Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

DOSEN : Sugeng Rianto, SE, MM

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. XL AXIATA,Tbk.

Kelompok 15 :

1. Chintiya R. A. (B.131.12.0498)
2. Faza Rusyda (B.141.12.0040)
3. Dina Mustikasari (B.141.12.0053)

S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG

1
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia saat ini,
sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara
drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan
guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi
perkembangan perusahaan.
Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba). Laba
hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk
itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak
luar perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan
aspek non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara,
mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur
organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat
kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal sekitarnya.
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
adalah analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui
tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan
mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat
likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan kredit

2
jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya, tingkat
solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan kredit jangka pendek
maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka akan dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini
sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan
hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos
dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah
rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu
akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu
perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah “Analisis Rasio
Likuiditas PT. XL AXIATA.Tbk “

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah ”Bagaimana
perbandingan analisis rasio likuiditas yang terjadi pada PT XL AXIATA Tbk pada
tahun 2010-2012.”

1.3 Tujuan Penelitian

3
Berdasarkan uraiaan diatas penulis juga dapat menyimpulkan jika tujuan dari
penilitian ini yaitu untuk mengetahui “ Bagaiamana kinerja keuangan yang terjadi pada
PT XL AXIATA pada tahun 2010-1012.”

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian adalah :
1. Bagi perusahaan (PT. XL AXIATA Tbk), diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kinerja keuangan perusahaannya berdasarkan rasio likuiditas
2. Bagi akademisi dan pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
kinerja keuangan suatu perusahaan yang berdasarkan pada rasio-rasio kinerja
keuangan serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 Landasan Teori

A. Pengertian Kinerja
Menurut Jaya (1993 : 15) menyatakan bahwa kinerja memiliki banyak aspek,
namun para ekonom biasanya hanya memusatkan pada 3 aspek pokok yaitu
efisiensi, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi. Dan secara
sederhana perhitungan efisiensi adalah menghasilkan suatu niiai yang maksimum
dengan jumlah input tertentu, baik secara kuantitatif fisik maupun nilai ekonomis
(harga). Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa sejumlah input yang bersifat bonus
dihindari sehingga tidak ada sumber daya yang tidak digunakan dan dibuang.
Efisiensi sendiri digolongkan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan
pengalokasian. Jadi, kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan
dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan pada bidang tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka (2002: 570).

B. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan dibuat oleh bagian manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan harus menyajikan
secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan. Disamping itu laporan keuangan
dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan

4
kepada pihak-pihak diluar perusahaan yang meliputi para kreditur, para investor
dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, serta masyarakat
sekitarnya.

1. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dan:


a. Neraca
Imam Santoso (2006 : 9-10) mengemukakan bahwa Neraca adalah suatu
laporan yang menginformasikan mengenal aktiva, kewajiban dan kepemilikan
(ekuitas) suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sejalan dengan pendapat
tersebut Kuswadi (2006: 15) berpendapat bahwa neraca adalah laporan yang
menggambarkan posisi atau kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat
tertentu dan merupakan salah satu hasil akhir dan proses akuntansi.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi memberikan sebuah ukuran berhasilnya suatu perusahaan
pada suatu periode waktu. Laporan laba rugi menunjukkan sumber utama dan
penghasilan yang dihasilkan dan biaya-biaya sehubungan dengan penghasilan
tersebut. Perbedaan antara penghasilan dan biaya-biaya adalah laba bersih atau
rugi bersih. Keuntungan dan kerugian menunjuk kepada uang yang dihasilkan
atau kerugian pada kegiatan diluar aktivitas normal perusahaan. Laporan laba
rugi perusahaan harus memuat laba per saham. Baik neraca maupun laporan
laba rugi selalu dibuat dengan dasar komparatif. Suatu laporan saldo laba atau
ekuitas pemegang saham sering kali disajikan oleh perusahaan dalam laporan
tahunan kepada pemegang saham.
Berikut ini pengertian yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan (1992 : 30) Suatu
laporan yang menunjukkan pendapatanpendapatan dan suatu unit usaha untuk
suatu periode tertentu.

2. Fungsi Laporan Keuangan


Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
alat penguji dan pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagal alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilal posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hash
analisa lapran keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu
keputusan.

