Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adelia Rahmayanti

NIM : 061840421424
Kelas : 4 KIA

1. Jelaskan pengendalian menggunakan multi loop Kaskade berikut, menggunakan


Bahasa Indonesia yang anda tulis sendiri.

Pada pengendalian proses menggunakan multi loop kaskade pada gambar


yang berupa alat pembakar atau furnace. Furnace merupakan alat pemanas yang
mengkonsumsi bahan bakar berupa gas dengan jumlah yang sangat besar. Sehingga
diperlukan sistem kontrol yang baik pada bahan bakar, aliran udara (air flow), dan
temperatur. Pada pengendali multi loop kaskade memerlukan dua pengendali. Satu
pengendali sebagai induk atau master control dan yang lain sebagai hamba atau slave
control. Master control pada pengendalian ini temperature transmitter yang
mengirimkan sinyal listrik dari temperature logam cair ke Temperatur Indicator
Control ( TIC ) yang mengatur temperatur set point . Sedangkan slave control pada
pengendalian ini berupa temperature ruang bakar yang dideteksi dan dikirim sinyal
listriknya ke Temperatur Indicator Control ( TIC ).
Pertama bahan bakar gas masuk melalui saluran masuk bahan bakar menuju
burner. Adapun burner berfungsi untuk menaikkan dan menjaga suhu dalam ruang
bakar sehingga terjadi proses pelelehan dari logam. Selanjutnya Temperature
Transmitter (TT) akan mendeteksi temperatur logam cair dan mengirimkan sinyal
listrik ke Temperature Indicator Control (TIC). Temperatur logam cair dianggap
sebagai Process Variable (PV). Selanjutnya sinyal listrik berupa temperature logam
cair akan diteruskan ke Temperature Yield (TY). Di Temperature Yield (TY)
temperatur akan dikalkulasi apakah temperatur sesuai dengan batas temperatur yang
ditentukan yaitu 1800°F dan tidak boleh melebihi batas temperatur yang telah
ditentukan. Selanjutnya sinyal listrik berupa temperature yang telah diproses di
Temperature Yield akan dikirim ke Temperature Indicator Control. Dalam
pengendalian kaskade loop sekunder atau loop yang berada didalam harus lebih cepat
dalam menanggapi keadaan proses dibandingkan loop luar sehingga dapat meredam
gangguan sebelum berpengaruh pada variabel proses serta mempercepat tanggapan
sistem pengendalian. Sehingga fungsi dari slave control dijalankan dengan tujuan
yang telah disebutkan diatas.
Temperature Transmitter akan mendeteksi suhu ruang bakar dan
mengirimkannya berupa sinyal listrik ke Temperature Indicator Control (TIC). Sinyal
tersebut kemudian diproses oleh TIC dengan menggunakan pertimbangan dari
temperature set point yang didapatkan dari master control. Selanjutnya sinyal yang
telah diproses akan dikirim ke valve. TIC berfungsi mengatur pembukaan dari valve.
Apabila sinyal listrik berupa temperatur yang telah diolah sinyalnya melebihi dari
temperature set point maka valve akan menutup aliran udara (air flow) sehingga
burner akan mengecil. Sebaliknya apabila temperature minimum maka TIC akan
memerintahkan valve untuk membuka sehingga aliran udara dari blower akan masuk
ke burner dan temperatur naik karena pembakaran bertambah. Adapun proses
pembakaran yang mencampurkan udara terlebih dahulu disebut dengan aerated
burner.

2. Jelaskan pengendalian dari gambar di bawah ini,

Pada pengendalian proses diatas berupa pengendalian level/ketinggian cairan


didalam tangki. Pada pengendalian control kaskade terdapat dua pengendali. Master
control dalam pengendalian ini berupa pengendali yang menggerakan titik setel yaitu
Level Controller (LC). Slave control merupakan pengendali yang menerima set point
dalam pengendalian ini berupa Flow Controller (FC).
Pertama umpan akan terus masuk dengan nilai yang relative konstan secara
terus menerus kedalam tangki. Selanjutnya ketinggian tangki akan dideteksi oleh
Level Transmitter (LT). Kemudian LT akan mengirimkan sinyal listrik berupa
ketinggian tangki ke Level Controller (LC). Selanjutnya sinyal tersebut diproses di
LC dengan set point yang telah ditentukan sebelumnya. Flow Controller (FC)
menerima setpoint dari LC.
Pompa berfungsi untuk mnegalirkan air yang berada didalam tangki dengan
bantuan Flow Transmitter (FT) untuk mendeteksi besarnya aliran air dan
mengirimkan sinyal tersebut ke Flow Controller (FC). Selanjutnya sinyal yang masuk
dari FT dan LC akan diproses oleh Flow Controller (FC) dan mengirimkan perintah
ke valve untuk memperbesar atau memperkecil aliran air.
Jika ketinggian didalam tangki mencapai keadaan maksimum maka FC akan
memberikan perintah ke valve untuk memperbesar laju air dengan bantuan pompa
agar ketinggian tetap berada dalam keadaan yang diinginkan. Sebaliknya apabila
ketinggian didalam tangki berada dalam keadaan minimum maka FC akan
memberikan perintah ke valve untuk memperkecil aliran air agar ketinggian sesuai
dengan yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai