Anda di halaman 1dari 29

No Q & A Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi

1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Proses Perizinan Jasa Telekomunikasi


Izin Prinsip merupakan izin yang diterbitkan untuk memberikan kesempatan kepada
penyelenggara untuk menyiapkan sarana dan prasarana selama waktu tertentu sesuai jenis
penyelenggaraan telekomunikasi.
Note : masa laku izin prinsip :1 tahun, kecuali jasa penyediaan konten : 6 bulan

Uji Laik Operasi (ULO) adalah pengujian teknis yang dilakukan oleh lembaga yang telah
diakreditasi atau tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal dengan tugas melaksanakan
proses pengujian sistem secara teknis dan operasional.

Izin Penyelenggaraan (Modern Licensing)


• Izin yang diterbitkan setelah pemegang izin prinsip dinyatakan lulus uji laik operasi.
• Izin penyelenggaraan berbentuk kontrak yang memuat hak, kewajiban, sanksi dan
pelaporan penyelenggaraan.
• Izin akan dievaluasi setiap 5 tahun sekali.

3 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi
Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi
Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

4 Persyaratan Pengajuan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


1. Akta Pendirian Perusahaan
2. Perubahan Akte Perusahaan terakhir (jika ada)
3. Pegesahan Akte Pendirian Perusahaan dari KemHukumHAM
4. Pengesahan/Surat Penerimaan Perubahan Akte Perusahaan dari KemHukum&HAM
(jika ada)
5. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Salinan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk PMDN atau Salinan Izin Prinsip
Penanaman Modal Asing/Salinan Izin Usaha Tetap (IUT) untuk PMA
7. Salinan Surat Domisili Perusahaan yang diterbitkan oleh instansi pemerintah
8. Surat Pernyataan Tidak Ada Pajak Terhutang dari Kantor Pajak
9. Surat Pernyataan Kepemilikan Dana dari Bank, disertai keterangan saldo perusahaan
10. Formulir Permohonan (Aspek Teknis, Aspek Keuangan, Aspek Pemasaran)
11. Surat Pernyataan Isian
12. Surat Pernyataan/Laporan Susunan Kepemilikan Saham
13. Surat Pernyataan Tidak mengubah Susunan Kepemilikan saham selama masa Izin
Prinsip (bagi perusahaan non publik)
14. Surat Pernyataan Hubungan Afiliasi
15. Pakta Integritas
16. Surat Pernyataan Tidak mengubah Susunan Kepemilikan saham setelah mendapat
Izin Penyelenggaraan sebelum memenuhi komitmen 50% (Izin prinsip Jasa Penyedia
Konten tidak termasuk)
17. RPTKA, IMTA, KITAS/KITAP (Jika menggunakan tenaga asing)

Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

5 Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


• Permohonan izin prinsip jasa telekomunikasi diajukan secara online dengan cara
mengisi formulir permohonan yang terdapat pada situs web www.simponippi.go.id
dan mengunggah persyaratan dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan izin.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

6 Proses Pelayanan Permohonan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


1. Petugas teknis/evaluator izin memproses penerbitan perizinan dengan diawali
pengecekan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan serta simulasi penilaian
berdasarkan hasil kajian aspek bisnis dan teknis proposal permohonan izin.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan izin, apakah ditolak
atau diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan izin
melalui e-licensing.
3. Jika permohonan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan mengirimkan
surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan
surat penolakan melalui email kepada contact person pemohon izin yang tercantum
di e-licensing.
4. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah sesuai serta
memiliki nilai proposal diatas batas minimal, maka petugas teknis/evaluator izin
membuat berita acara hasil kajian bisnis dan teknis sekaligus menyiapkan konsep
dokumen perizinan, serta akan ditetapkan izin prinsip-nya selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja sejak pengajuan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

7 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Izin


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
8 Jangka Waktu Penyelesaian Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi
Izin prinsip penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi ditetapkan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.(sesuai PM Jasa
Telekomunikasi)

Atau

Izin prinsip penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi ditetapkan dalam waktu paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak pemohon mengajukan permohonan melalui e-licensing.

9 Tata Cara Pengambilan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


• Pemohon melampirkan surat-surat asli sebagai berikut :
1) Surat pernyataan isian
2) Surat Pernyataan Susunan kepemilikan saham, termasuk negara asal pemilik
3) Surat Pernyataan Tidak merubah kepemilikan saham selama izin prinsip
4) Surat Pernyataan Tidak merubah kepemilikan saham selama izin
penyelenggaraan sebelum memenuhi komitmen 50% → tidak perlu untuk Izin
Jasa Penyediaan Konten
5) Surat Pernyataan tidak ada hubungan afiliasi dengan perusahaan lain
6) Surat Pakta Integritas
• Pemohon mengisi Kuisioner online di http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-
layanan/, sebagai sarana peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin prinsip agar dilakukan oleh Direktur Utama atau Komisaris.
Apabila diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

10 Biaya Permohonan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


Seluruh proses perizinan izin prinsip yang dilayani oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Pengajuan Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


Izin prinsip Jasa Telekomunikasi dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk masa berlaku 6
(enam) bulan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Belum pernah mendapatkan perpanjangan izin prinsip jasa telekomunikasi.
2. Mengajukan permohonan perpanjangan izin prinsip jasa telekomunikasi paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum berakhirnya masa laku izin prinsip.
3. Menyampaikan surat permohonan perpanjangan izin prinsip jasa telekomunikasi
yang disertai dengan justifikasi/alasan perlunya dilakukan perpanjangan izin prinsip.
Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika Lt.6, Jl. Medan
Merdeka Barat No. 9 Jakarta 1011;
4. Menyampaikan Salinan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi;
5. Bagi pemohon perpanjangan izin prinsip jasa telekomunikasi selain Izin Jasa
Penyediaan Konten, maka wajib menyampaikan laporan pencapaian dan bukti
persiapan pembangunan sarana dan prasana Jasa Telekomunikasi dengan
pencapaian sekurang-kurangnya 50%.

Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

4 Tata Cara Pengajuan Permohonan Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


• Permohonan perpanjangan izin prinsip jasa telekomunikasi diajukan secara online
dengan cara mengisi formulir permohonan yang terdapat pada situs web
www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan perpanjangan izin prinsip.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

5 Proses Pelayanan Permohonan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


1. Petugas teknis/evaluator izin memproses penerbitan perpanjangan izin dengan
diawali dengan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian persyaratan.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan perpanjangan izin,
apakah ditolak atau diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja
sejak pengajuan perpanjangan izin melalui e-licensing.
3. Jika permohonan perpanjangan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan
mengirimkan surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta
mengirimkan salinan surat penolakan melalui email kepada contact person
pemohon izin yang tercantum di e-licensing.
4. Dalam hal persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah lengkap dan sesuai, maka
petugas teknis/evaluator izin menyiapkan konsep dokumen perpanjangan izin, serta
akan ditetapkan perpanjangan izin prinsip-nya selambat-lambatnya 5 (lima) hari
kerja sejak pengajuan perpanjangan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perpanjangan perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan
kepada Petugas Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian
Komunikasi dan Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Gedung Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Perpanjangan Izin Prinsip


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
7 Jangka Waktu Penyelesaian Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi
Izin prinsip penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.(sesuai PM Jasa Telekomunikasi)

Atau

Izin prinsip penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja
sejak pemohon mengajukan permohonan perpanjangan izin prinsip melalui e-licensing.
8 Tata Cara Pengambilan Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas perpanjangan izin prinsip agar dilakukan oleh Direktur Utama
atau Komisaris. Apabila diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

9 Biaya Permohonan Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


Seluruh proses perizinan perpanjangan izin prinsip yang dilayani oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya
Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Petunjuk
Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya Hak
Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation;
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


• Pengajuan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diajukan berbarengan dengan
pengajuan Uji Laik Operasi Izin Jasa Telekomunikasi.
• Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan secara otomatis jika pemohon
izin telah mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO).

4 Tata Cara Pengajuan Permohonan Perpanjangan Izin Prinsip Jasa Telekomunikasi


• Permohonan Uji Laik Operasi dan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
diajukan secara online dengan cara mengisi formulir permohonan yang terdapat
pada situs web www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan dokumen yang
dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan Uji Laik Operasi dan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

5 Proses Pelayanan Permohonan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


1. Petugas teknis/evaluator izin memproses penerbitan izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi setelah Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) diterbitkan.
2. Dokumen SKLO dan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi yang telah ditetapkan
kemudian diteruskan kepada Petugas Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kementerian Komunikasi dan Informatika yang terletak di Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Gedung Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat
No.9

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Perpanjangan Izin Prinsip


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
7 Jangka Waktu Penyelesaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 14 (empat belas) hari
terhitung sejak Surat Keterangan Laik Operasi diterbitkan.(sesuai PM Jasa Telekomunikasi)
Atau

Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 5 (lima) hari terhitung
sejak Surat Keterangan Laik Operasi diterbitkan.

8 Tata Cara Pengambilan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


• Pemohon mengunduh format Surat Pernyataan Kesanggupan di web
https://simponippi.go.id.
• Pemohon membawa Surat Pernyataan Kesanggupan asli dan bermaterai rangkap 2
(dua).
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin penyelenggaraan agar dilakukan oleh Direktur Utama atau
Komisaris. Apabila diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

9 Biaya Permohonan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


Seluruh proses izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang dilayani oleh Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

10 Kewajiban Penyelenggara Jasa Telekomunikasi


Pembayaran Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) Telekomunikasi (sebesar 0,5% dari
pendapatan kotor):

Direktorat Pengendalian Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika


GRAHA PPI (PERSERO), Graha Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)
(d/h Wisma Indonesia Trading Company) Lantai 4,
Jalan Abdul Muis No.8, RT.11/RW.8,
Petojo Sel., Gambir, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110

Telp/Fax : 021-2313756

email : bhptel@mail.kominfo.go.id/indri.muktiasih@kominfo.go.id

Dasar Hukum : Peraturan Menkominfo No. 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya Hak Penyelenggaraan
Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Servce Obligation.

Pembayaran Kontribusi KPU/USO (sebesar 1,25% dari pendapatan kotor) :

Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI)


Wisma Kodel - Jl. HR Rasuna Said Kav B4, Jakarta Selatan - DKI Jakarta 12920

Dasar Hukum : Peraturan Menkominfo No. 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya Hak Penyelenggaraan
Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Servce Obligation.

Pelaporan Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (online):

Subdit Monitoring dan Evaluasi Jasa Telekomunikasi


Direktorat Pengendalian Pos dan Informatika, Kemkominfo
https://ditdal.net/jastel
Telp : 021-34832531/32
email : jasatel@mail.kominfo.go.id/sutarno@kominfo.go.id

Dasar hukum : Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi.

No Q & A Perubahan Nama di Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin


Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Pengajuan Perubahan Nama Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)

1. Surat permohonan perubahan nama perusahaan di izin penyelenggaraan jasa


telekomunikasi disertai justifikasi/alasan perubahan nama perusahaan. Surat
permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika Lt.6, Jl. Medan
Merdeka Barat No. 9 Jakarta 1011;
2. Salinan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
3. Akta perubahan beserta pengesahannya akta perubahan dari Kementerian Hukum
& HAM;
4. Surat Keterangan Domisili perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahan
(dengan nama perusahaan baru);
5. Salinan NPWP perusahaan (dengan nama perusahaan terbaru).

Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

4 Tata Cara Pengajuan Perubahan Nama Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Permohonan perubahan nama perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi diajukan secara online dengan cara mengisi formulir permohonan
yang terdapat pada situs web www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan
dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan perubahan nama perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

5 Proses Pelayanan Permohonan Perubahan Nama Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1. Petugas teknis/evaluator izin memproses persetujuan permohonan perubahan
nama/alamat/kepemilikan saham dengan diawali pengecekan kesesuaian dokumen
yang dipersyaratkan serta ketentuan perundang-undangan yang terkait.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan izin, apakah
ditolak/diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan
izin melalui e-licensing.
3. Jika permohonan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan mengirimkan
surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan
surat penolakan melalui email kepada contact person pemohon izin yang tercantum
di e-licensing.
4. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah sesuai serta
tidak berbenturan dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan
perubahan nama perusahaan, maka petugas teknis/evaluator izin membuat berita
acara hasil kajian teknis sekaligus menyiapkan konsep perubahan draft izin
penyelenggaraan, serta akan ditetapkan perubahan izin penyelenggaraan-nya
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak pengajuan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Izin


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
7 Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Perubahan Nama Perusahaan di Izin
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi)
Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.
Atau

Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak pemohon mengajukan permohonan melalui e-licensing.

8 Tata Cara Pengambilan Perubahan Nama Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin agar dilakukan oleh Direktur Utama atau Komisaris. Apabila
diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

9 Biaya Permohonan Perubahan Nama Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
Seluruh proses perubahan izin penyelenggaraan yang dilayani oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Perubahan Alamat di Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin


Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten
2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Pengajuan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)

1. Surat permohonan perubahan alamat perusahaan di izin penyelenggaraan jasa


telekomunikasi. Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Gedung Kementerian Komunikasi dan
Informatika Lt.6, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 1011;
2. Salinan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
3. Akta perubahan beserta pengesahan akta perubahan dari Kementerian Hukum &
HAM (jika ada);
4. Surat Keterangan Domisili perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahan;
5. Salinan NPWP perusahaan.

Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

4 Tata Cara Pengajuan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Permohonan perubahan alamat perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi diajukan secara online dengan cara mengisi formulir permohonan
yang terdapat pada situs web www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan
dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan perubahan alamat perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

5 Proses Pelayanan Permohonan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin Penyelenggaraan


Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1. Petugas teknis/evaluator izin memproses persetujuan permohonan perubahan
nama/alamat/kepemilikan saham dengan diawali pengecekan kesesuaian dokumen
yang dipersyaratkan serta ketentuan perundang-undangan yang terkait.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan izin, apakah
ditolak/diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan
izin melalui e-licensing.
3. Jika permohonan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan mengirimkan
surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan
surat penolakan melalui email kepada contact person pemohon izin yang tercantum
di e-licensing.
4. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah sesuai serta
tidak berbenturan dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan
perubahan alamat, maka petugas teknis/evaluator izin membuat berita acara hasil
kajian teknis sekaligus menyiapkan konsep perubahan draft izin penyelenggaraan,
serta akan ditetapkan perubahan izin penyelenggaraan-nya selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja sejak pengajuan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Izin


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
7 Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi)
Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.
Atau

Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak pemohon mengajukan permohonan melalui e-licensing.

8 Tata Cara Pengambilan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin agar dilakukan oleh Direktur Utama atau Komisaris. Apabila
diwakilkan, wajib dengan membawa :
5) surat kuasa,
6) salinan/fc identitas pemberi kuasa
7) salinan/fc identitas penerima kuasa
8) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

9 Biaya Permohonan Perubahan Alamat Perusahaan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
Seluruh proses perubahan izin penyelenggaraan yang dilayani oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan


1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Pengajuan Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan

1. Surat permohonan persetujuan rencana perubahan saham perusahaan di izin


penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Surat permohonan ditujukan kepada Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Gedung Kementerian Komunikasi
dan Informatika Lt.6, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 1011;
2. Salinan Akta perubahan beserta pengesahan akta perubahan dari Kementerian
Hukum & HAM;
3. Salinan Izin Usaha Perubahan dari BKPM untuk perusahaan PMA (jika ada);
4. Salinan Surat Keterangan Domisili perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintahan;
5. Salinan NPWP perusahaan.

Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

4 Tata Cara Pengajuan Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan


• Permohonan perubahan saham perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi diajukan secara online dengan cara mengisi formulir permohonan
yang terdapat pada situs web www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan
dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan perubahan saham perusahaan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

5 Proses Pelayanan Permohonan Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan


1. Petugas teknis/evaluator izin memproses persetujuan permohonan perubahan
nama/alamat/kepemilikan saham dengan diawali pengecekan kesesuaian dokumen
yang dipersyaratkan serta ketentuan perundang-undangan yang terkait.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan izin, apakah
ditolak/diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan
izin melalui e-licensing.
3. Jika permohonan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan mengirimkan
surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan
surat penolakan melalui email kepada contact person pemohon izin yang tercantum
di e-licensing.
4. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah sesuai serta
tidak berbenturan dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan
perubahan saham, maka petugas teknis/evaluator izin membuat berita acara hasil
kajian teknis sekaligus menyiapkan konsep surat persetujuan perubahan saham,
serta akan ditetapkan surat persetujuannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
sejak pengajuan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Izin


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
7 Jangka Waktu Penyelesaian Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan
Surat Persetujuan Perubahan Saham ditetapkan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.

Atau

Surat Persetujuan Perubahan Saham ditetapkan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak pemohon mengajukan permohonan melalui e-licensing.

8 Tata Cara Pengambilan Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan


• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin agar dilakukan oleh Direktur Utama atau Komisaris. Apabila
diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

9 Biaya Permohonan Surat Persetujuan Rencana Perubahan Saham Perusahaan


Seluruh proses persetujuan perubahan saham yang dilayani oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


(Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten
2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Pengajuan Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)

1. Surat permohonan perubahan komitmen layanan di izin penyelenggaraan jasa


telekomunikasi disertai dengan justifikasi/alasan pengajuan perubahan komitmen.
Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika Lt.6, Jl. Medan
Merdeka Barat No. 9 Jakarta 1011;
2. Salinan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
Catatan:
Seluruh dokumen tersebut diatas di-scan dan disimpan dalam bentuk *.pdf atau *.zip/*.rar,
dengan ukuran maksimal 50 MB untuk seluruh dokumen.

