Anda di halaman 1dari 4

Kasus 3

Seorang wanita, 35 tahun mengeluh mata kanan merah. Pada pemeriksaan


ditemukan : mata kanan : injeksi konjungtiva (+), injeksi siliaris (-) visus mata
dalam batas normal, terdapat discharge purulent warna kuning. Mata kiri : normal.

Pertanyaan :

1. Apa diagnosis kasus diatas ?

Dari hasil pemerikasaan yang telah dilakukan, suspek Konjungtivitis disebabkan


oleh bakteri.

KONJUGTIVITIS

Konjungtivitis adalah inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat disebabkan


oleh invasi mikroorganisme, reaksi hipersensitivitas atau perubahan degeneratif di
konjungtiva. Pasien biasanya mengeluh mata merah, edema konjungtiva dan
keluar sekret berlebih. Gejala tersebut terjadi akibat dilatasi vaskular, infiltrasi
selular dan eksudasi.

Berdasarkan penyebabnya, konjungtivitis dibagi menjadi konjungtivitis infeksi


dan noninfeksi. Pada konjungtivitis infeksi, penyebab tersering adalah virus dan
bakteri, sedangkan pada kelompok non-infeksi disebabkan oleh alergi, reaksi
toksik, dan inflamasi sekunder lainnya. Konjungtivitis juga dapat dikelompokkan
berdasarkan waktu yaitu akut dan kronik. Pada kondisi akut, gejala terjadi hingga
empat minggu, sedangkan pada konjungtivitis kronik, gejala lebih dari empat
minggu.1

Bersifat Infeksi :

1) Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh


Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, dan Haemophillus

Gejala konjungtivitis yaitu mukosa purulen, edema kelopak, kemosis


konjungtiva, kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis. Konjungtivitis bakteri
ini mudah menular dari satu mata ke mata sebelahnya dan dengan mudah menular
ke orang lain melalui benda yang dapat menyebarkan kuman. Konjungtivitis
bakteri dapat diobati dengan antibiotik tunggal seperti neospirin, basitrasin,
gentamisin, kloramfenikol, tobramisin, eritromisin, dan sulfa selama 2-3 hari.2

2) Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus merupakan penyakit umum yang disebabkan oleh berbagai


jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat
hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih
lama daripada konjungtivitis bakteri.

Konjungtivitis virus biasanya diakibatkan karena demam faringokonjungtiva.


Biasanya memberikan gejala demam, faringitis, secret berair dan sedikit, folikel
pada konjungtiva yang mengenai satu atau kedua mata. Konjungtivitis ini
biasanya disebabkan adenovirus tipe 3,4 dan 7 dan penyebab yang lain yaitu
organisme Coxsackie dan Pikornavirus namun sangat jarang Konjungtivitis ini
mudah menular terutama anak-anak yang disebarkan melalui kolam renang. Masa
inkubasi konjungtivitis virus 5-12 hari, yang menularkan selama 12 hari, dan
bersifat epidemic.2 Pengobatan konjungtivitis virus hanya bersifat suportif karena
dapat sembuh sendiri. Diberikan kompres, astringen, lubrikasi, dan pada kasus
yang berat dapat diberikan antibotik dengan steroid topical.2

Bersifat Non-Infeksi :

3) Konjungtivitis alergi

Konjungtivitis alergi merupakan bentuk alergi pada mata yang peling sering
dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh
sistem imun (Cuvillo dkk, 2009). Gejala utama penyakit alergi ini adalah radang
( merah, sakit, bengkak, dan panas), gatal, silau berulang dan menahun. Tanda
karakteristik lainnya yaitu terdapat papil besar pada konjungtiva, datang
bermusim, yang dapat mengganggu penglihatan. Walaupun penyakit alergi
konjungtiva sering sembuh sendiri akan tetapi dapat memberikan keluhan yang
memerlukan pengobatan.2

Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis


alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup,
keratokonjungtivitis vernal, keratokoknjungtivitis atopic dan konjungtivitis
papilar raksasa.

Pengobatan konjungtivitis alergi yaitu dengan menghindarkan penyebab


pencetus penyakit dan memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topical
dosis rendah kemudian ditambahkan kompres dingin untuk menghilangkan
edemanya. Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid
sistemik.2

4) Konjungtivitis Jamur

Konjungtivitis jamur biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan


merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak
putih yang dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem
imun yang terganggu. Selain candida sp, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh
Sporothtrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis
walaupun jarang.

Klasifikasi Gejala

Tabel 1.Gambaran beberapa jenis konjungtivitis ( Vaughan, 2010)

2.) Apa terapi farmakologis (obat, dosis, sediaan) yang sesuai untuk kasus
tersebut? Berikan alasan dengan bukti ilmiah.

Farmakologi terapi terhadap Konjungtivitis bakterial bergantung temuan


agen Mikrobialnya. Sebelum mendapatkan hasil kultur bakteri penyebab
konjungtivitis dilakukan penatalaksanaan terapi empirik. Terapi sistemik
diberikan pada pasien yang terinfeksi N.gonorhoeae dan N.meningitidis.
Norfloxacin 1.2 gm sehari selama 5 hari, Cefoxitim 1.0 gm atau Cefotaxime 500
mg. IV atau ceftriaxone 1.0 gm IM perhari selama 5 hari, atau Spectinomycin
2.0gm IM selama 3 hari. Antibiotik Topikal seperti tetes mata chloramphenicol
(1%), gentamycin (0.3%) atau framycetin 3-4 kali sehari. Bila tidak merespon
dapat diberikan antibiotik topikal seperti ciprofloxacin (0.3%), ofloxacin(0.3%)
atau gatifloxacin(0.3%).

Pemberian obat anti inflamatory dan obat penghilang rasa sakit seperti
ibuprofen dan paracetamol dapat diberi selama 2-3hari untuk mengurangi keluhan
yang dialami pasien. Pemberian steroid tidak direkomendasikan karena dapat
memperberat infeksi ke jaringan Kornea.
3.) Tuliskan resepnya

R/

Prognosis

Konjugtivitis bakterial umumnya baik dan sembuh sendiri tanpa pengobatan


yang berlangsung 10-14 hari dan jika diobati berlangsung 1-3 hari. Konjungtivitis
menahun mungkin tidak dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan
yang menyulitkan.

Daftar Pustaka :

Anda mungkin juga menyukai