Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN


PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL
SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Tugas Metedologi Penelitian
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Airlangga

Disusun oleh:

INATRYA ZUKNIA

NIM 041711333047

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus yang didirikan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
atau laba. Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas dimana berbagai kesatuan
fungsi dan kinerja operasional mengolah dan memproses masukan secara sistematis
menjadi sebuah keluaran barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan ekonomi dan
untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan umum perusahaan adalah untuk memperoleh
laba atau keuntungan dan disertai dengan tujuan-tujuan khusus perusahaan yang
menjadi tujuan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder dan shareholder).
Dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki standar,
kebijakan dan strategi serta bekerjasama secara sistematis, efektif dan efisien
sehingga menghasilkan kinerja yang diharapkan.
Untuk menilai apakah suatu perusahaan telah mencapai tujuan dan nilai-nilai
yang ditetapkan salah satunya dengan melihat kinerja perusahaan tersebut. Kinerja
perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode
tertentu dengan mengacu kepada standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Kinerja
merupakan istilah yang secara umum digunakan untuk aktivitas organisasi pada suatu
periode dengan berpedoman pada sejumlah standar. Kinerja perusahaan sangat
bergantung pada pengelolaan pemegang saham pengendali.

Beberapa dekade terakhir, persoalan yang berbeda-beda mengenai bisnis dan


keluarga sebagai pemegang saham mayoritas suatu bisnis telah diteliti dengan baik.
Kepemilikan saham terbesar masih didominasi oleh kepemilikan keluarga di negara-
negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Kepemilikan perusahaan yang
memberdayakan keluarga dapat mencapai kinerja perusahaan lebih baik daripada
pemegang kepentingan lainnya. Kepemilikan dominan yang dimiliki oleh anggota keluarga
dapat meminimalisir atau bahkan sampai menghilangkan adanya konflik antara pemegang
saham dan manajer. Partisipasi keluarga dinilai dapat memperkuat perusahaan karena
anggota keluarga memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap perusahaan milik
keluarganya.
Perusahaan dengan dominasi kepemilikan keluarga memiliki dampak yang
positif bagi perekonomian karena perusahaan keluarga memberikan kestabilan
ekonomi yang permanen. Perusahaan keluarga telah memberi kontribusi yang sangat
besar bagi kegiatan ekonomi. Sebagai dampak dari itu, perusahaan keluarga mampu
memberi sumbangan antara 45% sampai 70% dari Produk Domestik Kotor (GDP)
dan banyak menyerap tenaga kerja di banyak negara (Glassop dan Waddell, 2005
dalam Wahjono, 2009). Perusahaan keluarga dinilai memiliki biaya pengawasan yang
lebih rendah dan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kekayaan yang
dimiliki oleh keluarga berhubungan erat dengan kinerja perusahaan, dengan demikian
anggota keluarga memiliki andil yang besar untuk mengawasi kinerja manajer dan
kinerja perusahaan itu sendiri.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki


dominasi kepemilikan saham oleh keluarga pada perusahaannya. Menurut data
Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD, 2010), lebih dari 95% bisnis
di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki maupun dikendalikan oleh
keluarga. Hal yang sama juga dikemukakan dalam Survey Bisnis Keluarga 2014 yang
dilakukan oleh salah satu kantor akuntan publik Big 4, yaitu PricewaterhouseCoopers
(PWC). Perusahaan keluarga adalah suatu perusahaan yang dijalankan dan
dikendalikan oleh satu atau lebih keluarga dan dikelola oleh anggota keluarganya.
Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang dikelola atau dikendalikan oleh
keluarga pendiri dengan cara kepemilikan keanggotaan. Menurut Anderson dan Reeb
(2003) kepemilikan keluarga adalah kepemilikan perusahaan yang berbeda dari
pemegang saham lainnya, dimana anggota keluarga menjadi pemilik dari suatu
perusahaan dan ada dua aspek yaitu keluarga merasa senang memiliki perusahaan
yang bertahan dalam kurun waktu yang lama dan perhatian keluarga untuk menjaga
reputasi perusahaan. Persoalan tentang perusahaan keluarga ini merupakan area yang
mencolok untuk penelitian tentang
bagaimana kepemilikan keluarga mempengaruhi kinerja perusahaan lebih baik
dibandingkan dengan kepemilikan nonkeluarga.

