Anda di halaman 1dari 8

BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)

BAB VIII

8.2.1 EP 5 sebaiknya membuat jadwal Adanya surat delegasi


pelayanan farmasi sesuai dengan SK wewenang pelayanan
dan SOP pelayanan farmasi 24 jam. obat - obatan kepada
Apabila tidak ada apoteker yang bidan dan perawat untuk
bertugas tujuh hari dalam seminggu memberikan obat di shift
dan 24 jam sebaiknya didelegasikan siang dan malam.
kepada teknis kefarmasian (AA).
Referensi Permenkes No. 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.2 EP 3 Mengadakan pelatihan kepada AA Kelengkapan Pertemuan


dalam hal meracik obat dan (Undangan, notulen
labelling dan kepada Bidan dan rapat, daftar hadir, foto
Perawat dalam hal memberikan obat kegiatan)
kepada pasien.
8.2.2 EP 4 Petugas farmasi belum Adanya buku expedisi
melaksanakan sesuai dengan SOP. permohonan obat dari
Pengelolaan obat di gudang obat, di tiap ruang
ruang IGD dan di ruang kebidanan
sebaiknya dikelola sesuai standar.
8.2.2 EP 5 Petugas farmasi menjalankan harus Tersusun obat sesuai
sesuai SOP, mengatur kembali tata abjad, FIFO dan FEFO
letak obat sesuai abjad, FIFO dan serta sudah dituliskan
FEFO, kartu stok/kendali ditulis nama obat dengan
lengkap nama obat dan dosis obat lengkap dan dosis di
kartu stok.
8.2.2 EP 6 Sebaiknya Dinkes melakukan Melampirkan hasil
pengawasan terhadap penggunaan pengawasan dan
dan pengelolaan obat secara teratur. pengelolaan obat dari
Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan setiap
tahun.
8.2.2 EP 8 Dilaksanakan evaluasi terkait Adanya hasil evaluasi
penggunaan obat yang dibawa penggunaan obat yang
sendiri oleh pasien dan dimasukkan dibawa sendiri oleh
kedalam anamnesis penggunaan pasien di dalam rekam
obat di rekam medis. medis.
8.2.2 EP 9 Menjalankan sesuai dengan SOP. Adanya surat delegasi
Pintu narkotika 2 kunci yang wewenang pemegang
berbeda dan dipegang oleh 2 orang kunci pintu narkotika
yang berbeda sesuai dengan SK kepada Asisten
yang telah ditetapkan Apoteker.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.3 EP 2 Melaksanakan penyimpanan obat Obat disimpan sesuai


sesuai dengan SOP misalnya obat abjad dan ditulis dosis
disimpan sesuai dengan abjad dan obat lengkap pada kartu
ditulis dosis obat lengkap pada kartu stok.
stok.
8.2.3 EP 3 Pemberian obat kepada pasien harus Adanya monitoring
sesuai dengan SOP identifikasi identifikasi pasien pada
pasien serta penulisan dosis obat saat pemberian obat serta
yang jelas dilakukan penulisan label
obat yang jelas.
8.2.3 EP 5 Petugas farmasi melakukan Dilakukan pencatatan
pencatatan pemberian informasi, pemberian informasi
misalnya pada pasien yang obat dan tanyakan pada
mendapatkan obat TBC ada obat pasien efek samping
yang membuat urin menjadi merah, obat yang dirasakan oleh
tanyakan efek samping obat yang pasien kemudian dicatat
dirasakan pasien dan dicatat dalam dalam format efek
format efek samping obat. samping obat.
8.2.3 EP 6 Melengkapi bukti pelaksanaan, Adanya lembar informasi
misalnya membuat lembar informasi tentang petunjuk
tentang petunjuk penyimpanan obat penyimpanan obat di
di rumah rumah di tempat
penyerahan obat agar
pasien dapat membaca
ketika penyerahan obat.
8.2.3 EP 8 Petugas farmasi harus mengelola Adanya penulisan dosis
obat sesuai dengan SOP, obat lengkap pada kartu stok,
disusun sesuai abjad, penulisan obat disusun sesuai abjad
dosis lengkap dan sesuai dengan dan pencatatan suhu
standar FIFO dan FEFO. Pencatatan ruangan dilengkap
suhu ruangan obat dilengkapi dengan nama
mengetahui penanggungjawab. penanggung jawab.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.4 EP 1 Melengkapi pencatatan efek Adanya hasil evaluasi


samping obat beserta penulisan obat pencatatan efek samping
dan dosis obat yang jelas dalam obat di dalam rekam
rekam medis medis.
8.2.4 EP 2 semua efek samping obat Adanya pencatatan efek
didokumentasikan lengkap di rekam samping obat yang jelas
medis dalam rekam medis.
8.2.4 EP 3 Petugas farmasi harus memahami Adanya bukti
pentingnya identifikasi obat. pelaksanaan pelatihan
Manajemen resiko terbagi atas 2: 1. pmkp tentang identifikasi
Resiko yang belum terjadi dengan obat.
FME, 2. Resiko yang sudah terjadi
dengan RCA. Apabila obat tersebut
sudah diberikan kepada pasien dan
terjadi Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) dilakukan grading apabila
warna kuning dan merah gradingnya
segera dilakukan Root Cause
Analisis (RCA). Apabila tidak ada
kasus KTD dalam satu bulan dibawa
dalam rapat tim pmkp dibahas
8.2.4 EP 4 Melakukan pengumpulan data setiap Adanya hasil monitoring
bulan, monitoring dan evaluasi efek dan evaluasi efek
samping obat dan melaporkan hasil samping obat dan bukti
tersebut kepada tim mutu dan tim pelaporan hasil tersebut
pmkp, terdokumentasikan. Saran kepada tim mutu dan tim
untuk rencana tindak lanjut KTD pmkp setiap bulan.
dilakukan RCA.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.5 EP 1 Petugas farmasi harus menjalankan Melaksanakan


indentifikasi pasien dengan identifikasi obat sesuai
pemberian obat sesuai SOP. dengan SOP dan
Identifikasi manajemen resiko. Ada melakukan pencatatan
tidak ada KTC, KNC, KPC dan KTC,KNC,KPC dan
KTD harus dilaporkan dan KTD.
dicatatkan dalam laporan tim pmkp,
sehingga siklus PDCA bisa terlihat
8.2.5 EP 2 Petugas farmasi mengumpulkan data Melaksanakan evaluasi
setiap bulan terkait ketepatan setiap bulan terkait
identifikasi pasien dengan peresepan ketepatan identifikasi
obat. Manajemen resiko yang belum pasien dengan peresepan
terjadi dengan FMEA dan obat.
manajemen resiko yang sudah
terjadi dengan RCA.
8.2.5 EP 3 Petugas kesehatan membuat format Membuat Laporan hasil
pelaporan untuk pelaporan identifikasi dan
identifikasi, setiap bulan harus dilaporkan tertulis dalam
dilaporkan kepada tim mutu apabila notulensi rapat mutu.
tidak ada kejadian tetap dilaporkan
tertulis dalam notulensi rapat mutu.
Memperlajari Manajemen Resiko
ada 2: 1. Manajemen resiko yang
belum terjadi dengan FMEA, 2.
Manajemen resiko yang sudah
terjadi dengan RCA.
8.2.5 EP 4 Tetap melakukan identifikasi Melakukan identifikasi
ketepatan pasien penerima obat ketepatan pasien
dengan peresepan obat, analisis dan penerima obat dengan
tindak lanjut dan tetap dilaporkan peresepan obat, analisis
dalam rapat tim mutu ada atau tidak dan tindak lanjut dan
ada KTC, KPC, KNC manajemen tetap dilaporkan dalam
resiko sebelum terjadi dilakukan rapat tim mutu.
dengan FMEA, tetap harus
dilaporkan tidak ada secara tertulis
dalam rapat mutu. Untuk KTD
manajemen resiko dilakukan dengan
RCA.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.6 EP 1 Melakukan pelabelan obat sesuai Adanya label obat di


standar seperti obat LASA, obat emergensi yang
menuliskan nama obat dan dosis tersedia pada unit - unit
obat lengkap. dan dosis obat lengkap
pada kartu stok.
8.2.6 EP 2 Saran trolley obat emergency, atau Adanya pencatatan
lemari obat emergency dijaga dan monitoring trolley
dilindungi dari kehilangan atau emergensi atau lemari
pencurian obat. Pada laci obat obat emergensi.
emergency harus dituliskan nama
obat dan dosis obat.
8.2.6 EP 3 Monitoring dan evaluasi serta tindak Adanya hasil monitoring
lanjut obat emergency yang terpakai dan evaluasi trolley
secara berkala ditingkatkan. emergensi secara
berkala.
BUKTI PELAKSANAAN RENCANA PERBAIKAN STRATEGIS (RPS)
BAB VIII

8.2.5 EP 1 Petugas farmasi harus menjalankan Melaksanakan


indentifikasi pasien dengan identifikasi obat sesuai
pemberian obat sesuai SOP. dengan SOP dan
Identifikasi manajemen resiko. Ada melakukan pencatatan
tidak ada KTC, KNC, KPC dan KTC,KNC,KPC dan
KTD harus dilaporkan dan KTD.
dicatatkan dalam laporan tim pmkp,
sehingga siklus PDCA bisa terlihat
8.2.5 EP 2 Petugas farmasi mengumpulkan data Melaksanakan evaluasi
setiap bulan terkait ketepatan setiap bulan terkait
identifikasi pasien dengan peresepan ketepatan identifikasi
obat. Manajemen resiko yang belum pasien dengan peresepan
terjadi dengan FMEA dan obat.
manajemen resiko yang sudah
terjadi dengan RCA.
8.2.5 EP 3 Petugas kesehatan membuat format Membuat Laporan hasil
pelaporan untuk pelaporan identifikasi dan
identifikasi, setiap bulan harus dilaporkan tertulis dalam
dilaporkan kepada tim mutu apabila notulensi rapat mutu.
tidak ada kejadian tetap dilaporkan
tertulis dalam notulensi rapat mutu.
Memperlajari Manajemen Resiko
ada 2: 1. Manajemen resiko yang
belum terjadi dengan FMEA, 2.
Manajemen resiko yang sudah
terjadi dengan RCA.
8.2.5 EP 4 Tetap melakukan identifikasi Melakukan identifikasi
ketepatan pasien penerima obat ketepatan pasien
dengan peresepan obat, analisis dan penerima obat dengan
tindak lanjut dan tetap dilaporkan peresepan obat, analisis
dalam rapat tim mutu ada atau tidak dan tindak lanjut dan
ada KTC, KPC, KNC manajemen tetap dilaporkan dalam
resiko sebelum terjadi dilakukan rapat tim mutu.
dengan FMEA, tetap harus
dilaporkan tidak ada secara tertulis
dalam rapat mutu. Untuk KTD
manajemen resiko dilakukan dengan
RCA.

Anda mungkin juga menyukai