Anda di halaman 1dari 9

Short Case

HORDEOLUM INTERNUM OS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Muhammad Musa
040548220220121

Pembimbing:

dr. H. Ibrahim, Sp.M (K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Short Case

Hordeolum Internum OS

Oleh:

Muhammad Musa

040548220220121

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Departemen Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 24 Februari - 30
Maret 2020.

Palembang, Maret 2020

dr. H. Ibrahim, Sp.M (K)


STATUS PASIEN

1. Status Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sinar Raga Lorong H, Kelurahan 5 Ilir,
Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2020

2. Anamnesis (Autoanamnesis tanggal 3 Maret 2020 pukul 11.00 WIB )

a. Keluhan Utama
Mata kiri terasa mengganjal sejak 5 hari yang lalu

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 5 hari yang lalu, pasien mengeluh mata kiri terasa mengganjal dan
gatal. Pasien juga mengeluh terasa panas, nyeri, dan merasakan sensasi seperti
ada benda asing pada mata kiri. Pandangan terasa kabur tidak ada, mata merah
tidak ada, mata berair tidak ada, sering keluar kotoran mata tidak ada, mata
terasa silau tidak ada, kelopak mata sulit dibuka tidak ada.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
 Riwayat memakai kacamata (-)
 Riwayat trauma pada mata (-)
 Riwayat penggunaan obat (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat kencing manis (-)
 Riwayat darah tinggi (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit, thorakoabdominal
Suhu : 36,5o C
Status Gizi : Baik

b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/6 6/6


Tekanan P=N+0 P=N+0
intraocular

KBM
(Hirschberg Ortoforia
Test)
GBM 0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

Baik ke segala arah Baik ke segala arah


Segmen Anterior
Palpebra Tenang Tampak benjolan pada
palpebra inferior bagian
lateral, dengan ukuran
2x2x2mm berwarna merah,
pus (+), konsistensi lunak,
berbatas tegas, terfiksir dan
permukaan rata
Konjungtiva Tenang Tenang
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Pupil Bulat, central, refleks cahaya Bulat, central, refleks cahaya
(+), diameter 3 mm (+), diameter 3 mm

Lensa Jernih Jernih


Segmen Posterior
Refleks RFOD (+) RFOS (+)
Fundus
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
merah normal, c/d rasio 0.3, merah normal, c/d rasio 0.3,
a:v 2:3 a:v 2:3
Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)
Retina Kontur pembuluh darah baik, Kontur pembuluh darah
perdarahan (-) baik, perdarahan (-)

4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Slit Lamp

5. Diagnosis Banding
 Hordeolum internum palpebra superior OS
 Hordeolum eksternum palpebra superior OS
 Kalazion palpebra superior OS

6. Diagnosis Kerja
Hordeolum internum palpebra superior OS

7. Tatalaksana
1. Informed consent
- Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan yang dialami terjadi akibat
infeksi dan peradangan di kelopak mata.
- Menjelaskan kepada pasien mengenai rencana pengobatan yang
dilakukan.
2. KIE
- Dianjurkan kepada pasien agar selau menjaga kebersihan mata dengan
tidak mengucek mata dan rajin mencuci tangan terutama sebelum dan
sesudah menyentuh mata.
- Hindari menggosok mata jika kemasukan benda asing pada mata.
- Menjelaskan kepada pasien agar tidak menekan atau menusuk
benjolan pada mata.
- Kontrol ulang jika tidak ada perbaikan, direncanakan untuk dilakukan
insisi pada hordeolum.
3. Non Farmakologi
Kompres hangat 2-3x sehari selama 10-15 menit dengan menggunakan
handuk dan air hangat
4. Farmakologi
Chloramphenicol EO 1% 3x1 OS

