Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Saluran Pernafasan


Sub Pokok Bahasan : Asma Bronkhiale pada Anak
Sasaran :Keluarga dan Anak
Hari/ Tanggal :Selasa, 24 Maret 2020
Alokasi waktu : (30Menit)
Tempat : Kelurahan Tugu Selatan

A. Analisis Situasi :
Sasaran adalah anak dan keluarga di Kelurahan Tugu Selatan
B. Tujuan Pembelajaran :
1.Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Setelah diadakan penyuluhan tentang penyakit Asma Bronkhiale pada anak
selama 30 menit, diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang
Asma Bronkhiale dan cara pencegahannya.
2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Setelah mengikuti  penyuluhan tentang Asma Bronkhiale pada anak dan
keluarga selama 30 menit, keluarga dapat menjelaskan tentang:
a. Apa pengertian dari asma bronkhiale.
b. Apa saja penyebab asma bronkhiale.
c. Apa Tanda dan Gejala asma bronkhiale pada anak.
d. Cara pencegahan asma bronkhiale pada anak.
e. Cara penanganan asma bronkhiale pada anak
C. Materi : (terlampir)
Kualifikasi materi :
a. Pengertian dari asma bronkhiale.
b. Penyebab asma bronkhiale.
c. Tanda dan Gejala asma bronkhiale.
d. Faktor Resiko penyebab asma bronkhiale pada anak .
e. Cara pencegahan asma bronkhiale pada anak.

D. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Demonstrasi.

E. Media/Alat Bantu : Leaflet dan Lembar Balik.

F. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM):

Media/
Kegiatan
No Tahap Waktu Metode alat
Pendidikan kesehatan
bantu
a. Mengucapkan salam Ceramah Mic
1 Perkenalan 5 dan Memperkenalkan
menit diri
b. Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
c. Membuat Kontrak
Waktu
d. Apersepsi tentang
materi yang akan
dijelaskan
- Menjelaskan kepada Mic dan
2 Kerja 10 remaja tentang: wireless,
Menit a) Pengertian dari asma Ceramah, power
bronkhiale. tanya point,
b) Penyebab asma jawab. video,
bronkhiale. banner.
c) Tanda dan Gejala asma
bronkhiale.
d) Faktor Resiko
Penyebab asma
bronkhiale
e) Cara Pencegahan asma
bronkhiale

- Memberikan
kesempatan kepada
audience untuk bertanya

5
Menit
____ +
15
Menit
- Merangkum materi yang
3 Terminasi 10 telah dijelaskan Ceramah, Mic dan
menit - Mengevaluasi secara tanya wireless,
lisan untuk mengetahui jawab, leaflet
tingkat pencapaian TIK demonstra
- Menutup penyuluhan si
dengan membagikan
leaflet
- Mengucapkan
5 salam
menit

15
menit

G. Evaluasi :
1. Jenis tes : Formatif
2. Bentuk tes : Lisan
3. Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian dari asma bronkhiale.
2. Sebutkan Penyebab asma bronkhiale.
3. Sebutkan tanda dan gejala asma bronkhiale
4. Sebutkan Faktor resiko penyebab asma bronkhiale pada anak
5. Bagaimana cara pencegahan asma bronkhiale pada anak

Lampiran:
MATERI PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : penyakit saluran pernafasan


SUB POKOK BAHASAN : Asma Bronkhiale pada Anak

A.   PENGERTIAN ASMA BRONKHIALE

Asma adalah penyakit kronis (jangka panjang), suatu kondisi ketika saluran udara
tersumbat atau menyempit. Hal ini biasanya sementara, tetapi dapat menyebabkan
sesak nafas, kesulitan bernafas, dan gejala lainnya. Jika asma menjadi parah,
penderita mungkin memerlukan pengobatan darurat untuk memulihkan pernafasan
normal (Dayu, 2011).

Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar saluran bronkial


(saluran udara) dalam paru-paru mengkerut, sekaligus lapisan saluran bronkial
mengalami peradangan dan bengkak.

PNAA (Pedoman Nasional Asma Anak) membagi asma menjadi 3, yaitu asma
episodik jarang, asma episodik sering, dan asma persisten. Dasar pembagian ini
karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering dibanding persisten (kronisitas).

B.  ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma.

A. Faktor presdiposisi

Berupa genetik dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunanya yang jelas. Penderita denganpenyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga yang menderita menyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika terpapar
dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernafasan juga bisa di
turunkan.

