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali, dan siap untuk
melekat pada aktin disisi baru, berputar, dan kembali menarik untuk
mengulangi siklus.
10.Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin selama masih ad
stimulasi saraf, dan jumlah ionn kalsium serta ATP mencukupi.
11.Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan ion kalsium
tidak lagi dilepas. Ion kalsium ditransfer kembali ke reticulum
sarkoplasma dengan pompa kalsium dalam membrane reticulum
sarkoplasma.
12.Rigor mortis. ATP diperlukan untuk melepas miosin dari aktin.
Penipisan ATP dalam otot secara total dan ketidak mampuan untuk
menghasilkan lebih banyak ATP, seperti yang terjadi setelah mati,
mengakibatkan terjadinya perlekatan permanen aktin dan miosin,
serta rigiditas otot.
Klasifikasi struktural persendian: (Sloane, 2012)
1. Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan kartilago.
3. Persendian synovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya.
Klasifikasi fungsional persendian: (Sloane, 2012)
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini
dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh
sutura adalah sutura saginal dan sutura parteral.
b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan
dengan kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng
epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang
seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka
bagian tersebut dinamakan sinostosis.
2. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap
torsi dan kompresi.
a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis
antara tulang-tulang pubis dan diskus intervertebralis antar badan
vertebra yang berdekatan.
b. Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan
dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh
sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian
dan dihubungkan dengan membrane interoseus, seperti pada
tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibla.
c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalam kantong tulang., seperti pada gigi yang
tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh
tersebut,, jaringan ikat fibrosa yang terlibat adalah ligament
periodontal.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan Percobaan
III.1.1 Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu torso rangka.

III.2. Cara Kerja


- Sistem Rangka
1. Disiapkan alat
2. Diamati tulang penyusun tengkorak meliputi tempurung kepala
dan wajah
3. Diamati tulang penyusun anggota badan
4. Diamati tulang anggota gerak
5. Dicatat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil

A. Rangka Manusia

(Evelyn, 2013).

B. Tulang Tengkorak

(Sloane, 2012)
C. (Tulang Rusuk dan Tulang Dada

(Setiadi, 2016)

D. Tulang Belakang

(Setiadi, 2016)
E. Tulang Anggota Gerak Atas

(Setiadi, 2016)
F. Tulang Anggota Gerak Bawah

(Setiadi, 2016)
G. Tulang Gelang Bahu

(Setriadi, 2016)

H. Tulang Panggul

(Ross, 2011)