4 Tambahan ketentuan dalam Pengajuan Perubahan Komitmen Layanan di Izin


Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi)
Ketentuan perubahan komitmen berdasarkan Pasal 10 - Peraturan Menteri Kominfo No. 11
Tahun 2014 (Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Terhadap
Penyelenggara Telekomunikasi) serta tambahan ketentuan yang tercantum pada Lampiran
Izin Penyelenggaraan:

• Dalam hal penyelenggara telekomunikasi bermaksud merubah pengembangan


wilayah layanan maka wajib mendapat persetujuan dari Direktur Telekomunikasi
sebelum dilaksanakannya pengembangan wilayah layanan tersebut;
• Dalam hal penyelenggara telekomunikasi bermaksud merubah pengembangan
wilayah layanan, Penyelenggara telekomunikasi dapat mengajukan usulan perubahan
pengembangan wilayah layanan paling banyak 2 (dua) kali setiap periode
pengembangan wilayah layanan lima tahun sepanjang tidak mengurangi jumlah total
komitmen pengembangan dalam 5 (lima) tahun;
• Perubahan pengembangan wilayah layanan tidak boleh dlakukan pada tahun
pertama dan hanya dapat dilakukan untuk tahun berikutnya, serta usulan
perubahannya harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masuk
periode pengembangan tahun berikutnya;
• Dalam hal terjadi perubahan dan/atau penambahan pengembangan wilayah layanan,
Penyelenggara telekomunikasi wajib melakukan penyesuaian Izin penyelenggaraan
yang dimiliki.

5 Tata Cara Pengajuan Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Permohonan perubahan komitmen layanan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi diajukan secara online dengan cara mengisi formulir permohonan
yang terdapat pada situs web www.simponippi.go.id dan mengunggah persyaratan
dokumen yang dibutuhkan .
• Di akhir pengajuan, pemohon akan mendapatkan tanda terima bukti pengajuan
permohonan perubahan komitmen layanan di izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
• Pemohon dapat mengunduh buku panduan pengisian formulir permohonan online
yang terdapat pada situs http://simponippi.go.id/layanan-informasi/tata-cara-
persyaratan/jasa_telekomunikasi

6 Proses Pelayanan Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
1. Petugas teknis/evaluator izin memproses persetujuan permohonan perubahan
komitmen layanan dengan diawali pengecekan kesesuaian dokumen yang
dipersyaratkan serta ketentuan perundang-undangan yang terkait.
2. Petugas teknis/evaluator akan meng-update status permohonan izin, apakah
ditolak/diteruskan, dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan
izin melalui e-licensing.
3. Jika permohonan izin ditolak, maka petugas teknis/evaluator izin akan mengirimkan
surat penolakan resmi melalui pos kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan
surat penolakan melalui email kepada contact person pemohon izin yang tercantum
di e-licensing.
4. Dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah oleh pemohon telah sesuai serta
tidak berbenturan dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan
perubahan komitmen, maka petugas teknis/evaluator izin membuat berita acara
hasil kajian teknis sekaligus menyiapkan konsep perubahan draft izin
penyelenggaraan, serta akan ditetapkan perubahan izin penyelenggaraan-nya
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak pengajuan izin melalui e-licensing.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9

7 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Izin


Pemohon dapat melakukan cek status permohonan izin secara online melalui situs
https://simponippi.go.id
8 Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Perubahan Komitmen Layanan di Izin
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi)
Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak diterimanya persyaratan secara lengkap.
Atau

Perubahan Izin penyelenggaraan Jasa ditetapkan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak pemohon mengajukan permohonan melalui e-licensing.

9 Tata Cara Pengambilan Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin agar dilakukan oleh Direktur Utama atau Komisaris. Apabila
diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.

10 Biaya Permohonan Perubahan Komitmen Layanan di Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Perubahan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
Seluruh proses perubahan izin penyelenggaraan yang dilayani oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Evaluasi Menyeluruh 5


Tahun)
1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya
Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Petunjuk
Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya Hak
Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation;
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Persyaratan Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Evaluasi Menyeluruh


5 Tahun)
• Proses Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi dilakukan setelah
Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) mendapatkan Nota Dinas Hasil
Evaluasi Menyeluruh 5 Tahun dari Direktorat Pengendalian.

4 Tata Cara Pengajuan Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Evaluasi


Menyeluruh 5 Tahun)

-
5 Proses Pelayanan Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi (Evaluasi
Menyeluruh 5 Tahun)
1. Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan mengagendakan Rapat
Evaluasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Tim Evaluator Direktorat
Telekomunikasi (Dittel) mendapatkan Nota Dinas Hasil Evaluasi Menyeluruh 5 Tahun
dari Direktorat Pengendalian. Rapat evaluasi dihadiri oleh Tim Evaluator Dittel, Tim
Monev Jasa dan BHP Tel - Direktorat Pengendalian (jika diperlukan), Tim Penarikan
Kontribusi KPU/USO – BP3TI (jika diperlukan), serta Penyelenggara Jasa
Telekomunikasi.
2. Rapat evaluasi diagendakan untuk membahas rekomendasi hasil evaluasi
menyeluruh 5 tahun terhadap kinerja operasi penyelenggara jasa telekomunikasi
oleh Direktorat Pengendalian serta komitmen pengembangan wilayah layanan
untuk periode penyelenggaraan 5 (lima) tahun kedepan.
3. Penyelenggara Jasa Telekomunikasi diberikan waktu untuk melengkapi dokumen
administrasi, memastikan komitmen pengembangan wilayah layanan untuk periode
penyelenggaraan 5 (lima) tahun kedepan, serta melengkapi persyaratan-
persyaratan lain yang tercantum pada hasil Berita Acara Rapat Evaluasi, paling lama
3 (tiga) bulan setelah Rapat Evaluasi.
4. Setelah penyelenggara jasa telekomunikasi melengkapi dokumen sebagaimana
dimaksud pada poin 3 diatas, Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan
menyusun draft penyesuaian izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk
kemudian ditetapkan.
5. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian diteruskan kepada Petugas
Loket Pengambilan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terletak di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gedung
Utama Lantai Dasar, Jl. Medan Merdeka Barat No.9.

