PENDAHULUAN
darah tanpa menggunakan alat bantu. Bantuan hidup dasar biasanya diberikan
kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat, sebab
penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat bahkan kematian pada korban
pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan
dari pada disebabkan penyakit lain. Kecelakaan lalu lintas untuk golongan usia
dikarenakan: gas, listrik dan korek api (Sudiatmoko, A dalam Annas, D.S, 2016).
Angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas secara global ternyata masih
Organization ( WHO) beberapa waktu lalu, per tahun sekitar 1,35 juta orang
meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. angka korban fatalitasnya dianggap
meningkat sebanyak 100.000 dalam kurun waktu tiga tahun. WHO juga
tingkat pendapatan rendah, jumlahnya kejadian tiga kali lebih tinggi. Dari laporan
keselamatan jalan di 2018, WHO juga mendapatkan fakta kecelakaan lalu lintas
menjadi mesin pembunuh bagi rentang usia mulai dari 5 sampai 29 tahun
(Kompas, 2018).
bahwa 83% kematian terjadi langsung dan 3% yang terjadi setelah itu. Cedera
hidup. Hanya 7% yang meninggal dalam 4 jam dan 17% yang meninggal setelah 4
jam. Disisi lain kejadian pingsan pun dapat berakibat buruk jika tidak mendapat
pertolongan pertama dengan cepat dan tepat. Seperti halnya bantuan hidup dasar
pada korban pingsan harus ditanganani dengan cepat dan tepat (Annas, 2016).
kelima dalam peringkat dengan korban tewas terbanyak akibat kecelakaan lalu
lintas. Negara Negara lain dengan jumlah korban tewas lalu lintas adalah cina
india, Nigeria, dan brazil. Korps lalu lintas mabes Polri mencatat pada 2013,
terjadi 101.037 kecelakaan lalu lintas. Ini berarti, setiap jam terjadi kasus
daerah yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka kondisi tersebut peran serta
menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Pengetahuan dan sikap dari
dan keterampilan karena jika hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan
latihan atau praktek, maka mental tidak terlatih ketika benar-benar menghadapi
PMR. Untuk itu siswa semestinya mempunyai pengetahuan tentang BHD, namun
(Annas, 2016).
kategori kurang. 50% responden memiliki kesiapan menolong baik, 35% kategori
cukup, 15% kategori kurang. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa pvalue =
Jeneponto didapati bahwa dari 40 siswa anggota PMR hanya 20 orang yang
masih kurang mengetahui tentang pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
NEGERI 2 Jeneponto
2. Tujuan Khusus
sekolah.