Kelompok 15 :
1. Chintiya R. A. (B.131.12.0498)
2. Faza Rusyda (B.141.12.0040)
3. Dina Mustikasari (B.141.12.0053)
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
1
2015
BAB I
PENDAHULUAN
2
jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya, tingkat
solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan kredit jangka pendek
maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka akan dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini
sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan
hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos
dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah
rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu
akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu
perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah “Analisis Rasio
Likuiditas PT. XL AXIATA.Tbk “
3
Berdasarkan uraiaan diatas penulis juga dapat menyimpulkan jika tujuan dari
penilitian ini yaitu untuk mengetahui “ Bagaiamana kinerja keuangan yang terjadi pada
PT XL AXIATA pada tahun 2010-1012.”
A. Pengertian Kinerja
Menurut Jaya (1993 : 15) menyatakan bahwa kinerja memiliki banyak aspek,
namun para ekonom biasanya hanya memusatkan pada 3 aspek pokok yaitu
efisiensi, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi. Dan secara
sederhana perhitungan efisiensi adalah menghasilkan suatu niiai yang maksimum
dengan jumlah input tertentu, baik secara kuantitatif fisik maupun nilai ekonomis
(harga). Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa sejumlah input yang bersifat bonus
dihindari sehingga tidak ada sumber daya yang tidak digunakan dan dibuang.
Efisiensi sendiri digolongkan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan
pengalokasian. Jadi, kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan
dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan pada bidang tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka (2002: 570).
4
kepada pihak-pihak diluar perusahaan yang meliputi para kreditur, para investor
dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, serta masyarakat
sekitarnya.
5
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan suatu informasi
yang bermanfaat bagi pemakainya, jika memenui persyaratan yang ditetapkan
(Prinsip Akuntansi Indonesia) adalah sebagai berikut :
a. Relevan
Pengukuran relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan
penggunaannya. OIeh karena dalam mempertimbangkan relevansi suatu
informasi hendaknya perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai
dan bukan kebutuhan khusus pihak tertentu.
b. Dapat dimengerti
Bentuk laporan keuangan dan istilah yang dipakai hendaknya
disesuaikan dengan batas pengertian pemakai informasi juga diharapkan
mempunyai dasar pengertian mengenai aktivitas ekonomi perusahaan,
proses akuntansi dan istilah yang digunakan dalam laporan keuangan.
c. Objektif
Laporan keuangan harus disusun seobyek mungkin, dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independent dan menggunakan
metode pengukuran yang sama.
d. Netral
Laporan keuangan hendaknya disusun untuk kebutuhan umum
pemakai dan bukan kebutuhan pihak tertentu saja.
e. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disampaikan secara sedini mungkin agar
dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan
ekonomi dan untuk menghindari tertunda pengambilan keputusan bagi
pemakai.
f. Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun
dengan perusahaan yang sejenis pada periode yang sama. Prinsip konsisten
(penggunaan model) akuntansi hendaknya selalu dipatuhi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan metode hendaknya diberikan
penjelasan metode yang diganti/ diubah.
g. Lengkap
6
Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap meliputi
semua data akuntansi yang memenuhi sekurang-kurangnya enam
persyaratan tersebut.
7
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang
mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi
segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa
perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak
mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban
financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang
lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan
perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Asset Lancar
Rasio Lancar =
Utang jangka pendek
8
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan
kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Penghitungannya sebagai berikut :
Asset Lancar−Persediaan
Rasio Cepat =
Utang jangka pendek
Kas
Rasio Kas =
Utang jangka pendek
9
BAB II
PEMBAHASAN
keuangan. Data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dimana memuat
mengenai neraca dan laporan laba rugi. Dimana neraca yang menunjukkan kondisi
perusahaan terhadap aktiva, utang dan modal perusahaan dalam suatu periode tertentu,
sedangkan laporan laba rugi memuat tentang pendapatan dan beban-beban atau biaya-biaya
berdasarkan analisis rasio likuiditasnya, berikut laporan keuangan dari PT. XL AXIATA
10
Gambar 2.1 Neraca PT. XL AXIATA Tbk tahun 2010-2012
Pada kedua gambar di atas, dapat dilihat kondisi aktiva dan pasiva PT. XL
AXIATA Tbk dari tahun 2010-2012. Tahun 2010, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp
366.161 (dalam ribuan); persediaan sebesar Rp 61.044; total aktiva sebesar Rp.
27.251.281 dimana aktiva lancar sebesar Rp 2.228.017 dan aktiva tetap sebesar Rp
25.023.264; total utang sebesar Rp 15.536.207 dimana utang jangka pendek sebesar Rp
4.563.033 dan utang jangka panjang sebesar Rp 10.973.174.
Pada tahun 2011, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 998.113; persediaan
sebesar Rp 66.595; total aktiva sebesar Rp 31.170.654 dimana aktiva lancar sebesar Rp
3.387.237 dan aktiva tetap sebesar Rp 27.783.417; total utang sebesar Rp 17.478.142
dimana utang jangka pendek sebesar 8.728.212 dan utang jangka panjang sebesar Rp
8.749.930.
11
Pada tahun 2012, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 791.805; persediaan
sebesar Rp 49.807; total aset sebesar Rp 35.455.705 dimana aset lancar sebesar Rp
3.658.985 dan aset tetap sebesar Rp 31.796.720; total utang sebesar Rp 20.085.669 dimana
utang jangka pendek sebesar Rp 8.739.996 dan utang jangka panjang sebesar Rp
11.345.673.
Perhitungan rasio likuiditas dalam angka periode 2010-2012 PT. XL AXIATA Tbk.
Rasio Likuiditas
Current Assets
a. Rasio Lancar =
Current Liabilities
3.658.985
2012 =
8.739.996
= 0,41
3.387.237
2011 =
8.728 .212
= 0,38
2.228.017
2010 =
4.563 .033
= 0.48
Cash
b. Rasio Kas =
Current Liabilities
791.805
2012 =
8.739.996
= 0,09
998.113
2011 =
8.728.212
= 0.11
366.161
2010 =
4.563 .033
= 0,08
12
Current Assets−Inventory
c. Rasio Cepat =
Current Liabilities
3.658.985−49.807
2012 =
8.739.996
= 0,41
3.387.237−66.595
2011 =
8.728.212
= 0.38
2.228.017−61.044
2010 =
4.563 .033
= 0,47
13
yang dimiliki. Semakin besar ratio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas
perusahaan tersebut.
Tingkat Current Ratio pada PT.XL AXIATA Tbk. pada tahun 2010 sebesar
48% dan pada tahun 2011 sebesar 38%, yang artinya terjadi penurunan tingkat
Current Ratio. Yang artinya pada tahun 2010-2011 rasio lancar memburuk karena
terjadi penurunan.
Dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012 tingkat Current Ratio terjadi
peningkatan sebesar 3% yaitu 41% yang artinya Current Ratio yang bergerak dari
tahun 2011-2012 mengalami kenaikan yang berarti Current Ratio membaik.
14
(2009:10) mengatakan bahwa Quick Ratio umumnya dianggap baik adalah semakin
besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
Pada tahun 2010 persentase rasio cepat sebesar 47% kemudian pada tahun
2011 menjadi 38%, rasio ini mengalami penurunan yang artinya kondisi ini
semakin menurun dan kondisi perusahaan pada tahun berjalan ini mengalami
kondisi yang buruk. Sedangkan pada tahun 2012, persentase Quick Ratio menjadi
41% yang artinya terjadi peningkatan dari tahun 2011 ke 2012 dan keadaan Quick
Ratio pada tahun ini dianggap baik karena semakin besar rasio tahun 2012 dari
tahun sebelumnya dan kondisi perusahaan juga semakin baik.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat mengemukakan saran sebagai
berikut :
16
1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan harus berusaha
meningkatkan tingkat likuiditasnya terutama pada Working Capital To Total Asset
yaitu dengan jalan memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
2. Perusahaan sebaiknya mempertahankan pengelolaan biaya-biaya agar tetap cermat
dan efisien, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
likuiditasnya pada masa yang akan datang akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aspahani, et al (2013). Pengantar Akuntansi Buku 2 (Berbasis SAK ETAP) Edisi Revisi
Pertama. Palembang : Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Sumatera Selatan.
Salsiyah, Sri Marhaeni (2012). Analisis Pengaruh Working Capital To Total Assets Ratio,
Total Debt To Total Capital Assets, Total Assets Turnover, Gross Profit Margin Dan
Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba. Dari:
http://admisibisnis.blogspot.com/2012/04/analisis-pengaruh-working-capital-to.html,
23 Januari 2015
17
Riadi, Muchlisin (2012). Rasio Likuiditas. Dari :
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html, 19 Januari 2015
Sangkala, H. Abd. Azis. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilias Pada
Perusahaan Pabrik Roti Tony Bakery Pare-Pare”. Dari :
http://lana.staff.gunadarma.ac.id /Downloads/files/37238/AnalisisRasio.pdf, 19
January 2015
18