PENDAHULUAN
Pendidikan tidak hanya sekedar proses formal yang dilakukan seseorang dari
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi saja. Bukan pula semata-mata hanya sebuah
proses yang dijalankan oleh seseorang untuk mendapatkan gelar atau pengakuan bahwa ia
telah menyelesaikan proses pendidikan tersebut. Jika baru sekedar memahami bahwa
pendidikan adalah apa yang disebutkan di atas, maka seseorang itu belum dapat dikatakan
Paul Engrand pada tahun 1970 mengemukakan konsep pendidikan sepanjang hayat,
long life education, sebagai laporan kepada UNESCO, yang berimplikasi berupa
terselenggaranya belajar sepanjang hayat, long life learning. Konsep pendidikan yang
diajukan oleh Paul Engrand tersebut selaras dengan konsep pendidikan yang juga
dicanangkan oleh Islam. Sebuah pepatah arab menyatakan “Tarbiyah madal hayah” yang
berarti “pendidikan sepanjang hidup”. Pepatah tersebut menjelaskan kepada kita bahwa
pendidikan tidak terbatas hanya pada pendidikan formal saja, dan juga tidak terbatas pada
usia. Melainkan bahwa seseorang itu harus terus melakukan proses pendidikan sampai akhir
hayatnya, dengan begitu seseorang akan menyadari bahwa pendidikan merupakan sebuah
Menyadari bahwa pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia, maka
dengan begitu akan terwujudnya manusia-manusia yang senantiasa belajar. Menurut Gagne,
belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berbuah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Seseorang dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
dapat bermanfaat dan merugikan diri serta orang lain melalui belajar. Ilmu yang dapat
Matematika sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan tidak hanya sekedar berisikan
rumus-rumus yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah soal dan juga tidak hanya ilmu
yang berisikan simbol atau notasi yang terkadang sulit dimengerti oleh siswa. Jika
matematika yang selama ini dipahami oleh siswa adalah hal yang demikian, maka tugas guru
adalah memberikan pemahaman yang benar kepada siswa bahwa matematika merupakan
salah satu dari cabang ilmu pengetahuan yang melatih orang-orang yang mempelajarinya
Berpikir itu sendiri menurut Bochenski merupakan perkembangan ide dan konsep.
Berkembangnya ide dan konsep tak lepas dari pengaruh informasi yang didapatkan
seseorang. Informasi yang didapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh seseorang
untuk melakukan sesuatu hal. Misalkan seseorang hendak memutuskan untuk memilih
sekolah mana yang akan dipilih berikutnya. Tindakan yang diambil yaitu memilih sekolah
didasari oleh informasi yang diperoleh mengenai kelebihan atau kekurangan sekolah
tersebut.
Proses berpikir merupakan bagian yang tidak akan pernah terpisahkan di dalam proses
belajar. Jika seseorang itu belajar, pasti akan terjadi proses berpikir di dalamnya. Begitu pula
dengan pembelajaran matematika, proses berpikir menjadi bagian yang penting. Hal ini
berkaitan erat bahwa matematika melatih seseorang itu berpikir dalam menyelesaikan suatu
bahan penyelesaian masalah serta membuat kesimpulan. Mengacu dari hal tersebut, lahirlah
proses berpikir yang sangat identik dengan pembelajaran matematika yang dinamakan
berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir reflektif. Keempat
kemampuan tersebut biasa disebut dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking skill).
