Kompos merupakan bahan-bahan organik yang dapat di manfaatkan sebagai pupuk seperti kayambang, alang-alang, buah-buahan, rumput-rumputan serta kotoran hewan yang dapat dikomposisi mikroorganisme pengurai yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Pupuk kompos mengandung hara-hara mineral esensial yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik memiliki kemampuan dapat bereaksi dengan ion logam karena pupuk pupuk organik mengandung bahan organik yang dapat membentuk senyawa-senyawa kompleks sehingga ion logan yang merugikan dan meracuni tanaman dapat di perkecil. Pupuk kompos juga memiliki manfaat mengubah limbah yang berbahaya seperti sampah, limbah cair serta tinja dapat menjadi bahan yang aman bagi tamanan. Hal ini di karenakan organisme yang bersifat patogen akan mati karena suhu yang terlalu panas atau tinggi saat proses pengomposan (). Kayambang (Salvina molesta) merupakan gulma air yang hidup mengambang di permukaan perairan dan menyebar ke sungai, waduk dan persawahan. Apabila musim hujan tiba maka populasi kayambang melimpah. Maka dari itu pemanfaatan kayambang dapat dilakukan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk kompos. Kayambang (Salvinia molesta) mempunyai kandungan unsur hara terutama unsur hara nitrogen yang cukup tinggi. Menurut Yatazawa dan Suselo (1979) dalam Widiastuti (2005), kayambang dapat mengikat nitrogen di udara. Kayambang yang berasosiasi dengan alga biru yang terdapat di akar dapat mengikat nitrogen dari atmosfer menjadi nitrogen dalam hidrosfer. Pemanfaatan kayambang sebagai pupuk organik akan menghemat penggunaan pupuk anorganik (Wati, 2007). Menurut Bangun 1988 dalam Wibawanti (1989), dari data hasil penelitian menunjukkan kandungan unsur hara yang terdapat pada kayambang yaitu Nitrogen 1,93 %, Fosfor 0,84 %, Kalium 0,47 % dan Besi 0,15 %. Limbah darah sapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic dikarenakan darah sapi merupakan salah satu pupuk organik yang bisa dimanfaatkan, dikarena darah sapi mengandung unsur-unsur seperti nitrogen 12,18 %, fospor 5,28 %, kalium 0,15 %, dan karbon organik 19,01 % (Abrianto, 2011). Penambahan bahan abu boiler sawit pada pupuk kompos yakni abu boiler sawit bersifat amelioram yang dapat menetralkan tanah, meningkatkan kandungan hara yang tersedia didalam tanah. Abu boiler sawit mengandung unsur hara N 0,74%, P2O5 0,84%, K2O 2,07%, Mg 0,62%. Menurut Ricki dkk. (2013) abu boiler memiliki kandungan 30 - 40 % K2O, 7 % P2O5, 9% CaO dan 3 % MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Abu boiler sawit meningkatkan jumlah ketersediaan unsur hara P, K, Ca, Mg serta N bagi tanaman (Angga, 2017).