Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

DENGAN TEMA :

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT VERTIGO

DISUSUSN OLEH :

REKI SAPUTRA

(008.01.31.17)

PEROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TARUMANAGARA

2019
KATA PENGANTAR

Asalamuallaikum wr.wb

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan
izin nya kepada saya untuk bisa mengerjakan “MAKALAH” ini saya buat untuk
memenuhi tugas mata ajar “KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III” saya menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekuranga dan kesalahan ,dalam isi maupun tulisannya
hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya, oleh kerna itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata yang saya sampaikan wabillahi topik walhidayah wasallamualaikum
wr.wb
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo adalah gejala kelasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup
cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam) (smeltzer & bare, 2002).
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala
,penderita merasakan benda benda disekitaranya bergerak-gerak memutar atau
bergerak naik-turun kerena ganguan pada sistem keseimbangan (sherwood,2006).
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang aertinya memutar merujuk pada
sensasi berputar sehingga mengganggu pada sistem keseimbangan (labuguen,2006).
BAB II
PEMBAHASAN
B. Definisi Vertigo
Vertere “suatu istilah dalam bahasa latin merupakan bahasa lain dari vertigo,
yang berarti memutar. Vertigo dalam kamus bahasa terjemah dengan pusing
(wahyono ,2007). Devenisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau lenier). Atau
gerakan horizontal dari tubuh atau lingkungan yang di ikuti atau diikuti oleh organ
yang berbeda dibawah yang berhubungan dengan saraf otonom dan mata (nistagmus)
(jannie,2001).
Aementara menurut gowers kapita selekta neurologi, 2005, membahas
vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek nya
yang berkaitan dengan penderita sisitem keseimbangan (ekuilibrum), vertigo
dapat’?//;[ digolongkan sebagai salah satu bentukkeseimbangan atau gangguan di
pahami di dalam ruangan. Banyak sistem atau organ tubuh yag ikut serta dalam
tubuh kita sistem pengaturan sistem vestibula. Sistem visual dan sisitem samato
sensorik (ptik proplose untuk memperjalankan keseimbangan atau ganguan dipahami
di dalam ruangan, maka di sepakati dua maka di sepakati 2 dan 3sistem tersebut
diatas harus di fungsikan dengan baik, pada vertigo penderita yakin atau melihat
lingkungan nya gerakan yang diselesaikan dengan mudah namun kadang kadang
membentuk garis seperti mau jatuh atau bergerak ke bawah pada penderita vertigo
kadang kadang dapat kita saksikan ada nistagmus nistagmus yaitu gerakan ritmik
yang sukarela dari pada bola mata ( lumban tobing,2003).
Vertigo adalah perasaan seolah olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah olah bennda di sekitar penderita bergerak berputar, yang biasanya melawan
dengan mual dan melepaskan keseimbangan. Vertigo dapat berlangsung hanya
beberapa saat saja dapat berlanjut sampai beberapa jam selama hari ini. Penderita
kadang kadang lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo ,bisa terus berlalu meski
tidak bergerak sama sekali ( israr. 2008).
Vertigo adalah kondisi pusing yang dirasakan luar biasa. Kerna yang
menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah berputar , ini disebabkan oleh yang
berpusat di era labirin atau rumah siput di daerah telingan. Keadaan ini kadang
kadang bertentangan dengan rasa mual dan ingin muntah. Bahkan penderita terpaksa
tak mampu bangkit dan terkadang jatuh kerena masalaah keseimbangan.
Keseimbangan tubuh yang dikendalikan oleh otak kecil.
C. Anatomi Vertigo
Jaringan saraf yang terkait dengan peroses timbulnya sindrom vertigo:
a. Reseftor alat keseimbangantubuh yang mendukung prosestransduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
.reseptor mekanis divestibulum
.reseptor cahaya diretina
.reseptor mekanis dikulit,otot dan persendian (ptik propios)
b. Saraf aferen, mentransfer dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak.
.saraf vestibularis
.saraf optikus
.saraf spinovestibulosrebelaris
c. Pusat pusat keseimbangan, menghadiri dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi / koordinasi dan persepsi: intiestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis.

D. Terapi Vertigo
Tatalaksan vertigo :
Kausal : (sebagianbesar kausa tidak diketahui).
VPPJ kanalitiasis, CRT (canalit reposisitin therapy atau vibrator vertigo servikal
(perputaran leher), traksi leher dan fisioterapi neuritis vestibuler, simtomatik,
neurotonik, anti virus dan latihan (rehabilitasi).
Simptomatik : untuk meminimalkan keluhan berputar dan gejala saraf otonom,
vestibular suppresant, antiemetik.
Rehabilitatif : latihan akan meminimalkan respon sistem vestibuler , sangat
menolong pada kelainan ferifer atau berkaitan degan pekerjaan ( pilot, pemain sirkus)
1. Istirahat
Terapi vertigo pertama adalah istirahat selama dan setelah serangan. Pastikan
anda beristirahat sebanyak mungkin, kerena istirahat dan relaksasi dapat
meminimalkan efek vertigo. Bila anda merasa pusing, duduk atau berbaring
dengan segera, gerakan mendadak, dan terkadang gerakan apapun bisa
memperparah sensasi vertigo yang dirasakan.juga hindari cahaya terang atau
berlrbihan, seperti lampu ,telepisi, atau lampu dari layar telphon sebaiknya
dimatikan agar tidak memperburuk kondisi orang tersebut.
2. Latihan fisik
Untuk terapi vertigo yg selanjutnya melakukan latihan fisik. Lakukan latihan fisik
seperti yoga biasa yang diimbangi dengan mengonsumsi makanan rendah garam,
kalori dan semua jenid gorengan.
3. Terapi vertigo dengan air
Vertigo atau pusing bisa disebabkan oleh dehidrasi pada tubuh yang mengurangi
volume darah sehingga suplai oksigen ke otak menjadi berkurang. Inilah nyg
menyebabkan seorang mengalami vertigo. Tubuh manusia membutuhkan
setidaknya 2,2-3 liter cairan setiaphari, air mineral adalah cairan terbaikyang
mudah diserap tubuh. Kerena itu. Air mineral tidak mengandung kalori tidak ada
kaffein dan bukan diuretik seperti soda,teh,
kopi dan jus.
4. Melakukan terafi vertigo manuever epley
Dari proses terspi vertigo yang merupakan pergerakan tubuh dan kepala tertentu
dengan posisi khusus dilakukan secara berlawanan.
Dimana masing masing posisi dipelihara minimal 30 detik, untuk memberi waktu
bagi particel kecil bergerak ke arah lain, dari saluran telingan dengan
mengandalkan tarikan gravutasi. Khusus untuk teravi vertigo manuever epley,
ada baiknya anda meminta ahli fisioterafi untuk mendapatkan hasil maksimal.
Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan partikel kalsium kecil yangmengadap
dari saluran telinga bagian dalam dan mengendalikan ke posisi yang tepat . proses
ini memanfaatkan efek schok dan efek dari sistem gravitasi.
5. Trapi vertigo menggunakan teknik bradt daroff
Untuk melakukan terapi vertigo ini, pengidap disarankan untuk tegak di sisi
tempat tidur dengan posisi kaki di gaantung tapi kaki kaki tidak boleh digerak
gerakkan maka mata tertutup dan terbaring spontan atau bergerak cepatke satu
sisi dan tahan selama sekitar 30 menit setelah itu duduklah ke posisi semula dan
puas untuk berirstirahat selama 30 detik kemudian lakukan gerakan seperti
sebelumnya.

E. Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebab antara lain akibat kecelakaan,
stres,gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak
aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan
keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam.
Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa
disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan
telinga dengan otak dan dalam otaknya sendiri (mardjuno,2008).
Keseimbangan dikendaliakan oleh otak kecil yang mendapat imformasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab
umum dari vertigo
(marril KA,2012)
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat,mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol,gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisir kularis di
dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional.
4. Vertigo ,infeksi telinga bagian dalam kerena bakteri, labirintis, penyakit maniere.
5. Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan neurologis : tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang yang disertai cidera pada labirin, persyarafan
atau keduanya.
7. Kelainan sirkulasi : ganguan fungsi otak sementara kerna berkurangnya aliran
darah ke salahsatu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral
dan arteri basiler

F. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah
sistem optik dan pro-prioseptik,
Jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei nervus III ,IV dan
VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan di tangkapoleh
reseptor vestibuler, visual ,dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi
fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanuya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diperoses
lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak
tubuh dalam keadaan bergerak.
Disamping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitar. Jika pungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan maka
proses pengelolahan informasi akan terganggu, akibat muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; disamping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/berjalan dan gejala lainnya
(price &wilson, 2006)

G. Menifestasi Klinis
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan
reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah,
lidah pucat dengan selaput putih lengke, nadi lemah, puyeng, (dizziness), nyeri
kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung,
gelisah, lidah merah dengan selaput tipis
(smeltzer & bare, 2002)

H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis.
Terapi menurut kang (2004), terdiri dari:
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif
b. Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo
1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.
2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.
3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala kiri dan kanan.
4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.
5. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
6. Gerakkan kepala secara berhati hati

