“ANEMIA”
DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Anggota :
Amilia Rahmah P07131117087
Ilham Ramadhan P07131117099
Mufida Rahma P07131117106
Norhamidah P07131117112
Nur Anisa P07131117115
Salsabella P07131117122
Yuli Pratiwi P07131117126
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW. Berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah gizi
kesehatan mutakhir. Dalam Penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami semua pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin. Kami sebagai penyusun
sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk
membangun.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
a. Latar Belakang...........................................................................................................................5
b. Rumusan Masalah......................................................................................................................7
c. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN...................................................................................................................................9
A. Definisi Anemia.........................................................................................................................9
B. Klasifikasi Anemia......................................................................................................................10
C. Macam-macam Anemia...........................................................................................................10
D. Etiologi anemia........................................................................................................................11
E. Fisiologi/patologi.....................................................................................................................12
F. Tanda dan Gejala Anemia........................................................................................................12
G. Penatalaksanaan / Penanganan.................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................................17
Tambahan .........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
3
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
4
sebelum konsepsi. Life cycle malnutrisi, jika tidak rusak, akan berlangsung
menghasilkan konsekuensi lebih banyak dan lebih parah.
Anemia gizi pada remaja putri atribut tingkat tinggi kematian ibu, tingginya
insiden bayi berat lahir rendah, kematian prenatal ting-gi dan akibatnya tingkat
kesuburan yang tinggi. Hal penting dalam mengontrol anemia pada ibu hamil adalah
dengan memastikan kebu-tuhan zat besi pada remaja terpenuhi. Gizi remaja adalah
refleksi dari awal kekurangan gizi anak usia dini. Banyak anak di negara ber-
penghasilan menengah memasuki masa remaja dengan warisan malnutrisi dari anak
usia dini, yang berarti mereka kerdil atau anemia, dan sering menampilkan
defisiensi mikronutrien. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita anemia. Karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi, lebih-
lebih pengetahuan mereka yang kurang akan anemia. Pada saat remaja putri
mengala-mi menstruasi yang pertama kali membutuh-kan lebih banyak besi untuk
menggantikan ke-hilangan akibat menstruasi tersebut. Jumlah kehilangan besi
selama satu siklus menstruasi (sekitar 28 hari) kira-kira 0,56 mg per hari. Jumlah
tersebut ditambah dengan kehilangan basal sebesar 0,8 mg per hari. Sehingga jum-
lah total besi yang hilang sebesar 1,36 mg per hari.
Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka
akan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi, sehingga prestasi belajar menurun,
daya tahan fisik rendah se-hingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun, mudah sakit
karena daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang masuk sekolah/bekerja.
Remaja putri pada umumnya memili-ki karakteristik kebiasaan makan tidak
sehat. Antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas minum air putih, diet tidak
sehat karena ingin langsing (mengabaikan sumber protein, karbo-hidrat, vitamin dan
mineral), kebiasaan nge mil makanan rendah gizi dan makan makanan siap saji.
Sehingga remaja tidak mampu me-menuhi keanekaragaman zat makanan yang
dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses sin-tesis pembentukan hemoglobin (Hb).
Bila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kadar Hb
terus berkurang dan menimbulkan anemia.
Program penanggulangan anemia yang selama ini lebih terfokus pada ibu
hamil, pada-hal remaja putri adalah calon ibu yang harus sehat agar melahirkan bayi
sehat sehingga akan tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang
tangguh dan berkualitas dengan harapan. Program yang ditargetkan kepada wanita
5
usia reproduktif merupakan intervensi yang sangat strategis dalam menentukan kua
litas sumber daya manusia Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada wanita
hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan ke-matian maternal,
peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko
terjadinya berat badan lahir rendah. Secara khusus, kontrol anemia pada wanita usia
su bur sangat penting untuk mencegah bayi lahir rendah berat badan dan kematian
perinatal dan ibu, serta prevalensi penyakit di kemudian hari. Anemia saling terkait
dengan lima global lainnya target gizi (stunting, berat badan lahir rendah, masa
kanak-kanak, kelebihan berat badan, pemberian ASI eksklusif dan wasting). Oleh
karena itu dalam pembuat kebijakan un-tuk melakukan investasi yang diperlukan
pada anemia sekarang sebagai sarana untuk mem-promosikan modal manusia
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara mereka dan jangka panjang
kesehatan, kekayaan dan kesejahteraan.
b. Rumusan Masalah
Apa definisi anemia ?