James (1999) dalam Muttakin, dkk. (2014) menyatakan bahwa perusahaan


keluarga memiliki kinerja lebih baik karena memiliki visi jangka panjang pada
investasi dan hasil pengembalian yang lebih baik. Keluarga dinilai memiliki loyalitas
yang tinggi terhadap perusahaannya.
Kehadiran kepemilikan keluarga mungkin menandakan prospek positif bagi
perusahaan dan memungkinkan lebih mudah dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, kinerja perusahaan juga dapat mempengaruhi kesediaan keluarga untuk
melakukan pengendalian atas perusahaan.

Banyak penelitian terdahulu yang menyarankan bahwa pemilik keluarga


memiliki dorongan untuk melakukan pengawasan yang lebih baik sehingga
menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik pula (Anderson dan Reeb, 2003;
Lee, 2006; Villalonga dan Amit, 2006; Chrisman dkk., 2007 di Amerika Serikat;
Kowalewski dkk., 2010 di Polandia; Mishra dkk., 2007 di Norwegia; Yammeesri dan
Lodh, 2004 di Thailand; Piesse dkk., 2007; dan Chu, 2011 di Taiwan dalam Muttakin
dkk., 2014). Namun, beberapa penelitian terdahulu juga menemukan bahwa
kepemilikan keluarga memiliki dampak negatif pada kinerja dan perusahaan keluarga
memiliki kinerja lebih buruk daripada pesaing mereka yang merupakan perusahaan
nonkeluarga (Gursoy dan Aydogan, 2002 di Turki; Cronqvist dan Nilsson, 2003 dan
Oreland, 2007 di Swedia dalam Muttakin dkk., 2014). Menurut mereka, pemilik yang
merupakan anggota keluarga kurang termotivasi dalam pengawasan dan dengan
demikian mengambil alih pemegang saham minoritas yang mengakibatkan kinerja
perusahaan yang buruk. Penelitian-penelitian tersebut telah menilai dampak
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan namun kurang berfokus pada isu
dampak generasional pada kinerja perusahaan. Oleh karena itu, Muttakin, dkk. (2014)
melengkapi penelitian sebelumnya yaitu dengan meneliti perusahaan keluarga,
generasi keluarga dan kinerja perusahaan.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara perusahaan
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan keluarga memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan
kepemilikan non keluarga.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Muttakin, dkk. (2014) yang meneliti
pengaruh perusahaan keluarga terhadap kinerja perusahaan dengan beberapa variabel
kontrol yang digunakan, yaitu usia perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
independensi dewan komisaris, kepemilikan dewan komisaris dan direksi (keuali
keluarga) dan pertumbuhan perusahaan, namun penelitian ini tidak menyertakan isu
generasi keluarga. Isu tersebut dinilai sangat sulit didefinisikan dengan mengandalkan
sumber laporan tahunan perusahaan.
Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan isu lain, yaitu pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan yang dinilai dapat memperkuat pengaruh positif
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan. Tidak banyak penelitian yang
secara khusus meneliti tentang kepemilikan keluarga dan pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, topik ini layak untuk diteliti
dimana pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan menjadi variabel moderasi
terhadap kepemilikan keluarga yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana
telah menjadi ketentuan Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2012 bahwa semua
perusahaan selaku subjek hukum memiliki tanggungjawab sosial perusahaan atau
corporate social responsibility (CSR), perusahaan keluarga juga tidak lepas dari
tanggung jawab tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan menjadi topik yang telah
menarik perhatian banyak peneliti.
Corporate social responsibility (CSR) didefinisikan sebagai tanggungjawab
sosial organisasi yang terpadu mencakup ekonomi, hukum, etika dan harapan akan
kepedulian organisasi terhadap masyarakat (Carrol, 1979). CSR merupakan suatu
konsep bahwa perusahaan memiliki tanggungjawab terhadap para stakeholder
perusahaan yaitu konsumen, karyawan, investor, komunitas, lingkungan dan segala
aspek operasional perusahaan dengan tidak mengabaikan kemampuan perusahaan.
Tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian
terhadap lingkungan dan sosial ke dalam kegiatan operasionalnya dan interaksinya
dengan stakeholder, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum
(Darwin, 2004). Perusahaan bertanggungjawab melaksanakan dan mengungkapkan
tanggungjawab terhadap lingkungan sosial, tidak hanya terbatas kepada pemegang
saham.
Perusahaan kepemilikan keluarga sangat memperhatikan reputasi
perusahaannya yang disebabkan oleh visibilitas keluarga yang lebih baik dalam
perusahaan dan orientasi jangka panjang keluarga di dalam bisnis (Zellweger dkk.,
2010 dalam Iyer dan Lulseged, 2013). Perusahaan kepemilikan keluarga mungkin
menikmati hubungan jangka panjang dengan stakeholder internal dan eksternal serta
melalui hal tersebut, keluarga mengembangkan dan mengakumulasikan modal sosial
(Carney, 2005 dalam Iyer dan Lulseged, 2013). Oleh karena itu, disarankan bahwa
perusahaan kepemilikan keluarga yang lebih cenderung menyajikan pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian ini menilai pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan, dengan mempertimbangkan apakah perusahaan kepemilikan keluarga
tersebut menyajikan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan atau tidak, yang
mana dinilai memperkuat pengaruh tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diberi
judul “PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL
SEBAGAI VARIABEL MODERASI.”