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukan kelainan tulang atau
tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil contoh cairan
dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.
2. Pemeriksaan angiogram, dilakukan kerena diduga terjadi penurunan aliran darah
ke otak. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.
3. Pemeriksaan khusus : ENG, audiometri dan BAEP, psikistrik.
4. Pemeriksaan tambahan : EEG, EMG, EKG, laboratororium, radiologik.
5. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik, otologik,
pemeriksaan fisik umum (kang 2004)
J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
1. Letih, lemah, lesu
2. Keterbatasan gerak
3. Ketegangan mata, kesulitan membaca
4. Insomnia, bangun pada pagi hari sengan disertai nyeri kepala
5. Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
kerena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
1. Riwayat hypertensi
2. Denyut vaskuler, misal daerah temporal
3. Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas ego
1. Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu.
2. Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidak berdayaan depresi.
3. Kehawatiran,ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala.
4. Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
1. Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol,anggur, daging, tomat, makanan berlemak, jeruk, saus, hotdog,
MSG(pada migrain).
2. Mual/muntah,anoreksia (selama nyeri)
3. Penurunan berat badan
e. Neurosensoris
1. Pening, disorentasi (selama sakit kepala)
2. Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
3. Aura; fasialis, olfaktorius, tinitus.
4. Perubahan visual , sensitiv terhadap cahaya/suara yang keras,epitaksis.
5. Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempor.
6. Perubahan pada pola bicara/pola pikit
7. Mudah terangsang, peka terhadap stimulus
8. Penurunan refleks tendon dalam
9. Papiledema.
f. Nyeri/kenyamanan
1. Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migran,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
2. Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
3. Fokus menyempit
4. Fokus pada diri sendiri
5. Respon emosional/prilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
6. Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas voka
g. Keamanan
1. Riwayat alergi atau reaksi alergi
2. Demam (sakit kepala)
3. Gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis
4. Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
h. Intraksi sosial perubahan dalam tanggung jawab/peraninteraksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit
i. Penyuluhan / pembelajaran
1. Riwayat hypertensi, migran, stroke, penyakitpada keluarga
2. Penggunaan alkohol/ hormone, menopouse.

B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman : (akut/kronis) berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, stress dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasopressor.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat.
3. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi,
kurang kemampuan mengingat.

C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, stres dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasopressor.
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang
Kreteria hasil :
a. Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang atau hilang.
b. Tanda tanda vital normal.
c. Klien tampak rileks.

Intervensi dan rasional :

1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri. R : mengenal dan memudahkan


dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Anjurkan klien istirahat di tempat tidur .R : posisi yang tepat mengurangi intesitas
nyeri
3. Anjurkan posisi klien senyaman mungkin. R : posisi yang tepat mengurangi
penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
4. Anjurkan teknik relaksasi dan napas dalam. R : relaksasi mengurangi ketegangan
dan membuat perasaan pasien lebih nyaman.
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik. R :untuk mengurangi nyeri agar pasien
lebih nyaman
2. Koping individutidak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,
metode koping tidak adekuat.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat.
Kreteria hasil :
a. Klien mengindefikasi prilaku yang tidak efektif.
b. Klien mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang dimiliki.
c. Mengkaji situasi saat ini yang akurat
d. Menunjukan perubahan gaya hidup yang diperlukan/ situasi yang tepat.

Intervensi dan rasional :

1. Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.


R : mengenal sejauh dan mengendentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis
tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
R : klien akan merasakan kelegaan setelah mengunkapkan segala perasaan dan
menjadi lebih tenang.
3. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil
yang di harapkan.
R : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang di terimanya, dan
memberikan klien semangat dan harapan untuk pulih.
4. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
R : membuat klien merasa lebih berarti dan lebih di hargai.
5. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi,
kurang kemampuan mengingat.
R : klien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur, dan proses
pengobatan.

Intervensi dan rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.


R :mengetahuai seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
2. Berikan pejelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
R : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
3. Diskusikan penyebab individual dan rasa sakit kepala bila diketahui.
R : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
4. Minta klien dengan keluarga mengulangi kembali tentang meteri yang telah
diberikan.
R : mengetahui seberapa jauh pemehaman klien dan kelurga serta
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
5. Diskusikan tentang pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal.
R : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang
kurang baik.
6. Anjurkan klien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya
dan faktor faktor yang berhubungan.
R : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi
sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat
pada saat serangan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit vertigo biasanya dikenal dengan istilah “pusing tujuh keliling”
dikernakan seseorang yang sedang mengalami keadaan yang serasa berputar dan
lingkungan terasa berputar pula.padahal keadaan tubuh seseorang tersebut tidak
bergerak penyakit vertigo ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada prifer.
Dan juga penyakit vertigo disebabkan oleh kelainan telinga.

B. SARAN
Oleh karena itu kami menyarankan bagi anda agar bisa menjaga kondisi
kesehatan tubuh atau badan anda dengan baik dab benar agar tidak mudah mengalami
vertigo ini yang intinya , vertigo ini dengan bisa berbahaya dan bisa menyebabkan
kematian apabila tidak diatasi atau ditangani dengan tindakan atau penanganan yang
tepat dan cepat
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. E., 2000. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, edisi 3, EGC,jakarta.

Kang,L.S., 2004. Pengobatan vertigo dengan akupunktur,cermin dunia kedoktoran No.


144,jakarta

Labuguen, R.H., 2006.initial evaluation of vertigo in jurnal american family physician january 15,
volume 73, number 2.

Mardjono M. & sidharta P., 2008. Neurologi klinis dasar , dian rakyat ,jakarta.

Marril KA. Central vertigo. WebMD LLC. 21 januari 2011. Diunduh tanggal 13 november
2015,volum 73,number2.

Price, S. A. & wilson, L.M., 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Vol, EGC,
jakarta

Sherwood, L., 2001. Fisiologis manusia : dari sel ke sistem,edisi 2, EGC, jakarta.

Smeltzer, S.C. & bare, B.G., 2002. Buku ajar keperawatan medical-bedah brunner & suddarth,
vol:3, EGC,jakarta

Anda mungkin juga menyukai