NIM : 160204033
KELAS : 3.1 PSIK
Patient safety merupakan isu global yang paling penting dimana sekarang banyak
dilaporkan tuntutan atas kejadian yang tidak disengaja yang mengakibatkan
cedera. Terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC)
(Mulyana, 2013). Di Utah Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD) ditemukan
sebanyak 2,9%, 6,6% diantaranya menyebabkan kematian mencapai 13,6 %.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika
berjumlah 33,6 juta pertahun (WHO, 2013).
1
Komite patient safety Rumah Sakit (KKP-RS) dalam laporan insiden keselamatan
pasien (IKP) insiden keselamatan pasien. Di Indonesia jumlah laporan (IKP)
setiap tahunya meningkat, diantara nya tahun 2007 sebanyak 145 kasus, tahun
2008 sebanyak 61 kasus, tahun 2009 sebanyak 114 kasus, tahun 2010 sebanyak
103 kasus, dan periode Januari – April tahun 2011 sebanyak 34 kasus. Pada tahun
2010 jumlah laporan IKP dirumah sakit pemerintah daerah lebih tinggi dari pada
rumah sakit swasta yaitu 16,45%. Jumlah laporan IKP dirumah sakit umum juga
lebih tinggi dari pada rumah sakit khususnya, yaitu 25,69% pada tahun 2010 dan
27,79% pada tahun 2011 (KKP-RS, 2011).
Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang
telah cukup lama dikenal ketika memberikan pelayanan kepada pasien. Perspektif
yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan
munculnya hambatan-hambatan teknik dalam hubungan perawat dokter. Kendala
psikologis keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya menempatkan
kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya yang dapat menjadikan
keduanya lebih solid dengan semangat untuk kepentingan pasien Komunikasi
yang tepat telah menjadi salah satu sasaran dari program patient safety yaitu
komunikasi yang efektif (Gaffar, 1999).
2
buruk merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan efek samping di
semua aspek pelayanan kesehatan, sehingga menimbulkan permasalahan dalam
pengidentifikasian pasien, kesalahan pengobatan dan transfusi serta alergi di
abaikan, salah prosedur operasi, salah sisi bagian yang dioperasi, semua hal
tersebut berpotensi terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien dan dapat
dicegah dengan meningkatkan komunikasi (Fadillah, 2017).
3
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, tujuan umun dan tujuan khusus :
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan komunikasi S-BAR dengan Penerapan
Patient Safety di Di Ruang Rawat Inap RS Sari Mutiara Lubuk Pakam
tahun 2019.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui penerapan komunikasi S-BAR Di Ruang Rawat Inap
RS Sari Mutiara Lubuk Pakam tahun 2019.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan Patient Safety Di Ruang
Rawat Inap RS Sari Mutiara Lubuk Pakam tahun 2019.
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Hipotesis
Ha : Ada Hubungan komunikasi S-BAR dengan penerapan Patient Safety
diruang rawat inap RS Sari Mutiara Lubuk Pakam tahun 2019.
Ho : Tidak ada hubungan komunikasi S-BAR dengan penerapan Patient
Safety diruang rawat inap Rs Sari Mutiara Lubuk Pakam tahun 2019
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah Analitik kolerasi dengan menggunakan
rancangan cross sectional atau desain potong lintang, untuk mengetahui
Hubungan Komunikasi S-BAR dengan Penerapan Patient Safety di ruang
rawat inap RS Sari Mutiara Lubuk Pakam Tahun 2019.
4
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat berjumlah 120 perawat yang
bekerja di Ruang Rawat Inap Rs Sari Mutiara Lubuk Pakam Tahun 2019.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang
rawat inap di Rs Sari Mutiara Lubuk Pakam yang berjumlah 30 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling dimana
yang menjadi responden adalah kebetulan ada atau tersedia.
n = 25% × N
25
n= × 120
100
n =30 perawat