Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rahma Anggita Sani

NIM/Absen : P07125118042

Matkul : PPGD

Penanganan Pasien Henti Napas Akibat Syok Anafilaktik

A. Pengertian Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena


dapat mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini berkembang dengan cepat dan
membutuhkan penanganan medis segera ketika terjadi. Syok anafilaktik terjadi dalam
hitungan detik atau menit setelah penderita terpapar oleh penyebab alergi (alergen).

B. Penyebab Syok Anafilaktik

Alergen adalah zat apa pun yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi
dalam tubuh penderita. Beberapa alergen yang dapat memicu reaksi syok anafilaktik, di
antaranya adalah:

 Makanan, seperti hidangan laut, telur, susu, kacang-kacangan atau buah-buahan.

 Sengatan serangga, seperti lebah atau tawon.

 Obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, antibiotik dan obat bius.

 Lain-lain, misalnya menghirup debu lateks.

C. Gejala Syok Anafilaktik

Gejala awal syok anafilaktik biasanya terlihat seperti gejala alergi. Gejala ini berupa
ruam pada kulit dan pilek. Namun setelah 30 menit berlalu, sejumlah gejala serius mulai
terlihat. Gejala syok anafilaktik lainnya yang patut diperhatikan adalah:

- Badan tiba-tiba terasa hangat.


- Pembengkakan bibir dan lidah.
- Bengkak di tenggorokan atau kesulitan menelan.
- Sensasi kesemutan pada kulit kepala, mulut, tangan, dan kaki, dll.
D. Pengobatan Syok Anafilaktik

Beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter dan perawat, yaitu:

1. Memberikan suntikan adrenalin.


2. Memberi oksigen tambahan.
3. Melakukan CPR bila terjadi henti jantung atau henti napas.
4. Memberikan cairan infus.
5. Memberikan obat lain untuk mengurangi gejala, seperti antihistamin, kortikosteroid,
atau obat beta agonis seperti salbutamol.
E. Pencegahan Syok Anafilaktik

Reaksi anafilaktis sulit untuk dicegah bila Anda tidak mengetahui bahwa Anda
memiliki alergi terhadap zat tertentu, karena pencegahan terbaik untuk mencegah syok
anafilaktik adalah menghindari alergen tersebut. Dengan membaca label keterangan pada
kemasan makanan, menghindari gigitan serangga, atau mengonsumsi antibiotik jenis lain
yang tidak menyebabkan alergi, Anda dapat terhindar dari reaksi alergi dan syok anafilaktik.

 Alur Penanganannya
A. CPR

CPR merupakan singkatan dari Cardiopulmonary Resuscitation. CPR adalah prosedur


pertolongan yang bisa dilakukan bila seseorang berhenti bernapas atau jantung berhenti
berdetak. Tujuannya untuk memberikan sirkulasi darah yang kaya oksigen ke otak agar
fungsi dasar otaknya bisa bertahan sampai ada tindakan medis lebih lanjut.

 Pertolongan CPR yang dimaksud meliputi :


1. pernafasan buatan dengan cara memaksakan oksigen masuk ke dalam paru-paru.
2. penekanan di area dada untuk membuat darah tetap bersikulasi di dalam tubuh
menuju otak.

Ada beberapa penyebab mengapa seseorang berhenti bernafas atau jantung berhenti.
Contohnya adalah perdarahan hebat, serangan jantung, tenggelam, terkena serangan stroke
atau overdosis obat. Tanpa oksigen, otak akan mengalami kerusakan permanen hanya dalam
waktu empat menit. Selanjutnya jika dibiarkan demikian, kematian bisa terjadi sekitar 4
sampai 6 menit setelahnya. Sehingga CPR harus terus menerus diberikan tanpa henti, sampai
korban bisa bernafas kembali. CPR juga harus terus dilakukan hingga detak jantung pulih
seperti normal atau sampai pertolongan medis datang.