6 Tata Cara Pengecekan Status Permohonan Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi (Evaluasi Menyeluruh 5 Tahun)

7 Jangka Waktu Penyelesaian Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


(Evaluasi Menyeluruh 5 Tahun)
Penyesuaian Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 14 (empat
belas) hari terhitung sejak berkas kelengkapan dinyatakan lengkap.

Atau

Penyesuaian Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 5 (lima) hari
terhitung sejak berkas kelengkapan dinyatakan lengkap.

8 Tata Cara Pengambilan Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi


• Pemohon mengunduh format Surat Pernyataan Kesanggupan di web
https://simponippi.go.id.
• Pemohon membawa Surat Pernyataan Kesanggupan asli dan bermaterai rangkap 2
(dua).
• Pemohon mengisi Kuisioner online di
http://dittel.kominfo.go.id/kuisioner/kuisioner-layanan/, sebagai sarana
peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Pengambilan berkas izin penyelenggaraan agar dilakukan oleh Direktur Utama atau
Komisaris. Apabila diwakilkan, wajib dengan membawa :
1) surat kuasa,
2) salinan/fc identitas pemberi kuasa
3) salinan/fc identitas penerima kuasa
4) fc kartu pegawai penerima atau kartu nama penerima.
9 Biaya Permohonan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
Seluruh proses penyesuaian izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang dilayani oleh
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) tidak dikenakan biaya.

No Q & A Pencabutan Izin Penyelenggaraan


1 Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call)
2. Kartu Panggilan (Calling Card)
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre)
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP)
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP)
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat)
5. Jasa Penyediaan Konten

2 Dasar Hukum Perizinan Jasa Telekomunikasi


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3980);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan
Informatika;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.21 Tahun 2001
tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Terhadap Penyelenggara
Telekomunikasi;
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya
Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Petunjuk
Pelaksanaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan Biaya Hak
Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal/
Universal Service Obligation;
13. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2120 Tahun 2016 tentang
Pemberian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Bidang Penyelenggaraan Pos dan
Informatika dalam rangka Pelayanan Prima di Lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika.

3 Dasar Pencabutan Izin Penyelenggaraan


Berdasarkan PP 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, pengenaan sanksi
administratif berupa pencabutan izin dapat dikenakan apabila :
1. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak menyediakan fasilitas telekomunikasi
untuk menjamin kualitas pelayanan jasa telekomunikasi yang baik. (Pasal 15)
2. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak memberikan pelayanan yang sama kepada
pengguna jasa telekomunikasi. (Pasal 15)
3. Dalam menyediakan fasilitas telekomunikasi, penyelenggara jasa telekomunikasi
tidak mengikuti ketentuan teknis dalam Rencana Dasar Teknis. (Pasal 15)
4. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak mencatat/merekam secara rinci
pemakaian jasa telekomunikasi yang digunakan oleh pengguna telekomunikasi.
(Pasal 16)
5. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak memenuhi permohonan dari calon
pelanggan telekomunikasi yang telah memenuhi syarat-syarat berlangganan jasa
telekomunikasi padahal akses jasa telekomunikasi tersedia. (Pasal 19)
6. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak memenuhi kewajiban pembayaran
Kontribusi Pelayanan Universal (KPU) (Pasal 26 ayat (1))
7. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak melakukan pencatatan atas pendapatan
dari hasil kontribusi kewajiban pelayanan universal yang berasal dari pendapatan
interkoneksi. (Pasal 29)
8. Penyelenggara jasa telekomunikasi tidak memenuhi kewajiban pembayaran Biaya
Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi (Pasal 32)

4 Tata Cara Pencabutan Izin Penyelenggaraan


A Berdasarkan surat pengembalian izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi oleh
Penyelenggara Jasa Telekomunikasi.
1. Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan langsung menyusun draft
pencabutan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk kemudian ditetapkan.
2. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian akan dikirimkan melalui pos
kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan surat penolakan melalui email
kepada contact person pemohon izin.

B Berdasarkan rekomendasi pencabutan oleh Direktorat Pengendalian.


1. Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan melakukan pengecekan terhadap
dokumen-dokumen dasar pencabutan izin, antara lain :
• Berita Acara evaluasi lapangan oleh Tim Direktorat Pengendalian;
• Surat Peringatan (SP) 1-3;
• Siaran Pers Pemberitahuan Peringatan Pencabutan Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi di website Kominfo;
• Nota Dinas Rekomendasi Pencabutan Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi dari
Direktorat Pengendalian.
2. Setelah dokumen diatas lengkap, Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel)
kemudian menyusun draft pencabutan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk
kemudian ditetapkan.
3. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian akan dikirimkan melalui pos kepada
pemohon izin serta mengirimkan salinan surat penolakan melalui email kepada contact
person pemohon izin.

C Berdasarkan rekomendasi dari hasil evaluasi menyeluruh 5 tahunan oleh Direktorat


Pengendalian.
1. Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan mengagendakan Rapat
Evaluasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Tim Evaluator Direktorat
Telekomunikasi (Dittel) mendapatkan Nota Dinas Hasil Evaluasi Menyeluruh 5 Tahun
dari Direktorat Pengendalian, untuk melakukan klarifikasi perihal rekomendasi
pencabutan.
2. Dalam hal penyelenggara jasa telekomunikasi tidak hadir dalam rapat evaluasi
tersebut, maka Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) akan mengirimkan
surat pemberitahuan perihal rencana pencabutan izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
3. Tim Evaluator Direktorat Telekomunikasi (Dittel) kemudian menyusun draft
pencabutan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk kemudian ditetapkan.
4. Dokumen perizinan yang telah ditetapkan kemudian akan dikirimkan melalui pos
kepada pemohon izin serta mengirimkan salinan surat penolakan melalui email
kepada contact person pemohon izin.

