1. Identitas Pasien
Nama : Ny. U
Umur : 36 tahun / 17 November 1980
Pendidikan : SMK
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat Rumah : Malang
2. Suami
Nama : Tn. J
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat :
Suami yang mudah dihubungi
3. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami keputihan serta keluar darah
bergumpal dari kemaluan selama lebih dari 3 bulan, awalnya pasien mengira hal tersebut adalah haid
namun karena berlangsung cukup lama akhirnya pada tanggal 25 Maret 2019 suami pasien
membawa pasien untuk memeriksakan keadaannya ke RS Hermina. Setelah
dilakukan pemeriksaan di RS Hermina Samarinda barulah pasien mengetahui bahwa pasien
menderita kanker serviks dan telah mencapai stadium IIb. Kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit
umum Abdul Wahab Sjahranie untuk dilakukan pengobatan dengan kemoradioterapi. Pasien masuk
ke rumah sakit umum Abdul Wahab Sjahranie melalui IGD tanggal 30 April 2019 pukul 24.15
WITA karena mengalami perdarahan yang cukup banyak dari kemaluan dan kemudian di rawat di
ruang Mawar dan sedang menunggu untuk proses pengobatan kemoradioterapinya. Saat
dilakukan pengkajian tanggal 30 April 2019 jam 08.30 WITA pasien mengatakan masih keluar
darah dari kemaluan terasa sedikit nyeri pada area perut bagian bawah dengan skala nyeri 4, seperti
ditusuk-tusuk, selama 4-8 menit dan terasa hilang timbul, pasien mengatakan cemas akan
kondisinya, pasien mengatakan takut perdarahan akan terjadi, pasien mengatakan takut
penyakitnya semakin parah setelah kemoterapi, pasien mengatakan kepala pusing, pasien terlihat
pucat, lemas, pasien sering menanyakan tentang kondisinya pada perawat.
Saat dikaji tanggal 30 April 2019 pada pukul 08.30 WITA, pasien mengatakan keluar daah
bergumpal dari kemaluan dan terasa nyeri pada perut bagian bawah.
Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit karena sakit kanker serviks 1
4)Riwayat kehamilan
Pasien mengatakan pasien hamil pertama pada umur 24 tahun. Pasien memiliki
anak 2 orang.
5)Riwayat persalinan
Pasien mengatakan masa nifas selama 6 minggu. Anak pertamanya ASI Eklusif
dan menyusui sampai umur 2 tahun dan untuk anaknya yang kedua sama sekali
tidak menyusui dengannya karna pasien mengidap HIV (+).
1.1 Pengkajian Pasien
No. Identitas Pasien Pasien I
15. Total skor penilaian risiko pasien jatuh dengan skala morse adalah 50
Kemanan dan Lingkungan
Pasien dalam kategori resiko endah
16. Pengkajian Psikososial a. Pasien cemas dengan kondisi penyakitnya
b. Pasien takut penyakitnya semakin memburuk setelah kemoterapi
Pasien takut perdarahan akan terus terjadi
d. Pasien sering menanyakan kondisinya pada perawat
e. Ekspresi pasien terhadap penyakitnya adalah murung
f. Pasien kooperatif saat interaksi
c. Pasien tidak mengalami ganguan konsep diri
.
5. Data Penunjang
b. Pemeriksaan Laboratorium
ANALISIS DATA
Data Objektif :
Pasien terlihat meringis ketika
nyeri timbul
Nyeri tekan pada perut bagian
bawah
TD : 140/80 mmHg
N : 98 x/menit
3. Ketidakmampuan Resiko infeksi (D.0142)
Data subjektif : - pertahanan tubuh
Data Objektif : sekunder
Pasien terlihat lemas (imunosupresi)
Leukosit : 15,86 10^3/𝜇L
No. Diagnosa
Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Setelah dilakukan
tindakan Perawatan Sirkulasi (1.02079)
Perfusi perifer
keperawatan selama 1x 24 jam Observasi :
tidak efektif
maka ketidakstabilan gula darah
berhubungan 1. Periksa sirkulasi perifer ( misal nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
membaik (L.03022)
dengan bracial index)
KH :
penurunan 2. identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi ( misal diabetes, perokok, orang tua, hipertensi
konsentrasi dan kadar kolesterol tinggi)
Kestabilan kadar
hemoglobin. 3. monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
glukosa darah
(D.0009) Terapeutik
membaik
Status nutrisi membaik 4. hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
Tingkat pengetahuan
6. hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
meningkat
7. lakukan pencegahan infeksi
8. lakukan perawatan kaki dan kuku
9. lakukan hidrasi
Edukasi
6. ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
7. berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
8. gunakan pakaian longgar
9. gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
10. gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain
Edukasi
11. jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia ( misal musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi otot progresif)
12. jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang terpilih
13. anjurkan mengambil posisi nyaman
14. anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
15. anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
16. demonstrasikan dan melatih teknik relaksasi ( misal nafas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
IMPLEMENTASI
No. Hari,tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf