Anda di halaman 1dari 11

ADAPTASI SIBLING

Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu: Desmawati, M.Kep, Sp. Mat,PhD.

Disusun oleh:

Suci Meliyani 1810711008

Rensi Hepi Farenta 1810711076

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan masakalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah yang berjudul Adaptasi Sibling ini ditulis guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas I. Didalamnya, penulis akan membahas konsep dasar kehamilan.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis makalah menyampaikan rasa hormat
dan ucapan dan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca.

Jakarta, 6 September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sibling rivalry banyak terjadi pada anak-anak yang berjarak usia sangat dekat (1 atau 2
tahun), sama beradu pada pertengahan masa anak (8-12 tahun) dan berjenis kelamin sama.
Akibatnya apabila tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa, sampai tua kakek nenek.
Sibling rivalry bukanlah kesalahan anak tertua, maupun anak-anak dalam keluarga, juga bukan
merupakan kesalahan orang tua semata, bahwa akar permasalahannya adalah kurangnya waktu
dan perhatian, akibat kondisi umum yang dimiliki oleh suatu keluarga.
Seorang kakak yang iri terhadap adiknya menganggap adik sebagai penyebab hilangnya
beberapa kenikmatan yang selama ini dinikmatinya. Iri hati kakak pada adik merupakan suatu
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sang kakak biasanya iri ketika ibu terkesan lebih
memperhatikan adik. Pearasaan iri semakin kuat karena adik biasanya lebih diperhatikan,
dikasihi dan disayang.
Bagi anak-anak, yang mereka perebutkan adalah waktu, perhatian, cinta dan penerimaan
yang diberikan orang tua kepada setiap anak. Dengan segenap kemampuan fisik dan mental yang
dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan kepada satu anak saja daripada harus
membaginya kepada beberapa anak sekaligus, apalagi setiap anak memiliki kebutuhan yang
berbeda.
Sumber permasalahan sibling rivalry muncul pada masalah anak itu sendiri, akan tetapi
orang tua harus bertindak dalam permasalah tersebut. Fungsi keluarga juga merupakan factor
yang mempengaruhi sibling rivalry karena anak-anak mereka berebut perhatian orang tua atau
karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih atau
membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain.

B. Rumusan Masalah

a) Apa pengertian sibling rivalry?


b) Penyebab terjadinya sibling rivalry?
c) Adakah segi positif dari sibling rivalry?
d) Bagaimana cara mengatasi sibling rivalry?
e) Bagaimana cara adaptasi sibling diterapkan sesuai perkembangan anak?

C. Tujuan Penulisan
Diharapkan setelah membaca makalah ini, mahasiswa mampu :
a) Memahami Pengertian Sibling Rivalry
b) Memahami Penyebab Terjadinya Sibling Rivalry
c) Memahami Cara Mengatasi Sibling Rivalry
d) Memahami Bagaimana cara adaptasi sibling diterapkan sesuai perkembangan anak
BAB II

A. Pengertian Sibling

Perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing
yang semula tidak ada (didalam hal ini saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap
mengancam posisi anak sebelumnya, ditunjukan dengan perasaan iri hari. Kehadiran anggota
keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis terutama pada saudara-
saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.

1. Pengertian Sibling Rivalry


a) Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling
bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu
perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme.
Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta
kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih.
b) Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara
laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih.

Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut


adalah hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari
5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi
hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate
relationship.

2. Penyebab Sibling Rivalry

Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:

a) Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin


menunjukkan pada saudara mereka.
b) Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari
orang tua mereka.
c) Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
anggota keluarga baru/ bayi.
d) Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
e) Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
f) Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.
g) Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
h) Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.
i) Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
j) Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
k) Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
l) Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada
mereka.

3. Segi Positif Sibling Rivalry

Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:

a) Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa


keterampilan penting.
b) Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
c) Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi
fasilitator.
4. Mengatasi Sibling Rivalry

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry,
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

a) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.


b) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
d) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama
lain.
e) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari
satu sama lain.
g) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga
adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
h) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
i) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka
sendiri.
j) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
k) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan
untuk anak-anak.
l) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu
sama lain.
m) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
n) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry
yang paling bagus.

5. Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan


Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan
bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar
akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan
takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan
merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.

Tingkah laku ini antara lain berupa:

a) Masalah tidur.
b) Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
c) Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap
jempol.

1) Batita (Bawah Tiga Tahun)

Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini
adalah usia 1-2 tahun.
Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:

a) Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu


sebelum kelahiran.
b) Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan
menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
c) Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan
oleh anaknya.
d) Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.

2) Anak yang Lebih Tua

Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur
3-12 tahun. Pada anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan
tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan
memberikan perhatian terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-
kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh
adiknya.

3) Remaja

Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan


mereka. Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi
ada juga yang larut dalam perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang
ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam
keluarganya, misalnya:

a) Berkurangnya ikatan kepada orang tua.


b) Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
c) Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan
mereka sendiri.
d) Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.
BAB III

Simpulan

Perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing
yang semula tidak ada (didalam hal ini saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap
mengancam posisi anak sebelumnya, ditunjukan dengan perasaan iri hari. Kehadiran anggota
keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis terutama pada saudara-
saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.

Saran

Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Rocmawati,L. 6 februari 2010. Sibling Rivalry. Diakses dari https://lusa.afkar.id/sibling-rivalry

Anda mungkin juga menyukai