5 Tata Cara Pengecekan Status Pencabutan Izin Penyelenggaraan

Daftar penyelenggara jasa telekomunikasi yang izinnya dicabut akan dipublikasikan melalui
website https://simponippi.go.id

6 Jangka Waktu Penyelesaian Pencabutan Izin Penyelenggaraan


Pencabutan Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 14 (empat
belas) hari terhitung sejak diterimanya rekomendasi pencabutan dari Direktorat
Pengendalian atau sejak diterimanya surat pengembalian izin penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.

Atau

Pencabutan Izin penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi diterbitkan paling lama 5 (lima) hari
terhitung sejak diterimanya rekomendasi pencabutan dari Direktorat Pengendalian atau
sejak diterimanya surat pengembalian izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi.

No Q & Informasi Tambahan


1 Definisi Jenis Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Jasa Teleponi Dasar
2. Jasa Nilai Tambah Teleponi
1. Panggilan Premium (Premium Call) : Berupa layanan teleponi untuk
pelanggan jasa telepon dan atau pelanggan jasa telepon bergerak dengan
tarif diatas normal
2. Kartu Panggilan (Calling Card) : Berupa layanan teleponi dengan
memasukkan nomor tertentu dari kartu yang merupakan deposit layanan
3. Pusat Layanan Informasi (Call Centre) : Berupa layanan teleponi untuk
pelanggan jasa telepon dan atau pelanggan jasa telepon bergerak ke pusat
informasi (call center) untuk mendapatkan informasi.
3. Jasa Multimedia
1. Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP) : layanan multimedia
berupa akses internet yang diberikan kepada pengguna akhir (end-user).
2. Jasa Interkoneksi Internet (Network Access Point/NAP) : layanan penyaluran
trafik internet penyelenggara jasa multimedia dari dan ke luar negeri.
3. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) : layanan multimedia
yang dapat menyalurkan layanan teleponi yang diberikan kepada pengguna
akhir (end-user) dengan menggunakan protokol Internet yang tersambung
ke jaringan telekomunikasi.
4. Jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat) : Layanan pengiriman data yang
diberikan kepada pengguna akhir (end-user) melalui jaringan
telekomunikasi dengan menitikberatkan pada konektifitas, kualitas,
keamanan, protokol, enkripsi, deskripsi yang terkelola dengan baik, aman,
dan/atau terjamin.
5. Jasa Penyediaan Konten : layanan konten yang diberikan kepada pengguna
akhir (end-user) yang pembebanan biayanya melalui pengurangan deposit
prabayar atau penambahan tagihan telepon pascabayar pelanggan jaringan
bergerak seluler untuk namun tidak terbatas pada konten berupa pesan
pendek atau konten berupa multimedia.

2 Yang dapat menjadi Penyelenggara Telekomunikasi :


Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Pasal 8, disebutkan
bahwa :

"Penyelenggaraan Jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggaraan jasa telekomunikasi


dapat dilakukan oleh badan hukum yang didirikan untuk maksud tersebut berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
c. badan usaha swasta
d. koperasi"
3 Mohon informasi untuk perizinan warnet, jasa internet, jasa portal dan jasa multimedia
apakah bisa dilakukan di website http://dittel.kominfo.go.id ?
Dan jika bisa, dimasukkan di Jenis Permohonan yang mana?
1. Warnet , Warnet tidak perlu berizin dari Kominfo, karena Warnet sifatnya sebagai
reseller dari Penyelenggara Jasa Akses Internet
2. Jasa internet, Merupakan salah satu izin yang dikeluarkan oleh Ditjen PPI, Kominfo
yaitu Jasa Multimedia - Jasa Akses Internet.
3. Jasa Portal, tidak perlu berizin, namun jika portal tersebut menyediakan layanan
transaksi elektronik, maka perlu melakukan registrasi sebagai penyelenggara sistem
elektronik di https://pse.kominfo.go.id/
4 Mohon informasi untuk perizinan RT RW net atau ISP skala RT RW prosedur pengurusan
ijin bagaimana.
Terima kasih atas informasinya
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.52 Tahun 2000 dijelaskan bahwa reseller (jasa
jual kembali) jasa multimedia (termasuk jasa akses internet) adalah penyelenggaraan jasa
yang atas dasar kesepakatan usaha , menjual kembali jasa multimedia. Contohnya adalah
penyelenggaraan warung internet.

Dimana berdasarkan regulasi KM No.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa


Telekomunikasi dan turunannya, diatur bahwa pelanggan dari Penyelenggara ISP adalah
end-user langsung (perorangan dan korporasi), bukan diecer kembali ke sesama ISP atau ke
non-penyelenggara yang kemudian menjual kembali layanan akses internet dari
Penyelenggara ISP tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ISP model RT RW net tidak
diperbolehkan secara regulasi dan diwajibkan menjadi Penyelenggara Jasa Akses Internet
(ISP) legal.
5 Berapakah maksimal kepemilikan saham asing untuk penyelenggaraan jasa
telekomunikasi?
Berdasarkan Perpres DNI (Daftar Negatif Investasi) No. 44 Tahun 2016, maksimal
kepemilikan saham asing untuk penyelenggaraan jasa telekomunikasi adalah 67 %
6 mohon dengan sangat kominfo memblokir website www.bimo66.com karena
mengandung unsur perjudian (togel)
Karena meresahkan masyarakat kami yang menolak segala bentuk perjudian
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih
Wassalamu'alaikum
Terkait pemblokiran konten negative merupakan bukan wewenang kami, namun wewenang
Ditjen APTIKA (Aplikasi Informatika).

Bapak/Ibu bisa melakukan pengaduan di http://trustpositif.kominfo.go.id/

Terimakasih
7 Informasi Pelayanan/Pengaduan terkait Penyiaran (TV dan Radio)
Mohon maaf, terkait hal penyiaran (TV dan Radio) bukan merupakan wewenang kami
(Direktorat Telekomunikasi).

