Anda di halaman 1dari 4

Skenario 1

Seorang ibu memeriksakan bayi perempuannya yang berusia 18 bulan berat badan 10 kg,
dengan keluhan diare dan nyeri perut setiap hendak BAB.
Diare sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 5x dalam 24 jam, konsistensi cair berampas, ada
lendir, ada darah, tidak ada muntah sebelumnya. Anak demam 38,7°C, onset demam bersamaan
dengan diare.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata cowong, mukosa mulut kering, anak tampak
rewel. Pada anus didapatkan ruam. Hasil pemeriksaan penunjang Hb 13 gr/dl Ht 36,8% Leukosit
27.800/mm3, trombosit 556.000 U/L. Feces rutin: Leukosit 45/LPB, Eritrosit penuh/LPB, bakteri
+3, kista amoeba (+).
Anak lahir sponta cukup bulan ditolong bidan langsung menangis.
Anak saat ini minum formula, ASI tidak diberikan sejak umur 2 bulan. Ibu menceritakan
kalau botol susu dicuci dengan cara direndam menggunakan air hangat.
I. TERMINOLOGI
1. Kista amoeba (Iqbal): bentuk aktif dari suatu amoeba (sekar) juga merupakan bentuk
infektif (ingesti oleh manusia) dan bentuk diagnotif (Devina)
Kista dapat bertahan hidup selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun (Bagas)
2. Ruam (Dito): Ruam adalah kondisi kulit yang ditandai dengan iritasi, bengkak atau
gembung kulit yang diketahui dengan adanya warna merah, rasa gatal, bersisik, kulit
yang mengeras atau benjolan melepuh pada kulit. (Hafizh) Bisa disebabkan oleh cedera
mekanik seperti gesekan, garukan, penggunaan popok yang tidak tepat.(Victor) Suatu zat
yang bersifat Asam (baik itu zat organik maupun anorganik) dapat menyebabkan ruam
pada kulit apabila kulit terpapar terlalu lama (Bagas)

II. RUMUSAN MASALAH


1. Berapa frekuensi BAB normal bagi seorang bayi? Bagaimana perubahan konsistensi
feses pada setiap usia menurut asupan gizinya? (Bagas)
2. Interpretasi hasil pemeriksaan penunjang pada pasien? (Victor)
3. Pengaruh pencucian botol susu terhadap keluhan? (Nindya)
4. Adakah hubungan antara tidak diberikan ASI dengan kondisi pasien? Jika ada, apa?
(Amanda)
5. Dari interpretasi pemeriksaan fisik tersebut, info apa yang bisa didapat? (Bagas)
6. Apa kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding skenario ini? (Ega)

III. HIPOTESIS
1. Pola defekasi anak dipengaruhi oleh fungsi organ serta pola makan dan usia anaknya.
anak yang pola makan mengandung banyak serat biasanya frekuensi defekasinya lebih
sering dan konsistensi lunak. untuk yg tidak memakan banyak serat frekuensi dan
konsistensinya sebaliknya. bayi baru lahir lebih sering defekasi dibanding usia yg lebih
tua.
 frekuensinya beragam ada yang 8-10 kali per hari sampe 2-3x/minggu, rata-ratanya
1-2x/hari.
 warna feses umumnya berwarna kuning dan coklat.
 frekuensi mulai stabil saat usia 4 bulan. saat bayi berusia 6 bulan frekuensinya sdh
mulai mengikuti orang dewasa.
Sumber : Pola defekasi Anak (Sari Pediatri) dan IDAI (Nindya)

2. Interpretasi Pem. Penunjang berdasarkan skenario didapatkan:


- Hb 13 gr/dl [normal, N = 10,5 - 13,5 g/dL pada anak usia 6 bulan - 2 tahun]
- Ht 36.8 % [normal, N = 31,5 - 40,5%]
- Leukosit 27.800 /mm3 [meningkat, N = 6.000 - 17.500 pada anak usia 1-2 tahun]
- Trombosit 556.000 U/L [meningkat ringan (>500.000 - <700.000 U/L), N = 250.000
-450.000

Feces rutin :
- leukosit 45/LPB = peningkatan leukosit pd feses [normal 0-5/LPB], biasanya terjadi
pada disentri basiler, kolitis ulseratif dan inflamasi
- Eritrosit penuh/LPB = abnormal, eritrosit bisa terlihat karena adanya lesi pada kolon,
ataupun rektum [normal : 0-1/LPB]
- bakteri +3 = abnormal (pada disentri basiler Shigella, Campylobacter jejuni, E. coli,
Salmonella. Shigella merupakan penyebab paling umum)
- Kista amoeba (+) = adanya bentuk aktif dari amoeba
Source : Pediatric Reference Ranges
Thrombocytosis in children, Minerva Pediatr. 2011 Dec;63(6):507-13. (Devina)