IV.2 Pembahasan
Rangka manusia dibagi menjadi 3, yaitu tulang tengkorak, anggota
badan, dan anggota gerak. Diantara setiap tulang ada sendi yang
berfungsi sebagai penghubung antar tulang pada rangka manusia.
Pertama, tulang tengkorak disusun oleh beberapa tulang yaitu yang
berbentuk pipih; tulang ubun-ubun yang berjumlah 2 tulang, tulang dahi
yang berjumlah 1, tulang baji yang berjumlah 2, tulang air mata berjumlah
2, tulang hidung berjumlah 2, tulang pipi berjumlah 2, tulang tengkorak
berjumlah 1, tulang pelipis berjumlah 2; yang berbentuk pendek; tulang
rahang atas yang berjumlah 1 dan tulang rahang bawah berjumlah 1; yang
berbentuk pipa; tulang lidah berjumlah 1 (dalam satu rangka manusia
lengkap).
Kedua, tulang penyusun anggota badan. Anggota badan meliputi
tulang dada/rusuk, tulang belakang, tulang pembentuk gelang panggul
dan tulang pembentuk gelang bahu. Penyusun tulang rusuk diantaranya;
tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang, tulang rusuk palsu berjumlah 3
pasang dan tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Penyusun tulang
belakang diantaranya; ruas leher berjumlah 7 ruas, punggung berjumlah
12 ruas, pinggang berjumlah 5 ruas, kelangkang berjumlah 5 ruas, dan
ekor berjumlah 4 ruas. Penyusun gelang bahu diantaranya adalah
selangka dan belikat, sedangkan tulang penyusun gelang panggul adalah
panggul (dalam satu rangka manusia lengkap).
Ketiga, tulang anggota gerak. Anggota gerak dibagi menjadi atas
(lengan) dan bawah (kaki). Lengan disusun oleh tulang lengan atas,
hasta, pengumpil, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Sedangkan
kaki disusun oleh tulang-tulang paha berjumlah satu pasang, betis dan
kering berjumlah satu pasang, pergelangan kaki berjumlah satu pasang,
telapak kaki berjumlah satu pasang, dan jari-jari kaki berjumlah 5 pasang
atau 10 jari (dalam satu rangka manusia lengkap).
Penyakit-penyakit pada Rangka Manusia
Penyakit tulang adalah penyakit yang sering kali tidak disadari oleh
seseorang yang mungkin saja sudah mengidap gejala-gejala penyakit
tersebut.Umumnya seseorang akan menyadari bahwa dia telah mengidap
penyakit tulang adalah ketika kondisi tulangnya tidak memungkinkan lagi
untuk diobati. Jadi untuk mengurangi resiko keluhan pada tulang, kita
membutuhkan informasi lengkap dan memadai baik dari riset dari Internet
dan petugas kesehatan. Dengan menjaga kesehatan tulang maka
aktivitas dan kinerja seseorang pun menjadi lebih produktif. Tulang
merupakan penyangga tubuh kita yang terdiri dari kolagen yakni protein
yang berisi dengan kalsum fosfat dan ka mineral yang membuat tubuh
kuat karena disangga oleh tulang. Kolagen dan kalsium yang
dikombinasikan membuat tulang menjadi kuat dan fleksibel
sehingga mampu menahan tekanan karena aktivitas dan kegiatan kita.
Sekitar 99% kalsium tubuh manusia berada pada tulang dan gigi,
selainnya terdapat di dalam darah.
Tulang memiliki dua tipe, yakni:
1. Tulang cortical yakni tulang yang padat dan kuat dan merupakan
bagian luar tulang.
2. Trabecular yakni bagian dalam tulang yang memiliki rongga dan
membentuk struktur tubuh secara keseluruhan.
Tulang mengalami perkembangan dan perbaikan sepanjang masa
hidup manusia yakni dilakukan secara resorption dan formation. Namun
tulang juga dapat mengalami gangguan antara lain:
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang mengakibatkan tingkat kepadatan
tulang menjadi turun. Osteoporosis bisa menggerogoti kemampuan
tulang trabecular yang menyebabkan kekuatannya menjadi berkurang
secara drastis. Hal ini akan membuat tulang menjadi mudah patah
karena tulang cortical menipis. Biasanya penyakit osteoporosis terjadi
pada wanita yang berusia lanjut dan memasuki usia menopause.
2. Osteomyelitis
Penyakit tulang ini disebabkan oleh bakteri yang menyebar dan
mengurangi kekuatan tulang.
3. Osteomalacia
Penyakit tulang ini disebabkan oleh tulang yang menjadi lunglai karena
kurangnya asupan vitamin D atau bisa juga disebabkan oleh kesalahan
metabolisme pada tubuh. Seperti penyakit tulang osteoporosis,
penyakit osteomalacia bisa menyebabkan tulang menjadi lebih mudah
patah.
4. Rickets
Sering terjadi pada anak-anak yang sedang berada dalam masa
pertumbuhan. Formasi tulangnya abnormal yakni adanya penumpukan
kalsium pada tulang karena anak tersebut terlalu banyak meminum
susu kalsium atau karena radiasi matahari.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu :
1. Sistem rangka merupakan rangkaian tulang yang berfungsi untuk
mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, membantu dalam
pergerakan dan tempat melekatnya beberapa otot.
2. Fungsi tulang tubuh pada manusia yaitu sebagai dukungan
mempertahankan organ vital dan menopang tubuh untuk tetap tegak,
tulang manusia juga berfungsi sebagai gerakan karena otot melekat
pada tulang yang disambung, ketika otot-otot kontraksi tulang-tulang
akan bergerak.

V.2. Saran
V.2.1 Untuk Laboratorium
Sebaiknya ruangan didalam laboratorium dipasangkan pendingin
agar praktikan nyaman saat melakukan praktikum.

V.2.2 Untuk Dosen


Sebaiknya dosen turut serta dalam mendampingi praktikan pada saat
pelaksaan praktikum.

V.2.3 Untuk Asisten


Sebaiknya asisten lebih mengarahkan dan membimbing lagi
praktikan pada saat proses praktikum agar praktikum dapat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi Manusia (Rangkuman


Sederhana). Gosyen Publishing: Yogyakarta

Luklukaningsih, Zuyina. 2014. Anatomi Fisiologi Dan Fisioterapi. Nuha


Medika; Yogyakarta

Nurrachmah, Elly. 2011. Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Salemba


Medika: Jakarta

Pearch, Evelyn, 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT.


Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.

Setiadi. 2016. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Indomedia


Pustaka: Yogyakarta

Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta

Widia, Lidia. 2015. Anatomi Fisiologi dan Siklus Kehidupan Manusia.


Nuha medika: Yogyakarta

Wilson dan Ross. 2011. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi edisi 10.
Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Ode
    Jurnal Ode
    Dokumen1 halaman
    Jurnal Ode
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Wa OdW Dytha (1701164)
    Wa OdW Dytha (1701164)
    Dokumen4 halaman
    Wa OdW Dytha (1701164)
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen2 halaman
    Biostatistik
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Farmakognosi
    Farmakognosi
    Dokumen17 halaman
    Farmakognosi
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ani
    BAB I Ani
    Dokumen2 halaman
    BAB I Ani
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Ewb Genkrim
    Ewb Genkrim
    Dokumen3 halaman
    Ewb Genkrim
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Translate Tekos
    Translate Tekos
    Dokumen11 halaman
    Translate Tekos
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Anfis Lina
    Anfis Lina
    Dokumen38 halaman
    Anfis Lina
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat
  • Wa OdW Dytha (1701164)
    Wa OdW Dytha (1701164)
    Dokumen4 halaman
    Wa OdW Dytha (1701164)
    Muhammad Agung
    Belum ada peringkat