Makalah Konsep Posyandu Di Indonesia DHIYA RAMADHANI J1A118189
Makalah Konsep Posyandu Di Indonesia DHIYA RAMADHANI J1A118189
OLEH
DHIYA RAMADHANI
J1A118189
REGULER B 018
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul Konsep Posyandu di
Indonesia dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Diharapkan pembuatan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
para pembaca serta dapat dijadikan salah satu ilmu yang bermanfaat. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang membuat laporan ini
kurang sempurna, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang ada. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca akan sangat
membantu penulis kedepannya dalam pembuatan makalah yang akan mendatang,
sehingga kesalahan yang terdapat dalam makalah ini tidak terulang lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Posyandu...........................................................................................3
C. Manfaat Posyandu..............................................................................................5
D. Tujuan Posyandu................................................................................................6
E. Jenis-Jenis Posyandu..........................................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posyandu
Upaya perbaikan gizi di Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950-an yang
dimulai dengan pembentukan panitia perbaikan makanan rakyat di Jawa Tengah.
Pada tahun yang hampir bersamaan dilaksanakan kegiatan serupa di berbagai
negara lain. FAO dan WHO merumuskan suatu program yang dinamakan Applied
3
Nutrition Program (ANP) yaitu upaya yang bersifat edukatif untuk meningkatkan
gizi rakyat terutama golongan rawan gizi dengan peran serta masyarakat setempat
dengan dukungan dari berbagai instansi secara terkordinasi.
Tahun 1969 melalui pertemuan berbagai instansi dilahirkan nama UPGK
dengan menggunakan konsep ANP (Applied Nutrition Program) dari FAO-
WHO. Dalam perkembangannya pada tahun 1984 dicanangkan oleh masyarakat
dengan bantuan alat dan tenaga khusus dari pemerintah. Posyandu merupakan
salah satu bentuk Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). PKMD
merupakan suatu pendekatan yang kekuatannya terletak pada pelayanan
kesehatan dasar, kerjasama lintas sektoral dan peran serta msyarakat. [ CITATION
Rus11 \l 1033 ]
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang
berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri
Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986. Legitimasi keberadaan
Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman
Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali
Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan
administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran ini dilatarbelakangi oleh
perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian cepat berbarengan dengan
krisis moneter yang berkepanjangan.
Posyandu dikembangkan atas prakarsa Presiden Soeharto pada tahun
1984, Posyandu dulu pernah menjadi kebanggaan rakyat. Setiap bulannya, rakyat
berbondong-bondong mendatangi Posyandu yang dikelola berbasiskan
komunitas. Tenaga sukarelawan kesehatan di Posyandu—yang telah mendapatkan
pelatihan dari dinas kesehatan setempat—memberikan panduan kesehatan bagi
4
ibu hamil dan ibu menyusui. Selain itu, Posyandu juga memberi vaksinasi dan
makanan suplemen kepada bayi dan balita. Posyandu juga menjadi media deteksi
dini kasus-kasus malagizi dan kekurangan gizi pada bayi dan balita. [ CITATION
Wik19 \l 1033 ]
C. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga:
1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
2) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG
1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
3) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000
SI)
4) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
d. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
e. Mendukung pelayanan KB.
f. Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
5
3. Bagi Puskesmas
a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan
S1.
b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian
pelayanan secara terpadu.
D. Tujuan Posyandu
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
2. Membudayakan NKBS
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2018)
E. Jenis-Jenis Posyandu
6
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah
baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2
yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan
program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
7
Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip
JPKM.[ CITATION Wid12 \l 1033 ]
1. Perbaikan gizi
Kader Posyandu dan petugas kesehatan yang terkait bertugas
melakukan perbaikan gizi berdasarkan hasil pencatatan di Kartu Menuju Sehat
(KMS) Bayi, Balita dan ibu hamil berupa penyuluhan tentang tumbuh
kembang balita, makanan sehat, kurang darah (anemia), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Vitamin A, pemanfaatan pekarangan, dan
penyuluhan pemberian makanan tambahn (PMT) dan pemberian Vitamin A
dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi yang membutuhkan.
4. Imunisasi
Kader Posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki
atau yang termasuk sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan
8
memberikan peyuluhan mengenai imunisasi sedangkan mengenai pemberian
imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan. Pemantauan imunisasi harus
dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas
vaksinasi.
9
Selain itu terdapat Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan
pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung
dalam pembinaan Posyandu yaitu :
1. Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD
(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
2. Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda.
3. Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina
petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan KPD
(Kader Pembangunan Desa). [ CITATION Fyk15 \l 1033 ]
10
I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu
11
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
12
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2018)
5. Jenis-jenis posyandu, yaitu: posyandu pratama (warna merah), posyandu
madya (warna kuning), posyandu purnama (warna hijau, dan posyandu
mandiri (warna biru)
6. Kegiatan pokok di posyandu yaitu: perbaikan gizi, KIA, KB, imunisasi, dan
penanggulangan diare.
7. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat / keluarga terutama :
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
c. Ibu hamil
d. Ibu menyusui
e. Ibu nifas
f. Wanita usia subur.
8. Dasar pelaksanaan posyandu:
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-
program pembangunan masyarakat desa.
c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan BKKBN.
13
e. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara
paripurna. [ CITATION Fyk15 \l 1033 ]
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedatangan ibu di posyandu:
a. Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.
b. Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu.
c. Pekerjaan ibu.
d. Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat
e. Sarana dan prasarana di posyandu.
f. Jarak dari posyandu tersebut.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Wikipedia. 2019. Pos Pelayanan Terpadu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pos_Pelayanan_Terpadu. Diakses tanggal 18
Maret 2020.
16