Pada keempat kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut, terdapat kemampuan berpikir
matematika yang belum dikembangkan oleh sebagian guru di Indonesia yaitu kemampuan
berpikir reflektif matematis siswa. Hal ini mengakibatkan kemampuan berpikir reflektif
Dari hasil studi terhadap sejumlah siswa SMA di Indonesia memperoleh beberapa
temuan diantaranya: Dalam mengajar, guru lebih banyak memberikan rumus dan konsep
matematika yang sudah jadi dan tidak mengajak siswa berpikir untuk menemukan rumus
dan konsep matematika yang dipelajarinya; Hampir lebih dari 60% siswa belum mampu
mengaitkan, dan mengevaluasi. Kemampuan berpikir reflektif yang rendah ini pula yang
menjadi salah satu faktor rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah
matematis. Hal ini ditandai hasil tes PISA pada tahun 2012, Indonesia berada diperingkat
ke-64 dari 65 Negara yang berpartisipasi dalam tes dengan skor 375, jauh dibawah rata-rata
yaitu 494. Ditunjukkan pula bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
level 5 dan 6 sangat rendah, yaitu hanya 0,3 sangat jauh dari rata-rata 12,6. Berpikir reflektif
matematis merupakan salah satu proses berpikir yang diperlukan di dalam proses pemecahan
masalah matematis.7 Proses belajar, meneliti, dan memecahkan masalah akan maksimal
hasilnya apabila kemampuan berpikir reflektif seseorang cukup baik. Untuk itu penting bagi
guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa, sehingga dengan
kemampuan berpikir tersebut dapat membantu siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
matematis.
tergolong rendah diantaranya pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian guru di indonesia
masih menggunakan teacher centered learning atau pembelajaran terpusat pada guru,
dimana salah satu karakteristik pembelajaran berbasis teacher centered yakni receiving
hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru kurang adanya interaksi dan
pengolahan atas informasi yang didapat. Hal ini berlawanan dengan pembelajaran berbasis
student centered atau pembelajaran terpusat pada siswa, yang salah satu karakteristiknya
Oleh karena itu guru perlu menerapkan pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam
belajar, mengajak siswa untuk berpikir dan mengolah informasi yang didapatkan, sehingga
Seiring perkembangan zaman saat ini, para ahli telah banyak mengembangkan model
pembelajaran yang dapat mengajak siswa berperan aktif dalam pembelajaran, salah satu nya
dipercepat).
Model pembelajaran ini memiliki enam tahap pembelajaran yang dapat diingat dengan
mudah melalui singakatan MASTER yaitu: (1) Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran),
siswa harus dalam keadaan relaks, percaya diri, dan termotivasi dalam belajar. (2) Acquiring
The Information (memperoleh informasi), siswa dalam belajar memperoleh dan menyerap
fakta-fakta dasar. (3) Searching Out the Meaning (Menyelidiki Makna), siswa berdiskusi
dalam kelompok untuk menyelidiki makna yang terdapat pada fakta dan informasi yang baru
saja diperoleh. (4) Triggering The Memory (Memicu Memori), siswa diberikan pertanyaan-
pertanyaan seputar fakta dan informasi yang baru dipelajari untuk memicu memori serta
pemahaman siswa akan fakta dan informasi yang baru ia dapatkan. (5) Exhibiting What You
Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui), siswa mempersentasikan fakta dan
informasi yang baru saja dipelajari kepada siswa lainnya. (6) Reflecting How You’ve
pelajaran yang telah dipelajari dan bagaimana proses pembelajaran itu dilakukan.
mengolah informasi yang didapatkan, dimulai dari siswa mendapatkan informasi pada tahap
Acquiring The Information, berdiskusi untuk menyelidiki makna dari informasi yang
diperoleh pada tahap Searching Out the Meaning. Informasi yang bermakna yakni ketika
informasi yang baru didapat memiliki kaitan dengan informasi yang sudah ada sebelumnya,
dalam hal ini informasi tersebut dapat dijadikan modal dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan matematis. Tahap Triggering The Memory dan Exhibiting What You Know
adalah tahapan dimana siswa diuji tentang sejauh mana memahami informasi yang
didapatkan, baik itu diuji dengan pertanyaan ataupun dengan mempresentasikan informasi
untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa. Oleh karena itu peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran MASTER
B. IDENTIFIKASI MASALAH
2. Pembelajaran masih terpusat kepada guru dan siswa kurang terlibat aktif
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini dapat terarah serta efektif dan efesien maka diperlukan nya
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut
2. Kemampuan yang akan diteliti adalah kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
c. Dapat mengidentifikasi konsep dan atau rumus matematika yang terlibat dalam soal
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian-uraian di atas kita dapat merumuskan masalah di atas sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang memperoleh
E. TUJUAN PENELITIAN
dengan model pembelajaran MASTER dengan siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Siswa
Siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan berpikir
3. Bagi Guru
4. Bagi Sekolah
Jika hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran MASTER dapat meningkatkan
BAB II
A. DESKRIPSI TEORITIK
Kemampuan berpikir terbagi menjadi dua, yakni kemampuan berpikir tingkat rendah
(low order thinking skill) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking
skill). Diantara kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat kemampuan berpikir reflektif.
