Anda di halaman 1dari 33

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI 2

JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN III

“PENETAPAN KADAR RIVANOL”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SINDIA PUTRI YANDA

NIM : G 701 18 005

KELAS/KELOMPOK : D/VI (ENAM)

HARI/TANGGAL : KAMIS,26 MARET 2020

ASISTEN : ADETYA MARYANI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakng
Spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara prinsip
spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber
cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.
Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultraviolet atau sinar
tampaknya. Kensentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan
jumlah sinar yang diresap ole zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi dipancarkan.
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang
berputar pada bagian dalam spektrofotometer (Sembiring, 2019).

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri atas


spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi.
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding. Prinsip kerja spektroskopi didasarkan adanya interaksi energi
radiasi elektromagnetik dengan zat kimia. Hasil interaksi tersebut bisa
menimbulkan satu atau lebih peristiwa seperti : pemantulan, pembiasan,
interferensi, difraksi, penyerapan (absorbsi), flouresensi, fosforiensi, dan
ionisasi (Cahyani, 2019).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui apa
itu yang dimaksud dengan rivanol serta mengetahui cara dan prinsip kerja
dari alat spektrofotometer Uv-Vis sehingga dapat menetapkan kadar rivanol
dengan menggunakan alat tersebut. Hal inilah yang melatar belakangi
percobaan ini dilakukan.

I. 2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud Percobaan
Memahami cara menganalisis kadar Rivanol dalam sediaan obat
menggunakan instrument spektrofotometri UV-Vis
I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui cara menentukan kadar Rivanol delam sediaan obat


menggunakan single point calibration

I. 3 Manfaat Percobaan
Manfaat pada percobaan ini yaitu dapat memahami dan mengetahui cara
menganalisis kadar Rivanol dalam sediaan obat menggunakan instrument
spektrofotometri UV-Vis dan menentukan kadar Rivanol dalam sediaan obat
menggunakan single point calibration.

I. 4 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu menganalisis dan menentukan kadar dengan cara
membuat larutan baku rivanol dalam H2SO4 0,1 N lalu dihitung
absorbansinya, dengan menggunakan sampel yaitu betadine, albothyl,
rivanol IKA 100 ml, rivanol PT Seino era Nusa dan onemed. Dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang memiliki prinsip kerja yaitu
apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi
dipancarkan. Kemudian dihitung konsentrasi sampel dan di amati hasilnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Etakridin laktat merupakan serbuk hablur, kuning, tidak berbau, rasa sepat
dan pahit. Etakridin laktat larut dalam 50 bagian air, dan 9 bagian air panas
dan dalam 100 ml etanol (95%) P mendidih. Berat molekul etakridin laktat
adalah 361,41. Nama lain dari etakridin laktat yaitu rivanol dengan nama
IUPAC 2-(etoksi-6,9-diaminoakridina monolaktat). Etakridin laktat
merupakan senyawa turunan akridin bekerja sebagai antibakteri dengan
mengikat secara kuat asam nukleat, menghambat sintesis DNA dan
menyebabkan perubahan kerangka mutasi pada sintesis protein. Sebagai
obat pengkompres luka rivanol dapat juga digunakan sebagai obat cuci luka,
dan obat kulit. Senyawa dari ammonium kuartener dapat bersifat
bakteriostatis dan bakterisid tergantung pada konsentrasi yang digunakan.
Etakridin laktat umumnya merupakan derivat dari basa amonium kuartener,
merupakan turunan akridin.Efektivitas etakridin laktat cenderung lebih kuat
pada bakteri gram positif dari pada gram negative (Susilawati, 2016).

Rivanol obat desinfektan berupa cairan berwarna kuming. Dapat digunakan


untuk perlakuan pengobatan parasit kulit ikan dengan perendaman lama
pada kadar 0,1 gram dalam 40-50 liter air , kadar 100 mg/100 mL air hangat
atau dingin, dapat digunakan untuk desinfektan melawan berbagai parasit
kulit. Untuk pengobatan jamur maka ikan dapat dioles dengan cara
mengeluarkan dari air dan obat dioleskan kedaerah yang sakit untuk
kemudian ikan dikembalikan ke air. Rivanol dalam air dapat dihilangkan
dnegan filter arang aktif. Rivanol merupakan racun pada mitosis maka bila
terlalu banyak atau terlalu lama perlakuannya ke ikan dapat membuat ikan
steril (Lesmana,2015).