5
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan suatu informasi
yang bermanfaat bagi pemakainya, jika memenui persyaratan yang ditetapkan
(Prinsip Akuntansi Indonesia) adalah sebagai berikut :

a. Relevan
Pengukuran relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan
penggunaannya. OIeh karena dalam mempertimbangkan relevansi suatu
informasi hendaknya perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai
dan bukan kebutuhan khusus pihak tertentu.
b. Dapat dimengerti
Bentuk laporan keuangan dan istilah yang dipakai hendaknya
disesuaikan dengan batas pengertian pemakai informasi juga diharapkan
mempunyai dasar pengertian mengenai aktivitas ekonomi perusahaan,
proses akuntansi dan istilah yang digunakan dalam laporan keuangan.
c. Objektif
Laporan keuangan harus disusun seobyek mungkin, dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independent dan menggunakan
metode pengukuran yang sama.
d. Netral
Laporan keuangan hendaknya disusun untuk kebutuhan umum
pemakai dan bukan kebutuhan pihak tertentu saja.
e. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disampaikan secara sedini mungkin agar
dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan
ekonomi dan untuk menghindari tertunda pengambilan keputusan bagi
pemakai.
f. Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun
dengan perusahaan yang sejenis pada periode yang sama. Prinsip konsisten
(penggunaan model) akuntansi hendaknya selalu dipatuhi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan metode hendaknya diberikan
penjelasan metode yang diganti/ diubah.
g. Lengkap

6
Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap meliputi
semua data akuntansi yang memenuhi sekurang-kurangnya enam
persyaratan tersebut.

C. Analisis Rasio Keuangan


Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan harus menggunakan
analisis rasio keuangan. Para analis keuangan dapat rnelakukan dengan 2 cara :
1. Cross-section Techniques yaitu cara analisis dengan jalan membandingkan
rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan yang Iainnya yang sejenis
pada saat tertentu.
2. Time-series Techniques yaitu cara analisis dengan cara membandingkan
rasio-rasio keuangan suatu perusahaan dan suatu periode ke periode
Iainnya. Jenis-jenis rasio keuangan dikelompokkan menjadi 6 kelompok :
a. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutanghutang jangka pendek.
b. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai dengan hutang.
c. Rasio Aktivitas adalah rasio-rasio untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
d. Rasio Keuntungan/Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivtas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
e. Rasio pertumbuhan (Growth Rasio), yaitu rasio yang mengukur
kernampuan perusahaan dalam mempertemukan posisi ekonominya
dalam pertumbuhan ekonominya dan industri.
f. Rasio Penilaian (Valuation Rasio), yaitu rasio yang mengukur
kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui
pengeluaran biaya investasi.
D. Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan
perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas
tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi
juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi
uang kas.

7
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang
mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi
segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa
perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak
mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban
financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang
lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan
perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas


1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan
kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Penghitungannya sebagai berikut :

Asset Lancar
Rasio Lancar =
Utang jangka pendek

2. Quick Ratio (Rasio Cepat)


Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio yang juga digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Penghitungan Quick Ratio dengan mengurangkan aktiva lancar
dengan persediaan.

8
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan
kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Penghitungannya sebagai berikut :
Asset Lancar−Persediaan
Rasio Cepat =
Utang jangka pendek

3. Cash ratio (Rasio Kas)


Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban
lancar tahun yang bersangkutan. Penghitungannya sebagai berikut :

Kas
Rasio Kas =
Utang jangka pendek

4. Working capital to total assets ratio (WCTA ratio)


Adalah likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Modal kerja
yang dimaksud disini adalah modal kerja neto, yaitu sebagian dari aktiva lancar
yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan
tanpa mengganggu likuiditasnya (Bambang Riyanto, 2008). WCTA ratio yang
semakin tinggi menunjukkan semakin besar porsi modal kerja yang dimiliki
perusahaan dari total aktivanya. Dengan modal kerja yang besar, diharapkan
kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan yang
diperoleh akan meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh juga
meningkat. Penghitungannya sebagai berikut :

Current Assets−Current Liabilities


WCTA Ratio =
Total Assets

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyajian Analisis Data

Dalam menghitung tingkat likuiditas suatu perusahaan dibutuhkan data-data

keuangan. Data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dimana memuat

mengenai neraca dan laporan laba rugi. Dimana neraca yang menunjukkan kondisi

perusahaan terhadap aktiva, utang dan modal perusahaan dalam suatu periode tertentu,

sedangkan laporan laba rugi memuat tentang pendapatan dan beban-beban atau biaya-biaya

suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan (PT. XL AXIATA Tbk)

berdasarkan analisis rasio likuiditasnya, berikut laporan keuangan dari PT. XL AXIATA

Tbk tahun 2010 hingga 2012.