Kata kunci dari berpikir reflektif adalah refleksi. Jadi, berpikir reflektif merupakan
proses berpikir dimana terjadi aktivitas merefleksikan ide atau masalah atau informasi
yang diterima.1 Pengertian berpikir reflektif dapat ditinjau dari beberapa pendapat.
Kaparnos mengatakan bahwa berpikir reflektif adalah “The capacity of human minds and
brains in understanding and creating knowledge”, kapasitas pikiran dan otak manusia
Paden mengatakan bahwa berpikir reflektif adalah “An analysis and making
judgment about what has happened”, suatu analisis dan membuat keputusan mengenai
apa yang terjadi.3 Bruning menyatakan bahwa proses berpikir reflektif ini melibatkan
satu pengalaman ke depan dengan membuat pemahaman yang lebih dalam hubungannya
dan mengkoneksikan pengalaman atau ide-ide yang lain. King dan Kitchener
mengembangkan solusi yang baik untuk masalah yang tidak memiliki jawaban tunggal
dan jawaban yang benar jelas.6 Mazow memasukkan kerangka Weast menjadi panduan
kerja untuk kelas yang menunjukkan bahwa seseorang terlibat dalam berpikir reflektif
ketika ia:
bidang terkait
Lebih lanjut Dewey mengatakan terdapat lima komponen yang berkenaan dengan
yang dibutuhkan
Kemudian Dewey menjelaskan lima keadaan logis dalam pengalaman reflektif yaitu:
a. A felt difficulty yaitu kesulitan yang dirasakan terjadi karena konflik di dalam
pengalaman.
b. Its location and definition yaitu dalam situasi reflektif sederhana dalam merasakan
bahwa berpikir reflektif adalah sebuah proses berpikir seseorang dalam memahami,
dijadikan acuan seseorang itu apakah dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir
reflektif matematis yang baik ataupun sebaliknya. Indikator tersebut berdasarkan hasil
2. Dapat mengidentifikasi konsep dan atau rumus matematika yang terlibat dalam soal
yang digunakan.
yang digunakan.
3. Dapat mengidentifikasi konsep dan atau rumus matematika yang terlibat dalam soal
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar sejak awal sampai
akhir dan disajikan secara khas oleh guru.11 Berkenaan dengan model pembelajaran,
Bruce Joyce dan Marsha Weil mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran
yaitu:
Berkenaan dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi yang didapatkan
sehingga siswa dapat menemukan pemahamannya secara baik dan mandiri. Setiap proses
pembelajaran, selalu akan ada tiga komponen penting yang saling terkait satu sama lain.
Diantara ketiga komponen tersebut, proses merupakan bagian yang menjadi jembatan
atau penghubung antara materi ajar dengan hasil belajar. Jika proses yang digunakan
baik, maka materi ajar akan tersampaikan dengan baik sehingga hasil belajar yang
diharapkan baik pun dapat dicapai. Metode pembelajaran yang akan dipilih haruslah
menjadikan proses pembelajaran itu menjadi efesien, efektif dan menyenangkan. Diantara
banyaknya metode pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli, terdapat metode
sistematis terhadap pembelajaran untuk seluruh orang yang berisi elemen-elemen khusus,
yang ketika digunakan bersama mendorong siswa untuk belajar lebih cepat, efektif dan
menyenangkan.
dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi dengan
kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak
fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk
5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).
keenam tahapan tersebut dapat diingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan
a. Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran), siswa harus dalam keadaan relaks,
dan menyerap fakta-fakta dasar. Dimana siswa secara individual perlu melihat,
c. Searching Out the Meaning (Menyelidiki Makna), siswa berdiskusi dalam kelompok
untuk menyelidiki makna yang terdapat pada fakta dan informasi yang baru saja
diperoleh.