8. Prognosis
• Okuli Sinistra
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
- Quo ad sanationam : Bonam

LAMPIRAN
Gambar 1. Okuli dekstra dan sinistra kondisi terbuka

Gambar 2. Okuli dekstra dan sinistra kondisi tertutup

Gambar 3. Inspeksi okuli dextra dan sinistra

Gambar 4. Inspeksi palpebra interna okuli sinistra


ANALISIS MASALAH
Ny. E, 36 tahun, datang karena mengeluh mata kiri terasa mengganjal sejak
5 hari yang lalu, Pada saat diraba, benjolan terasa lunak. Keluhan disertai rasa
gatal dan rasa mengganjal. Pasien juga mengeluh benjolan terasa panas, nyeri, dan
merasakan sensasi seperti ada benda asing pada mata kiri, terutama saat benjolan
tersentuh. Pandangan terasa kabur tidak ada, mata merah tidak ada, mata berair
tidak ada, sering keluar kotoran mata tidak ada, mata terasa silau tidak ada,
kelopak mata sulit dibuka tidak ada.
Pada pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit,
respiratory rate 20x/menit, suhu 36,5oC, status gizi baik. Pada pemeriksaan
oftalmologi visus mata kanan 6/6 dan mata kiri 6/6. Pada palpebral mata kiri
tampak benjolan, dengan ukuran 2x2x2mm berwarna merah, pus (+), konsistensi
lunak, berbatas tegas, terfiksir dan permukaan rata. Pemeriksaan segmen anterior
lain dan segmen posterior dalam batas normal.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan berupa benjolan
pada kelopak mata kiri berwarna merah dan nyeri. Benjolan pada kelopak mata
dapat didiagnosis banding dengan hordeolum internum atau eksternum, dan
kalazion. Diagnosis banding dapat disingkirkan satu per satu dengan melakukan
anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.
Pada anamnesis didapatkan keluhan ada benjolan pada kelopak mata kiri
yang berwarna kemerahan, nyeri, gatal, dan mata berair. Sedangkan pada
pemeriksaan oftalmologi didapatkan pada kelopak mata kiri atas tampak benjolan,
dengan ukuran 2x2x2mm, berwarna merah, pus (+), konsistensi lunak, berbatas
tegas, terfiksir dan permukaan rata. Mata kiri injeksi konjungtiva. Temuan ini
mengarah pada diagnosis hordeolum.
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata,
biasanya disebabkan infeksi Stahylococcus aureus pada kelenjar sebasea kelopak
mata. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus, sehingga dapat menyebabkan benjolan terutama ke bagian
konjungtiva tarsal. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan
mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum merupakan
infeksi kelenjar Zeis dan Moll yang terletak di lapisan supefisial palpebra.
Hordeolum eksternum dapat menyebabkan gejala yang sama seperti hordeolum
internum. Sedangkan kalazion adalah peradangan granulomatosa kelenjar Meibom
yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis pada kelenjar tersebut.
Gejala kalazion berupa adanya benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis, tidak
ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis.
Kemungkinan kalazion sebagai diagnosis utama dapat disingkirkan karena
pada riwayat perjalanan penyakitnya bersifat akut, ditemukan hiperemis dan nyeri
tekan pada benjolan di kelopak mata tersebut. Hordeolum internum biasanya
hanya terlihat apabila dilakukan pemeriksaan eversi kelopak mata dan seringkali
terjadi bersamaan dengan reaksi yang lebih berat seperti konjungtivitis.
Kalazion adalah radang granulomatosa kronik pada kelenjar meibom.
Umumnya ditandai oleh pembengkakkan setempat yang tidak terasa sakit dan
berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan
disertai nyeri tekan yang mirip hordeolum. Kalazion dapat disingkirkan pada
kasus ini karena pada kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak,
tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Terkadang pula
dapat mengakibatkan perubahan bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi
kelainan refraksi pada mata tersebut.
Dari keterangan di atas, tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah
berupa: kompres hangat 2-3x sehari selama 10-15 menit dengan menggunakan
handuk dan air hangat dan chloramphenicol eye ointment 1% setiap 3 kali sehari
pada okuli sinistra untuk mengatasi inflamasi. Maksud pemberian kompres hangat
yaitu untuk melunakkan jaringan granulomatosa agar pus dapar keluar dari
kelenjar yang terinfeksi.
Prognosis quo ad vitam pada mata kiri pasien ini adalah bonam karena
hordeolum tidak mengancam nyawa. Prognosis quo ad functionam pada mata kiri
pasien ini adalah bonam karena fungsi penglihatan tidak terganggu (visus tidak
menurun). Prognosis quo ad sanationam pada mata kiri pasien ini adalah bonam,
asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga.

Anda mungkin juga menyukai