Spektroskopi UV-vis merupakan salah satu metode yang paling bermanfat


untuk analisis kuantitatif. Karakteristik yang penting terkait dengan
spektrofotometri UV-vis ini adalah :1) penggunaan luas. Senyawa-senyawa
yang tidak menyerap juga dapat dianalisis secara spektrofotometri UV-vis
setelah dilakukan perubahan (derivatisasi) menjadi senyawa yang
mengandung gugus-gugus penyerap..2) Sensitivitas cukup tinggi, batas
deteksi yang umum untuk spektroskopi serapan berkisar 10-4 sampai 10-5 M.
kisaran ini bahkan dapat diperluas sampai 10-6-10-7 dengan modifikasi
prosedur. 3)Selektifitas cukup tinggi. 4) akurasi baik, kesalahan relatif
dalam konsentrasi yang dijumpai dalam metode spektrofotometri terletak
pada kisaran 1-5 %. 5)Mudah dan nyaman (Gandjar, 2018).

Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah


berdasarkan absorbs cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu
larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya.
Proses ini disebut “absorbs spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang
yang digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai
“kolorimetri”, karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak,
spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang ultraviolet dan
inframerah (Lestari, 2010).

Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling


populer digunakan karena metode ini dapat digunakan baik untuk sampel
berwarna juga untuk sampel tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible
atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV/Vis) melibatkan
spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat . Ini berarti menggunakan
cahaya tampak, uv dekat dan IR dekat . Penyeraoan dalam rentang visible
secara langsung mempengaruhi warn abahan kimia yang terlibat Nazar dan
Hasan, 2018).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI. III. 1979; 69)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest/Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat Tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar : -
Gugus akusokrom : -
Gugus kromofor : -

2. Etanol (FI. III. 1979; 65)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol/Alkohol
RM/BM : C2H5OH/46,7 g/mol
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap, dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas, mudah terbakar, dengan
meberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
kloroform dan dalam eter p
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai Pereaksi
Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat terhindar dari
cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 94,4% atau
95% atau 92,7% C2H6O
Gugus auksokrom : -OH
Gugus kromofor : -

Gugus kromofor : S=O

3. Asam sulfat/H2SO4 (FI III, 1979; 52)


Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rm/Bm : H2SO4/98,07
Rumus steruktur :

(Pubchem)

Pemerian : Cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna bau


sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang
1,84
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol dengan
menimbulkan panas
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Asam sulfat mengandung tidak kurang dari 95,0%
dan tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4.
Gugus ausokrom :

Gugus kromofor :
3. Rivanol (FI. III. 1979;62)
Nama Resmi : AETHACRIDINI LACTAS
Nama Lain : Etakridina laktat, Rivanol
RM/BM : C18H21N3O4..H2O/361,41
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk hablur; kuning; tidak berbau; rasa
sepat dan pahit. Larutan dalam air bereaksi
netral, jika diencerkan berfluoresensi hijau
Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air
panas dan dalam 100 ml etanol (95%) P
mendidih
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Bahan uji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0%
C18H21N3O4..H2O
Gugus ausokrom :
Gugus kromofor : C=O, C-N

II.3 Uraian Sampel


1. Betadine (MIMS, 2020)
Nama Sediaan : BETADINE
Komposisi : Povidone iodine 10%
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap iodium, penderita penyakit
thyroid dan wanita hamil serta menyusui
Indikasi : Infeksi
Efek Samping : Iritasi lokal, ruam, edema dan terbakar
Interaksi Obat : Lithium, bahan pengawet berbasis Hg
Dosis : Dewasa dan anak-anak (sebagai larutan 1%) bilas
atau kumur 10 ml dengan air hangat 4x sehari
Golongan Obat : Obat bebas terbatas
Diproduksi Oleh : PT. Mahakam Beta Farma
Nomor Batch :

Exp Date : September 2021

2. Albhotyl (MIMS, 2020)


Nama Sediaan : ALBOTHYL
Komposisi : Tiap 1 gram mengandung Policresulen 360 mg
Kontraindikasi : Hipersensitif dan pada ibu hamil
Indikasi : Antiseptik, keputihan, luka, koagulasi
Efek Samping : Reaksi hipersensitifitas
Interaksi Obat : Alkohol
Dosis : 1 tetes albothyl tambahkan ke dalam 5 tetes air
matang
Golongan Obat : Obat bebas terbatas
Diproduksi Oleh : PT. Pharon
Nomor Batch :
Exp Date : November 2022
3. Rivanol IKA 100 ml (MIMS, 2020)
Nama Sediaan : Rivanol 100 ml IKA
Komposisi : Etakridina Laktat 0,1%
Kontraindikasi : Reaksi hipersensitivitas dan kehamilan
Indikasi : Untuk pembersih luka
Efek Samping : Gatal-gatal, bengkak dan terbentuk ruam
Interaksi Obat : Larutan alkalin (Alkalin solutions)
Dosis : Sesuai kebutuhan
Golongan Obat : Obat bebas
Diproduksi Oleh : PT. Seino Era Nusa
Nomor Batch :
Exp Date : September 2023

4. Rivanol PT Seino era Nusa (MIMS, 2020)


Nama Sediaan : Rivanol
Komposisi : Aethacridini Lactas 0,1%
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Indikasi : Sebagai obat cuci luka, obat kompres luka dan
obat kulit
Efek Samping : Gatal-gatal, bengkak dan terbentuk ruam
Interaksi Obat : Larutan alkalin (Alkalin solutions)
Dosis : Sesuai kebutuhan
Golongan Obat : Obat bebas
Diproduksi Oleh : PT. Seino Era Nusa
Nomor Batch :
Exp Date : September 2022

5. Onemed (MIMS,2020)
Nama produk : Onemed
Komposisi : Hidrogen peroksida 3%
Kontraindikasi : pasien neuritis optik, penyakit hati yang
disebabkan oleh obat, anak usia < 13 tahun
Indikasi : Sebagai desinfektan atau pembersih luka
Efek samping : sakit tenggorokan, sakit perut, mual, muntah,
pendarahan dalam tubuh
Interaksi obat : Hidrogen peroksida berpotensi menimbulkan
efek korosif jika terkena mata, seperti
kemerahan, penglihatan menurun, bahkan
luka pada kornea.
Diproduksi oleh : PT Genero Pharmaceutical
No Batch :
Exp Date : September 2023

II. 4 Prosedur Karja (Tim Dosen, 2020)


1. Penetapan kadar rivanol dalam pelarut H2SO4 0,1N
a. Buat larutan H2SO4 0,1 N dalam air sebanyak 500 mL
Bila tersedia H2SO4 pekat (36 N), menggunakan gelas ukur
ambillah 1,39 mL H2SO4 pekat tersebut. Siapkan beker gelas 200
mL yang berisi 100 mL aquades. Masukkan asam sulfat pekat (1,39
mL) tersebut ke dalam beker gelas melalui dinsing perlahan-lahan.
Pindahkan ke dalam labu takar 500 mL, encerkan sampai tanda tera
larutan H2SO4 ini memiliki normalitas kurang lebih 0,1 N.
b. Buat larutan induk (Li) rivanol
Timbang 100 mg rivanol, masukkan ke dalam labu takar 100 mL,
tambahkan H2SO4 0,1 N sampai tanda batas. Larutan Li ini
mengandung 1 mg rivanol/mL atau 1μg rivanol/μL.
c. Buatlah larutan baku rivanol dalam H2SO4 0,1 N
Pipetlah 750 μL Li (1 μg/ μL), masukkan ke dalam labu takar 25 mL.
encerkan dengan H2SO4 0,1 N hingga tanda tera. Larutan ini disebut
dengan larutan baku rivanol yang mengandung 0,75 mg rivanol/25
mL.
d. Hubungkan spektrofotometerdengan sumber listrik, kemudian tekan
tombol on. Biarkan 15 menit untuk conditioning.
e. Lakukan scanning (dengan program survey scan) pada λ antara 350-
780 nm terhadap blanko (H2SO4 0,1 N). Cetaklah (print)
spektrumnya dan catat λ ya (missal 410 nm).
f. Ukurlah absorban laruan baku tersebut di atas terhadap blanko
H2SO4 0,1 N pada λ 410 nm. Catatlah nilai absorbansinya.
g. Dengan cara yang sama, ukur absorban larutan sampel. Bila
absorban sampel terlalu besar dibandingkan absorban baku, lakukan
pengenceran (usahakan absorban sampel memiliki nilai sama dengan
absorban baku ± 10%).
h. Hitung konsentrasi sampel dengan rumus :
absoebansi sampel
konsentrasi sampel= × konsentrasi baku
absorbansi baku