10
Gambar 2.1 Neraca PT. XL AXIATA Tbk tahun 2010-2012

Gambar 2.2 Neraca PT. XL AXIATA Tbk tahun 2010- 2012

Pada kedua gambar di atas, dapat dilihat kondisi aktiva dan pasiva PT. XL
AXIATA Tbk dari tahun 2010-2012. Tahun 2010, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp
366.161 (dalam ribuan); persediaan sebesar Rp 61.044; total aktiva sebesar Rp.
27.251.281 dimana aktiva lancar sebesar Rp 2.228.017 dan aktiva tetap sebesar Rp
25.023.264; total utang sebesar Rp 15.536.207 dimana utang jangka pendek sebesar Rp
4.563.033 dan utang jangka panjang sebesar Rp 10.973.174.
Pada tahun 2011, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 998.113; persediaan
sebesar Rp 66.595; total aktiva sebesar Rp 31.170.654 dimana aktiva lancar sebesar Rp
3.387.237 dan aktiva tetap sebesar Rp 27.783.417; total utang sebesar Rp 17.478.142
dimana utang jangka pendek sebesar 8.728.212 dan utang jangka panjang sebesar Rp
8.749.930.

11
Pada tahun 2012, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 791.805; persediaan
sebesar Rp 49.807; total aset sebesar Rp 35.455.705 dimana aset lancar sebesar Rp
3.658.985 dan aset tetap sebesar Rp 31.796.720; total utang sebesar Rp 20.085.669 dimana
utang jangka pendek sebesar Rp 8.739.996 dan utang jangka panjang sebesar Rp
11.345.673.

Perhitungan rasio likuiditas dalam angka periode 2010-2012 PT. XL AXIATA Tbk.

Rasio Likuiditas
Current Assets
a. Rasio Lancar =
Current Liabilities

3.658.985
2012 =
8.739.996
= 0,41
3.387.237
2011 =
8.728 .212
= 0,38
2.228.017
2010 =
4.563 .033
= 0.48

Cash
b. Rasio Kas =
Current Liabilities

791.805
2012 =
8.739.996
= 0,09
998.113
2011 =
8.728.212
= 0.11
366.161
2010 =
4.563 .033
= 0,08

12
Current Assets−Inventory
c. Rasio Cepat =
Current Liabilities

3.658.985−49.807
2012 =
8.739.996
= 0,41
3.387.237−66.595
2011 =
8.728.212
= 0.38
2.228.017−61.044
2010 =
4.563 .033
= 0,47

Current Assets−Current Liabilities


d. WCTA Ratio =
Total Assets
3.658.985−8.739 .996
2012 =
35.455 .705
= -0,14
3.387.237−8.728 .212
2011 =
31.170 .654
= -0,17
2.228.017−4.563.033
2010 =
27.251.281
= -0,085

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT. XL AXIATA Tbk. berdasarkan analisis
likuiditasnya selama tiga tahun terakhir (2010-2012), maka berdasarkan analisis
laporan keuangan perusahaan PT.XL AXIATA Tbk. dilakukan pembahasan sebagai
berikut :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar

13
yang dimiliki. Semakin besar ratio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas
perusahaan tersebut.
Tingkat Current Ratio pada PT.XL AXIATA Tbk. pada tahun 2010 sebesar
48% dan pada tahun 2011 sebesar 38%, yang artinya terjadi penurunan tingkat
Current Ratio. Yang artinya pada tahun 2010-2011 rasio lancar memburuk karena
terjadi penurunan.
Dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012 tingkat Current Ratio terjadi
peningkatan sebesar 3% yaitu 41% yang artinya Current Ratio yang bergerak dari
tahun 2011-2012 mengalami kenaikan yang berarti Current Ratio membaik.

2. Cash Ratio (Ratio Of Immediate Solvency)


Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar
tahun yang bersangkutan.
Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam
membayar utang-utangnya. Dengan demikian, rasio kas dapat menujukkan
kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Pada tahun 2010, Cash Ratio perusahaan berada pada persentase 8%
kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 sebesar 11%. Pada data tersebut
persentase cash ratio mengalami kenaikan yang artinya kondisi perusahaan
semakin mudah dalam membayar utang-utangnya. Dan pada tahun 2012 terjadi
penurunan sebesar 3% yaitu pada pesentase 9%, dimana pada kondisi ini
perusahaan mengalami sedikit kesulitan dalam membayar utang-utangnya.