Jika bapak/ibu ingin melakukan pengaduan atau ingin medapatkan informasi tentang
penyiaran digital radio dapat menghubungi Direktorat Penyiaran, Ditjen Penyelenggaraan
Pos dan Informatika.

berikut link nya http://e-penyiaran.kominfo.go.id/

Terimakasih
8 Informasi Pelayanan/Pengaduan terkait Sertifikasi Alat/Perangkat Telekomunikasi dan
Pengujian Alat/Perangkat Telekomunikasi
Mohon maaf, terkait hal perangkat bukan merupakan wewenang kami (Direktorat
Telekomunikasi).

Dapat kami sampaikan bahwa wewenang sertifikasi perangkat berada di Direktorat


Standarisasi Perangkat Pos dan Informatika - Ditjen Sumber Daya Perangkat Pos dan
Informatika, informasi mengenai sertifikasi perangkat bisa didapat di:

Gd. Sapta Pesona Lt.8


Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat
Telp : 021-30003100
Fax : 021-3862875
web: https://sertifikasi.postel.go.id

Terimakasih
9 Informasi Pelayanan/Pengaduan terkait proses Perizinan Spektrum Frekuensi Radio, &
Sertifikat Operator Radio
Mohon maaf, terkait regulasi frekuensi radio merupakan bukan wewenang kami (Direktorat
Telekomunikasi).

Jika bapak/ibu ingin melakukan pengaduan atau ingin medapatkan informasi tentang
regulasi frekuensi radio dapat menghubungi Contact Center Ditjen Sumber Daya dan
Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) di :

Pusat Pelayanan Terpadu Ditjen SDPPI


Gd. Menara Merdeka Lt.11
Jl. Budi Kemuliaan I no.2, Jakarta Pusat
Telp : 021-30003100
Fax : 021-30003111
email : callcenter_sdppi@postel.go.id
website : www.postel.go.id / sdppi.kominfo.go.id

Terimakasih
10 Informasi Pelayanan/Pengaduan tentang Perizinan Pos dan Kurir
Mohon maaf, terkait izin usaha kurir bukan merupakan wewenang kami (Direktorat
Telekomunikasi).

Jika bapak/ibu ingin medapatkan informasi tentang izin usaha kurir dapat menghubungi
Direktorat Pos, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika.
berikut link nya : izinpos@kominfo.go.id

Terimakasih
11 Informasi Pelayanan/Pengaduan tentang Penyelenggaraan Layanan Transaksi Elektronik
Dalam menyediakan layanan transaksi elektronik maka perlu melakukan registrasi sebagai
penyelenggara sistem elektronik di https://pse.kominfo.go.id/, serta menjadi ranah
kewenangan Direktorat e-Business - Ditjen Aplikasi Pos dan Informatika (Ditjen Aptika).

Contact Center :
Kantor Kementerian Kominfo
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Lt.2 Ruang PSE, Jakarta Pusat
Telp : 021-34830963
email : pse@mail.kominfo.go.id
12 Layanan Utama dan Komitmen pada penyelenggaraan Jasa Multimedia

13 Seperti apakah kriteria penilaian dari recana usaha penyelenggaaraan Jasa Akses Internet
(ISP)?
1) Dari sisi profil perusahaan pembobotan dilakukan terhadap jumlah kepemilikan
asset perusahaan dan jumlah SDM.

2) Dari rencana bisnis pembobotan dilakukan terhadap rencana cakupan wilayah


layanan, rencana jumlah PoP, rencana kapasitas bandwidth internasional, dan
pemasaran serta captive market perusahaan.

3) Dari rencana teknis, pembobotan dilakukan terhadap kejelasan rencana konfigurasi


sistem yang akan dibangun, rencana fasilitas keamanan jaringan, serta rencana dan
detail perangkat.

4) Dari rencana keuangan, pembobotan dilakukan terhadap feasibilitas rencana bisnis


yang telah disampaikan dengan perhitungan proyeksi keuangan perusahaan.
14 Seperti apakah kriteria penilaian dari recana usaha penyelenggaaraan Jasa Interkoneksi
Internet (NAP)?
1) Dari sisi profil perusahaan pembobotan dilakukan terhadap jumlah kepemilikan
asset perusahaan, jumlah SDM, dan cakupan jaringan yang telah dimiliki.
2) Dari rencana bisnis pembobotan dilakukan terhadap rencana lokasi PoP, rencana
jumlah PoP, rencana kerjasama dengan penyelenggara tier-1 dalam 5 tahun, dan
pemasaran serta captive market perusahaan.

3) Dari rencana teknis, pembobotan dilakukan terhadap kejelasan rencana konfigurasi


sistem yang akan dibangun serta rencana fasilitas keamanan jaringan.

4)Dari rencana keuangan, pembobotan dilakukan terhadap feasibilitas rencana bisnis


yang telah disampaikan dengan perhitungan proyeksi keuangan perusahaan.
15 Seperti apakah kriteria penilaian dari recana usaha penyelenggaaraan Jasa Internet
Teleponi untuk Keperluan Publik?
1) Dari sisi profil perusahaan pembobotan dilakukan terhadap jumlah kepemilikan
asset perusahaan, jumlah SDM, dan Pengalaman perusahaan dalam industri
telekomunikasi.

2) Dari rencana bisnis pembobotan dilakukan terhadap rencana kapasitas E1, rencana
kerjasama internasional keberbagai negara, rencana kerjasama dengan penyelenggara
jaringan telekomunikasi (public telephony) dalam 5 tahun, dan pemasaran serta
captive market perusahaan.

3) Dari rencana teknis, pembobotan dilakukan terhadap kejelasan rencana konfigurasi


sistem yang akan dibangun, rencana minutes call, rencana kebutuhan bandwidth, serta
rencana dan detail perangkat.