BAB III
METODOLOGI PERCPBAAN

i. 1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Timbangan analitik
3. Gelas kimia
4. Pipet volume
5. Labu takar
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Asam sulfat 0,1 N
3. Rivanol
4. Etanol 95%

III.1.3 Sampel
1. Betadine
2. Albothyl
3. Rivanol IKA 100 ml
4. Rivanol PT. Seino Era Nusa
5. Onemed

III. 2 Cara Kerja


1. Larutan H2SO4 0,1 N dalam air sebanyak 500 ml
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diambil H2SO4 (36 N) sebanyak 1,39 ml menggunakan gelas ukur
c. Diambil gelas kimia 200 ml yang berisi 100 ml aquadest
d. Dimasukkan H2SO4 (36 N) ke dalam gelas kimia
e. Dimasukkan larutan dalam labu takar 500 ml, encerkan hingga
tanda batas

2. Larutan induk Rivanol (Li)


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang 100 mg rivanol, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

c. Ditambahkan larutan H2SO4 sampai tanda batas. Larutan Li ini


mengandung 1 mg rivanol/mL atau 1μg rivanol/μL.

3. larutan baku rivanol dalam H2SO4 0,1 N


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dipipet 750 μL Li (1 μg/ μL) dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
c. Diencerkan dengan H2SO4 0,1 N hingga tanda batas

4. Pengukuran absorbansi dan konsentrasi


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dihubungkan spektrofotometer dengan sumber listrik
c. Dilakukan scanning pada λ antara 350-780 nm terhadap blanko
(H2SO4 0,1 N). Cetaklah (print) spektrumnya dan catat λ ya (missal
410 nm)
d. Diukur absorbansi laruan baku tersebut di atas terhadap blanko
H2SO4 0,1 N pada λ 410 nm
e. Diukur absorbansi larutam sampel dengan cara yang sama
f. Dihitung konsentrasinya

III. 3 Skema Kerja


1. larutan H2SO4 0,1 N dalam air sebanyak 500 ml

Alat dan bahan

-Disiapkan

-Dipipet 1,39 ml

H2SO4 (36 N)

-Dimasukkan

Labu takart 100 ml

Labu takar 500 ml


-Ditambahkan

-Dicukupkan

Aquadest

2. Larutan induk Rivanol

Alat dan Bahan


-Disiapkan

-Ditimbang

Rivanol 100 mg

-Dimasukkan

Labu takar 100 ml

-Dicukupkan

H2SO4 0,1 N

3. Larutan baku Rivanol dalam H2SO4 0,1 N

Alat dan Bahan


-Disiapkan

-Dipipet 1,39 ml

750 μL Li (1 μg/ μL),

-Dimasukkan

Labu takar 25 ml

H2SO4 0,1 N
-Dicukupkan

4. pengukuran absorbansi dan konsentrasi

Alat dan Bahan


-Disiapkan

-Dinyalakan

Spektrofotometer

- scanning pada λ 350-780 nm

blanko (H2SO4 0,1 N)

- Pada λ 410 nm

Larutan baku

-Dihitung

Konsentrasi dan
absorbansi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


IV. 2 Pembahasan
Spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara prinsip
spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber
cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.
Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultraviolet atau sinar
tampaknya. Kensentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan
jumlah sinar yang diresap ole zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi
dipancarkan. Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas
oleh cermin yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer
(Sembiring, 2019).

