Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

CODE BLUE

OLEH :
RUANG 5A
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 02 Kota malang Jawa Timur 65112
Tahun 2018
Motto
Kepuasan dan Keselamatan
Pasien Adalah Tujuan Kami

VISI

Menjadi Rumah Sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat

MISI

• Menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik melalui penataan dan perbaikan
manajemen yang berkualitas dunia. Professional menyelenggarakan pelayanan kesehatan
rumah sakit yan dapat memenuhikebutuhan dan keinginan masyarakat melalui
pengembangan system pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif
• Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian melalui pengembangan pendidikan dan
penelitian berkualitas internasional
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik secara
professional

SLOGAN
WITH LOVE WE SERVE
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan ini telah disahkan dan disetujui pada :


Hari / Tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
Tempat : RUANG 5A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Koordinator Kelompok 19

( ) ( )

Pembimbing Klinik I Pembimbing Klinik II

( ) ( )

Ka. Ur. Kep. Klinik

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topic : Code Blue


Hari/Tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
Waktu : 1x30 menit
Tempat : R. 5A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Sasaran : Keluarga klien dan klien

A. Analisa Situasi
1. Peserta
1.1 Keluarga klien dank lien
1.2 Jumlah peserta tidak terbatas
1.3 Latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan sebagainya.
1.4 Minat dan perhatian dalam menerima materi penyuluhan cukup baik
1.5 Interaksi sasaran baik

2. Penyuluh
2.1 Mahasiswa D3 Keperawatan UNEJ Kampus Lumajang
2.2 Mampu mengkomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang serumen obsturan

3. Ruangan
3.1 Bertempat di R.5A THT RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
3.2 Ruangan cukup untuk menampung keluarga klien
3.3 Penerangan, ventilasi, pengeras suara cukup kondusif untuk kelangsungan kegiatan
penyuluhan

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setalah mendapatkan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengerti dan memahami tentang code blue
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian code blue
b. Mengetahui tujuan code blue
c. Mengetahui kriteria pasien code blue
d. Mengetahui tim code blue
e. Mengetahui tata cara pelaksanaan code blue

C. Pokok Materi
D. Pengertian code blue
E. Tujuan code blue
F. Kriteria pasien code blue
G. Tim code blue
H. Cara pelaksanaan code blue

I. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

J. Media
1. Power point
2. Leaflet

K. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Observer :
4. Fasilitator :
5. Dekdok :

L. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Penyebab Kegiatan Peserta Metode Waktu

Pembukaan 1. Salam pembukaan Memperhatikan dan Ceramah 5 menit


2. Perkenalan diri menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
4. Kontrak waktu
Penyajian Penyampaian materi: Mendengarkan dan Ceramah dan 10 menit
1. Menjelaskan memperhatikan Tanya jawab
pengertian code blue
2. Menjelaskan
penyebab code blue
3. Menjelaskan tanda
gejala code blue
4. Menjelaskan cara
mengatasi code blue

Penutup 1. Memberikan Bertanya dan Ceramah dan 15 menit


pertanyaan menjawab Tanya jawab
2. Menyimpulkan isi
materi penyuluhan
3. Salam penutup
M. Materi
(Terlampir)

N. Evaluasi
1. Mengetahui pengertian code blue
2. Mengetahui tujuan code blue
3. Mengetahui kriteria pasien code blue
4. Mengetahui tim code blue
5. Mengetahui tata cara pelaksanaan code blue
Lampiran

MATERI PENYULUHAN “CODE BLUE”

1. Pengertian Code Blue


Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh rumah sakit
yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter
dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.

Kode Biru adalah kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi
gawat darurat yang memerlukan bantuan hidup segera, yaitu suatu tindakan resusitasi,
terutama oleh karena henti jantung dan henti nafas baik pasien anak maupun dewasadi RS

2. Tujuan
Tujuan dari panduan ini adalah :
1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di RS Islam Jemursari pada pelayanan kesehatan
dalam keadaan gawat darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk menghindari kematian
dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

3. Ruang Lingkup
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua
kondisi cardiacrespiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin.
Sistem respon terbagi dalam 2 tahap, yaitu:
1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit baik medis ataupun
non medis yang berada di sekitar korban.
2. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.