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan oleh Muttakin, dkk. (2014) di Bangladesh menilai


pengaruh kepemilikan keluarga dan generasi keluarga terhadap kinerja perusahaan
yang mampu memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan. Namun, beberapa penelitian terdahulu
lainnya (Gursoy dan Aydogan, 2002 di Turki; Cronqvist dan Nilsson, 2003; dan
Oreland, 2007 di Swedia) menemukan hasil yang berbeda. Penelitian-penelitian
tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki dampak negatif pada
kinerja dan perusahaan keluarga memiliki kinerja lebih buruk daripada pesaing
mereka yang merupakan perusahaan non keluarga. Penelitian ini mengacu pada
penelitian Muttakin, dkk. (2014), namun penelitian ini tidak menyertakan variabel
generasi keluarga karena sulit untuk mendeteksi generasi keluarga dalam laporan
tahunan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini menilai variabel lain, yaitu
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel moderasi yang
diharapkan dapat memperkuat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan. Adapun pertanyaan penelitian ini sebagai berikut:
1) Apakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
2) Apakah pengungkapan tanggungjawab sosial yang disajikan perusahaan dapat
mempengaruhi hubungan kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah di atas tersebut sehingga tujuan dari


penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris dalam hal:
1) Menganalisis kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan;
2) Menganalisis penyajian pengungkapan tanggungjawab sosial oleh perusahaan dapat
mempengaruhi hubungan kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan.
1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja


perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai
variabel moderasi;

2. Sebagai alat bantu untuk pertimbangan perusahaan kepemilikan keluarga dalam


mengungkap tanggungjawab sosialnya;

3. Menjadi tambahan ilmu bagi akademisi-akademisi yang tertarik untuk melakukan


penelitian sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan


Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen)
untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Teori agensi
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan meraka sendiri.

2.1.2 Kepemilikan Keluarga


Menurut Porta, et al. (1998) dalam Rebecca dan Siregar (2013) kepemilikan
keluarga didefinisikan sebagai kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari
perusahaan tertutup (di atas 5%), yang bukan perusahaan publik, negara, ataupu
institusi keuangan. Pengukuran sensitivitas kepemilikan keluarga mengacu pada PSAK
15 (revisi 2009) yang menyatakan jika investor memiliki secara langsung maupun
tidak langsung, 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai
pengaruh signifikan.

2.1.3 Strategi Bisnis


Menurut Haryadi (2008) dalam Warsini dan Rossieta (2013) strategi bisnis
dimaknai sebagai cara yang digunakan oleh perusahaan untuk bersaing meliputi
pencapaian prestasi dan pemeliharaan keuntungan dalam industrinya.

2.1.4 Kinerja Perusahaan


Kinerja keuangan sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-
rasio keuangan selama satu periode tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan rasio
profitabilitas atas Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). ROA berfungsi
untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan
total aset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
menandai aset tersebut. Sedangkan ROE mencerminkan bagian laba yang bisa
dialokasikan ke pemegang saham untuk periode tertentu, setelah semua hak-hak
kreditur dan saham preferen telah dilunasi (Hanafi dan Halim, 2012: 177).