CPR merupakan dasar dari proses pertolongan pertama pada korban henti nafas atau
jantung. Nantinya, akan dilanjutkan pada beberapa tahap berikutnya seperti penggunaan alat-
alat penopang kehidupan. Dalam banyak kasus, CPR berhasil memulihkan korban secara
sempurna. Saat yang tepat untuk memanggil pertolongan medis yaitu :

 Bila ada orang lain yang bisa melakukan CPR, segera panggil bantuan medis
 Bila Sahabat sedang berada seorang diri, segera pastikan apakah korban memerlukan
pertolongan. Bila ya, maka segera panggil bantuan medis, dan baru kemudian Sahabat
bisa melakukan CPR.
 Langkah-langkah CPR

Yang perlu diingat adalah harus melakukannya di tempat yang aman. Karena,
seringkali dalam keadaan darurat dan terburu-buru, pemilihan lokasi pertolongan pertama
tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan cenderung asal. Padahal jika pertolongan ini
dilakukan di pinggir jalan raya yang tidak aman, justru menimbulkan bahaya terjadi
kecelakaan, baik untuk penolong maupun untuk pasien.

Kemudian, untuk melakukan CPR, bisa melakukannya dengan langkah-langkah


sebagai berikut.

1. Perhatikan dan periksa apakah korban memberikan respon. Coba Sahabat tepuk bahu
korban dan tanyakan keadaan korban dengan suara keras. Pertanyaan yang diberikan
diharapkan singkat dan informatif, contohnya “Apakah kamu oke?” atau “Kamu baik-
baik saja?”
2. Segera panggil pertolongan darurat medis bila tidak ada respon.
3. Dengan hati-hati dan perlahan, posisikan korban dalam keadaan telentang di tempat
datar. Bila korban diduga mengalami patah tulang, Sahabat harus membaringkannya
dengan bantuan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari patah tulang
bertambah parah.
4. Sahabat bisa melakukan kompresi dada, dengan cara sebagai berikut.
- letakkan telapak tangan di atas dada, antara tulang iga dan pusar.
- letakkan tangan yang lain di atasnya.
- posisikan tubuh Sahabat persis di atas korban
- berikan 30 kali kompresi dada. Kompresi harus dilakukan dengan cepat dan kuat.
Tekan sampai sekitar 5 cm ke dalam dada kemudian lepaskan. Hitung 30
kompresi dengan cepat, dan amat dianjurkan bahwa Sahabat menghitung secara
lisan dengan suara yang keras. Ini dimaksudkan agar tidak ada kesalahan
berhitung.
5. Buatkan jalan nafas, dengan dua jari, Sahabat membuka mulut korban. Kemudian,
Sahabat angkat (dengan cara mengganjal) bagian leher agar kepala korban menjadi
tengadah.
6. Lihat, dengar dan amati apakah korban bernafas. Letakkan telinga Sahabat di dekat
bagian mulut, agar dapat diketahui apakah pernafasannya ada atau tidak sambal
memperhatikan baik-baik gerakan di dada bila ada.
7. Bila korban tidak bernafas atau mengalami kesulitan bernafas, harap Sahabat lakukan
hal-hal berikut :
- Letakkan mulut Sahabat di mulut korban dengan erat
- Pencet hidung korban
- Pastikan kepala korban tertengadah dan tahan dalam posisi itu, agar rahang tetap
terbuka
- Berikan dua kali hembusan nafas kuat-kuat sekitar satu detik, sampai dadanya
terangkat.
8. Ulangi terus sampai korban kembali bernafas atau jika pertolongan medis sudah
datang.

Bila korban kembali bernafas, penolong dapat memposisikan tubuh korban agar rilek,
namun tetap perhatikan ritme pernafasan korban. Harap penolong perhatikan bahwa
pernafasan buatan tidak boleh diberikan pada korban yang masih bernafas normal, tersedak
atau bergerak. Hal ini bisa mengakibatkan jantung berhenti berdetak dan justru berakibat
fatal.

Teknik CPR atau sering dikenal “Pernafasan buatan” ini sangat efektif dalam
membantu menyelamatkan orang dengan henti jantung.

Anda mungkin juga menyukai