4. Kriteria Pasien Code Blue


a. Airway: Obstruksi jalan Nafas
b. Breathing: Henti napas (apneu) Perubahan mendadak saturasi oksigen < 90 %
dengan pemberian suplementasi oksigen Perubahan drastis laju nafas
c. Circulation: Semua henti jantung Nadi karotis tidak teraba Perubahan drastis
pada laju jantung dan tekanan darah sistolik.\
5. Tim code blue ini terdiri dari :
a. Koordinator Team
b. Penanggungjawab Medis
c. Perawat Terlatih
d. Perawat pelaksana
e. Tim resusitas
f.
6. Peralatan dan pelatihan

a. Semua tingkat tim rumah sakit harus cukup terlatih setidaknya dalam BLS dan penggunaan
AED.
b. AED dan resusitasi kit dasar harus ditempatkan di berbagai daerah di dalam halaman rumah
sakit dan mudah diakses bagi tenaga medis dan tim Code Blue untuk digunakan.
c. Lokal / code blue primer (zona risiko rendah) tim peralatan:
1. Sarung tangan
2. Pocket mask
3. Guerdel / jalan napas orofaringeal
4. Tas / kotak pertama bantuan
d. Dasar peralatan resusitasi kit yang dibutuhkan oleh code blue teamDasar di zona
risikotinggi dan ETD / sekunder tim tanggap :
1. Oksigen tabung dan pipa
2. Masker
3. Pocket mask
4. Bag-valve mask
5. Pedoman defibrilator atau AED (ke dalam disiplin lain ETD dan KIV)
6. Sekali pakai sarung tangan steril
7. Oro-faring dan naso-faring saluran udara
8. Extraglottic perangkat (LMA / LT)
9. Kursi roda atau tandu
10. Stetoskop
11. Alat suntik dan jarum
12. Infus set (termasuk semangat usap, branula dan plester)
13. Glucometer
14. Obat-Dextrose 50%, Dekstrosa 10%, Normal saline / Hartmann 's, Adrenalin,
Atropin,Amiodarone, Diazepam, GTN Tab dan Aspirin
15. Sphygmomanometer
16. Obor cahaya

7. Tata Laksana Prosedur Code Blue


1. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam kondisi cardiac respiratory arrest maka perawat
ruangan (I) atau first responder berperan dalam tahap pertolongan, yaitu:
2. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.
3. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
4. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.
5. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang ditemui di lokasi untuk
mengaktifkan code blue.
6. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue
7. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera menghubungi operator telepon
“1234” untuk mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:
8. Perkenalkan diri.
9. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
10. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan lengkap dan jelas, yaitu:
area ….. (area satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan.
11. Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “ nama ruangan ….. nomor ….
“.
12. Waktu respon operator menerima telepon “1234” adalah harus secepatnya diterima, kurang
dari 3 kali deringan telepon.
13. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan,
setelah menghubungi operator, perawat ruangan II segera membawa troli
emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ruangan I melakukan
resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang. Operator menggunakan alat
telekomunikasi Handy Talky (HT) atau pengeras suara mengatakan code blue dengan prosedur
sebagai berikut:
14. “Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..(satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau
ruangan…..”.
15. Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan: “Code Blue, Code Blue, Code
Blue, nama ruangan ….. nomor kamar …..”.
16. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, mereka segera
menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi
terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai dengan
kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5 menit.
17. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue untuk memastikan bahwa
tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest
18. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang padat manusia (public
area) maka petugas keamanan (security) segera menuju lokasi terjadinya untuk mengamankan
lokasi tersebut sehingga tim code blue dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai
prosedur.
19. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa resusitasi dihentikan
oleh ketua tim code blue.
20. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code blue memberikan bantuan hidup dasar
kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.
21. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
22. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke Instalasi Perawatan
Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien setuju.
23. Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh maka pasien di
rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
24. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan biasa, maka
keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
25. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan koordinasi denganbagian
bina rohani, kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah.
26. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.
27. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien.
28. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien dan
melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Institute For Clinical Systems Improvement. 2011. Health Care Protocol: Rapid Response
response team protocol/rapid response team protocol with order set pdf.html. Diakses tanggal
25 desember 2018

Royal Brisbance & Women’s Hospital Health Service District. 2007. Code Blue Manual. .
Diakses tanggal 25 desember 2018

Saed, MD & Amin, Mohd. 2011. Code Blue System. Diakses tanggal 25 desember 2018

ROHMADI, S.Kep.,Ns. 2016. PENERAPAN KONSEP CODE BLUE DI RUMAH SAKIT.


Diakses tanggal 25 desember 2018

Anda mungkin juga menyukai