3. Rasio cepat (Quick Ratio)


Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio yang juga digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan Quick Ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan
kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir

14
(2009:10) mengatakan bahwa Quick Ratio umumnya dianggap baik adalah semakin
besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
Pada tahun 2010 persentase rasio cepat sebesar 47% kemudian pada tahun
2011 menjadi 38%, rasio ini mengalami penurunan yang artinya kondisi ini
semakin menurun dan kondisi perusahaan pada tahun berjalan ini mengalami
kondisi yang buruk. Sedangkan pada tahun 2012, persentase Quick Ratio menjadi
41% yang artinya terjadi peningkatan dari tahun 2011 ke 2012 dan keadaan Quick
Ratio pada tahun ini dianggap baik karena semakin besar rasio tahun 2012 dari
tahun sebelumnya dan kondisi perusahaan juga semakin baik.

4. Working Capital To Total Asset Ratio


Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah
menjadi kas dlm jangka pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan
yang jangka pendek harus dipenuhi. Perbedaan antara utang lancar disebut Net
Working Capital To Asset Ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan
investasi dan dana yang diperoleh. Semakin besar tingkat rasio ini maka keadaan
perusahaan akan semakin membaik.
Pada tahun 2010 persentase yang terjadi sebesar -8% sedangkan pada tahun
2011 sebesar -17% yang artinya kondisi likuiditas perusahaan semakin memburuk
karena terjadi penurunan. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar -14% terjadi
kenaikan sebesar 3% yang artinya keadaan likuiditas perusahaan semakin
membaik.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan rasio


profitabilitas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum kinerja keuangan PT XL AXIATA Tbk berdasarkan analisis


likuiditasnya mulai mengalami perbaikan.
2. Kinerja keuangan perusahaan mengalami perbaikan pada tahun 2011 menuju
tahun 2012 karena pada tahun tersebut current ratio, cash ratio, dan working
capital to total asset ratio mengalami perubahan kenaikan dimana posisi awalnya
dari tahun 2010 menuju 2011 mengalami penurunan. Walaupun pada quick ratio
mengalami penurunan pada tahun 2012 akan tetapi quick ratio telah terlebih
dahulu mengalami peningkatan dari tahun 2010 menuju tahun 2011. Walaupun
kenaikan penurunan yang dialami tidak merata akan tetapi perusahaan berusaha
mempernaiki kinerja keuangannya dari tahun ke tahun.

3.2 SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat mengemukakan saran sebagai
berikut :

16
1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan harus berusaha
meningkatkan tingkat likuiditasnya terutama pada Working Capital To Total Asset
yaitu dengan jalan memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
2. Perusahaan sebaiknya mempertahankan pengelolaan biaya-biaya agar tetap cermat
dan efisien, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
likuiditasnya pada masa yang akan datang akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aspahani, et al (2013). Pengantar Akuntansi Buku 2 (Berbasis SAK ETAP) Edisi Revisi
Pertama. Palembang : Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Sumatera Selatan.

Wahdine, Aditya Riezkan(2009). Contoh Proposal Skripsi Manajemen Keuangan Analisis


Kinerja Keuangan Pada PT. Kimia Farma. Dari : http://buabuazone88.blogspot.com
/2009/06/contoh-proposal-skripsi-manajemen_4793.html, 23 Januari 2015

Pandubudimulya (2013). Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan


Perputaran Piutang PT. Colorpak Indonesia Tbk. Dari:
https://pandubudimulya.wordpress.com/2013/11/25/menghitung-rasio-likuiditas-
solvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-indonesia-tbk/, 23 Januari
2015

Salsiyah, Sri Marhaeni (2012). Analisis Pengaruh Working Capital To Total Assets Ratio,
Total Debt To Total Capital Assets, Total Assets Turnover, Gross Profit Margin Dan
Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba. Dari:
http://admisibisnis.blogspot.com/2012/04/analisis-pengaruh-working-capital-to.html,
23 Januari 2015

17
Riadi, Muchlisin (2012). Rasio Likuiditas. Dari :
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html, 19 Januari 2015

Sangkala, H. Abd. Azis. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilias Pada
Perusahaan Pabrik Roti Tony Bakery Pare-Pare”. Dari :
http://lana.staff.gunadarma.ac.id /Downloads/files/37238/AnalisisRasio.pdf, 19
January 2015

18

Anda mungkin juga menyukai