Kista bukan bentuk aktif / invasif dari amoeba. Bentuk invasif nya adalah tahap
Tropozoit, yang dapat menyebabkan efek perdarahan GI Tract, menghancurkan epitel GI
Tract dll. Kista adalah bentuk Infektif (bentuk/fase masuk kedalam tubuh inang). Setelah
kista masuk ke inang, ia akan encsyt dan berubah menjadi Tropozoit. (Bagas)

3. Merendam botol dengan air panas saja tidak menjamin semua kuman bakteri yang
menempel pada botol luntur. Selalu bersihkan dengan menyeluruh agar si kecil bebas
dari ancaman penyakit akibat bakteri (e-journal unair PENCEGAHAN KEJADIAN
DIARE PADA BALITA MELALUI HIGIENITAS BOTOL SUSU)
Diare dapat terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit) alergi,
malabsorpsi, keracunan, adalah kategori besar penyebab diare. Pada balita, penyebab
diare terbanyak adalah infeksi. Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh infeksi.
Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran
toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit
dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit .
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan malabsorpsi.
(Eprints universitas muhammadiah) (Iqbal)
Kista amoeba tidak terbunuh oleh pencucian dengan sabun atau iodine / chlorine
konsentrasi rendah. Sehingga pada daerah endemik, diharuskan Merebus dengan Air
minimal 1 menit. ( Bukan dengan air hangat ) (Bagas)

4. Faktor diare pada bayi sesuai skenario adalah penggunaan sufor. karena sufor
mengandung protein casein yang susah dicerna oleh usus bayi walaupun sebenernya
sufor itu kandungannya sudah diubah sedemikian rupa, tapi whey sufor (protein) pada
proses pembuatannya telah merusak sifat antiinfeksi dari laktoferin, lisozim, dan
immunoglobulin yang sebelumnya terdapat pada susu sapi.
sumber : sari pediatric (Nindya)

Berdasarkan yang saya baca, baik ASI kolostrum, ASI dini, maupun ASI matur
mengandung sIgA yang berguna untuk mentranspor IgA dari tubuh ibu ke bayi dimana
IgA merupakan immunoglobulin predominan yang digunakan untuk pencegahan
perlekatan mikroorganisme patogen di lapisan mukosa sehingga jika jumlahnya kurang
maka perlekatan trofozoit amoeba di jaringan mukosa akan semakin mudah. Selain itu di
dalam ASI terdapat komplemen C3 yang berperan dalam menstimulasi respon inflamasi.
Jika jumlahnya kurang akan semakin berakibat buruk karena keberadaan komplemen C3
terutama C3a ditekan oleh enzim sistein proteinase yang dikeluarkan oleh amoeba
dengan cara menginaktivasi komplemen C3a.
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC100150/ (Victor)

5. Interpretasi Pemeriksaan Fisik


mata cowong, mukosa kering, dan Anak tampak rewel merupakan gejala dari dehidrasi.
gejala lain yang muncul pada dehidrasi adalah
* Kesadaran anak berkurang/letargis
* Ketika perut dicubit kembalinya kebentuk semula sangat lambat atau lama
* Haus (minum dengan lahap) atau malas minum
* Pemeriksaan adanya darah dalam tinja
(WHO, 2009) (Sekar)

ANAK REWEL menandakan ia masih mengalami Dehidrasi Ringan. Apabila anak


Diam, diberi rangsang tidak menjawab berarti ia telah mengalami Dehidrasi Berat
(Bagas)

6. Kemungkinan Diagnosis & Diagnosis banding


Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, kemungkinan diagnosis sementaranya yaitu
disentri amoebiasis
Sumber: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2943803/) (Hafizh)

IV. SKEMA
V. SASARAN BELAJAR
1. Definisi, Etiologi, Faktor Resiko dari Disentri Amoebiasis (Nindya)
2. Patofisiologi dari Disentri Amoebiasis (Amanda)
3. Manifestasi Klinis dari Disentri Amoebiasis (Devina)
4. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang dari Disentri Amoebiasis (Iqbal)
5. Tatalaksana dari Disentri Amoebiasis (Ega)
6. Edukasi dan Pencegahan dari Disentri Amoebiasis (Amanda) (cara pencucian botol, dan
langkah membuat susu formula yang baik) (Nindya)

Anda mungkin juga menyukai