DEMAM
BBDM KELOMPOK 13
TUTOR PEMBIMBING
dr. Yora Nindita, M.Sc
DISUSUN OLEH
Demam
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang ke IGD dengan keluhan badan demam naik turun
sejak 2 minggu ini, 3 minggu yang lalu pasien baru tiba dari tugas di Papua. Pada
pemeriksaan tanda vital : Tekanan daeah 120/80 mmHg, Nadi 100x/menit, RR
20x/menit dan suhu 39.5oC. Pemeriksaan thorax abdomen dalam batas normal. Dokter
lalu meminta izin untuk melakukan pemeriksaan darah rutin/lengkap. Untuk sementara,
dokter memberikan obat penurun panas.
BAB II
ISI
2.1 TERMINOLOGI
1. Demam
Keadaan dimana suhu tubuh berada diatas range normal (36,5-37,3oC) akibat
dari peningkatan pada set point termostat tubuh. Bisa disebut juga
hyperthermia.
2. Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan darah yang meliputi pemeriksaan Hb, Hematokrit, hitung leukosit,
hitung jenis leukosit, hitung trombosit, laju endap darah dan hitung eritrosit.
2.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah tanda vital normal?
2. Mengapa dilakukan pemeriksaan thoraks abdomen?
3. Mengapa dilakukan pemeriksaan darah rutin?
4. Apa perbedaan dari pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap?
5. Etiologi dan pathogenesis dari demam?
6. Mengapa pasien mengalami demam naik turun? Pristiwa apa yang mendasari?
7. Apa prognosis dari scenario tersebut?
2.3 BRAINSTORMING
2.3.1 Apakah tanda vital normal?
Tekanan darah normal (sistol 100-120, diastole 60-80) , denyut nadi
normal (60-100x/menit) , RR normal (16-20x menit), Suhu tidak normal
(normal : 36,5-37,5 derajat Celcius)
2.3.2 Mengapa dilakukan pemeriksaan thoraks abdomen?
PF thoraks abdomen dilakukan palpasi dan perkusi digunakan untuk
melihat adanya perbesaran organ vital seperti, hepatomegali dan
spleenomegali.
2.3.3 Mengapa dilakukan pemeriksaan darah rutin?
Untuk membantu menegakkan diagnosis karena demam merupakan
gejala dari banyak penyakit.
2.3.4 Apa perbedaan dari pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap?
Pemeriksaan darah rutin tanpa indikasi tertentu : pemeriksaan HB, LED,
hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit
Pemeriksaan lengkap : pemeriksaan dengan indikasi tertentu spt : hitung
jumlah eritrosit, masa eritrosit dan hematokrit.
2.3.5 Etiologi dan pathogenesis dari demam?
Etiologi : demam dibagi menjadi 2 :
Infeksi : bakteri : peneumonia dan ependisitis
Virus : influenza
Parasite : malaria
Non infeksi : kebersihan lingkungan dan makanan, suhu lingkungan,
stress, autoimun, dehidrasi.
2.3.6 Mengapa pasien mengalami demam naik turun? Peristiwa apa yang
mendasari?
Tubuh memiliki system termoregulator untuk mengatur suhu tubuh.
Demam dapat disebabkan oleh pathogen yaitu pyrogenic yang
menyebabkan kenaikan suhu tubuh karena efeknya ke hipotalamus dan
menyebabkan efek samping yaitu menggigil. Naik turunnya demam
disebabkan oleh leukosit, sel mast, dan sel radang menghilang,
penambahan gizi cukup memregenerasi sel radang, agen penginfeksi
bersembunyi di tubuh normal menghilangkan eksistensi radang,
penyakit. Peningkatan suhu tubuh diantisipasi oleh tubuh dengan
pengeluaran keringat.
Demam
Manifestasi
Penyebab Jenis Mekanisme
klinik
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal
Hematokrit (Ht)
Nilai normal
Leukosit
Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna
alias bening. Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti
basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat
dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit
tersebut justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika
memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter
akan memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.
Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit
anda kurang dari normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi
obat-obatan tertentu seperti obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane,
dan logam-logam tertentu, infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan.
Jika kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan
tubuh. Tubuh akan lebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi,
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus
(misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi
obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik
(terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus,
parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis
yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan
sulfonamid.
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk
penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Trombosit
Trombosit sering dikaitkan dengan penyakit ciri demam berdarah atau DBD.
Pada penderita DBD, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara
signifikan. Trombosit yang menurun menyebabkan terjadinya pendarahan pada
kulit karena trombosit berfungsi sebagai salah satu pembeku darah.
Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya
trombosit juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi
trombosit seseorang memang sangat rendah.
Nilai normal
Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah
seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak
sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah
maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel
darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.
Nilai normal
Dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan meningkat
: menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri,
anemia hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi kronis atau
kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik.
Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang
memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
Menandakan gagal jantung dan poikilositosis, Laju endap darah bisa menurun :
akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu
penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat
kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya
pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama
dengan darah keseluruhan.
Hitung eritrosit
Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan
komposisi terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2
(oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti
penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah
merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-
nilai seperti MCV dan MCHC.
Nilai normal
Eritrosit
Eritrosit
Hematokrit
3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa fakultas kedokteran, tentunya penting bagi kita untuk
mengetahui tata cara dalam mengedukasi masyarakat sekitar dalam kehidupan kita.
Kita harus turut serta dalam tindakan promotif dan preventif. Dalam kegiatan
promotif, diharapkan masyarakat mendapatkan makna dari pembelajaran mengenai
kesehatan agar mampu meningkatkan kemampuan kesehatan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams PL. Parathyroid Glands. Dalam Gray’s Anatomy. Edisi 28. London
: Churchill Livingstone. 1995 : 1897-8.
2. Sherwood, L. The Peripheral Endocrine Glands. Dalam : Human Physiology.
8th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2012 : 766-775.
3. Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. Philadelphia :
Saunders Elsevier. 2013.
4. Rodwell VW, Bender DA, Botham KM, Kennely PJ, Weil PA. Harper’s
Illustrater Biochemistry. 30th ed. New York : Mc Graw-Hill Education. 2015.
5. Hypercalcemia-Overview [Internet]. Mayo Clinic. 2017 [cited 26 February
2018]. Available from : http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/hypercalcemia/home/ovc-20316711