Tujuan pada percobaan ini yaitu Memahami cara menganalisis kadar


Rivanol dalam sediaan obat menggunakan instrument spektrofotometri
UV-Vis dan Mengetahui cara menentukan kadar Rivanol delam sediaan
obat menggunakan single point calibration.

Prinsip dari percobaan ini yaitu menganalisis serta menentukan kadar dari
rivanol dala sediaan obat, menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan
menggunakkann metode singlepoint calibration dengan menggunakan
beberapa sampel yang digunakan yaitu betadine, albhotyl, rivanol IKA
100 ml, rivanol PT. Seino era nusa, onemed. Prinsip spektrofotometri UV-
Vis menurut hokum lambert beer bila cahaya monokromatik melewatti
suatu media (larutan) maka sebagian cahaya tersebut diserap sebagian
dipantulkan dan sebagiannya lagi akan dipancarkan.

Cara kerja dari percobaan ini yaitu yang pertama menyiapkan alat dan
bahan, dibuat larutan H2SO4 0,1 N dalam air sebanyak 500 mL, diambil
1,39 mL H2SO4 pekat menggunakan gelas ukur, disiapkan beker gelas 200
mL yang berisi 100 mL aquadest dan dimasukkan asam sulfat pekat (1,39
mL) kedalam beker gelas, dipindahkan ke dalam labu takar 500 mL,
diencerkan sampai tanda tera larutan H2SO4, kemudian dibuat larutan
induk (Li) rivanol, timbang 100 mg rivanol, masukkan ke dalam labu takar
100 mL, tambahkan H2SO4 0,1 N sampai tanda batas dan dibuatlah larutan
baku rivanol dalam H2SO4 0,1 N, pipet 750 μL Li (1 μg/ μL), masukkan ke
dalam labu takar 25 mL. encerkan dengan H2SO4 0,1 N hingga tanda tera.
dan dihubungkan spektrofotometer dengan sumber listrik, kemudian tekan
tombol on dan dilakukan scanning (dengan program survey scan) pada λ
antara 350-780 nm terhadap blanko (H2SO4 0,1 N), setelah itu diukurlah
absorban laruan baku tersebut di atas terhadap blanko H2SO4 0,1 N pada λ
410 nm. Catat nilai absorbansinya dan dihitung konsentrasi sampel dengan
rumus kemudian diamati hasilnya serta didokumentasikan.

Alasan menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis pada percobaan ini


yaiitu digunakan untuk menganalisis kadar obat rivanol secara kuantitatif,
neraca analitik digunakan untuk menimbang bahan secara akurat, alasan
digunakannya labu ukur, yaitu untuk mengencerkan suatu larutan sifatnya
berbeda-beda, alasan digunaknnya pipet tetes untuk memindahkan cairan
dari sutu wadah-ke wadah yang lainnya dengan jumlah yang amat kecil,
alasan menggunakan pipet volume ialah agar dapat mengambil cairan
dengan volume tertentu dengan ketelitian lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani. (2019). Analisis Rhodamin B Pada Perona Kelopak Mata (Eye


Shadow)Yang Beredar Di Kota Magetan Secara Klt Dan Spektrofotometri
Uv-Vis. Universitas Setia Budi. Surakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesi Edisi


III. KEMENKES RI. Jakarta.

Gandjar dan Abdul. (2018). Spektroskopi Molekuler untuk Analisis Farmasi.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lestari. (2010). Bahaya Kimia : Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di


Udara. EGC. Jakarta.

Neldawati, DKK. (2016). Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar


Flavonoid untuk berbagai Jenis Daun Tanama Obat. UNP Air Tawar Barat
Padang. Padang

Palarie, DKK. (2019). Method of Determination of Rivanol by Laser Included


Fluorescence. University of Calivornia. Romania.

Susilawati, DKK. (2016). Analisis Etakridin Laktat pada Daging Ayam dengan
Metode Kromotografi Cair Kinerja Tinggi. Universitas Islam Bandung.
Bandung.

Tim Dosen. (2020). Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi II. UNTAD.
Palu.

WWW. Pubchem.com (Diakses pada 24 Maret 2020 pukul 19.15 WITA).

Anda mungkin juga menyukai