2.1.5 Hubungan kepemilikan keluarga dan kinerja perusahaan


Cucculelli and Micucci (2008) menemukan bahwa kepemilikan saham keluarga
yang besar mempunyai pengaruh negatif bagi kinerja perusahaan. Hal ini terjadi
karena keluarga cenderung mengambil manfaat pribadi dari perusahaan dengan semakin
banyak nilai saham yang di investasikan maka semakin mudah untuk mengendalikan
perusahaan.

Ketika timbul suatu resiko yang sangat tinggi yang dialami oleh perusahaan, maka
pemilik akan cenderung lebih menyelamatkan uang yang mereka investasikan
daripada memperbaiki kinerja perusahaan.
Hasil berbeda diperoleh dari penelitian Anderson dan Reeb (2003) dalam Warsini
dan Rossieta (2013) bahwa keluarga menginvestasikan sebagian besar kekayaannya
pada perusahaan, jika nilai perusahaan turun maka kepemilikan keluarga yang
paling besar menanggung kerugian, sebaliknya jika nilai perusahaan meningkat
maka pemilik keluargalah yang paling besar keuntunganya. Oleh karena itu
kepemilikan keluarga mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengawasi dan
mendorong manajemen untuk bekerja memaksimumkan nilai perusahaan. Berdasarkan
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemilikan keluarga dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Rossieta dan Warsini (2013)
yang membuktikan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.1.6 Hubungan kepemilikan keluarga, strategi bisnis dan kinerja perusahaan

Heng (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang baik
dan strategi yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki akan meningkatkan
nilai perusahaan. Peningkatan nilai yang semakin besar pada perusahaan dengan
tata kelola yang baik serta strategi bisnis yang sesuai dapat pula berpengaruh pada
meningkatnya kinerja perusahaan.
Lamin (2007) dalam Warsini dan Rossieta (2013) menemukan bahwa
strategi bisnis berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pengeksplorasian strategi
bisnis pada perusahaan yang masih memiliki hubungan yang dikendalikan oleh
perusahaan keluarga membuktikan bahwa perusahaan tersebut cenderung
melalukan bisnis yang beranekaragam secara luas.
Moores (2009) menyatakan bahwa jika kepemilikan saham perusahaan
terkonsentrasi khususnya pada kepemilikan keluarga maka pengaruh dinamika
keluarga terhadap kebijakan perusahaan sangat besar. Perusahaan keluarga tidak
sekedar memenuhi tujuan keuangan tetapi lebih berorentasi pada reputasi dan
keberlangsungan jangka panjang, sehingga strategi bisnis perusahaan keluarga
berbeda dengan strategi bisnis pada perusahaan non keluarga. Perusahaan dengan
kepemilikan keluarga yang tinggi dan pemilihan strategi bisnis yang tepat akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Warsini dan
Rossieta (2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan ditentukan (dimoderasi)
oleh strategi bisnis yang dijalankan perusahaan

2.2 Kerangka Pemikiran


Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah
satunya harga saham. Salah satu cara yang digunakan dalam mengukur nilai
perusahaan salah satunya Tobin’s Q. rasio ini dikembangkan oleh Profesor James
Tobin (1967) dalam Sukamulja (2004) menyatakan bahwa: rasio ini merupakan
konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini
tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental.

Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan Institusional (X2)

Nilai Perusahaan (Y)

Komisaris Independen (X3)

Leverage Ratio
(X4)

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2010:93) pengertian hipotesis merupakan “jawaban


sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran, maka peneliti dapat
menyimpulkan beberapa hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, antara
lain :
H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
H2 : Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan ditentukan
(dimoderasi)
oleh strategi bisnis yang dijalankan perusahaan

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan dianalisis secara
deskriptif. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio ROA dan ROE serta
dimoderasi oleh strategi bisnis yang mana menggunakan ukuran perusahaan,
leverage perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel kontrol.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang memenuhi
karakteristik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan
sampel tidak secara acak, namun dengan menggunkan pertimbangan dan kriteria –
kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Teknik pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan kriteria berikut :

1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013.