B. Faktor presipitasi

1) Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a)Inhalan yaitu yang masuk melalui salura pernafasan misalnya debu, bulu binantang,
serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

b)Ingestan yaitu yang masuk melalui mulut misalnya makanan dan obat obatan.
c)Kontaktan yaitu yang masuk melalui kontak denga kulit misalnya perhiasan, logam
dan jam tangan.

2)Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa penggunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim
kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan
debu.

2) Stress

Stress atau gangguan emosi menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul
harus segera diobati penderita asma yang alami stress perlu diberi nasehat untuk
menyelesaiakan masalah pribadinya. Karena juka stresnya belum diatasi maka gejala
asma belum bisa diobati.

3) Olah raga atau aktivitas yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma jika melakukan
aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan
serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
aktifitas tersebut.

Menurut NANDA (2013) etiologi asma adalah dari :

a) Lingkungan, yaitu berupa aspa dan rokok

b) Jalan napas, yaitu berupa spasme inhalasi asap, perokok,pasif, sekresi yang
tertahan, dan sekresi di bronkus.

c) Fisiologi, yaitu berupa inhalasi dan penyakit paru obstruksi kronik.

C.  TANDA DAN GEJALA


Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang di timbulkan
berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, sesak napas/susah
bernapas, bunyi saat bernapas (whezzing atau mengi) rasa tertekan di dada, dan
gangguan tidur karena batuk atau sesak napas atau susah bernapas. Gejala ini terjadi
secara reversibel dan episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2011). Pada serangan
asma berat,kuku menjadi berwarna pucat(kebiru-biruan).

D.  FAKTOR RESIKO PENYEBAB ASMA BRONKHIALE


Berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host faktor) dan
faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk predisposisi genetik yang
mempengaruhi berkembangnya asma yaitu genetik asma, alergik (atopi), hiperaktiviti
atau hiperesponsif bronkus, jenis kelamin dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi
individu dengan kecenderungan atau predisposisi asma, untuk berkembang menjadi
asma, yang menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan gejala asma yang menetap.
Beberapa hal/kondisi yang termasuk dalam faktor lingkungan, yaitu: alergen,
sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan, diet, status
sosio ekonomi dan besarnya keluarga (Mangunegoro, 2004).

E. CARA PENCEGAHAN ASMA BRONKHIALE


Upaya pencegahan asma dapat dibedakan menjadi 3 yaitu,:

1.pencegahan primer
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan risiko asma (orangtua
asma),dengan cara:
A. penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masa
perkembangan bayi/anak
B. diet hipoalergenik ibu hamil,asalkan dengan syarat diet tersebut tidak mengganggu
asupan janin
C. pemberian ASI eksklusif sampai 2 tahun

2.pencegahan sekunder
Ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah tersentisisasi dengan cara
menghindari pajanan asap rokok,serta alergen dalam ruangan terutama tunga debu
rumah.

3.pencegahan tersier
Ditujukan untuk mencegah manifestasi asma pada anak yang telah menunjukkan
manisfestasi penyakit alergi.sebuah penelitian multi center yang dikenal dengan nama
ETAC Study (Early Treatment of atopic Children) mendapatkan bahwa pemberian
setirizin selama 18 bulan pada anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE spesifik
terhadap serbuk rumput (pollen) dan tungau debu rumah menurunkan kejadian asma
sebanyak 50%.
Daftar Pustaka

Crockett, Antony. 1997. Penanganan Ashma Dalam Perawatan Primer. Jakarta:


Hipokrates.

Imaniar, E. 2015. Asma Bronkial pada Anak. Dikutip pada 25 Maret 2020 dari Jurnal
Agromedicine,Nomor 2(4), 360-364. :
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1252

Lingkungan, Departertemen Penyehatan. 2013. "Pedoman Pengendalian Asma."


Jakarta: Departemen Kese-hatan Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan RI (2013). Indonesia. Dikutip 25 Maret 2020.
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk10232008.pdf

Rohman, D. 2015. Effektifitas Latihan Nafas Dalam (Deep Breathing Exercise)


Terhadap Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (Ape) Pada Pasien Dengan Asma Di
Puskesmas 1 Rakit Kabupaten Banjarnegara (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO). Purwokerto. Dikutip pada 24 Maret 2020.
http://repository.ump.ac.id/648/3/BAB%20II_DODI
%20ROHMAN_KEPERAWATAN%20S1%2715.pdf

Saktian, Yusuf.2016.SAP Asma Anak. Kendal. Dikutip pada 24 Maret 2020.


https://www.slideshare.net/sacktian/sap-asma-anak

Anda mungkin juga menyukai