Puji dan Syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga tugas ini
Makalah wawasan sosial budaya maritim merupakan salah satu tugas akhir
pada mata kuliah umum wawasan sosial budaya maritim pada jurusan Teknik
membantu dalam penyusunan tugas ini. Terutama kepada kedua orang tua saya
yang memberikan dukungan baik secara materi maupun non materi. Kepada dosen
penyusunan tugas ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak. Begitu juga dengan tugas ini. Penulis
menyadari didalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan perbaikan untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan adalah hasil manusia baik yang bersifat materi, maupun yang
nonmateri. Seperti detailnya bahwa kebudayaan itu mempunyai tujuh unsur, yakni
erat budaya dan adat istiadat yang berlaku secara turun temurun. Masyarakat
wilayah yang kering dan berbatu, tetapi bukan berarti mereka anti terhadap
perubahan.
strata sosial masih dijalankan yaitu karaeng, daeng, dan orang biasa. Pola patront-
jeneponto.
1.2 Tujuan Makalah
ISI
5o16’13” sampai 5o39’35” Lintang Selatan dan 12o4’19” sampai 12o7’51” Bujur
Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 74,979 ha atau 749,79 km2 dan jarak
114 km. Sehingga dengan panjang zona pantai tersebut memiliki pontensi yang
sangat besar dalam kemaritiman. Selain memiliki potensi yang sangat besar juga
mengandung ancaman yang sangat besar pula.. Berikut ini adalah ancaman bagi
Jeneponto masih sektoral dan masih kurangnya koordinasi antar instansi dan
Kabupaten Jeneponto juga dikenal sebagi penghasil nener dan benur ikan
produksi benur bandeng yang dihasilkan sebesar 8529 (ribuan ekor) sedangkan
rumput laut, telah menempatkan Jeneponto sebagai salah satu penghasil rumput
laut terbesar di Sulawesi Selatan. Produksi rumput laut pada tahun 2007 mencapai
14377 ton. Potensi yang penting dari sektor ini juga adalah produksi garam.
kebutuhan garam yodium untuk provinsi Sulawesi Selatan saja, tetapi juga
yang utama. yang tidak memerlukan pengorbanan yang lebih besar dibandingkan
dengan sektor ekonomi lainnya seperti sektor industri, perdagangan, angkutan dan
termasuk PLTU Jeneponto yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2011.
Dananya sendiri berasal dari US$60 juta dari BRI dan sisanya US$ 140 juta dari
di Desa Punagaya, Bangkala sebagai tempat bongkar dan muat barang yang
sementara waktu digunakan untuk membongkar 100 ton batu barra per bulan.
sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan. Produksi
rumput laut pada tahun 2007 mencapai 14377 ton. Potensi yang penting dari
sektor ini juga adalah produksi garam. Wilayah Pesisir Kabupaten Jeneponto yang
tidak hanya mencukupi kebutuhan garam yodium untuk provinsi Sulawesi Selatan
saja, tetapi juga menyulai kebutuhan kawasan timur Indonesia. Kedepan, upaya
yang tinggi untuk komoditas unggulan ini. Kabupaten Jeneponto merupakan salah
rumput laut karena memiliki panjang pantai lebih dari 95 km dengan luas 749.79
Jeneponto dari tahun 2000-2004, luas areal pemeliharaan dan produksi rumput
laut mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu dari aspek
teknis usaha budidaya rumput laut lebih mudah dilakukan dan waktu
menguntungkan karena biaya pemeliharaan murah. Salah satu jenis rumput laut
Jenis ini mempunyai nilai ekonomis penting karena sebagai penghasil karaginan.
kebudayaan yang dikenal dengan adat istiadat yaitu karaeng dengan ata.
nenek moyang sampai sekarang masih berlaku adat istiadatnya. Karaeng adalah
sebuah nama yang diberikan kepada seseorang yang dianggap kuat dan terpercaya
kelas adalah hak dan privilege (right and privilaeges), kewajiban dan tanggung
jawab (duties and responsibilities), nilai sosial dan privasi (social velues and
(tiga) yaitu :
status ekonomi,
gelar,
pekerjaan lain.
Adat istiadat yang dimiliki oleh seorang karaeng sangat berbeda dengan
orang-orang yang bukan termasuk dalam kategori karaeng. Dari segi derajat
kemanusiaan yang dipahami, seorang karaeng adalah orang yang sangat dihargai
dan dihormati oleh masyarakat karena menganggap dirinya adalah orang yang
berbeda dengan sistem karaeng yang sekarang karena nilai-nilai karaeng yang
sesungguhnya sudah mulai luntur pada kalangan karaeng itu sendiri, bahkan
terlihat dan terbukti bahwa kebanyakan dari golongan karaeng sudah tidak
dibandingkan dengan karaeng yang tidak memiliki sifat khusus yang dimilki oleh
seorang karaeng pada khususnya. Dari segi adat istiadat yang dianut oleh seorang
Ata sangat berbeda dengan seorang karaeng, seperti halnya pada sistem
seorang Ata tidak pernah melakukan pernikahan kepada seorang karaeng karena
seorang Ata.
Namun pada perspektif sekarang ini yang nilai-nilai karaeng sudah mulai
menurun maka bisa saja terjadi proses pernikahan dengan seorang karaeng dengan
Ata. Seorang Ata sering dicacimaki oleh seorang karaeng kalau bermasalah
daerah kabupaten jeneponto. Ata dengan Karaeng sekarang ini sudah nampak dan
terlihat dihati masyarakat dari segi perkawinanya dan bahkan derajat seorang
karaeng akan sejajar dengan karaeng yang dimiliki pada hakekatnya. Oleh karena
itu, Ata merupakan bagian dari seorang karaeng. Akhirnya Jeneponto dinamakan
Dari sisi lain, meninggalnya baik seorang karaeng maupu Ata primitif
sistem kepercayaan yang sudah berlaku sejak lahirnya nenek moyang kita jadi
sifatnya berlaku sampai sekarang. Kalau ada orang meninggal, hari pertama
sampai hari ketiga masyarakat mengaji dan lanjut hari ketujuhnya sampai malam
ta’ziahnya, pada saat satu tahunya mereka mendoakannya lagi sambil membaca
lagi Alqur’an dan kuburannya ditembok atau diberikan suatu tanda dan dikenal
lebih baik.
Jeneponto terkenal juga dengan “Bumi Turatea” dan identik dengan kota
[ibukota kabupaten Jeneponto] maka akan tampak sebuah patung kuda sebagai
jeneponto juga tidak terlepas dari kuda. Hal ini membuktikan kabupaten
juga oleh kebiasaan masyarakat Jeneponto yang gemar memakan hasil olahan
kuda. Di pasar-pasar tradisional akan sangat susah untuk mendapatkan daging lain
Jika melakukan suatu pesta terutama pesta perkawinan, maka masyarakat tersebut
akan menyembelih kuda. Semakin tinggi tingkat sosial seseorang maka akan
Apabila dalam suatu pesta tidak tersedia masakan dari kuda terutama
“Gantala jarang”, maka akan mendapat suatu penilaian yang kurang baik terhadap
masyarakat terlebih lagi jika yang melakukannya dari golongan sosial atas.
jenepontonto.
dalam bahasa Makassar yang berarti sering marah tapi berotak dugu. Inilah istilah
yang melekat cukup erat terhadap masyarakat Jeneponto sampai saat ini. Dari
persentase para pejabat di kota Makassar jika kita mengambil sampel ini maka
meliputi kabupaten Bone, Sinjai, Wajo, dll. Sementara penduduk Jeneponto yang
dengan pekerjaan adalah tukang becak, kuli bangunan, buruh pelabuhan dan lain
daripada kerja di pemerintahan dengan mengambil hak orang lain dan korupsi.
Pedih rasanya hati ini jika menyaksikan semua ini, mengapa harus
ke permukaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan