Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AIK IV

“ ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ”

Kelompok 05

1. Kresdiyana Febrianti (201710160311333)


2. Nisa Nada A
3. Laily
4. Nurul

MATA KULIAH AIK IV


PRODI MANAJEMEN – FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana
perkembangan pemikiran tentang akhlak sosial. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Malang, 19 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan........................................................3
B. Kepentingan Ilmu Pengetahuan....................................................................4
C. Sumber Ilmu Pengetahuan.............................................................................5
D. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam................................................5
E. Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya...........................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam
keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah
memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat
Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika
tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu
mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan
Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam
kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia
mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada
kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan
akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik
dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi,
dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik
untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya
bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang
menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita
membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf :
56).

1
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang –orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup
lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran Adam memiliki jabatan
sebagai khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-
Baqarah : 34
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu
kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan
menyombongkan diri, karena dia adalah dari golongan makhluk yang kafir.”
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah
yang membuat manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika
dibandingkan dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum
dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih
menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya
dan berfikir. Ini adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur
dan mampu memanfaatkannya dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Ilmu?
2. Apakah kepentingan Ilmu pengetahuan dalam Islam?
3. Bagaimana pandangan Ilmu pengetahuan menurut sumbernya?
4. Bagaimana kedudukan Ilmu pengetahuan dalam Islam?
5. Bagaimana kewajiban memuntut ilmu dan mengamalkannya
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa pentignya sebuah ilmu pengetahuan di
dalam Islam
2. Untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah khazanah keilmuan
tentang Ilmu pengetahuan dalam islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ilmu adalah
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun se!ara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan. Sedangkan
menurut And English Reader’s Dictionary Science is knowledge
arrangedin a system, especially obtained by observation and testing of
fact yang artinya ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam sebuah
system khususnya didapat dari observasi dan pemeriksaan fakta, dan
menurut Webster’s Super New School and Office Dictionary dikatakan
bahwa Science is a systematized knowledge obtained by study,
observation, experiment yang memiliki arti kurang lebih sama dengan
pengertian ilmuyang dijabarkan di buku And English Reader’s Dictionary.
Pengertian Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an, ada dalam surat:
 QS. Al-Mujadalah, 58 : 11.

ِ ‫ش ُزوا َيرْ َف‬


ُ‫ع هللا‬LL ُ ‫ َوإِ َذا ِق ْي َل ا ْن‬،‫ِس َفا ْف َس ُخ ْوا َي ْف َس ِخ هللاُ لَ ُك ْم‬
ُ ‫ش ُزوا َفا ْن‬ ِ ‫َياَيُّهاَالَّ ِذي َْن أَ َم ُن ْوا إِ َذا ِق ْي َل لَ ُك ْم َت َف َّس ُخ ْوا فِيْ ْال َم َجال‬
)١١:‫ َوهللاُ ِب َما َتعء َملُ ْو َن َخ ِب ْيرٌ(المجادله‬،ٍ‫واالع ِْل َم دَ َر َجات‬ ْ ‫ َوالَّ ِذي َْن أ ُ ُت‬،‫الَّ ِذي َْن أَ َم ُن ْوا ِم ْن ُك ْم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
keoadamu:”berlapang-lapanglah kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah.
Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Mujadalah, 58:11)
 QS. Al-Fathir, 35:27-28.
‫ ٌر‬Lْ‫ َد ٌد ِبيْضٌ َو ُحم‬Lُ‫ال ج‬L ِ ‫ َوم َِن ْال ِج َب‬،‫ا‬L‫ا اَ ْل َوا ُن َه‬L‫ت م ُّْخ َتلِ ًف‬ َ ‫ ِه َث َم‬L‫ا ِب‬L‫ َفأ َ ْخ َرجْ َن‬،ً‫اء‬L‫ َما ِء َم‬L‫الس‬
ٍ ‫را‬L َ َّ‫اَلَ ْم َت َر أَن‬
َ ‫هللا اَ ْن‬
َّ ‫ز َل م َِن‬L
َ ِ‫ َذل‬L‫ ُه َك‬L‫فٌ اَ ْل َوا ُن‬Lِ‫ام م ُْخ َتل‬L َ ‫د ََّوا ِ أْل‬L‫اس َوال‬
‫ا ِد ِه‬L‫ى هللاَ مِنْ عِ َب‬L‫ا َي ْخ َش‬L‫ إِ َّن َم‬،‫ك‬ ِ ‫ب َوا ْن َع‬ ِ ‫) َوم َِن ال َّن‬٢٧( ‫م ُّْخ َتلِفٌ اَ ْل َو ُن َها َو غَ َر ِابيْبُ س ُْو ٌد‬
)٢٨(ٌ‫ إِنَّ هللاَ َع ِز ْي ٌز َغفُ ْور‬،‫ْال ُعلَ َما ُئ ْوا‬
Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka
ragam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan
demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-

3
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(Al-Fathir, 35:27-28).
B. Kepentingan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan amat penting bagi setiap individu bahkan dapat
meingkatkan martabat manusia. Di dalam Islam, menuntut ilmu juga
merupakan suatu ibadah kepada Allah dan terdapat beberapa matlamat
tertentu dalam proses menuntut ilmu.
Pentingnya mempnyai imu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah
SWT. Matlamat ini adalah untuk menguatkan kepercayaan dan keimanan
manusia terhadap Allah SWT. Dengan adanya ilmu, manusia dapart
membaca Al-Qur’an yang mana terkandung segala persoalan yang eujud
di muka bumi ini. Ilmu juga membolehkan manusia mengkaji alam
semesta ciptaan Allah ini.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja, tetapi
juga tentang keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan dan
kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat adalah ilmu. Rasulullah
SAW pernah bersabda: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia
maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya
(kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”
Untuk kehidupan dunia kita memerlukan ilmu yang dapat
menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga
memerlukan ilmu yang sekiranya dapat membekali kehidupan akhirat.
Dengan demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan
hidup insya Allah akan tercapai.
Tambahan lagi, dengan ilmu jugalah manusia dapat menjalankan
tugas sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini. Sebagai hamba
Allah, manusia perlu melaksanakan ibadah-ibadah umum dan khusus.
Dalam pada masa yang sama, manusia juga merupakan khalifah Allah di
muka bumi ini. Ilmu yang diperoleh dengan keizinan Allah SWT perlulah
di kongsi dan disampaikan kepada individu dan masyarakat.

4
C. Sumber Ilmu Pengetahuan

Melihat dari pyramid di atas, ilmu pegetahuan diperoleh dari berbagai


sumber. Perkara ini menjelaskan tiada kekangan atau sempada untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebuah hadist telah diriwayatkan oleh Ibnu
Abdil Bar: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat
meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang
(rela) dengan yang ia tuntut.”

Oleh demikian, sumber ilmu telah di klasifikasikan kepada beberapa jenis


agar manusia faham akan sumber dan konsep ilmu pengetahuan. Wahyu
diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada pesuruhNya. Ia merupakan
teras kepada segala ilmu, dimana ia telah diturunkan dan dikumpulkan di dalam
Al-Qur’an. Wahyu yang diturunkan mengandungi segala ilmu pengetahuan yang
diperlukan oleh manusia untuk kemaslahatan hidup serta perkara ghaib yang
tidak terjangkau oleh akal manusia.

Dengan akal manusia dapat menimbang dan membedakan antara yang


baik dan buruk walaupun mungkin ianya tidak bersifat kebenaran mutlak namun
memadai untuk mengatasi masalah kehidupan seharian. Semua makhluk ciptaan
Allah dikaruniakan otak, namun hanya manusia yang dikaruniakan akal supaya
dapat berpikir dan menerpakan sifat perikemanusiaan di dalam diri.

Allah telah menciptakan manusia dengan lima pancaindra yang digunakan


dalam kehidupan sehari-hari untuk beribadah kepada Allah SWT. Pancaindra
juga merupakan sumber untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ia digunakan
melalui beberapa percobaan dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.

D. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam


Allah Swt. berfirman :

‫ا ِت ُك ْم َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ۗ َوٱهَّلل ُ ُذو ْٱل َفضْ ِل ْٱل َعظِ ِيم‬Lََٔ‫وا ٱهَّلل َ َيجْ َعل لَّ ُك ْم فُرْ َقا ًنا َو ُي َك ِّفرْ َعن ُك ْم َسئِّـ‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ُ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا إِن َت َّتق‬

5
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara
yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan
mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-
Anfal: 29)

Yang dimaksud furqan dalam ayat tersebut adalah ilmu atau pengetahuan
yang bisa digunakan untuk membedakan antara sesuatu haq dan bathil.

Bahwa ilmu pengetahuan adalah kemuliaan, cahaya, dan


keutamaan, sedangkan kebodohan adalah keburukan, bencana, dan
kehinaan. Ilmu yang bermanfaat adalah sumber utama dan merupakan
sumber air yang paling segar dan berkumpulnya hal-hal kebaikan.
Dengan ilmu yang bermanfaat kita bisa membangun kejayaan dan
peradaban, sedangkan dengan kebodohan pilar-pilar bangunan akan
lapuk, bangunan akan roboh dan umat manusia akan runtuh.

Oleh karena kedudukan ilmu yang tinggi dalam agama Islam yang
mendorong kita untuk menguasainya, menganjurkan untuk
mempelajarinya, dan menyerukan untuk menempuh jalannya. Islam juga
mengajarkan bahwa mencari ilmu yang bermanfaat adalah gerbang
menuju gerbang menuju surga.

Rasulallah bersabda:

‫ك َط ِر ْي َقا َي ْل َتمِسُ فِي ِه عِ ْلمًا ؛ َس َّه َل هَّللا ُ َل ُه َط ِري ًقا إِلَي ْال َج َّن ِة‬
َ َ‫َمنْ َسل‬

“Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu, maka dimudahkan


jalannya menuju surga”.

Perintah membaca adalah yang seruan pertama yang digunakan


di dalam Islam. Hal itu dilakukan dalam rangka mengingatkan pentingnya
ilmu pengetahuan, meningkatkan nilainya, memantapkan pondasi
bengunan mental dalam umat, membangun peradaban umat, membuka
rahasia kemajuan dan perkembangan eksistensinya, yakni pengetahuan
tentang kitabullah dan sunnah Rasulullah.

Ada beberapa akhlaq yang harus diperhatikan oleh penuntut ilmu:

a. pencari ilmu harus meyucikan hati dari segala pelanggaran-


pelanggaran yang dimurkai allah. Imam nawawi dalam
Muqaddimah syarh al-muhaddab berkata, “seyogyanya bagi
seorang penuntu ilmu menyucikan hatinya dari kotoran-
kotroan sehingga ia layak meghafal dan mengamalkannya”.
Pada suatu kesempatan Imam Malik memberi nasihat kepada
muridanya Imam Syafi’i, kala itu sang guru merasa takjub
dengan kecerdasan muridnya, “Wahai Muhammad (Imam

6
Syafi’i) bertakwalah kepada Allah Swt. jauhilah maksiat,
sesungguhnya Allah telah meletakkan cahaya di dalam hati,
maka janganlah engkau padamkan cahaya itu dengn
kemaksiatan”.
b. ikhlas karena Allah di dalam mencari ilmu. Seseorang tidak
diperkenankan mencari ilmu karena ingin kemuliaan diri
sendiri belaka. Hal ini memberi pengertian bahwa ketika
mencari ilmu, maka harus menanggalkan semua kebanggaan.
Mulai dari kebanggaan nasab, kedudukan, harta yang dimiliki.
Semuanya dilepaskan demi terjun meraih ilmu, baik ilmu
melalui tangan guru dan ulama’ dengan penuh keikhlasan
kepada Allah.
c. penuntut ilmu harus selalu mengambil faidah atau manfaat
dimanapun ia berada. Pencari ilmu mesti jeli melihat,
mengamati, dan meraih dari tiap jengkal langkah hidupnya.
Abu Al-Bahtani berkata, “Duduk bersama suatu kaum yang
ilmunya lebih baik daripada saya, lebih saya sukai daripada
duduk dengan kaum yang derajat ilmunya lebih rendah
terhadap diriku”. Mengapa?, jawabannya, “Jika aku duduk
orang yang dibawahku (keilmuannya) aku tidak bisa
mengambil manfaat, tapi jika aku duduk dengan orang yang
diatasku (keilmuannya) aku bisa mengambil manfaat
sebanyak-banyaknya”.
d. bersikap sederhana pada makanan dan minuman. Makan dan
minum adalah kebutuhan siapa saja, namun hal ini tidak lantas
untuk berlebih-lebihan, khususnya untuk pencari ilmu. Dalam
wasiyatul hikmah, dari Lukman al-Hakim berkata kepada
anaknya, “Wahai anakku, jika perut telah terisi penuh maka
pikiran akan beku, pikiran akan berhenti mengalir, dan badan
akan lumpuh dalam ibadah”. Imam Syafi’i bekata, “Aku tidak
pernah merasa kenyang sejak enam belas tahun silam, karena
kenyang akan membebani badan, mengeraskan hati, dan
menghilangkan kecerdasan”.

E. Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” (Al-‘Alaq : 1-5).

Ayat tersebut diatas mendorong Umat Islam untuk pandai


membaca, berfikir dan berkreasi. semakin banyak membaca, semakin
banyak manfaat yg diperoleh. Ilmu akan bertambah, bahasa makin baik,
dan wawasan makin luas. Bacalah alam ini. Bacalah AL Qur’an ini.

7
Bacalah buku-buku ilmu pengetahuan.Jadi sudah barang pasti, membaca
merupakan kunci pembuka untuk mempelajari ilmu pengetahuan.

Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yg


dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. tsb diatas. Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu
pengetahuan, sehingga setiap orang Islam baik laki – lakimaupun
perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu. Sabda Nabi : “Mencari ilmu
itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan” (HR. Ibnu Abdil
Bar). Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya.
Sabda Nabi : “Carilah ilmu meskipun di negeri Cina” (HR Ibnu ‘Adi dan
Baihaqi). Menuntut ilmu dalam Islam tidak berhenti pada batas usia
tertentu, melainkan dilaksanakan seumur hidup tegasnya dalam hal
menuntut ilmu tidak ada istilah “sudah tua”. Selama hayat masih
dikandung badan, manusia wajib menuntut ilmu.

Hanya caranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan


kemampuan masing-masing.Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini
diterangkan dalam Hadits Nabi SAW. “Carilah ilmu sejak buaian sampai
ke liang lahat”. Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi
derajatnya dibanding dengan yang tidak berilmu. Atau dengan kata lain,
kedudukan mulia tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu. Firman Allah
Swt. : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman diantara
kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Al
Mujadilah : 11). Dan firman Allah Swt. : “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” (Az-Zumar : 9) .
Sementara itu, penghormatan terhadap penuntut ilmu dijelaskan pula
dalam beberapa Hadits Nabi Saw. diantaranya :

“Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah Allah, sambil


membaca al Qur’an dan mempelajarinya kecuali mereka dinaungi oleh
para malaikat, mereka diberikan ketenangan, disirami rahmat dan selalu
diingat Allah”.”Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya
(menaungi) pada pencari ilmu karena senang apa yg sedang dituntutnya”.
Menurut hadits tersebut diatas, tempat-tempat majelis ilmu itu dinaungi
malaikat, diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang
Allah di singgasana-Nya.

Begitulah penghormatan yang diberikan kepada orang-orang yang


menuntut ilmu pengetahuan itu. Rasullullah SAW bersabda : “ Jadilah
orang yang pandai ( guru ) atau orang yang belajar ( murid) atau
pendengar setia atau orang yang mencintai ( menyetujui ) dan jangan
menjadi orang yang kelima , maka engkau akan rusak .”

8
Berdasarkan dari hadist di atas maka dalam hal ilmu dan
pemanfaatannya , manusia dapat digolongkan menjadi empat golongan ,
yaitu :

a. Orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu . Maksudnya ,


orang yang pandai dan dapat memanfaatkan kepandaiaannya
untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain. Golongan inilah
yang akan menjadi lampu penerang bagi sesama manusia.
b. Orang yang tahu tetapi tidak tahu kalau dirinya tahu .
Maksudnya , orang yang pandai tetapi tidak mampu
memanfaatkan kepandaiannya untuk kebaikan dirinya sendiri
dan orang lain. Golongan ini diibaratkan seperti pohon yang
tak berbuah , bahkan dapat membahayakan diri sendiri dan
orang lain , karena kepandaiaanya digunakan untuk
memenuhi hawa nafsu sendiri , misalnya untuk menipu .
c. Orang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak
tahu .Maksudnya , orang yang bodoh tetapi tidak menyadari
kebodohannya . Orang seperti ini biasanya mengikuti
kehendak diri sendiri , sulit diajak berbicara dan berpikir ,
sehingga susah diajak maju.
d. Orang yang tidak tahu , namun tahu kalau dirinya tidak tahu .
Maksudnya , orang yang bodoh , namun menyadari
kekurangan dirinya . Golongan ini masih baik karena mau
diarahkan menuju kepada yang benar dan mau berusaha
meningkatkan kemampuan dirinya .

Dalam menuntut ilmu ini , ada beberapa sabda Rasululllah yang


menyatakan betapa pentingnya ilmu itu bagi setiap orang .

1. Menyebarkan ilmu sebagai sedekah yang paling utama.


Sabda Rasulullah : “shadaqah yang paling utama ialah
seorang islam yang belajar suatu ilmu pengertahuan kemudian
ia mengajarkannya kepada saudaranya ( temannya ) muslim .”
(HR. Ibnu Majah) Menuntut ilmu akan memudahkan jalan
menuju surga. Sabda rasulullah : “ Tiadalah suatu kebahagian
bagi orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu
selain Allah SWT akan memudahkan jalan ke syurga.” (HR.
Thabtani dari Aisyah )
2. Bahayanya ilmu tidak digunakan dengan sebaik – baiknya .
Sabda Rasulullah : “ Sesungguhnya Allah tidak akan
mengambil ilmu yang telah diberikan kepada hamba –
hambanya , tetapi jika Allah menghendaki mengambil ilmu itu
dengan cara mengambil para ulama sampai tak ada sisa
seorang pun. Kemudian jadilah pemimpin yang bodoh – bodoh
yang apabila dimintai fatwa , maka fatwa itu tanpa ilmu yang
benar ,sehingga sesatlah pemimpin – pemimpin itu dan
menyesatkan orang lain.(HR. Bukhari)

9
3. Enggan menuntut ilmu akan rugi di hari kiamat.
Sabda rasulullah: “ Orang yang paling rugi / sengsara pada
hari kiamat ialah orang yang punya kesempatan untuk
menuntut ilmu pengetahuan , tetapi tidak mau menuntutnya .
Dan orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan sedangkan
sipendengarnya dapat mengambil manfaatnya tetapi
sipendengarnya tidak dapat mengambil manfaat ilmunya
sendiri.”(HR. Ibnu Asakir dari Anas ).

Cara menuntut ilmu yang baik menurut hadist yaitu :

“Bersemangatlah engkau dalam mencapai sesuatu yang bermanfaaat bagimu ,


mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa tak berdaya”.
(HR. Muslim)

Menurut sabda rasulullah di atas , dalam menuntu ilmu kita harus


sungguh-sungguh dan tidak putus asa . Banyaknya kendala dalam menuntut
ilmu , seperti sarana , biaya dan waktu janganlah membuat patah semangat
belajar . Bila semua anak menyadari hal tersebut , serta memperoleh dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak , maka tentu tidak ada anak usia sekolah yang
tidak belajar.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ilmu(atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia
dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Wahyu
sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki beberapa
arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu yang
dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya,
sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as- Shieddiqy: 27).
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata
wahyu.Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para
nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu yang
dimanifestasikan, diungkapkan. Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu
pengetahuan yang utama dalam islam. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan dan mewajibkan kepada ummatnya untuk senantiasa mencari
ilmu.

B. Saran

 Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang
berguna bagi umat manusia.
 Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat manusia.
 Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena
keduanya merupakan sumber ilmu yang paling utama.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

https://iralovestarmanulchan.wordpress.com/2012/11/05/islam-dan-ilmu-
pengetahuan/
http://aldy-firdani.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-islam-dan-ilmu-
pengetahuan.html

https://www.academia.edu/9465895/MAKALAH_AGAMA_ISLAM_DAN_ILMU_PENGETA
HUAN_
https://tebuireng.online/kedudukan-ilmu-pengetahuan-dalam-islam/

13

Anda mungkin juga menyukai