Apa saja klasifikasi anemia ?
Apa saja macam-macam anemia ?
Apa saja etiologi pada anemia ?
Apa saja patofisiologi untuk penyakit anemia ?
Apa saja tanda dan gejala pada penyakit anemia ?
Bagaimana cara penatalaksanaan/penanganan pada penyakit anemia ?
c. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Definisi
b) Klasisfikasi
6
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
g) Penatalaksanaan/Penanganan
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan
tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli
diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.
1. Nilai Hb normal
2. Nilai Hb anemia
8
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)
B. Klasifikasi Anemia
Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-
sel darah merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :
C. Macam-macam Anemia
1. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
9
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3
kategori yaitu (Manuaba, 2002):
1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%
2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%
D. Etiologi anemia
1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)
a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
1) Kekurangan zat besi
2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis
yang mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di
temukan di Asia Tenggara)
4) Keracuanan timah
5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)
b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
2) Kehilangan sel darah merah akut.
3) Gangguan hemolisis darah
(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
10
(c) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan
3) Hipotiroid
4) Kecanduan alkohol
E. Fisiologi/patologi
1. Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia)
merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang
beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma
peningkatannya jauh lebih besar sehingga menberikan efek yaitu konsentrasi HB
berkurang dari 12 mg/10 ml.
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan
hemoglobin 19 % secara fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung.
Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32-36 minggu. bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5
sampai 10 gr%
11
1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)
· Kecelakaan
· Pembedahan
· Persalinan
Kronik (menahun)
· Perdarahan hidung
· Wasir (hemoroid)
· Ulkus peptikum
· Kekurangan vitamin C
· Penyakit kronik
· Pembesaran limpa
12
· Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
· Sferositosis herediter
· Elliptositosis herediter
· Kekurangan G6PD
Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan
antara lain sebagai berikut :
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat pucat.
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga terlihat pucat.
ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan biasanya dilakukan dengan
cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya setelah
di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang yang mengalami
anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika anda
merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan anda
mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh yang tidak
maksimal akibat kekurangan sel-sel darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi
alami didalam tubuh.
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama denyut
jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh kekurangan oksigen.
13
sehingga jantung berdebar secara tidak teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan
oleh petugas kesehatan.
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir sama
seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan Morning
sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi kekurangan
Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah penderita Anemia
sering mengeluh sakit kepala.
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan biasanya
penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat melemahnya imun
tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah ketika
melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam dalam tubuh,
akibat kurangnya sel darah merah.
Selain dari faktor penyebab anemia, penyakit kurang darah juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor resiko lain seperti :
14
G. Penatalaksanaan / Penanganan
1. Penanganan
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda
melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda
minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan
apa penyebabnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat,
nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi
darah.
2. Penatalaksanaan
15
b) Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut
kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap. Pada
pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama makanan.
Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi
terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat
diberikan oral, dapat diberikan secara perenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB)
untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah normal.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah
manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penangan
yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-
lain
B. Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh Tuhan
Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan. Sebelum
mengobati lebih baik mencegah.
17
TAMBAHAN
1. Pada anak-anak
a. Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
c. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh
menurun.
2. Pada wanita
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
b. Menurunkan produktivitas kerja.
c. Menurunkan kebugaran.
3. Pada remaja putri
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Mengakibatkan muka pucat.
4. Ibu hamil
a. Menimbulkan pendarahan sebelum atau sesudah persalinan.
b. Meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah atau
BBLR
Sumber Zat Besi Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal
dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5-
10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan ayam
merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan Hb. Zat
besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-
kacangan dan buah-buahan .
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi.
Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu balita, anak
18
sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet zat besi pada golongan
tersebut dilakukan karena kebutuhan akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari
makan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung
zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot, prem kering, telur, polong
kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).
Penelitian Kheirouri menyebutkan bahwa selain ketersediaan tablet besi dan efek
samping yang ditumbulkan oleh tablet, terdapat faktor lainnya yang dapat memengaruhi
keefektifan program suplementasi besi yaitu dipengaruhi kualitas TTD, cara sosialisasi
kepada remaja putri, peran orangtua, kerjasama stakeholder, serta pelatihan edukator.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) tahun 2016 di
Kota Bogor baru berjalan di tahun kedua. Program di tahun pertama (2015) masih belum
berjalan secara efektif dan hanya melihat cakupan pemberian saja. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan mengkaji efektivitas program pemberian suplemen tablet tambah darah pada
remaja putri di Kota Bogor. Intervensi berupa pemberian suplemen besi bentuk tablet (60 mg
besi elemental dan 0.25 mg asam folat) selama 16 minggu pemberian. Subjek diberi
suplementasi besi dengan periode mingguan dan 10 tablet selama menstruasi. Total tablet
yang harus dikonsumsi yakni sebesanyak 52 tablet. Penelitian dilakukan di Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat.
Pelaksanaan intervensi ini berlangsung selama empat bulan yaitu sejak bulan
September sampai Januari 2017. Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan Program
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri SMP dan SMA yang
19
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
No.62/UN2.F1/ETIK/2017.
Populasi subjek dalam program suplementasi zat besi adalah remaja putri berusia 11-
18 dari SMP dan SMA di Kota Bogor yang mengikuti program pemberian TTD dari Dinas
Kesehatan. Program ini dilaksanakan pada 2 SMP dan 2 SMA sederajat di Kota Bogor.
Sekolah yang dipilih menggambarkan 6 kecamatan yang ada di Kota Bogor. Selain
keterbatasan penelitian dan cakupan, pemilihan sekolah-sekolah ini dipilih berdasarkan
kriteria: sekolah yang pro-aktif terhadap program dan berada di bawah puskesmas yang
berada di salah satu kecamatan di Kota Bogor, dibawah puskesmas yang mempunyai kinerja
cukup baik, tersedia laboratorium dan tenaga laboratorium untuk fasilitas pengambilan dan
pemeriksaan darah dengan metode cyanmethemoglobin.
Pemilihan subjek untuk program ini adalah siswa kelas satu yang termasuk dalam
penjaringan kesehatan oleh puskesmas yang membawahi. Kriteria inklusi pemilihan subjek
pada program pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri SMP dan
SMA yakni siswa yang mengikuti penjaringan yang diadakan oleh puskesmas, mengikuti
program PPAGB, bersedia mengikuti penelitian hingga selesai serta mendapatkan izin dari
orangtua. Kriteria eksklusi subjek yaitu siswa pindah sekolah dan siswa sedang menjalani
pengobatan pada penyakit infeksi atau penyakit yang kontraindikasi dengan pemberian tablet
Fe. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan menyelesaikan penelitian
berjumlah 172 orang yang merupakan perwakilan masing-masing sekolah yang mewakili tiap
kecamatan di Kota Bogor.
Menurut data anemia hasil Riskesdas 2013 menunjukkan persentase anemia pada
WUS umur 15-44 tahun sebesar 35,3 persen. anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1%, dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara
dikawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).
prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%. Penderita anemia berumur 5 -14 tahun
sebesar 26,4% dan penderita berumur 15-24 tahun sebesar 18,4% (Kemenkes RI, 2014).
Penderita anemia pada remaja juga dilaporkan tinggi berdasarkan data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2013 dengan rincian yaitu prevalensi anemia pada balita
20
sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja puteri usia 10-18
tahun sebesar 57,1%, dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%.
Pada tahun 2015, di Asia Tenggara ada 202 juta wanita yang terkena anemia
sedangkan di Pasifik Barat, ada sekitar 100 juta jiwa. 41,8% ibu hamil dan kurang lebih 600
juta anak sekolah dasar dan anak usia sekolah di seluruh dunia adalah penderita anemia,
dimana hampir 60% kasus ibu hamil dan sekitar 50% dari kasus anak-anak disebabkan oleh
anemia.
Pada tahun 2016, Anemia merupakan masalah gizi yang mempengaruhi jutaan orang
di negara-negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar bagi kesehatan manusia.1
Prevalensi anemia diperkirakan 9 persen di negara-negara maju, sedangkan di negara
berkembang prevalensinya 43 persen. Anak-anak dan wanita usia subur (WUS) adalah
kelompok yang paling berisiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada balita sebesar 47
persen, pada wanita hamil sebesar 42 persen, dan pada wanita yang tidak hamil usia 15-49
tahun sebesar 30 persen.2 World Health Organization (WHO) menargetkan penurunan
prevalensi anemia pada WUS sebesar 50 persen pada tahun 2025.Pada tahun 2018, prevalensi
anemia yaitu untuk umur 15-24 tahun 84,6%, untuk umur 25-34 sebanyak 33,4%, pada umur
35-44 adalah 33,6% dan untuk umur 45-54 tahun memiliki prevalensi 25%. Dari data tahun
2018, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar
84,6 persen, usia 25-34 tahun sebesar 33,7 persen, usia 35-44 tahun sebesar 33,6 persen, dan
usia 45-54 tahun sebesar 24 persen. Yaitu dari 24,2 persen pada perempuan usia subur yang
hamil di 2013 menjadi 17,3 persen di 2018. Selain itu untuk perempuan usia subur tidak
hamil 20,8 persen di 2013 menurun jadi 14,5 persen pada 2018.
21
LAMPIRAN PERTANYAAN
Jawab oleh AMILIA RAHMAH: Ada, karena junk food merupakan jenis makanan cepat
saji dengan tingkat zat gizi rendah dan kalori tinggi sehingga berpengaruh terhadap
penyerapan zat besi dalam tubuh. Kebiasaan makan junk food juga sering ditemui pada usia
remaja yang mana termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi anemia yaitu gaya
hidup.
Abdul Gani ( 1 )
2. Berdasarkan klasifikasi anemia yang disebutkan, manakah yang paling berat dan ringan ?
Jawab oleh AMILIA RAHMAH dan ILHAM RAMADHAN: Semua klasifikasi anemia
yang di disebutkan sangat berisiko apabila tingkat keparahannya tinggi bahakan semua jenis
anemia dapat menyebabkan hingga kematian. Seperti anemia megaloblastik terjadi pada ibu
hamil dapat menyebabkan kematian dan anemia hipoblastik menyebabkan kanker lambung.
Jawab oleh NURANNISA: untuk klasifikasi anemia megaloblastik biasa terjadi pada wanita
usia subur terutama pada ibu hamil
4. sejauh ini bagaimana persentase capaian dari program suplementasi zat besi?
Jawab oleh NORHAMIDAH : berdasarkan riskesdas 2018 cakupan suplementasi zat besi
yang diperoleh remaja putri yang mendapatkan TTD adalah 76,2% dan yang tidak
mendapatkan adalah 23,8% dari cakupan tersebut yang dikonsumsi oleh remaja putri 98,6%
dan yang tidak dikonsumsi 1,5%. Sedangkan pada ibu hamil yang mendapatkan TTD adalah
73,2% dan yang tidak mendapatkan adalah 26,8% dari cakupan tersebut yang dikonsumsi
oleh ibu hamil adalah 61,9% dan yang tidak 38,1%.
22
M.Shadiq Luthfil Hakim ( Kelompok 6)
5. Dimanakah letak kesalahan dari program penanggulangan anemia dengan hasil riskesdas
yang terus meningkat?
23
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius FKUI.
Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009
a. www.kamusbesarbahasaindonesia.com
24