Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Standarisasi Larutan

Disusun Oleh :
1. Yonanda Zahra A (P1337431219029)
2. Yastika Ayudhia L (P1337431219050)
3. Dhian Indah P (P1337431219051)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan kerja kami yang berjudul “Laporan Praktikum Standarisasi Larutan ”.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun
Daftar Isi
COVER................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I
 PENDAHULUAN.....................................................................................4
BAB II
 ISI..............................................................................................................5
BAB III
 PENUTUP................................................................................................10
BAB I
Pendahuluan

 Latar Belakang
Standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan
secara teliti konsentrasi suatu larutan. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya telah diketahui. Larutan standar kadang-kadang dapat dibuat
dari sejumlah contoh solute yang diinginkan yang secara teliti ditimbang dengan
melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya.
Cara ini biasanya tidak dapat dilakukan, akan tetapi karena relatif sedikit reaksi
kimia yang diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk memenuhi permintaan
analis akan ketelitiannya. Beberapa zat tadi yang memadai dalam hal ini disebut
standar primer. Suatu larutan lebih umum distandarisasikan dengan cara titrasi
yang pada proses itu dengan sebagian berat dari standar primer (Oxtoby, 2001).

Titrasi adalah penambahan secara cermat suatu larutan yang mengandung


zat yang konsentrasinya telah diketahui kepada larutan kedua yang mengandung
zat yang konsentrasi dari zat tersebut tidak diketahui, yang akan mengakibatkan
reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Titik dimana reaksi telah selesai
disebut titik akhir teoritis. Selesainya reaksi yaitu pada titik akhir ditandai
dengan perubahan sifat fisisnya, misalnya warna campuran yang bereaksi.
Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau
karena penambahan suatu zat yang disebut dengan indikator. Titik dimana
terjadi perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik
akhir titrasi sama dengan titik akhir teoritis (Suryani, 2011).

1.2 Tujuan

 Mahasiswa dapat mengetahui kosentrasi sesungguhnya suatu larutan


dengan menggunakan suatu larutan baku
BAB II
ISI

2.1Metode

ASIDI ALKALIMETRI
a. Standarisasi NaOH dengan H2C2O4 0,1 N

- Ambil 10,0 ml H2C2O4 0,1 N dengan pipet gondok (kuantitatif)


- Tambahkan 3 tetes PP 0,1 % (indikator)
- Lalu titrasi dengan NaOH 0,1 N
(TAT >> PINK)

b. Standarisasi larutan HCL dengan NaOH

- Pipet 10,0 ml larutan NaOH yg sudah distandarisasi


- Tambahkan 3 tetes PP 0,1%
- Lalu titrasi dengan HCL 0,1 N
(TAT>>WARNA PINK HILANG)

OKSIDIMETRI
a. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4 0,1 N

- Ambil 10,0 ml H2C2O4 0,1 N


- Tambahkan H2SO4 4N 5 ml
- Panaskan di hotplate (80 °C)
- Titrasi dengan KMnO4 0,1 N
(TAT >> MERAH UNGU PERTAMA/WARNA KMnO4 )
IODOMETRI & IODIMETRI
a. Standarisasi Na-Tio dengan K2Cr2O7

- Ambil 10,0 ml K2Cr2O7 0,1 N


- Tambahkan 3ml KI 20% & 5 ml HCL 6N
- Titrasi dengan Na-Tio 0,1N
(TAT>>KUNING MUDA)
- Tambahkan Amylum 1% 3ml (warna akan menjadi biru gelap)
- Lalu titrasi kembali dengan Na-Tio 0,1N
(TAT>>HIJAU MUDA TERANG)

b. Standarisasi I2 deangan Na-Tio 0,1N

- Ambil 10,0 ml Na-Tio 0,1N (yang sudah distandarisasi)


- Tambahkan 3 ml Amylum 1%
- Lalu titrasi dengan I2
(TAT>>BIRU GELAP)
ARGENTOMETRI
a. Standarisasi AgNO3 dengan NaCL 0,1 N (METODE MOHR)

- Ambil 10,0 ml NaCL


- Tambahkan 8 tetes KCrO4 5%
- Titrasi dengan AgNO3
(TAT>>MERAH BATA)

b. Standarisasi KSCN dengan AgNO3 0,1N (METODE VOLHARD)

- Pipet 10,0 ml AgNO3 0,1N


- Tambahkan 5 ml HNO3 6N Dan 1 ml Fe Allum 40%
- Titrasi dengan KSCN (kocok kuat kuat selama titrasi)
(TAT>> MERAH COKELAT)

2.2Hasil Diskusi

ASIDI ALKALIMETRI

a. Asidi >> Asam Oxalat 0,1 N = 10 ml

V1.N1=V2.N2

10,.0,1=10.N2

N2= 10.0,1/ 10 = 0,1N

TAT (PINK)
b. Alkalimetri>> HCL 0,1N =6 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,1=6.N2

N2=10.0,1/6=0,166

TAT (PINK HILANG)

OKSIDIMETRI

>>KMnO4 0,1N= 10,5 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,1=10,5.N2

N2= 10.0,1/10,5 = 0,095

TAT (MERAH UNGU)

IODOMETRI DAN IODIMETRI

a. Iodometri >> NaTio 0,1 N = 10 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,1=10.N2

N2= 10.0,1/10 = 0,1

TAT (HIJAU MUDA TERANG)

b. Iodimetri >> I2 0,1 N = 5,3 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,1=5,3.N2

NA= 10.0,1/5,3= 0,188

TAT (BIRU GELAP)

ARGENTOMETRI
a. Metode Mohr>> AgNO3 0,1N = 10,8 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,1=10,8.N2

N2= 10.0,1/10,8 = 0,092

TAT (MERAH BATA)

b. Metode Volhard >> KSCN 0,1 N =10,1 ml

V1.N1=V2.N2

10.0,092=10,1.N2

N2 = 10.0,092/10,1 = 0,091

TAT (MERAH COKELAT)


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Setiap larutan memiliki hasil warna berbeda beda

2. Cairan yang dibutuhkan titrasi berbeda beda

Anda mungkin juga menyukai