seputar fakta dan informasi yang baru dipelajari untuk memicu memori serta
e. Exhibiting What You Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui), siswa
mempersentasikan fakta dan informasi yang baru saja dipelajari kepada siswa lainnya.
bersama guru merefleksikan pelajaran yang telah dipelajari dan bagaimana proses
oleh guru di kelas. Model pembelajaran ini menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran
atau lebih dikenal dengan istilah Teacher Centered. Adapun strategi yang biasa
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal. Metode pembelajaran yang sering digunakan untuk mengaplikasikan strategi ini
1. Ida Fauziah Syam (2015) dengan judul “Pengaruh Metode Accelerated Learning terhadap
berbagai macam bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup suatu konsep, menggunakan prosedur atau operasi tertentu dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan
menerapkan metode accelerated learning dengan kelompok siswa yang belajar dengan
menerapkan model konvensional. Dimana nilai rata-rata kelompok siswa yang belajar
dengan menerapkan metode accelerated learning sebesar 58,52 sedangkan nilai rata-rata
kelompok siswa yang belajar dengan menerapkan model konvensional sebesar 47,45.
2. Fadhila Putri (2014) dengan judul “Pengaruh Pendekatan Metakognitif dan KAM
terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”. Ada pun indikator yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu : Mendeskripsikan situasi atau masalah matematik,
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar dengan
matematis jika ditinjau dari KAM siswa maka diperoleh kelompok KAM tinggi memiliki
rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis lebih tinggi dari pada nilai rata-rata
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berpikir reflektif matematis adalah sebuah proses berpikir seseorang dalam
reflektif matematis, siswa dengan sadar mampu menjalankan proses berpikir untuk
menemukan solusi permasalahan berdasarkan informasi yang didapatkan. Oleh karena itu,
kemampuan berpikir reflektif matematis sangat baik untuk dikembangkan oleh siswa di
model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
Model pembelajaran MASTER dapat membangun kesadaran siswa dalam belajar serta
didapatkan. Siswa diberikan motivasi untuk membangun kesadaran belajar dan melatih
siswa dalam memahami informasi sampai kepada menemukan sebuah konsep matematis
Kegiatan pembelajaran pada model MASTER terbagi menjadi enam tahapan yaitu
Tahapan pertama yaitu motivating. Pada tahap ini siswa mendapatkan motivasi melalui
penayangan video motivasi yang sudah disiapkan untuk membangun kesiapan belajar siswa
dan kesadaran siswa akan pentingnya belajar. Tahap awal ini membantu siswa untuk
Tahapan kedua yaitu acquiring. Pada tahap ini siswa dihadapkan pada suatu ilustrasi
permasalahan. Siswa diminta untuk membaca dan memahami ilustrasi tersebut dengan baik.
Untuk mengetahui informasi apa saja yang didapatkan pada ilustrasi tersebut. Pada tahap ini
indikator menginterpretasi.
Tahapan ketiga yaitu searching. Pada tahap ini siswa dihadapkan dengan pertanyaan
untuk menggali informasi yang didapatkan pada tahap sebelumnya. Pertanyaan yang
diberikan juga mengarahkan siswa untuk dapat menemukan konsep matematis apa yang
terdapat didalam ilustrasi tersebut. Pada tahap ini dapat membantu siswa untuk
dengan konsep yang baru saja ditemukan untuk memperkuat pemahaman siswa akan konsep
tersebut. Pada tahap ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir
Tahap kelima yaitu exhibiting. Pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
kepada temannya yang lain didepan kelas. Hal ini untuk memperkuat lagi pemahaman siswa
akan konsep matematis yang ia dapatkan. Pada tahap ini dapat membantu siswa untuk
Tahap keenam yaitu reflecting. Pada tahap ini siswa merefleksikan kemampuannya dalam
memahami konsep yang didapatkan dengan menyelesaikan soal yang yang diubah dari tahap
triggering. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam
memahami konsep jika soal yang diberikan terdapat informasi yang berbeda dengan soal
sebelumnya. Pada tahap ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa diatas, diduga model pembelajaran MASTER
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas, maka
matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran MASTER lebih
tinggi daripada kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional.”