2. Perusahaan dengan kepemilikan keluarga lebih dari 20%.

3.3 Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010 - 2013
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder melalui
metode dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data
documenter seperti annual report perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
3.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Independen
Kepemilikan keluarga berlaku sebagai variabel independen yang diukur dengan
besarnya prosentase kepemilikan individu ditambah prosentase kepemilikan
perusahaan selain perusahaan publik, pemerintah, manajemen, institusi
lembaga keuangan dan kepemilikan asing (Claessens, etal., 2000 dalam
Warsini dan Rossieta, 2013).
3.5.2 Variabel Moderasi
Strategi bisnis berlaku sebagai variabel moderating. Strategi bisnis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi Porter (1980) yaitu
strategi deferensiasi dan low cost. Penentuan jenis strategi bisnis dalam
penelitian ini hanya menggunakan satu ukuran yaitu rasio asset utilization
efficiency dengan rumus :
total penjualan
𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑢𝑡𝑖𝑙𝑖𝑧𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑒𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =
total aset

Dalam penelitian ini strategi bisnis merupakan variabel dummy dimana akan
diberikan nilai 1 apabila merupakan strategi deferensiasi dan diberikan nilai 0
apabila merupakan strategi low cost.
3.5.3 Variabel Dependen
Kinerja perusahaan memiliki fungsi sebagai variabel terikat. Dalam penelitian
ini untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan ROA dan ROE. Menurut
Hanafi dan Halim (2012: 155) ROE setiap perusahaan dihitung dengan cara
membagi laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Sedangkan ROA
setiap perusahaan dihitung dengan cara membagi laba bersih yang telah
ditambah bunga dengan total aset (Hanafi dan Halim, 2012: 155).
3.5.4 Variabel Kontrol
a. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan diukur dengan nilai logaritma natural dari total aset
perusahaan. Rumus : 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑗𝑡 = ln⁡(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
b. Leverage perusahaan (LEV)
Leverage diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang terhadap
total aset perusahaan j periode t. Rumus: 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
𝑗𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑕𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
=

c. Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan

perusahaan j periode t, yang dihitung dengan membagi selisih penjualan


tahun t dikurangi penjualan tahun t-1 dengan penjualan tahun t-1. Rumus:
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑡 − 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 尰−1
𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡𝑕 =
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑡−1

3.5.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi


berganda yang sebelumnya harus terbebas dari pengujian asumsi klasik (uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011: 19).

2. Pengujian Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi yang mengansumsikan bahwa setiap residual didistribusikan
secara normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji kolmogorov-
smirnov dengan melihat nilai asymp.sig > 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan pengujian untuk menentukan apakah pada
model regresi ditemukan adanya masalah di antara variabel independen.
Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila
hasil analisis menunjukkan hasil VIF di bawah nilai 10 dan tolerance
value di atas 0,10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2005:91).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tabel coefficients apabila probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139-143).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan Uji Durbin-Watson (DW test) dengan cara melihat nilai
DW yang harus memenuhi syarat dU < DW < 4-dU, jika syarat telah
terpenuhi maka data terbebas dari autokorelasi, dimana nilai dU dapat
diperoleh dari tabel Durbin-Watson.
3.5.6 Pengujian Hipotesis.
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun dari analisis linier berganda dapat disusun persamaan regresi
sebagai berikut:

𝑹𝑶𝑨𝒋𝒕 = 𝜷𝒐 + 𝜷𝟏𝑭𝑨𝑴𝒋𝒕 + 𝜷𝟐𝑺𝑰𝒁𝑬𝒋𝒕 + 𝜷𝟑𝑳𝑬𝑽𝒋𝒕 + 𝜷𝟒𝑮𝑹𝑶𝑾𝑻𝑯𝒋𝒕+𝜺𝒋𝒕. . (𝟏)


𝑹𝑶𝑬𝒋𝒕 = 𝜷𝒐 + 𝜷𝟏𝑭𝑨𝑴𝒋𝒕 + 𝜷𝟐𝑺𝑰𝒁𝑬𝒋𝒕 + 𝜷𝟑𝑳𝑬𝑽𝒋𝒕 + 𝜷𝟒𝑮𝑹𝑶𝑾𝑻𝑯𝒋𝒕+𝜺𝒋𝒕...(2)
𝑹𝑶𝑨𝒋𝒕 = 𝝀𝒐 + 𝝀𝟏𝑭𝑨𝑴𝒋𝒕 + 𝝀𝟐𝒅𝑺𝑻𝑹𝑨𝒋𝒕 + 𝝀𝟑𝑭𝑨𝑴∗𝒅𝑺𝑻𝑹𝑨𝒋𝒕 + 𝝀𝟒𝑺𝑰𝒁𝑬 + 𝒋𝒕

𝝀𝟒𝑳𝑬𝑽𝒋𝒕 + 𝝀𝟓𝑮𝑹𝑶𝑾𝑻𝑯𝒋𝒕+𝜺𝒋𝒕 ... (3)


𝑹𝑶𝑬𝒋𝒕 = 𝝀𝒐 + 𝝀𝟏𝑭𝑨𝑴𝒋𝒕 + 𝝀𝟐𝒅𝑺𝑻𝑹𝑨𝒋𝒕 + 𝝀𝟑𝑭𝑨𝑴∗𝒅𝑺𝑻𝑹𝑨𝒋𝒕 + 𝝀𝟒𝑺𝑰𝒁𝑬 + 𝒋𝒕

𝝀𝟒𝑳𝑬𝑽𝒋𝒕 + 𝝀𝟓𝑮𝑹𝑶𝑾𝑻𝑯𝒋𝒕+𝜺𝒋𝒕 … 𝟒

b. Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar varian dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
2. Uji Signifikansi Simultan (F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).
3. Uji t
Distribusi t untuk menguji suatu hipotesis. Jika probabilitas lebih kecil
dari 0,05 maka Ho ditolak, berarti secara individual variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kasus Ahdk
    Kasus Ahdk
    Dokumen2 halaman
    Kasus Ahdk
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • CH 3 & 4
    CH 3 & 4
    Dokumen18 halaman
    CH 3 & 4
    Indrawan Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen10 halaman
    Kasus
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • CH 13
    CH 13
    Dokumen11 halaman
    CH 13
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Case 14-33
    Terjemahan Case 14-33
    Dokumen1 halaman
    Terjemahan Case 14-33
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Kasus Mulyana W
    Kasus Mulyana W
    Dokumen5 halaman
    Kasus Mulyana W
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Mind Map Chap5
    Mind Map Chap5
    Dokumen1 halaman
    Mind Map Chap5
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Soal 2
    Soal 2
    Dokumen3 halaman
    Soal 2
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • HSBSBBZB
    HSBSBBZB
    Dokumen15 halaman
    HSBSBBZB
    Muhammad Khairil Azmi
    Belum ada peringkat
  • PT. Nippon Indosari Corpindo
    PT. Nippon Indosari Corpindo
    Dokumen7 halaman
    PT. Nippon Indosari Corpindo
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Contoh RPJMD 1
    Contoh RPJMD 1
    Dokumen7 halaman
    Contoh RPJMD 1
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Week 11 EPB Diskusi Masalah
    Week 11 EPB Diskusi Masalah
    Dokumen1 halaman
    Week 11 EPB Diskusi Masalah
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Ris 86712 PDF
    Ris 86712 PDF
    Dokumen24 halaman
    Ris 86712 PDF
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Aktuaris
    Pengertian Aktuaris
    Dokumen8 halaman
    Pengertian Aktuaris
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen15 halaman
    Naskah Publikasi
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Bahan GN PDF
    Bahan GN PDF
    Dokumen149 halaman
    Bahan GN PDF
    Frets Ventje Makienggung
    Belum ada peringkat
  • 5343 13986 1 PB
    5343 13986 1 PB
    Dokumen13 halaman
    5343 13986 1 PB
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • 1 PB PDF
    1 PB PDF
    Dokumen21 halaman
    1 PB PDF
    Kholifatul Ummah
    Belum ada peringkat
  • Sfac 5
    Sfac 5
    Dokumen4 halaman
    Sfac 5
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Sfac 2
    Sfac 2
    Dokumen4 halaman
    Sfac 2
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • SIM Minmap Bab 6
    SIM Minmap Bab 6
    Dokumen1 halaman
    SIM Minmap Bab 6
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • 4.bab I PDF
    4.bab I PDF
    Dokumen7 halaman
    4.bab I PDF
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Hal 1
    Hal 1
    Dokumen3 halaman
    Hal 1
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • 4161 8636 1 PB
    4161 8636 1 PB
    Dokumen10 halaman
    4161 8636 1 PB
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Case 3
    Case 3
    Dokumen1 halaman
    Case 3
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • PT
    PT
    Dokumen7 halaman
    PT
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Tata Tertib RUPS Tahunan Tahun 2019
    Tata Tertib RUPS Tahunan Tahun 2019
    Dokumen3 halaman
    Tata Tertib RUPS Tahunan Tahun 2019
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1
    Kasus 1
    Dokumen3 halaman
    Kasus 1
    inatrya zuknia
    Belum ada peringkat