4) Dari rencana keuangan, pembobotan dilakukan terhadap feasibilitas rencana bisnis


yang telah disampaikan dengan perhitungan proyeksi keuangan perusahaan.
16 Seperti apakah kriteria penilaian dari recana usaha penyelenggaaraan Jasa Sistem
Komunikasi Data?"
1) Dari sisi profil perusahaan pembobotan dilakukan terhadap jumlah kepemilikan
asset perusahaan, jumlah SDM, dan Pengalaman perusahaan dalam industri
telekomunikasi.

2) Dari rencana bisnis pembobotan dilakukan terhadap rencana cakupan layanan dan
pemasaran serta captive market perusahaan.

3) Dari rencana teknis, pembobotan dilakukan terhadap kejelasan rencana konfigurasi


sistem yang akan dibangun, rencana fasilitas keamanan jaringan, serta rencana dan
detail perangkat
4) Dari rencana keuangan, pembobotan dilakukan terhadap feasibilitas rencana bisnis
yang telah disampaikan dengan perhitungan proyeksi keuangan perusahaan.
17 Seperti apakah kriteria penilaian dari recana usaha penyelenggaaraan Jasa Penyediaan
Konten?
1) Dari sisi profil perusahaan tidak dilakukan pembobotan

2) Dari rencana bisnis pembobotan dilakukan terhadap:


 rencana sumber penyediaan konten;
 rencana lokasi fisik perangkat,
 kejelasan rencana SOP mekanisme penjelasan mengenai informasi awal, penawaran,
notifikasi pendaftaran (aktivasi/registrasi), notifikasi berhenti berlangganan
(deaktivasi/unregistrasi), serta mekanisme pendaftaran/registrasi, pemberian layanan
sesuai mekanisme, dan penghentian berlangganan.
 Rencana kontak informasi pelanggan dan pengguna.

3) Dari rencana teknis, pembobotan dilakukan terhadap kejelasan rencana konfigurasi


sistem yang akan dibangun.

4) Dari rencana keuangan, pembobotan dilakukan terhadap feasibilitas rencana bisnis


yang telah disampaikan dengan perhitungan proyeksi keuangan perusahaan.
18 Mekanisme Pengaduan terkait Pelayanan Perizinan Jasa Telekomunikasi
1. Masyarakat yang akan menyampaikan pengaduan wajib menyampaikan dokumen
pendukunh yang berkaitan dengan pengaduan yang akan disampaikan.
2. Petugas Informasi/ Pengaduan di PTSP menerima dan mencatat pengaduan yang
diajukan oleh masyarakat baik secara tidak langsung (melalui telepon, SMS, surat
dan sebagainya) maupun datang langsung ke PTSP dengan cara yang ramah dan
sopan dan pengaduan tersebut nantinya akan diselesaikan oleh Petugas
teknis/evaluator izin yang terkait.
3. Petugas teknis/evaluator izin wajib memberikan penjelasan dan penyelesaian/ jalan
keluar atas permasalahan yang diadukan.
4. Jalur layanan pengaduan yang disediakan antara lain sebagai berikut :
a. Menemui petugas teknis/evaluator izin yang terkait di tempat yang disediakan
b. Menghubungi petugas teknis/evaluator melalui telepon (021) 3835881, yakni
pada saat jam kerja mulai pukul 09.00 s.d 15.30 WIB
c. Menuliskan pengaduan terkait perizinan telekomunikasi dan mengirimkannya
melalui e-mail : dittel@mail.kominfo.go.id. Layanan pengaduan melalui email
akan dijawab oleh petugas teknis/evaluator izin selambat-lambatnya 2 (dua)
hari kerja sejak e-mail pengaduan dikirimkan.
d. Mengisi form layanan pengaduan secara online melalui alamat url :
http://dittel.kominfo.go.id/dokumen/contact/ . Layanan pengaduan melalui
website e-licensing akan dijawab oleh petugas teknis/evaluator izin selambat-
lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak layanan pengaduan dikirimkan.
e. Menyampaikan surat pengaduan resmi yang ditujukan kepada pimpinan dalam
hal ini Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika u.p Direktur
Telekomunikasi, melalui facsimile Nomor : (021) 3862873 atau melalui pos ke
alamat kantor Gedung Sapta Pesona Lt.5 Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta
Pusat.

19 Aturan Tambahan Pengajuan Komitmen Layanan untuk Izin Jasa Akses Internet (ISP)
Apabila lokasi PoP mencantumkan wilayah Jabodetabek, maka permohonan izin prinsip Jasa
ISP tidak dapat diproses, sesuai Surat Edaran Dirjen Postel Nomor :
1088/DJPT.3/KOMINFO/4/2010 tentang Moratorium (Penghentian Sementara) Perizinan
Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Service Provider / ISP) untuk wilayah Layanan
Jabodetabek.
20 Aturan Tambahan Pengajuan Komitmen Layanan untuk Izin Jasa Interkoneksi Internet
(NAP)
Terdapat SE No. 568/DJPPIKOMINFO/4/2012 tentang Penghentian Moratorium / Pembukan
Kembali Perizinan Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi ( Network Access Point /NAP) dimana
permohonan izin prinsip Jasa NAP dilakukan secara terbatas dengan persyaratan dan
kualifikasi sebagai berikut:
• Telah memiliki izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup dengan komitmen
pembangunan hingga keluar wilayah Republik Indonesia.
• Bersedia memiliki komitmen untuk menyediakan bandwidth internasional minimal
sebesar 1 x 10 Gbps pada masa izin prinsip dan minimal sebesar 5 x 1 0 Gbps pada 5
(lima) tahun pertama masa izin penyelenggaraan.
• Bersedia memiliki komitmen untuk membangun titik penyelenggaraan layanan ( Point
of Presence/PoP ) di 2 kota besar / ibu kota propinsi yang berbeda pada masa izin prinsip
dan minimal di 10 kota besar / ibu kota propinsi berbeda pada 5 (lima) tahun pertama
masa izin penyelenggaraan .
• Bersedia memiliki komitmen perjanjian kerjasama jangka panjang minimal selama 5
(lima) tahun keterhubungan ( transit ) dengan 2 (dua) penyelenggara internet Tier-1
luar negeri di dua benua yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai