Anda di halaman 1dari 3

Tarif dan pengenaan pajak PPh pasal 22

 Pembelian barang dalam negeri


 Pembeliaan barang oleh bendaharawan,BUMN/BUMD dan badan tertentu
dikenakan tarif sebesar 1,5% dari harga pembeliaan excl. PPN
 Pembeliaan bahan-bahan berupa hasil perhutanan,perkebunan,pertanian,dan
perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari pedagang pengumpul dikenakan
tarif sebesar 0,25% dari harga pembeliaan
 Impor barang
 Importir yang menggunakan angka pengenal impor (API) : (1) atas impor
kedelai,gandum, dan tepung terigu oleh importir,dikenakan tarif sebesar 0,5% dari
nilai impor, (2) selain impor gandum dan tepung terigu oleh importir yang memiliki
API tetap dikenai 2,5% dari nilai impor.
 Importir yang tidak mempunyai API dikenakan tarif 7,5% dari nilai impor
 Pemenang hasi lelang impor yang tidak dikuasai dikenakan tarif 7,5% dari nilai lelang
 Penjualan hasil produksi tertentu didalam negeri
 Industri semen dikenai tarif 0,25% dari DPP PPN
 Industri kertas dikenai tarif 0,10% dari DPP PPN
 Industri baja dikenai tarif 0,30% dari DPP PPN
 Industri otomotif dikenai tarif 0,45% dari DPP PPN
 Industri obat dikenai tarif 0,30% dari DPP PPN
 Bahan bakar minyak dan gas
 SPBU non pertamina dikenai tarif 0,3% dari penjualan excl PPN,kecuali minyak tanah
dan dasar pengenaan bersifat final
 SPBU Pertamina dikenai tarif 0,25 % dari penjualan excl PPN
 Penjualan barang yang tergolong sangat mewah dikenakan tarif 0,45% dari dpp PPN
 Penjualan barang yang tergolong sangat mewah dikenakan tarif 5% dari harga jual tidak
termasuk PPN dan PPnBM seperti :
 Pesawat udara pribadi seharga lebih dari 20 milyar
 Kapal persiar dan sejenisnya seharga lebih dari 10 milyar
 Rumah beserta tanah dengan harga jual lebih dari 10 milyar dan luar bangunan lebih
dari 500m²
 Apartemen,kondominium,dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari 10 milyar
dan/atau luas bangunan lebih dari 400m²
 Kendaraan bermotor roda 4 dengan harga jual lebih dari 5 milyar dan dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc

Tarif dan pengenaan PPh pasal 23

 Tarif 15% dari jumlah bruto atas :


 Bunga dan royalti, serta dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi
dikenakan final;
 Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21;
 Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan
penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
 Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa
konsultan.
 Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 dan efektif mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus
2015.
 Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal
23.

Tarif PPh pasal 4 Ayat 2 (final)

 Bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan jasa giro dikenakan
tarif 20%, kecuali yang diterima bank, dana pensiun, tabungan kepemilikan Rumah Sangat
Sederhana, tabungan atau deposito di bawah Rp7.000.000,-.
 Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi Orang Pribadi
dikenakan tarif 10% kecuali bunga di bawah Rp240.000,- tidak dikenakan pajak.
 Bunga obligasi (surat utang dan Surat Utang Negara lebih dari 12 bulan), kecuali bunga
dan/atau diskonto yang diterima oleh dana pensiun dan bank, baik bank dalam negeri atau
perwakilan bank luar negeri di dalam negeri yang PPh-nya tidak Final. Adapun bunga obligasi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
 Bunga dari obligasi dengan kupon bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Badan Usaha
Tetap (BUT) dikenakan tarif 15%.
 Bunga dari obligasi dengan kupon bagi Wajib Pajak luar negeri non BUT seusai
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dikenakan tarif 20%.
 Diskonto dari obligasi dengan kupon bagi Wajib Pajak luar negeri non BUT seusai
BUT dikenakan tarif 15% dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi atau tidak termasuk harga berjalan.
 Diskonto dari obligasi dengan kupon bagi Wajib Pajak luar negeri non BUT seusai P3B
dikenakan tarif 20% dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi atau tidak termasuk harga berjalan.
 Diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi Wajib Pajak dalam negeri dan BUT dikenakan
tarif 15% dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan
obligasi.
 Diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi Wajib Pajak luar negeri non BUT seusai P3B
dikenakan tarif 20% dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi.
 Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan untuk tahun 2009 – 2010 dikenakan tarif sebesar 0%.
 Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
dikenakan tarif 5%.
 Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP
reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan untuk tahun 2014 dan seterusnya dikenakan tarif 15%.
 Dividen yang diterima/diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri dikenakan tarif
10%.
 Hadiah undian dikenakan tarif 25%.
 Transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa dikenakan tarif
2,5% dari margin awal.
 Transaksi penjualan saham pendiri dikenakan tarif 0,5%.
 Transaksi penjualan bukan saham pendiri dikenakan tarif 0,1%.
 Jasa Konstruksi, yang terdiri atas:
 Pelaksana Jasa Konstruksi kecil dikenakan tarif 2%.
 Pelaksana Jasa Konstruksi tanpa sertifikasi dikenakan tarif 4%.
 Pelaksana Jasa Konstruksi sedang dan besar dikenakan tarif 3%.
 Perancang atau pengawas Jasa Konstruksi oleh penyedia Jasa Konstruksi dengan
sertifikat usaha dikenakan tarif 4%.
 Perancang atau pengawas Jasa Konstruksi oleh penyedia Jasa Konstruksi tanpa
sertifikat usaha dikenakan tarif 6%.
 Persewaan atas tanah dan bangunan dikenakan tarif 10%.
 Wajib Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan tarif
5%, kecuali pengalihan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang berpenghasilan di bawah PTKP
dengan nilai pengalihan kurang dari Rp60.000.000,-, penjualan, tukar-menukar, pelepasan
hak, hibah, warisan atau cara lain kepada pemerintah, untuk pelaksanaan pembangunan dan
kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
 Pengalihan Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana oleh Wajib Pajak yang usaha
pokoknya melakukan Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan dikenakan tarif 1%.
 Transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura dikenakan tarif 0,1%.
 Usaha dengan total peredaran bruto (omzet) sampai dengan Rp4,8 Miliar dalam setahun
dikenakan tarif 0,5% yang dipotong dari total omzet penjualan per bulan dan dibayarkan
pada tanggal 10 setiap bulannya

Anda mungkin juga menyukai